Anda di halaman 1dari 46

MATERI KULIAH ETIKA KRISTEN 1

Semester Ganjil TA 2020/2021


Program studi : IPT-FKIP UKAWKupang

DRS. LUKAS MANU, M.Pd


ETIKA DI DALAM ISI ALKITAB
• Etika sebagai ilmu atau ajaran kebenaran
tentang seluk beluk tingkah laku manusia yang
menjadi kebiasaan-kebiasaan, watak, tabiat,
tradisi atau adat istiadat dalam kepribadian dan
kehidupan manusia pribadi dan bermasyarakat,
maka hal itu ada kajiannya di dalam isi Alkitab
yang menjadi kitab suci orang Kristen sebagai
persekutuan orang beriman kepada Yesus
Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat manusia.
Pengertian isi Alkitab
• Isi merupakan sesuatu yang berada dalam suatu
obyek. Karena itu, isi Alkitab artinya ungkapan
buah pikiran dan perasaan seseorang yang
menggambarkan mengenai pengetahuan dan
pemahaman atau hikmatnya tentang sesuatu hal
yang dipikirkan dan dialami dalam kehidupannya.
• Karena itu, isi Alkitab terdiri dari pernyataan-
pernyataan presupositoris yang terdiri dari
rangkaian kata dan kalimat yang diucapkan
penulis dalam bentuk tulisan.
Makna Pernyataan Presupositoris
• Pernyataan presupositoris artinya ungkapan buah
pikiran dan perasaan seseorang dalam suatu
rangkaian kata dan kalimat atau dengan simbol-
simbol bermakna yang disebut istilah yang
mengandung kebenaran keyakinan terhadap sesuatu
hal yang dipikirkan dan diungkapkan sebagai simbol
informasi pengetahuan.
• Kebenaran keyakinan dalam pernyaaan awal sebagai
simbil informasi pengetahuan tentang sesuatu hal
akan ditemukan lebih lanjut dalam pernyataan-
pernyataan berikutnya.
Preposisi dalam ilmu bahasa
• Dalam bahasa Indonesia, kata “Preposisi
dikenal dengan istilah “Proposisi” yang berarti
“penalaran” atau “usaha berpikir yang
berjalan secara berurut dan berhubungan
sebagai bentuk usaha mempengaruhi sikap
dan pikiran orang lain untuk menerima atau
mengakui sebagai suatu simbol pengetahuan
yang mengandung kebenaran atau kepastian
makna di dalamnya.
Proposisi selalu disamakan dengan istilah
“argumentasi atau pendapat seseorang
tentang sesuatu sebagai pengetahuan yang
dimilikinya tentang sesuatu hal atau obyek
yang dipikirkan dan dialami dalam kehidupan
pribadinya”.
Setiap argumentasi pasti mengandung
kebenaran keyakinan di dalamnya dan harus
diuji atau dibuktikan dalam suatu usaha
mengumpulkan data dari obyek yang
dipikirkan atau dikaji.
• Kebenaran keyakinan argumentasi atau
pendapat penulis dalam pernyataan-
pernyataan berbentuk ayat-ayat, perikop-
perikop dan pasal-pasal yang tersusun
sistematis di dalam setiap kitab dalam kanon
Alkitab orang Kristen.
• Karena itu, isi Alkitab yang tersusun dalam
bentuk ayat-ayat, perikop-perikop dan pasal-
pasal mengandung kebenaran dari sudut
pandang pengetahuan dan juga dari sudut
pandang iman setiap penulis.
• Jadi Alkitab adalah himpunan karya tulis orang-
orang beriman di masa lalu yang memiliki
pengetahuan yang dianggap benar dari sudut
pandang pengetahuannya untuk diberitakan
atau dikemukakan sebagai kesaksian iman
kepada orang lain disekitarnya dan sesudahnya.
• Para penulis menyadari bahwa pengetahuan
yang mereka miliki bersumber dari pandangan,
pengetahuan, dan kebenaran atau ajaran dari
Tuhan, Allah sebagai tokoh Ilahi yang Maha
Tinggi dan Maha Kuasa.
• Pengetahuan itu mereka peroleh dari kemampuan
pikiran dan perasaan yang disebut akal budi sebagai
anugerah Tuhan, Allah ketika menciptakan manusia
sesuai gambar dan rupa Allah sendiri. Di sinilah
terdapat keyakinan akan kemampuan atau potensi
akal budi yang dimiliki manusia sebagai anugerah
dari Tuhan, Allah dan bukannya kemampuan sendiri;
sebab kemampuan manusia sendiri selalu terbatas.
• Konsep Theopnesti atau Tuhan Allah menapasi
manusia dengan kemampuan akal budi yang
diberikan di dalam diri manusia melalui pikiran dari
syaraf-syaraf otaknya dan perasaan-perasaan dari
hati nuraninya.
• Wujud keberadaan roh manusia ada di dalam
pikiran dan perasaannya yang membuat
manusia selalu sadar diri, tahu diri dan tahu
segala yang lain. Jika roh itu dianggap kudus
berasal dari Tuhan, Allah artinya kemampuan
pikiran dan perasaan manusia dikhususkan
dan diberikan oleh Tuhan, Allah untuk
manusia mengusahakan pengetahuan-
pengetahuan yang benar, baik dan yang
berguna bagi kehidupan dan kemuliaan dirinya
sebagai ciptaan Tuhan, Allah (Bahasa Latin:
Imago Dei artinya gambar Allah).
• Di dalam pikiran dan perasaan manusia, Tuhan
Allah hadir dalam kehidupan manusia dan
manusia hidup dalam hubungan yang terikat
dengan Tuhan Allah (Bahasa Latin: Coram Deo
yang berarti Hadirat Allah).
• Di dalam pikiran dan perasaan manusia,
manusia bisa menerima dan mengakui
kehadiran Tuhan Allah dalam diri dan
kehidupannya atau bahkan sebaliknya karena
pikiran dan perasaannya menolak untuk
mengikatkan diri dan hidupnya kepada Tuhan,
Allah.
Arti Firman Allah di dalam Alkitab
• Kata firman berasal dari kata bahasa Yunani
dari kata “Logos” yang berarti : pandangan,
pengetahuan, ilmu dan ajaran ataupun
perkataan. Semua itu berasal dari pikiran dan
perasaan yang menggambarkan kehendak
Tuhan, Allah.
• Kehendak Tuhan, Allah merupakan kebebasan
keberadaan diri atau kewibawaan Tuhan, Allah
sebagai tokoh yang Maha Kuasa dan Maha
Tinggi dari segala sesuatu yang berada di bumi
atau alam semesta ini termasuk manusia.
• Jika manusia adalah gambar Allah, maka
keberadaan manusia terbatas dalam bentuk,
isi dan fungsi yang terdapat dalam
kepribadiannya; sehingga manusiapun
terbatas dalam pikiran dan perasaan untuk
menghasilkan pandangan, pengetahuan, ilmu
dan ajaran atau perkatan yang tepat dan
lengkap tentang sesuatu yang berada di alam
semesta ini, termasuk mengetahui tepat dan
lengkap tentang keberadaan dan sifat-sifat
keberadaan Tuhan, Allah.
Soal-soal Pekerjaan Individu
1. Darimanakah penulis kitab Kejadian memperoleh
informasi pengetahuan mengenai cara Tuhan,
Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya
sehingga ia menuliskannya di dalam Kejadian 1?
2. Setujukah kitab Kejadian 1:1.31 dianggap sebagai
kunci pembuka ilmu pengetahuan manusia
tentang alam semesta>
3. Apa arti etos kerja dan kinerja?
4. Dimanakah etos kerja dan kinerja Allah dilihat
menurut kisah penciptaan langit dan bumi serya
isinya menurut Kejadian 1:1-31?
Pendekatan dalam pengupayaan
pengetahuan
• Ada 2 pendekatan untuk memahami
asal-usul informasi pengetahuan
penulis kitab Kejadian terutama kisah
penciptaan langit dan bumi serta
isinya.
1. Pendekatan mitologis.
2. Pendekatan ilmiah.
Pendekatan mitologis

• Kata mitologis dari kata dasar mitos yang pada


hakekatnya merupakan kisah atau cerita yang
disusun untuk menjawab persoalan-persoalan
eksistensial yang fundamental dengan sifat
yang mitis atau yang rahasia didalamnya.
Mitos dapat dibedakan menjadi beberapa
tipe, yaitu : mitos kosmogoni, mitos asal usul,
mitos dewa-dewa, mitos makhluk-makhluk
ilahi tertentu, mitos androgini, dan mitos akhir
dunia.
Mitos Kosmogoni
Mitos kosmogoni mengisahkan terjadinya alam semesta
secara keseluruhan misalnya kisah dalam kitab Kejadian 1 : 1 – 2
dan 7 dapat dicirikan menjadi mitos kosmogoni. Ada dua macam
mitos kosmogoni yaitu :
1. Mitos yang mengisahakan penciptaan alam semesta yang
tidak bereksistensi dalam bentuk apapun juga sebelum
penciptaan itu. Mitos ini mengisahakan penciptaan dunia
melalui buah pikiran, perkataan atau tenaga panas dari sang
pencipta. Jadi dunia secara langsung berasal dari sang
pencipta tanpa pertolongan si pelaku yang melaksanakan
penciptaan itu dan tanpa praeksistensi bahan dasar apapun.
Contoh : mitos kosmogoni di Polynesia yang mengisahkan
dewa tertinggi Io sebagai tokoh yang menciptakan alam
semesta, termasuk sorga dan bumi, melalui perkataannya.
• Mitos kosmogoni yang mengisahkan
penciptaan alam semesta dengan
praeksistensi bahan dasar yang membutuhkan
pertolongan si pelaku yang melaksanakan
penciptaan itu. Ada tiga tipe utama mitos
kosmogoni ini yaitu :
1). Mitos yang mengisahkan terjadinya dunia dengan
pengalaman kosmogoni. Disini terdapat pelaku yang
menyelam sadar air primordial untuk mengambil
sedikit lumpur untuk membentuk dunia; seperti saja
dewa pencipta mengutus seekor binatang sebagai
makhluk mitis untuk melakukan hal itu.
• Kita jumpa mitos ini pada bangsa-bangsa
Eropa Timur dan Asia Tengah yang
mengisahkan tentang naga raksasa yang ada
didasar laut/samudra raya menggambarkan
lahar panas melalui mulut dan menyala api
permata dikepalanya manyambar lahar yang
sedang muncul ke atas permukaan air tetapi
ketika kita sampai di atas lahar itu dingin dan
menyusut menjadi benda padat, sehingga
membentuk bumi yang terdiri yang terdiri dari
tanah dan batuan.
2). Mitos yang mengisahkan penciptaan sebagai akibat
dari terpecahnya kesatuan premordial yang tak
terpisahkan. Ada 3 varian yang penting dari mitos ini
yaitu :
a. Mitos yang menggambarkan kesatuan primordial
sebagai pasangan suami istri. Pada mulanya langit dan
bumi menjadi satu serta saling berhubungan tetapi
kemudian dipisahkan oleh dewa tertinggi. Misalnya
mitos tentang Siwa dan Sakti istrinya sebagai
pernikahan kosmis langit dan bumi. Bilamana
keduanya berpeluk-pelukan, maka terciptanya suatu
dewa baru setengah laki-laki dan setengah
perempuan dan dinamai Arthaneri (Verkuy1, 1989 :
14).
b. Keadaan primordial digambarkan sebagai suatu keadaan yang
tidak terbentuk, kacau balau, khaos. Tindaakan penciptaan
berarti memisahkan situasi khas mencari terbentuk dan teratur.
Hal ini dilakukan oleh para dewa dengan mengalahkan dan
menghancurkan naga mitis yang menggambarkan sebagai khaos.
Hampir setiap suku bangsa memiliki mitos dengan varian ini. Ciri
miitos ini selalu bertolak dari suatu realitas semesta yang
dianggap sakral (benda ataupun makhluk binatang ajaib).
c. Kesatuan primordial digambarkan sebagai sebuah telur yang
meliputi sebuah kosmos atau dilukiskan bahwa telur itu
mengapung di atas permukaan air primordial. Penciptaan
terjadinya dengan pecahnya telur itu. Mitos ini tentu hampir
sama dengan teori ilmu pengetahuan modern tentang om ne
vivum ex ovo yang dikemukakan oleh Vransisko Redi (1626 –
1697) seorang ahli biologi bangsa Italia. Ia berpendapat bahwa
asal mula kehidupan itu dari telur seperti ulat pada bangkai tikus
berasal dari telur lalat (Darmodjo, 1994/1995 ; 3).
• Mitos-mitos yang menceritakan bahwa tindakan
penciptaan terjadi karena penjagalan makhluk
primordial (makhluk azali) seperti hantu laut.
Misalnya dalam mitos Babilonia tentang dewa
Marduk bertempur melawan hantau laut Tiamat.
Dewa marduk menang dan menjagal Tiamat untuk
membentuk menusia.
2. Mitos asal Usul
Tiap bangsa atau suku bangsa
mempunyai mitos asal usul tentang segala
sesuatu baik manusia, binatang, tumbuhan,
benda-benda fisik maupun hal-hal non fisik.
• Mitos asal-usul selalu dikisahkan dengan
menunjuk pada suatu unsur keberadaan
sebelumnya sebagai penyebab dari
keberadaan lain yang bersumber darinya.
Mitos ini selalu dihubungkan dengan adanya
perubahan kodrat yakni bentuk, isi dan fungsi
dari eksistensi yang dihasilkan dari unsur
keberadaan sebelumnya sebagai sumber
penyebab. Mitos seperti ini yang dijumpai
dalam kisah penciptaan langit dan bumi serta
isinya yang ditulis di dalam kitab Kejadian 1.
Mitologi Babilonia Kuno sebagai dasar
penulisan kitab Kejadian 1
• Musa yang diduga sebagai penulis kitab-kitab
Torah dengan para pembantunya atau
jurutulis; menggunakan tradisi sumber lisan
yang mereka peroleh dari masyarakat yang
berlatar belakang bahasa Ibrani dan bahasa
Aram dan bahasa-bahasa lain di negeri Timur
Tengah. Bahasa asli yang dipakai dalam
penulisan kitab-kitab Torah adalah Ibrani dan
Aram.
• Menurut Ilmu Pembimbing Alkitab PL, bahwa tradisi
lisan yang menjadi sumber informasi penulisan
kitab-kitab PL khususnya kitab-kitab Torah adalah :
a. tradisi sumber Y (Yahwist = Tuhan) yang cirinya
ditujukan dengan penyebutan nama tokoh Ilahi
sesembahan bangsa yang bersangkutan dengan
sebutan YHW (Yahweh). Tradisi ini ada dalam
kalangan orang Israel sendiri yang menggunakan
bahasa Ibrani dari leluhur mereka.
b. Tradisi sumber E (Elohist = Allah) yang cirinya
dipakai istilah El atau Elohim yakni tokoh Ilahi yang
disembah bangsa yang menggunakan bahasa
Aram. Ini tentunya berasal dari suku-suku bangsa
asli tanah Kanaan atau Palestina di zaman itu.
• Jadi nampaknya Musa memadukan 3 tradisi
sumber dalam menulis kitab Kejadian 1
tentang penciptaan langit dan bumi serta
isinya. Tradisi lisan dua sumber itu, didominasi
isinya oleh sumber E, namun pendekatan
mitisnya diduga menggunakan sumber Y dari
cerita leluhur sebagai bangsa
pengembara/nomaden yang disebut Ibrani.
Karena leluhur orang Israel berasal dari negeri
Babilonia kuno di daerah Ur-Kasdim yang
menjadi kampung halaman dari Abram atau
Abraham.
Pendekatan Ilmiah
• Pendekatan ilmiah berarti suatu usaha manusia
menggunakan kemampuan pikiran yang didapat
dari olah syaraf-syaraf otak mencari informasi
pengetahuan tentang sesuatu obyek baik yang
faktual atau konkrit maupun yang abstrak.
• Manusia merupakan jenis makhluk hidup
diciptakan oleh Sang Pencipta yakni Tuhan,
Allah dengan kemampuan atau potensi akal
budi di dalam dirinya untuk bisa menggunakan
potensi itu dalam menjalani kehidupan yang
lebih bermartabat/ mulia.
Pengertian pengetahuan
• Pengetahuan Allah dapat ditemukan dalam pernyataan
“Berfirmanlah Allah”. Kata firman dari bahasa Yunani dari kata
Logos artinya: kata-kata atau perkataan. Perkataan itu adalah
ungkapan buah pikiran dan kehendak hati yang berbentuk
pengetahuan, pandangan, ilmu, ajaran.
• Pengetahuan adalah suatu gambaran ide/gagasan berupa konsep
yang diungkapkan dalam bentuk istilah.
• Konsep adalah buah pikiran yang berisi kesan informasi berupa
simbol-simbol tentang suatu obyek.
• Istilah adalah ungkapan buah pikiran dalam bentuk simbol-simbol
bahasa sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan informasi
pengetahuan dan pemahaman seseorang terhadap sesuatu
obyek.
• Simbol-simbol bahasa itu terdiri dari rangkaian huruf dan angka
yang berbentuk kata atau kalimat.
Pengertian Ilmu dan Ajaran
• Ilmu adalah kebenaran yang diungkapkan
dalam bentuk simbol-simbol teoritis berupa
rangkaian istilah yang telah diuji berdasarkan
metode ilmiah sehingga diterima atau diyakini
bermakna atau bermanfaat.
• Ajaran adalah ungkapan pengetahuan yang
diteruskan atau disampaikan kepada pihak lain
untuk diterima/diyakini kebenarannya sebagai
sesuatu yang mengandung nilai/manfaat.
Cara berpikir manusia dengan kemampuan
akal budinya
• Pandangan /pendapat/paradigma/argumentasi adalah
ungkapan tangkapan berupa konsep terhadap sesuatu
obyek. Itu berarti pandangan ada karena ada hasil indera
seseorang terhadap sesuatu obyek.
Pandangan timbul sebagai hasil berpikir seseorang terhadap
obyek.
Ada 2 cara berpikir :
1. Intuitif/insight/imajinatif/permenungan berdasar
ide/gagasan yang dimiliki seseorang.
2. Nalar/rasional dengan 3 fase yakni persepsi, konsepsi dan
prediksi.
Fase Berpikir Persepsi, Konsepsi dan Prediksi

• Presepsi adalah cara berpikir yang ditimbulkan sebagai


reaksi/respons terhadap hasil penginderaan pada obyek tertentu.
Persepsi diturunkan dari kata bahasa Latin : Perceptio dari kata
percipere (per dan capare).
Perceptio = pengertian, pandangan.
Percipare ( per = melalui dan capere = menangkap, memasukan
atau mengambil)
Persepsi adalah upaya atau tindakan untuk menerima sesuatu secara
cepat atau pengetahuan ataupun pemahaman terhadap konsep
atau gagasan yang mengandung suatu makna kebenaran dengan
menangkap dan memasukan berdasarkan hasil dari fungsi alat
indera.
• Berpikir yang bersifat persepsi dilakukan
dengan mengandalkan simbol-simbol yang
ditangkap dari penginderaan sebagai kesan
yang ditimbulkan oleh obyek dan kemudian
disusun menjadi data di dalam pikiran
seseorang.
• Data dari kata bahasa Latin “Datum” artinya
memberikan. Data merupakan simbol-simbol
informasi yang dapat berfungsi sebagai dasar
realitas pengetahuan tentang sesuatu obyek.
Konsepsi
• Kata bahasa Latin : conceptio = hal meringkaskan dengan
kata-kata.
• Concipere = menerima, mengambil, memasukan bersama-
sama.
• Berpikir konsepsi berarti mengambil ke dalam dirinya,
menerima, mengisap, menopang, menyerap, atau
menangkap, pendapat, gagasan, ide, rancangan terhadap
simbol-simbol keberadaan sesuatu obyek.
• Berpikir konsepsi merupakan proses pengolahan data dan
penyusunannya dalam suatu sistem (berurut dan
berhubungan fungsi, saling mengisi, melengkapi,
mempengaruhi) untuk memahami makna konsep dari suatu
obyek kajian.
Prediksi
• Bahasa Latin: Praedictio = ramalan.
• Berpikir prediksi artinya menyatakan lebih
dahulu suatu kebenaran sebagai bentuk
ramalan.
• Prediksi disamakan maknanya dalam ilmu
penelitian dengan kata hipotesis atau dugaan
awal atau jawaban sementara terhadap
sesuatu permasalahan sebelum diuji
kebenaran berdasarkan hasil analisis data
dalam proses berpikir konsepsi.
Sumber Informasi penulisan kitab Kejadian 1
• Dari 2 pendekatan tersebut, maka sebenarnya sumber
informasi penulisan kitab Kejadian pasal 1 tentang
Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya berasal
dari 2 pendekatan itu. Karena pendekatan mitologis
selalu didasarkan pertimbangan perasaan bathin
penulis sebagai keyakinan/imannya terhadap segala
perbuatan Sang Ilahi sebagai Pencipta. Tetapi juga
penulis menggunakan kemampuan berpikirnya secara
ilmiah untuk menyusun cerita-cerita mitologis yang
didapat dari berbagai sumber untuk menjadi sistematis
yakni berurut secara rasional atau ada dapat dinalar
dengan pikiran yang teratur dan benar adanya.
Isi kisah Kejadian 1 sebagai kunci pembuka
ilmu pengetahuan tentang alam semesta.
• Apabila kita sebagai orang beriman menyadari
isi Alkitab adalah firman Allah, maka
sebenarnya perlu dibaca dan dipahami dari 2
sudut pandang yakni iman dan ilmu.
• Pendekatan iman sulit untuk dijelaskan dengan
bukti yang cukup sebab abstrak adanya. Tetapi
dengan pendekatan ilmu kita dapat
menemukan bukti-bukti untuk menjelaskan isi
pengetahuan yang menjadi dasar kesaksian
dari iman.
• Bukti-bukti yang dapat dijadikan titik tolak untuk mengisi
iman kita dengan membaca segala tanda alam semesta
yang ada dihadapan kita secara nyata atau konkrit.
Tanda-tanda alam semesta yang kelihatan menunjukkan
bahkan membuktikan iman yang kita miliki bahwa
Tuhan, Allahlah sebagai Sang Pencipta semuanya itu.
• Tanda-tanda alam semesta itu, kemudian perlu diolah di
dalam pikiran secara nalar atau rasional untuk
menghasilkan konsep ilmu pengetahuan tentang
kebenaran keyakinan di dalam iman kita.
• Disinilah fungsi akal budi manusia berguna untuk
menemukan teori ilmu pengetahuan tentang alam
semesta sebagai bukti hasil pekerjaan dalam proses
penciptaan oleh Tuhan, Allah.
Pendekatan Kajian Ilmiah dalam penulisan kitab Kejadian 1

• Urutan penciptaan langit dan bumi serta isinya menurut kisah


Kejadian 1 menggambarkan hasil berpikir nalar/rational penulis
terhadap obyek dari realitas alam semesta yang menghasilkan
pengetahuan penulis terhadap keberadaan alam semesta.
• Ada istilah Coram Deo dalam bahasa Latin artinya “Hadirat Allah”. Jika
seseorang melihat atau mengindera kenyataan-kenyataan/realitas
alam semesta baik yang berwujud fisik maupun non fisik, maka orang
itu akan memperoleh pengetahuan mengenai keberadaan Allah
sebagai tokoh Pencipta alam semesta. Di sini alam semesta
menggambarkan kehadiran Allah di hadapan manusia.
• Jadi membaca isi Alkitab terutama kisah penciptaan tidah hanya
cukup dengan berpikir intuitif dari cara pandang iman saja tetapi
dengan berpikir nalar/rational dengan cara pandang pengembangan
materi ilmu pengetahuan.
Etos kerja dan kinerja

• Etos kerja lebih berhubungan dengan


pengetahuan dan niat atau keinginan yang
didasarkan pada tekat atau komitmen
untuk melakukan aktifitas kerja secara
motorik terhadap sesuatu jenis pekerjaan.
• Etos kerja bukanlah soal mengetahui
sesuatu jenis pekerjaan dan cara kerja
yang baik; tetapi niat untuk melakukan
atau aksi untuk melakukan jenis pekerjaan
yang diketahui.
Etos kerja dan kinerja

• Di sini kebiasaan kerja bukanlah kebiasaan berbicara


saja mengenai jenis pekerjaan dan cara kerjanya;
Tetapi diikuti dengan kemauan kuat untuk
mengerjakan atau melakukan pekerjaan itu sendiri.
• Kebiasaan kerja juga diikuti atau didasarkan pada
kemauan dan kesediaan diri belajar dengan
mendengarkan penjelasan atau pembicaraan orang
lain yang mengetahui cara kerja itu sendiri; sehingga
bukan hanya asal kerja menyelesaikan satu jenis
pekerjaan tetapi perlu mencapai hasilnya yakni baik
dan benar sehingga mendatangkan kegunaan atau
kemanfaatan sesuai kebutuhan dan keperluan atau
keinginan bersama orang lain juga.
Kinerja dan hasil kerja.

• Kinerja berarti urutan tampilan atau aksi dalam


melakukan sesuatu jenis pekerjaan berdasarkan
pengetahuan tentang jenis pekerjaan itu dan cara
mengerjakannya.
• Biasa kinerja disamaartikan dengan unjuk kerja
atau tampilan seseorang dalam mengerjakan
sesuatu jenis pekerjaan yang menjadi tugas dan
tanggung jawabnya.
• Etos kerja dapat menjadi dasar kinerja seseorang.
• Kebiasaan kerja hanya akan ditunjang oleh etos
kerja dan kinerja seseorang.
• Istilah kinerja dalam bahasa Inggris disamakan
dengan “Performance” yang berarti tampilan
kemampuan dalam aktifitas kerja seseorang.
Menurut Kane (1986:237), kinerja bukan merupakan
karakteristik seseorang, seperti bakat atau
kemampuan, tetapi merupakan perwujudan dari
bakat atau kemampuan itu sendiri. Pendapat
tersebut menunjukkan bahwa kinerja merupakan
perwujudan dari kemampuan dalam bentuk karya
nyata.
• Kinerja dalam kaitannya dengan jabatan diartikan
sebagai hasil yang dicapai yang berkaitan dengan
fungsi jabatan dalam periode waktu tertentu (Kane,
1986:237).
Makna etos kerja Allah
• Makna etos kerja Allah dapat dilihat dari urutan kerja
Allah untuk mengadakan sesuatu yang diketahui dan
dipandang penting/perlu ada demi keberadaan lain, yang
disebut sebagai tahapan penciptaan alam semesta.
1. Tahap penciptaan langit dan bumi pada mulanya sebagai
bahan dasar atau unsur keberadaan yang berfungsi
sebagai bahan untuk mengadakan unsur keberadaan lain
di alam semesta.
2. Tahap penciptaan terang untuk memisahkan gelap dari
unsur keberadaan lain di bumi sehingga terjadi rentang
waktu hari pertama karena adanya siang dan malam
yang dibatasi keberadaannya pada petang dan pagi.
Tahap penciptaan
3. Tahap penciptaan cakrawala untuk memisahkan air dari
air sehingga terjadi bentangan ruang langit sebagai
penentu keberadaan rentang waktu hari ke-2.
4. Tahap penciptaan darat, laut dengan memisahkan air di
bawah cakrawala dan tumbuh-tumbuhan untuk mengatur
ruang-ruang bumi dengan isi makhluk hidup didalamnya
sebagai penentu rentang waktu hari ke3.
5. Tahap penciptaan benda-benda penerang di cakrawala
untuk menjadi sumber dan penyalur sinar/cahaya di bumi
sebagai alat pengukur waktu jam, hari, minggu, bulan dan
tahun di bumi sehingga rentang waktu terus berjalan
menjadi hari ke-4.
Tahap penciptaan

6. Tahap penciptaan binatang air, unggas dan serangga


sebagai makhluk hidup pengisi bentangan ruang
cakrawala untuk mengukur keberadaan rentangan
waktu hari ke-5.
7. Tahap penciptaan binatang darat dan amphibi serta
manusia sebagai makhluk hidup pengisi bentangan
ruang darat di bumi untuk mengukur keberadaan
rentangan waktu hari ke-6.
Ada 7 tahap penciptaan langit dan bumi
serta isinya
1. Tahap penciptaan langit dan bumi pada mulanya serta
planet-planet di alam semesta.
2. Tahap penciptaan terang
3. Tahap penciptaan cakrawala
4. Tahap penciptaan darat, laut dan tumbuh-tumbuhan
5. Tahap penciptaan benda-benda penerang
6. Tahap penciptaan binatang/hewan air, unggas dan
serangga
7. Tahap penciptaan binatang/hewan darat, amphibi dan
manusia.

Anda mungkin juga menyukai