2
PENANGANAN PADA PASIEN PERSIAPAN PREOPERASI
MYOMA /CYSTE
Operasional
3
9. Enema set/fleet enema untuk lavement
10. Air hangat untuk lavement dengan enema set
11. Sarung tangan disposible
PROSEDUR
1. Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang tindakan
operasi yang akan dilakukan
2. Memberikan informasi tentang biaya operasi dan meminta
pada pasien dan keluarga untuk menandatangani
persetujuan tindakan medik
3. Melakukan anamnesa dan pemeriksaan ttv pada pada
pasien
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter operator(dokter yang
akan melakukan pembedahan)
5. Melakukan kolaborasi dengan dokter anestesi untuk
pemeberian advis tentang persiapan operasi dan obat obat
yang diberikan sebelum berangkat ke kamar operasi
6. Menghubungi petugas kamar operasi
7. Melakukan huknah tinggi
8. Melakukan pencukuran pada daerah operasi
9. Menganjurkan pasien untuk puasa sesuai advis dokter
10. Memakai baju khusus untuk operasi
11. Memasang infus dengan jarum no 20 dengan cairan infus
sesuai advis dokter
12. Mengirim pasien ke kamar operasi dengan menggunakan
kursi roda atau brancard
Unit terkait Kamar bersalin
Kamar rawat inap obgyn
Kamar operasi
4
PERAWATAN PERDARAHAN HAMIL MUDA (Hamil <28 minggu)
5
- Perawatan abortus iminens:
- Pasien tirah baring
- Monitoring tanda tanda vital
- Memberi dorongan moril
- Diit gizi seimbang
- Kolaborasi dengan dokter untuk pengobatan dan tindakan
- Bila terjadi perdarahan banyak kolaborasi dengan dokter:
- Bila terjadi abortus insipiens perawatan lebih ketat
- Bila abortus inkomplit siapkan kuretase
- Bila terjadi kehamilan ektopik observasi ttv dan kadar hemoglobin serta
siapkan operasi
6
PERSIAPAN PASIEN DENGAN TINDAKAN BIOPSI
Prosedur Biopsi 1
Cocor bebek 1
Doek steril 1
Sarung tangan steri 1
7
Cucing
Depres 3
Betadin
2.Persiapan pasien:
Surat persetujuan tindakan
Botol keci berisi formalin
Timba
Perlak
Label bertulis identitas tentang nama,register
3.Penatalaksanaan
Menjelaskan pada pasien tentang tujuan dari tindakan
yang akan dilakukan
Meminta pada pasien dan keluaarga untuk
menandatangani surat persetujuan tindakan medis
Menyiapkan pasien pada tempat tidur gynekologi
dengan posisi litotomi
Menyiapkan alat alat dekat pasien
Melaporkan pada dokter bahwa pasien sudah siap
untuk dilakukan tindakan biopsi
Membantu dokter sselama dilakukan tindakan
Memberi identitas pada botol yang berisi bahan PA
dengan ditulis nama register
Mengantar bahan PA kelaboratorium dengan
membawa pengantar yang sudah ditulis oleh dokter
8
PERSIAPAN PASIEN DENGAN TINDAKAN VAGINA
TOUCHER (VT)
Prosedur PERSIAPAN
Sarung tangan satu pasang
Kapas steril dalam mangkok
Cairan savlon
Bengok
Sampiran untuk penutup
PRTOSEDUR
Petugas memberitahu tentang maksud dan tujuan
9
pemeriksaan dalam(VT) pada pasien
Pasien dipersilahkan tidur di ruangan
Sampiran dipasang,pakaian bawah dilepas
Petugas melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
Pasien diposisikan dalam posisi litotomi
Bidan memakai sarung tangan
Bagian labia mayor dan minor dibersihkan dengan kapas
savlon
Petugas melakukan pemeriksaan dalam sampai menyentuh
portio
Setelah menilai portio dan seluruh vagina hasilnya
didokumentasikan
Sarung tangan yang habis dipakai dibuang di samaph medis
10
PERSIAPAN PASIEN DOUGLAS PUNCTIE
Prosedur PERSIAPAN
Persiapan alat
1. Steril:bak instrumen besar
11
Spekulum cocor bebek 1
Sarung tangan steri 1 pasang
Cucing 1
Tampon tang 1
Depres
Spuit 10 cc
Doek steril
PROSEDUR
2. Menjelaskan pada pasien tentang tujuan yang akan di
lakukan
3. Meminta pasien dan keluarga untuk menandatangani
persetujuan tindakan medis
4. Menyiapkan alat alat didekat pasien
5. Menyiapkan pasien ditempat tidur gynekologi dengan posisi
litotomi
6. Memberitahu pada dokter bahwa pasien sudah siap untuk
dilakukan tindakan
7. Membantu dokter melakukan tindakan douglas punctie
8. Setelah pasti terdiagnosa KET dokter menjelaskan pada
keluarga tentang tindakan operatif yang akan dilakukan
9. Pasien dibersihkan dan dipersiapkan untuk tindakan
operatif
12
PERSIAPAN PASIEN TINDAKAN KURET
TanggalTerbit Ditetapkan
DIREKTUR
4 Februari 2019
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
13
1 Steril terdiri dari bak instrumen yang berisi alat kuret
Spekulum 1
Tampon tang 1 Tenakulum 1
Uterus sonde 1
Sendok kuret 3
Cucing
Depres
Sarung tangan steriDoek steril
2.Tidak steril
Ember berisi kendil
Tensi meter
Termometer
Oksimetri
Oksimetri
Lampu tindakan
Waslap
3.Persiapan obat obatan
Obat anestesi sesuai dengan advis dokter
Sputi 5 cc,3cc,10cc
Iv cateter no 20
Betadin
Alkohol swab
Aqubides inj
Utrotonika injeksi
PROSEDUR
1. Menerima pasien baru
2. Melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
3. Memberikan informed consent dan meminta pasien untuk
menandatangani persetujuan tindaka medis
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter tentang jadawal
dilakukan kuret jam berapa
5. Bila sudah mau dilakukan kuret pasien dipasang iv kateter
14
6. dan diposisikan tidur litotomi
7. Menyiapkan obat anestesi sesuai advis dokter
8. Membantu dokter dalam melakukan tindakan kuret
9. Bila sudah selesai rapikan pasien dan lakukan
dekontaminasi alat kuret
10. Melakukan observasi ttv setelah tindakan kuret
Unit terkait 1.Unit VK/bersalin
15
PENANGANAN PADA PASIEN PERSIAPAN PREOPERASI
KET(KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU)
PROSEDUR PERSIAPAN
1. Obat obat persiapan tindakan operasi sesuai advis dokter
2. Lembar persetujuan operasi
3. Baju operasi
4. Tensimeter dan stetoskop
16
5. Termometer
6. Kursi roda atau brancard
7. Alkohol swab
8. Alat cukur disposible
9. Obat obat persiapan tindakan operasi sesuai advis dokter
10. Lembar persetujuan operasi
11. Baju operasi
12. Tensimeter dan stetoskop
13. Termometer
14. Kursi roda atau brancard
15. Alkohol swab
16. Alat cukur disposible
17. Buku pengantar laboratorium untuk pemeriksaan kadar
haemoglobin
18. Sarung tangan disposible
PROSEDUR
1. Setelah tindakan douglas punksi dan usg dapat dipastikan
diagnosa KET maka petugas menjelaskan pada pasien dan
keluarga tentang tindakan operasi yang akan dilakukan
2. Memberikan informasi tentang biaya operasi dan meminta
pada pasien dan keluarga untuk menandatangani
persetujuan tindakan medik
3. Melakukan anamnesa dan pemeriksaan ttv pada pasien
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter operator(dokter yang
akan melakukan pembedahan)
5. Melakukan kolaborasi dengan dokter anestesi untuk
pemeberian advis tentang persiapan operasi dan obat obat
yang diberikan sebelum berangkat ke kamar operasi
6. Menghubungi petugas kamar operasi
7. Mengambil sampel darah untuk persiapan transfusi sesuai
advis dokter
17
8. Melakukan pencukuran pada daerah operasi
9. Menganjurkan pasien untuk puasa sesuai advis dokter
10. Memakai baju khusus untuk operasi
11. Memasang infus dengan jarum no 20 dengan cairan infus
sesuai advis dokter
12. Mengirim pasien ke kamar operasi dengan menggunakan
kursi roda atau brancard
Unit terkait Kamar bersalin
Kamar rawat inap obgyn
Kamar operasi
18
PROTAP MEMBERSIHKAN VULVA
19
6. Sarung tangan 1 pasang
7. Pengalas/perlak 1
PROSEDUR
1. Pasien diberitahu tentang hal hal hal yang akan dilakukan
2. Pasang sampiran/pintu ditutup
3. Pakaian pasien bagian bawah di buka
4. Pengalas dan pispot dipasang di bawah bokong pasien
5. Memakai sarung tangan
6. Tangan kiri petugas membuka vulva dan tangan kanan
mengambil kapas savlon atau DTT untuk membersihkan
vulva dari atas kebawah sampai bersih mulai dari labia
mayora kanan kiri, labia minor kanan kiri, selanjutnya bagian
tengah dengan satu kali usap lalu buang pada bengkok
7. Pispot diangkat
8. Setelah selesai pasien dirapikan dan posisi diatur kembali
9. Peralatan dibereskan dan dikembalikan pada tempat semula
Unit terkait Kamar bersalin
20
PROSEDUR MEMBIMBING IBU MENYUSUI
21
PROSEDUR
1. Menyiapkan alat dan bahan siap pakai kedekat pasien
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
3. Memperlihatkan gambar dan tunjukkan posisi putting susu
pada mulut bayi
4. Memberitahu posisi menyusui yang baik
5. Memberitahu dan memperagakan cara memangku dan
mengatur posisi bayi yang akan disusui yaitu:
Menggendong bayi dengan posisi kepala bayi pada
lipatan lengan dan telapak tangan ibu menopang
bokong bayi
Lalu tangan pada bokong bayi menahan dan
mengatur posisi agar perut ibu dan perut bayi saling
menempel
Bayi dalam posisi setengah telungkup pada dada ibu
Posisi mulut bayi menutup penuh pada areola
mamae
Tangan satunya menahan payudara ibu yang disuse
bayi agar tidak menutup jalan nafas (hidung) bayi
23
PROSEDUR PENYULUHAN
Standar Prosedur
Operasional
Tujuan 1. Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat bagi pasien dan
keluarga
2. Menyebarkan informasi kesehatan kepada pasien, keluarga
dan masyarakat di lingkungan RS Mitra Sehat medika
3. Untuk upaya promotif, preventif dengan tanpa
mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitative
4. Meningkatkan pengertian dan sikap pasien tentang
kemanfaatan fasilitas kesehatan secara tepat
25
PENANGANAN KE PENANGANAN KEHAMILAN DENGAN
INFEKSI KEHAMILAN
27
PENANGANAN KEHAMILAN DENGAN KELAINAN LETAK
29
PENANGANAN KEHAMILAN PRE EKLAMPSIA RINGAN
30
Tanggal Terbit Ditetapkan
DIREKTUR RS MSM
4 Februari 2019
Standar Prosedur
Operasional
dr. IqbalSayyidilAffanPurba
NIK. M.100.004
Pengertian Memberikan pelayanan pada ibu hamil dengan pre eklampsia ringan
yang disertai protein urine oedema setelah kehamilan 20 minggu
Tujuan 1. Untuk memantau tekanan darah, proteinuria, dan kondisi janin
setiap minggu
2. Mencegah terjadinya tekanan darah yang meningkat sampai
terjadi pre eklampsia berat-eklampsia
3. Mencegah kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan
janin terhambat
Kebijakan Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan sesuai dengan peraturan
Direktur No. 001/PER/DIR/1/2019
Tentang kebijakan PONEK
Prosedur 1. Jika kehamilan < 37 minggu dan tidak ada tanda perbaikan
lakukan penilaian 2 kali seminggu secara rawat jalan :
a) Pantau tekanan darah, protein urin, reflex, dan kondisi
janin
b) Banyak istirahat
c) Diet biasa
d) Tidak perlu di beri obat-obatan untuk hipertensi
e) Jika rawat jalan tidak mungkin, rawat dirumah sakit :
Diet biasa
Pantau tekanan darah 2x sehari, proteinuria 1x sehari
o Tidak perlu obat-obatan
o Tidak perlu diuretic, kecuali terdapat oedema paru,
dikompensasi kordis atau gagal ginjal akut
o Jika proteinuria meningkat, tangani sebagai
preeclampsia berat
31
o Jika terdapat tanda-tanda pertumbuhan janin
terhambat, pertimbangkan terminasi kehamilan Jika
tekanan diastolic turun sampai normal pasien dapat
dipulangkan
Jika tidak ada tanda-tanda perbaikan tetap dirawat
2. Jika kehamilan>37 minggu, pertimbangkan terminasi
a) Jika servik smatang, lakukan induksi dengan oksitosin 5 IU
dalam 500 ml D 5% dengan tetesan 10 tetes / menit atau
dengan prostaglandin
b) Jika serviks belum matang, berikan prostaglandin,
misoprostol, atau terminasi dengan seksio sesarea
Unit terkait 1. Klinik Kandungan
2. KIA
3. Rawat Inap Obgyn
4. Kamar Bersalin
32
4 Februari 2019 DIREKTUR RS MSM
Operasional
dr. IqbalSayyidilAffanPurba
NIK. M.100.004
Pengertian Memberikan pelayanan / perawatan pada ibu hamil yang berisiko
tinggi
Tujuan 1. Ibu dan bayi diharapkan selamat
2. Tidak timbul komplikasi
Kebijakan Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan sesuai dengan
peraturan Direktur No. 001/PER/DIR/1/2019
Tentang kebijakan PONEK
Prosedur 1. Kehamilan resiko tinggi meliputi
a) Hamil dengan perdarahan
b) Hamil dengan panggul sempit
c) Hamil dengan kelainan letak
d) Hamil dengan penyulit
e) Hamil dengan bekas SC
f) Hamil dengan riwayat obstetric buruk atau jelek
g) Hamil dengan pre eklampsia dan eklamsia
h) Hamil saat usia diatas 35 tahun
i) Grande multi
2. Pelaksanaan perawatan
a) Melaksanakan proses keperawatan
• Pengkajian keperawatan
• Diagnose keperawatan
• Merencanakan keperawatan
• Tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan
b) Kolaborasi dokter untuk tindakan dan pengobatan
c) Membuat perjanjian tindakan (informed consent)
d) Mendokumentasikan Askep
33
Unit terkait 5. Klinik Kandungan
6. KIA
7. Rawat Inap Obgyn
8. Kamar Bersalin
PROSEDUR PELAYANAN
PASIEN RISIKO TINGGI RAWAT JALAN
34
TanggalTerbit Ditetapkan
DIREKTUR RS MSM
4 Februari 2019
Standar Prosedur
Operasional
dr. IqbalSayyidilAffanPurba
NIK. M.100.004
Pengertian Menyelenggarakan pelayanan risiko tinggi pada pasien hamil,
mengadakan penapisan resiko dan mempersiapkan persalinan
yang aman
Tujuan 1. Umum
Peningkatan dan pemeliharaan fisik dan mental pasien
hamil sehingga kehamilan berakhir dengan kelahiran
bayi dan pasien yang sehat
2. Khusus
Seleksi dan perawatan perinatal resiko tinggi dilakukan
pada semua pasien hamil
Semua pasien hamil telah mempunyai rencana
persalinan
Membuat program perawatan saat ini, kunjungan yang
akan datang, sampai persalinan
Kebijakan Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan sesuai dengan
peraturan Direktur No.001/PER/DIR/1/2019
Tentang kebijakan PONEK
Prosedur 1. Pemeriksaan penunjang lain bila di perlukan
35
10. KIA
11. Rawat Inap Obgyn
PROSEDUR
PEMERIKSAAN KEHAMILAN
36
l.com
37
1. Persiapan
a) Kesediaan ibu untuk diperiksa
b) Ruang pemeriksaan yang tertutup, bersih, nyaman dan cukup
ventilasi
c) Alat untuk pemeriksaan fisik atau luar
Tempat tidur, meja kursi, timbangan badan dan
mengukur tinggi badan, tensimeterdanstetoskop,
funduskup, jangka panggul, selimut, reflek hammer,
kartu pemeriksaan, alat tulis lainnya sesuai dengan
kebutuhan
d) Pemeriksaand alam
1 bak steril berisi sarung tangan, kapas savlon
Bengkok untuk alat atau bahan bekas pakai
e) Alat untuk injeksi
Kegiatan
1. Anamnesa
a) Anamnesa Keluarga
Penyakit yang sedang / pernah diderita, penyakit
menular, penyakit keturunan, keturunan kembar dari
pihak suami atau istri
Sosial ekonomi keluarga
b) Anamnesa Medis
Penyakit yang pernah atau sedang diderita
Operasi yang pernah dialami
Keluhan yang dirasakan saat ini
c) AnamnesaKebidanan
Menarche
Haid (siklusteratur/tidak, lama haid, banyaknya)
HPHT (haidpertamahaidterakhir)
Riwayat perkawinan (berapa kali, berapa lama
perkawinannya)
Riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi yang
lalu (ditolongsiapa, berapaanak, hidup/mati)
38
Keluhan sekarang
2. PemeriksaanUmum
a) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
b) Pengukuran tekanan darah
c) Pemeriksaan darah HB VDRL, TPHA, HbsAg, ToxoIgm
d) Perkusi
3. Pemeriksaan Khusus
Inspeksi (pemeriksaan pandang)
a) Keadaan umum : biasa, pucat, sembab, lesu
b) Bentuk tubuh : tinggi, pendek, kiposa, lordosa, skoliosa
c) Cara berjalan : biasa, pincang, diseret
d) Keadaan umum : stabil, labil
e) Muka : hiperpigmentasi padamuka
f) Mata : konjungtiva pucat atau normal
g) Mulut/gigi : kering, sariawan,karies, ompong, gigipalsu,
bersih, kotor, bau
h) Leher : pembesaran vena jugularis, kelenjar tiroid
i) Mammae : bentuknya, besarnya, ada tidaknya
hiperpigmentasi pada pada areola mammae, keadaan
putting (rata, menonjol atau masuk)
j) Perut membesar atau tidak tegang atau kendor, bekas
operasi, ada tidaknya hiperpigmentasi pada linea alba,linea
nigra varices, gerakan anak
k) Alat kelamin luar, ada tidaknya oedem, varices,
kondilomatalata akuminata, cacat, pengeluaran
pervaginaan
h) Anus adatidaknyahaemoroid
i) Tungkaiadatidaknyavarices
Palapasi
Leher : ada tidaknya pembeseran pada kelenjar tiroid
a) Mammae : ada tidak nya benjolan colestrum
b) Perut : ada tidak nya pembesaran pada daerah hepar,
lambung, nyeritekan
39
c) Uterus dengancara Leopold
Leopold I
Leopold II
Leopold III
Leopold IV
Perhatikan oedem pada perut
Raba lihat paha : ada atau tidak pembesaran pada
kelenjar getah bening
d) Perhatikanukuranpanggulluar
Distantia Spinarum (23-26 cm)
Distantia Kristarum (26-29 cm)
Lingkar Panggul (80-90 cm)
Conjugate Eksterna (12,5 cm)
DistantiaTuberum (8-10 cm)
Auskultasi (periksadengar)
4. Tentukan DX Kebidanan
Hamil atau tidak
Primi atau multi
Tunggal atau kembar
Hidup atau mati
Letakjanin
Ekstraatau intra uteri
Keadaan jalan lahir
Umur kehamilan
Status kesehatan
Tafsiran persalinan
TentukanPrognosa
1) Baik, sedang, jelek
2) Rencanakan tindakan dengan beberapa alternative sesuai
dengan kebutuhan dan tingkat resiko
Rendah
Pengawasan 5 T (TEnsi, TB/BB, TFU, Tablet
tambah darah)
40
Penyuluhan KB
Sedang
Unit terkait 12. Klinik Kandungan
13. KIA
PROSEDUR PENANGANAN
msmpandaan@gmail.com 01
41
dr. Iqbal Sayyidil Affan Purba
NIK. M.100.004
Pengertian Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang umur kehamilannya
lebih dari 42 minggu
Tujuan 1. Mencegah trauma emosional pada ibu
2. Mencegah kelainan pertumbuhan janin (janin besar dapat
menyebabkan distosia bahu)
3. Menurunkan angka kejadian SC yang disebabkan oleh gawat
janin , distosia bahu
4. Mencegah atau menurunkan kemungkinan IUFD
Kebijakan Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan sesuai dengan
peraturan Direktur No. No.001/PER/DIR/1/2019
Tentang kebijakan PONEK
Prosedur I. Pengelolaan Persalinan
Bilasudah di pastikan untuk kehamilan 42 minggu
pengelolaan tergantung dari derajat kematangan
servik
Bila servik belum matang dilakukan NST
Bila servik matang dilakukan induksi persalinan asal
janin tidak besar (bila gagal diulang 3 kali)
Dilakukan SC bila BB janin> 4000 gr
Bila kehamilan> 42 minggu harus segera di akhiri
II. Pengelolaan Intrapartum
Pasien tidur miring ke kiri
Pergunakan pemantauan elektronik jantung janin /
NST
Beri O2 bila ditemukan keadaan jantung janin yang
abnormal
Perhatikan jalannya persalinan
Setelah bayi lahir segera diperiksaa terhadap
kemungkinan hypoglikemi, hypovolemi, hypotermi,
dan sebagainya
42
Unit terkait Kamar Bersalin
PROSEDUR PENCEGAHAN
43
4 Februari 2019
44
meninggal
Diduga servik kompeten
Pernah digugurkan kandungannya atas indikasi
medis
Pernah dibuat diagnosis kelainan traktus genitalis
Pernah memerlukan perawatan khusus bayi baru
lahir
Pernah melahirkan bayi yang diduga atau diketahui
mengidap penyakit keturutan
45
Kelainan presentasi janin yang menetap
Kehamilan lewat bulan
Ketuban pecah dini
Persalinan kurang bulan
Induksi persalinan
Tumor dan hambatan jalan lahir
Diduga disporporsi kepala pada panggul
Herpes genitalis yang aktif
Kelainan uji toleransi glukosa
B.PROSEDUR
a) Pemeriksaan dilakukan di klinik kandungan dan KIA
meliputi :
Anamneses
TB, BB, Lengan atas
Tanda tanda vital
46