Anda di halaman 1dari 2

Kerangka Khotbah

Minggu ke-24 sesudah Pentakosta


4 November 2018
“Kemuliaan Tuhan Dalam Ciptaan-Nya”
Mazmur 19

Pengantar
Dalam rangka Bulan Lingkungan, kita akan mendiskusikan Mazmur 19 ini, dengan tema:
“Kemuliaan Tuhan dalam ciptaan-Nya”. Saya menduga, pengaitan keduanya, didasari
pemikiran bahwa, “jika kita dapat melihat dan mengakui kemuliaan Tuhan dalam ciptaan-
Nya, maka kita akan terdorong untuk menghargai dan memelihara lingkungan (ciptaanN-ya)”

Pesan utama Bulan Lingkungan adalah agar kita memelihara lingkungan, khususnya
lingkungan alam/alam lingkungan (konservasi alam) (karena kata lingkungan sebenarnya
bermakna luas: lingkungan sosial, kebudayaan, dst....)

Dalam kerangka khotbah ini, kita akan “menguji” hal itu:


1. Apakah memang ada relasi antara “mengakui kemuliaan Tuhan dalam ciptaan-Nya”
dengan “kemauan untuk konservasi alam”, apalagi yang dirujuk adalah langit, cakrawala,
matahari (dapat dikata, makrokosmos)?
2. Sebelum itu, bagaimanakah sebenarnya relasi antara “mengamati (kebesaran) alam”
dengan “mengakui kemuliaan Tuhan”?
3. Mazmur 19 sebenarnya berbicara tentang 2 hal besar, yaitu ‘alam raya’ dan ‘Taurat’.
Adakah hubungan antara keduanya?

Asumsi kita adalah:


1. Adalah penting/perlu untuk “melihat kemuliaan Tuhan”.
2. Kemuliaan Tuhan dapat dilihat pada/dalam:
a. Alam ciptaan TUHAN
b. Taurat pemberian TUHAN
3. TUHAN adalah Pencipta alam semesta dan Pemberi Taurat

Mazmur 19 ditutup dengan, dan ini adalah kesimpulan atau pokok pesannya: “Mudah-
mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN,
gunung batuku dan penebusku”.

Pertanyaan
1. Bagaimana sebenarnya hubungan antara “ucapan mulutku dan renungan hatiku” itu?
Apakah dapat disimpulkan sebagai berikut:
“Renungan hati” melahirkan (/mengungkap dalam) “ucapan mulut”: memuliakan
Tuhan dan bersyukur kepada Tuhan.
Salah satu bentuk “ucapan mulut” itu adalah “mazmur”, seperti mazmur 19 ini.
Bagaimana tanggapan kita?

2. Apa perlu atau pentingnya “melihat kemuliaan TUHAN dalam pekerjaan


tangan-Nya/ciptaan-Nya”?

3. Untuk “melihat kemuliaan Tuhan”, Pemazmur ‘merenungkan’ 2 hal : “alam” dan “Taurat”?
a. Adakah/apakah hubungan antara “alam” dan “Taurat” ciptaan Tuhan itu?
b. Adakah/apakah hubungan antara “kemuliaan Tuhan dalam alam” dan “kemuliaan
Tuhan dalam Taurat”?
Dapatkah disimpulkan bahwa Taurat adalah preseden untuk alam. Melihat kemuliaan
Tuhan dalam Taurat memungkinkan melihat kemuliaan Tuhan dalam alam.

1
Tidak ada yang melihat, bahwa Tuhanlah yang menciptakan alam ini. Berbeda dengan
Taurat, yang diketahui pasti dan tercatat dalam sejarah, diberikan oleh TUHAN kepada
umat Israel/manusia.

4. Mungkinkah itu?
Mungkinkah “melihat kemuliaan TUHAN dalam pekerjaan tangan-Nya/ciptaan-Nya”?
Atau, Mungkinkah dengan melihat, memperhatikan, mempelajari pekerjaan
tangan/ciptaan Tuhan, manusia (bisa) melihat ‘kemuliaan Tuhan’?
Apakah itu dapat terjadi dengan sendirinya (sebab akibat)?
Apa pengaruh ‘posisi berdiri” dan “perspektif” (misalnya, sebagai Teis dan Ateis)?
Presuposisi di balik pesan/harapan untuk melihat kemuliaan TUHAN dalam ciptaan
adalah ‘alam diciptakan oleh TUHAN, dkl, TUHANlah yang menciptakan alam. Dan itu
yang diajarkan dalam Taurat.
Percaya pada Taurat (bahwa TUHANlah Pencipta), memungkinkan seseorang ‘melihat’
kemuliaan Tuhan. Barulah kalau seseorang percaya bahwa TUHANlah Pencipta, orang itu
dapat melihat dan mengakui kemuliaan TUHAN dalam ciptaan-Nya.
(Bandingkan prinsip : “melihat baru percaya” dengan “percaya baru melihat”)

5. Apa ada dan apa dampaknya, menyadari dan mengakui kemuliaan Tuhan dalam ciptaan-
Nya:
a. bagi relasi dan sikap manusia terhadap TUHAN?
b. bagi relasi dan sikap manusia terhadap alam ciptaan TUHAN itu?
c. bagi relasi dan sikap manusia terhadap Taurat ciptaan TUHAN itu?

Bandingkan pendekatan ‘genealogis’ atau mistis, bahwa ‘alam adalah keturunan Tuhan’
(seperti dalam budaya Sabu)

Kata Indonesia "Mazmur" berasal dari bahasa Arab yang berasal dari bahasa Etiopia, yang
masih berhubungan dengan kata Ibrani "Mizmor" Kata ini menunjuk pada suatu lagu yang
dinyanyikan dengan diiringi berbagai alat musik yang menggunakan dawai.
Dari bahasa Yunani psalmos berasal dari kata psallô (memainkan musik, memetik dengan
jari) dan dalam bahasa Inggris menjadi psalms.
Mazmur adalah iring-iringan musik yang menyertai nyanyian, syair yang dinyanyikan dan
biasanya diiringi dengan musik. Mazmur juga dapat berarti kidung/lagu - dari bahasa
Yunani ôdê berasal dari kata kerja adô (bernyanyi, bersenandung), namun kidung dapat
disertai dengan musik ataupun tidak. Terakhir, Mazmur berarti nyanyian/himne - dari
bahasa Yunani humnos berasal dari kata hudeô (merayakan/perayaan, memperingati/
peringatan) dan berarti kidung puji-pujian yang dipersembahkan kepada Allah, dewa, 
pahlawan, atau orang-orang besar.

Anda mungkin juga menyukai