ETIKA DI DALAM ISI ALKITAB • Etika sebagai ilmu atau ajaran kebenaran tentang seluk beluk tingkah laku manusia yang menjadi kebiasaan-kebiasaan, watak, tabiat, tradisi atau adat istiadat dalam kepribadian dan kehidupan manusia pribadi dan bermasyarakat, maka hal itu ada kajiannya di dalam isi Alkitab yang menjadi kitab suci orang Kristen sebagai persekutuan orang beriman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat manusia. Pengertian isi Alkitab • Isi merupakan sesuatu yang berada dalam suatu obyek. Karena itu, isi Alkitab artinya ungkapan buah pikiran dan perasaan seseorang yang menggambarkan mengenai pengetahuan dan pemahaman atau hikmatnya tentang sesuatu hal yang dipikirkan dan dialami dalam kehidupannya. • Karena itu, isi Alkitab terdiri dari pernyataan- pernyataan presupositoris yang terdiri dari rangkaian kata dan kalimat yang diucapkan penulis dalam bentuk tulisan. Makna Pernyataan Presupositoris • Pernyataan presupositoris artinya ungkapan buah pikiran dan perasaan seseorang dalam suatu rangkaian kata dan kalimat atau dengan simbol- simbol bermakna yang disebut istilah yang mengandung kebenaran keyakinan terhadap sesuatu hal yang dipikirkan dan diungkapkan sebagai simbol informasi pengetahuan. • Kebenaran keyakinan dalam pernyaaan awal sebagai simbil informasi pengetahuan tentang sesuatu hal akan ditemukan lebih lanjut dalam pernyataan- pernyataan berikutnya. Preposisi dalam ilmu bahasa • Dalam bahasa Indonesia, kata “Preposisi dikenal dengan istilah “Proposisi” yang berarti “penalaran” atau “usaha berpikir yang berjalan secara berurut dan berhubungan sebagai bentuk usaha mempengaruhi sikap dan pikiran orang lain untuk menerima atau mengakui sebagai suatu simbol pengetahuan yang mengandung kebenaran atau kepastian makna di dalamnya. Proposisi selalu disamakan dengan istilah “argumentasi atau pendapat seseorang tentang sesuatu sebagai pengetahuan yang dimilikinya tentang sesuatu hal atau obyek yang dipikirkan dan dialami dalam kehidupan pribadinya”. Setiap argumentasi pasti mengandung kebenaran keyakinan di dalamnya dan harus diuji atau dibuktikan dalam suatu usaha mengumpulkan data dari obyek yang dipikirkan atau dikaji. • Kebenaran keyakinan argumentasi atau pendapat penulis dalam pernyataan- pernyataan berbentuk ayat-ayat, perikop- perikop dan pasal-pasal yang tersusun sistematis di dalam setiap kitab dalam kanon Alkitab orang Kristen. • Karena itu, isi Alkitab yang tersusun dalam bentuk ayat-ayat, perikop-perikop dan pasal- pasal mengandung kebenaran dari sudut pandang pengetahuan dan juga dari sudut pandang iman setiap penulis. • Jadi Alkitab adalah himpunan karya tulis orang- orang beriman di masa lalu yang memiliki pengetahuan yang dianggap benar dari sudut pandang pengetahuannya untuk diberitakan atau dikemukakan sebagai kesaksian iman kepada orang lain disekitarnya dan sesudahnya. • Para penulis menyadari bahwa pengetahuan yang mereka miliki bersumber dari pandangan, pengetahuan, dan kebenaran atau ajaran dari Tuhan, Allah sebagai tokoh Ilahi yang Maha Tinggi dan Maha Kuasa. • Pengetahuan itu mereka peroleh dari kemampuan pikiran dan perasaan yang disebut akal budi sebagai anugerah Tuhan, Allah ketika menciptakan manusia sesuai gambar dan rupa Allah sendiri. Di sinilah terdapat keyakinan akan kemampuan atau potensi akal budi yang dimiliki manusia sebagai anugerah dari Tuhan, Allah dan bukannya kemampuan sendiri; sebab kemampuan manusia sendiri selalu terbatas. • Konsep Theopnesti atau Tuhan Allah menapasi manusia dengan kemampuan akal budi yang diberikan di dalam diri manusia melalui pikiran dari syaraf-syaraf otaknya dan perasaan-perasaan dari hati nuraninya. • Wujud keberadaan roh manusia ada di dalam pikiran dan perasaannya yang membuat manusia selalu sadar diri, tahu diri dan tahu segala yang lain. Jika roh itu dianggap kudus berasal dari Tuhan, Allah artinya kemampuan pikiran dan perasaan manusia dikhususkan dan diberikan oleh Tuhan, Allah untuk manusia mengusahakan pengetahuan- pengetahuan yang benar, baik dan yang berguna bagi kehidupan dan kemuliaan dirinya sebagai ciptaan Tuhan, Allah (Bahasa Latin: Imago Dei artinya gambar Allah). • Di dalam pikiran dan perasaan manusia, Tuhan Allah hadir dalam kehidupan manusia dan manusia hidup dalam hubungan yang terikat dengan Tuhan Allah (Bahasa Latin: Coram Deo yang berarti Hadirat Allah). • Di dalam pikiran dan perasaan manusia, manusia bisa menerima dan mengakui kehadiran Tuhan Allah dalam diri dan kehidupannya atau bahkan sebaliknya karena pikiran dan perasaannya menolak untuk mengikatkan diri dan hidupnya kepada Tuhan, Allah. Arti Firman Allah di dalam Alkitab • Kata firman berasal dari kata bahasa Yunani dari kata “Logos” yang berarti : pandangan, pengetahuan, ilmu dan ajaran ataupun perkataan. Semua itu berasal dari pikiran dan perasaan yang menggambarkan kehendak Tuhan, Allah. • Kehendak Tuhan, Allah merupakan kebebasan keberadaan diri atau kewibawaan Tuhan, Allah sebagai tokoh yang Maha Kuasa dan Maha Tinggi dari segala sesuatu yang berada di bumi atau alam semesta ini termasuk manusia. • Jika manusia adalah gambar Allah, maka keberadaan manusia terbatas dalam bentuk, isi dan fungsi yang terdapat dalam kepribadiannya; sehingga manusiapun terbatas dalam pikiran dan perasaan untuk menghasilkan pandangan, pengetahuan, ilmu dan ajaran atau perkatan yang tepat dan lengkap tentang sesuatu yang berada di alam semesta ini, termasuk mengetahui tepat dan lengkap tentang keberadaan dan sifat-sifat keberadaan Tuhan, Allah. Soal-soal Pekerjaan Individu 1. Darimanakah penulis kitab Kejadian memperoleh informasi pengetahuan mengenai cara Tuhan, Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya sehingga ia menuliskannya di dalam Kejadian 1? 2. Setujukah kitab Kejadian 1:1.31 dianggap sebagai kunci pembuka ilmu pengetahuan manusia tentang alam semesta> 3. Apa arti etos kerja dan kinerja? 4. Dimanakah etos kerja dan kinerja Allah dilihat menurut kisah penciptaan langit dan bumi serya isinya menurut Kejadian 1:1-31? Pendekatan dalam pengupayaan pengetahuan • Ada 2 pendekatan untuk memahami asal-usul informasi pengetahuan penulis kitab Kejadian terutama kisah penciptaan langit dan bumi serta isinya. 1. Pendekatan mitologis. 2. Pendekatan ilmiah. Pendekatan mitologis
• Kata mitologis dari kata dasar mitos yang pada
hakekatnya merupakan kisah atau cerita yang disusun untuk menjawab persoalan-persoalan eksistensial yang fundamental dengan sifat yang mitis atau yang rahasia didalamnya. Mitos dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu : mitos kosmogoni, mitos asal usul, mitos dewa-dewa, mitos makhluk-makhluk ilahi tertentu, mitos androgini, dan mitos akhir dunia. Mitos Kosmogoni Mitos kosmogoni mengisahkan terjadinya alam semesta secara keseluruhan misalnya kisah dalam kitab Kejadian 1 : 1 – 2 dan 7 dapat dicirikan menjadi mitos kosmogoni. Ada dua macam mitos kosmogoni yaitu : 1. Mitos yang mengisahakan penciptaan alam semesta yang tidak bereksistensi dalam bentuk apapun juga sebelum penciptaan itu. Mitos ini mengisahakan penciptaan dunia melalui buah pikiran, perkataan atau tenaga panas dari sang pencipta. Jadi dunia secara langsung berasal dari sang pencipta tanpa pertolongan si pelaku yang melaksanakan penciptaan itu dan tanpa praeksistensi bahan dasar apapun. Contoh : mitos kosmogoni di Polynesia yang mengisahkan dewa tertinggi Io sebagai tokoh yang menciptakan alam semesta, termasuk sorga dan bumi, melalui perkataannya. • Mitos kosmogoni yang mengisahkan penciptaan alam semesta dengan praeksistensi bahan dasar yang membutuhkan pertolongan si pelaku yang melaksanakan penciptaan itu. Ada tiga tipe utama mitos kosmogoni ini yaitu : 1). Mitos yang mengisahkan terjadinya dunia dengan pengalaman kosmogoni. Disini terdapat pelaku yang menyelam sadar air primordial untuk mengambil sedikit lumpur untuk membentuk dunia; seperti saja dewa pencipta mengutus seekor binatang sebagai makhluk mitis untuk melakukan hal itu. • Kita jumpa mitos ini pada bangsa-bangsa Eropa Timur dan Asia Tengah yang mengisahkan tentang naga raksasa yang ada didasar laut/samudra raya menggambarkan lahar panas melalui mulut dan menyala api permata dikepalanya manyambar lahar yang sedang muncul ke atas permukaan air tetapi ketika kita sampai di atas lahar itu dingin dan menyusut menjadi benda padat, sehingga membentuk bumi yang terdiri yang terdiri dari tanah dan batuan. 2). Mitos yang mengisahkan penciptaan sebagai akibat dari terpecahnya kesatuan premordial yang tak terpisahkan. Ada 3 varian yang penting dari mitos ini yaitu : a. Mitos yang menggambarkan kesatuan primordial sebagai pasangan suami istri. Pada mulanya langit dan bumi menjadi satu serta saling berhubungan tetapi kemudian dipisahkan oleh dewa tertinggi. Misalnya mitos tentang Siwa dan Sakti istrinya sebagai pernikahan kosmis langit dan bumi. Bilamana keduanya berpeluk-pelukan, maka terciptanya suatu dewa baru setengah laki-laki dan setengah perempuan dan dinamai Arthaneri (Verkuy1, 1989 : 14). b. Keadaan primordial digambarkan sebagai suatu keadaan yang tidak terbentuk, kacau balau, khaos. Tindaakan penciptaan berarti memisahkan situasi khas mencari terbentuk dan teratur. Hal ini dilakukan oleh para dewa dengan mengalahkan dan menghancurkan naga mitis yang menggambarkan sebagai khaos. Hampir setiap suku bangsa memiliki mitos dengan varian ini. Ciri miitos ini selalu bertolak dari suatu realitas semesta yang dianggap sakral (benda ataupun makhluk binatang ajaib). c. Kesatuan primordial digambarkan sebagai sebuah telur yang meliputi sebuah kosmos atau dilukiskan bahwa telur itu mengapung di atas permukaan air primordial. Penciptaan terjadinya dengan pecahnya telur itu. Mitos ini tentu hampir sama dengan teori ilmu pengetahuan modern tentang om ne vivum ex ovo yang dikemukakan oleh Vransisko Redi (1626 – 1697) seorang ahli biologi bangsa Italia. Ia berpendapat bahwa asal mula kehidupan itu dari telur seperti ulat pada bangkai tikus berasal dari telur lalat (Darmodjo, 1994/1995 ; 3). • Mitos-mitos yang menceritakan bahwa tindakan penciptaan terjadi karena penjagalan makhluk primordial (makhluk azali) seperti hantu laut. Misalnya dalam mitos Babilonia tentang dewa Marduk bertempur melawan hantau laut Tiamat. Dewa marduk menang dan menjagal Tiamat untuk membentuk menusia. 2. Mitos asal Usul Tiap bangsa atau suku bangsa mempunyai mitos asal usul tentang segala sesuatu baik manusia, binatang, tumbuhan, benda-benda fisik maupun hal-hal non fisik. • Mitos asal-usul selalu dikisahkan dengan menunjuk pada suatu unsur keberadaan sebelumnya sebagai penyebab dari keberadaan lain yang bersumber darinya. Mitos ini selalu dihubungkan dengan adanya perubahan kodrat yakni bentuk, isi dan fungsi dari eksistensi yang dihasilkan dari unsur keberadaan sebelumnya sebagai sumber penyebab. Mitos seperti ini yang dijumpai dalam kisah penciptaan langit dan bumi serta isinya yang ditulis di dalam kitab Kejadian 1. Mitologi Babilonia Kuno sebagai dasar penulisan kitab Kejadian 1 • Musa yang diduga sebagai penulis kitab-kitab Torah dengan para pembantunya atau jurutulis; menggunakan tradisi sumber lisan yang mereka peroleh dari masyarakat yang berlatar belakang bahasa Ibrani dan bahasa Aram dan bahasa-bahasa lain di negeri Timur Tengah. Bahasa asli yang dipakai dalam penulisan kitab-kitab Torah adalah Ibrani dan Aram. • Menurut Ilmu Pembimbing Alkitab PL, bahwa tradisi lisan yang menjadi sumber informasi penulisan kitab-kitab PL khususnya kitab-kitab Torah adalah : a. tradisi sumber Y (Yahwist = Tuhan) yang cirinya ditujukan dengan penyebutan nama tokoh Ilahi sesembahan bangsa yang bersangkutan dengan sebutan YHW (Yahweh). Tradisi ini ada dalam kalangan orang Israel sendiri yang menggunakan bahasa Ibrani dari leluhur mereka. b. Tradisi sumber E (Elohist = Allah) yang cirinya dipakai istilah El atau Elohim yakni tokoh Ilahi yang disembah bangsa yang menggunakan bahasa Aram. Ini tentunya berasal dari suku-suku bangsa asli tanah Kanaan atau Palestina di zaman itu. • Jadi nampaknya Musa memadukan 3 tradisi sumber dalam menulis kitab Kejadian 1 tentang penciptaan langit dan bumi serta isinya. Tradisi lisan dua sumber itu, didominasi isinya oleh sumber E, namun pendekatan mitisnya diduga menggunakan sumber Y dari cerita leluhur sebagai bangsa pengembara/nomaden yang disebut Ibrani. Karena leluhur orang Israel berasal dari negeri Babilonia kuno di daerah Ur-Kasdim yang menjadi kampung halaman dari Abram atau Abraham. Pendekatan Ilmiah • Pendekatan ilmiah berarti suatu usaha manusia menggunakan kemampuan pikiran yang didapat dari olah syaraf-syaraf otak mencari informasi pengetahuan tentang sesuatu obyek baik yang faktual atau konkrit maupun yang abstrak. • Manusia merupakan jenis makhluk hidup diciptakan oleh Sang Pencipta yakni Tuhan, Allah dengan kemampuan atau potensi akal budi di dalam dirinya untuk bisa menggunakan potensi itu dalam menjalani kehidupan yang lebih bermartabat/ mulia. Pengertian pengetahuan • Pengetahuan Allah dapat ditemukan dalam pernyataan “Berfirmanlah Allah”. Kata firman dari bahasa Yunani dari kata Logos artinya: kata-kata atau perkataan. Perkataan itu adalah ungkapan buah pikiran dan kehendak hati yang berbentuk pengetahuan, pandangan, ilmu, ajaran. • Pengetahuan adalah suatu gambaran ide/gagasan berupa konsep yang diungkapkan dalam bentuk istilah. • Konsep adalah buah pikiran yang berisi kesan informasi berupa simbol-simbol tentang suatu obyek. • Istilah adalah ungkapan buah pikiran dalam bentuk simbol-simbol bahasa sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan informasi pengetahuan dan pemahaman seseorang terhadap sesuatu obyek. • Simbol-simbol bahasa itu terdiri dari rangkaian huruf dan angka yang berbentuk kata atau kalimat. Pengertian Ilmu dan Ajaran • Ilmu adalah kebenaran yang diungkapkan dalam bentuk simbol-simbol teoritis berupa rangkaian istilah yang telah diuji berdasarkan metode ilmiah sehingga diterima atau diyakini bermakna atau bermanfaat. • Ajaran adalah ungkapan pengetahuan yang diteruskan atau disampaikan kepada pihak lain untuk diterima/diyakini kebenarannya sebagai sesuatu yang mengandung nilai/manfaat. Cara berpikir manusia dengan kemampuan akal budinya • Pandangan /pendapat/paradigma/argumentasi adalah ungkapan tangkapan berupa konsep terhadap sesuatu obyek. Itu berarti pandangan ada karena ada hasil indera seseorang terhadap sesuatu obyek. Pandangan timbul sebagai hasil berpikir seseorang terhadap obyek. Ada 2 cara berpikir : 1. Intuitif/insight/imajinatif/permenungan berdasar ide/gagasan yang dimiliki seseorang. 2. Nalar/rasional dengan 3 fase yakni persepsi, konsepsi dan prediksi. Fase Berpikir Persepsi, Konsepsi dan Prediksi
• Presepsi adalah cara berpikir yang ditimbulkan sebagai
reaksi/respons terhadap hasil penginderaan pada obyek tertentu. Persepsi diturunkan dari kata bahasa Latin : Perceptio dari kata percipere (per dan capare). Perceptio = pengertian, pandangan. Percipare ( per = melalui dan capere = menangkap, memasukan atau mengambil) Persepsi adalah upaya atau tindakan untuk menerima sesuatu secara cepat atau pengetahuan ataupun pemahaman terhadap konsep atau gagasan yang mengandung suatu makna kebenaran dengan menangkap dan memasukan berdasarkan hasil dari fungsi alat indera. • Berpikir yang bersifat persepsi dilakukan dengan mengandalkan simbol-simbol yang ditangkap dari penginderaan sebagai kesan yang ditimbulkan oleh obyek dan kemudian disusun menjadi data di dalam pikiran seseorang. • Data dari kata bahasa Latin “Datum” artinya memberikan. Data merupakan simbol-simbol informasi yang dapat berfungsi sebagai dasar realitas pengetahuan tentang sesuatu obyek. Konsepsi • Kata bahasa Latin : conceptio = hal meringkaskan dengan kata-kata. • Concipere = menerima, mengambil, memasukan bersama- sama. • Berpikir konsepsi berarti mengambil ke dalam dirinya, menerima, mengisap, menopang, menyerap, atau menangkap, pendapat, gagasan, ide, rancangan terhadap simbol-simbol keberadaan sesuatu obyek. • Berpikir konsepsi merupakan proses pengolahan data dan penyusunannya dalam suatu sistem (berurut dan berhubungan fungsi, saling mengisi, melengkapi, mempengaruhi) untuk memahami makna konsep dari suatu obyek kajian. Prediksi • Bahasa Latin: Praedictio = ramalan. • Berpikir prediksi artinya menyatakan lebih dahulu suatu kebenaran sebagai bentuk ramalan. • Prediksi disamakan maknanya dalam ilmu penelitian dengan kata hipotesis atau dugaan awal atau jawaban sementara terhadap sesuatu permasalahan sebelum diuji kebenaran berdasarkan hasil analisis data dalam proses berpikir konsepsi. Sumber Informasi penulisan kitab Kejadian 1 • Dari 2 pendekatan tersebut, maka sebenarnya sumber informasi penulisan kitab Kejadian pasal 1 tentang Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya berasal dari 2 pendekatan itu. Karena pendekatan mitologis selalu didasarkan pertimbangan perasaan bathin penulis sebagai keyakinan/imannya terhadap segala perbuatan Sang Ilahi sebagai Pencipta. Tetapi juga penulis menggunakan kemampuan berpikirnya secara ilmiah untuk menyusun cerita-cerita mitologis yang didapat dari berbagai sumber untuk menjadi sistematis yakni berurut secara rasional atau ada dapat dinalar dengan pikiran yang teratur dan benar adanya. Isi kisah Kejadian 1 sebagai kunci pembuka ilmu pengetahuan tentang alam semesta. • Apabila kita sebagai orang beriman menyadari isi Alkitab adalah firman Allah, maka sebenarnya perlu dibaca dan dipahami dari 2 sudut pandang yakni iman dan ilmu. • Pendekatan iman sulit untuk dijelaskan dengan bukti yang cukup sebab abstrak adanya. Tetapi dengan pendekatan ilmu kita dapat menemukan bukti-bukti untuk menjelaskan isi pengetahuan yang menjadi dasar kesaksian dari iman. • Bukti-bukti yang dapat dijadikan titik tolak untuk mengisi iman kita dengan membaca segala tanda alam semesta yang ada dihadapan kita secara nyata atau konkrit. Tanda-tanda alam semesta yang kelihatan menunjukkan bahkan membuktikan iman yang kita miliki bahwa Tuhan, Allahlah sebagai Sang Pencipta semuanya itu. • Tanda-tanda alam semesta itu, kemudian perlu diolah di dalam pikiran secara nalar atau rasional untuk menghasilkan konsep ilmu pengetahuan tentang kebenaran keyakinan di dalam iman kita. • Disinilah fungsi akal budi manusia berguna untuk menemukan teori ilmu pengetahuan tentang alam semesta sebagai bukti hasil pekerjaan dalam proses penciptaan oleh Tuhan, Allah. Pendekatan Kajian Ilmiah dalam penulisan kitab Kejadian 1
• Urutan penciptaan langit dan bumi serta isinya menurut kisah
Kejadian 1 menggambarkan hasil berpikir nalar/rational penulis terhadap obyek dari realitas alam semesta yang menghasilkan pengetahuan penulis terhadap keberadaan alam semesta. • Ada istilah Coram Deo dalam bahasa Latin artinya “Hadirat Allah”. Jika seseorang melihat atau mengindera kenyataan-kenyataan/realitas alam semesta baik yang berwujud fisik maupun non fisik, maka orang itu akan memperoleh pengetahuan mengenai keberadaan Allah sebagai tokoh Pencipta alam semesta. Di sini alam semesta menggambarkan kehadiran Allah di hadapan manusia. • Jadi membaca isi Alkitab terutama kisah penciptaan tidah hanya cukup dengan berpikir intuitif dari cara pandang iman saja tetapi dengan berpikir nalar/rational dengan cara pandang pengembangan materi ilmu pengetahuan. Etos kerja dan kinerja
• Etos kerja lebih berhubungan dengan
pengetahuan dan niat atau keinginan yang didasarkan pada tekat atau komitmen untuk melakukan aktifitas kerja secara motorik terhadap sesuatu jenis pekerjaan. • Etos kerja bukanlah soal mengetahui sesuatu jenis pekerjaan dan cara kerja yang baik; tetapi niat untuk melakukan atau aksi untuk melakukan jenis pekerjaan yang diketahui. Etos kerja dan kinerja
• Di sini kebiasaan kerja bukanlah kebiasaan berbicara
saja mengenai jenis pekerjaan dan cara kerjanya; Tetapi diikuti dengan kemauan kuat untuk mengerjakan atau melakukan pekerjaan itu sendiri. • Kebiasaan kerja juga diikuti atau didasarkan pada kemauan dan kesediaan diri belajar dengan mendengarkan penjelasan atau pembicaraan orang lain yang mengetahui cara kerja itu sendiri; sehingga bukan hanya asal kerja menyelesaikan satu jenis pekerjaan tetapi perlu mencapai hasilnya yakni baik dan benar sehingga mendatangkan kegunaan atau kemanfaatan sesuai kebutuhan dan keperluan atau keinginan bersama orang lain juga. Kinerja dan hasil kerja.
• Kinerja berarti urutan tampilan atau aksi dalam
melakukan sesuatu jenis pekerjaan berdasarkan pengetahuan tentang jenis pekerjaan itu dan cara mengerjakannya. • Biasa kinerja disamaartikan dengan unjuk kerja atau tampilan seseorang dalam mengerjakan sesuatu jenis pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. • Etos kerja dapat menjadi dasar kinerja seseorang. • Kebiasaan kerja hanya akan ditunjang oleh etos kerja dan kinerja seseorang. • Istilah kinerja dalam bahasa Inggris disamakan dengan “Performance” yang berarti tampilan kemampuan dalam aktifitas kerja seseorang. Menurut Kane (1986:237), kinerja bukan merupakan karakteristik seseorang, seperti bakat atau kemampuan, tetapi merupakan perwujudan dari bakat atau kemampuan itu sendiri. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa kinerja merupakan perwujudan dari kemampuan dalam bentuk karya nyata. • Kinerja dalam kaitannya dengan jabatan diartikan sebagai hasil yang dicapai yang berkaitan dengan fungsi jabatan dalam periode waktu tertentu (Kane, 1986:237). Makna etos kerja Allah • Makna etos kerja Allah dapat dilihat dari urutan kerja Allah untuk mengadakan sesuatu yang diketahui dan dipandang penting/perlu ada demi keberadaan lain, yang disebut sebagai tahapan penciptaan alam semesta. 1. Tahap penciptaan langit dan bumi pada mulanya sebagai bahan dasar atau unsur keberadaan yang berfungsi sebagai bahan untuk mengadakan unsur keberadaan lain di alam semesta. 2. Tahap penciptaan terang untuk memisahkan gelap dari unsur keberadaan lain di bumi sehingga terjadi rentang waktu hari pertama karena adanya siang dan malam yang dibatasi keberadaannya pada petang dan pagi. Tahap penciptaan 3. Tahap penciptaan cakrawala untuk memisahkan air dari air sehingga terjadi bentangan ruang langit sebagai penentu keberadaan rentang waktu hari ke-2. 4. Tahap penciptaan darat, laut dengan memisahkan air di bawah cakrawala dan tumbuh-tumbuhan untuk mengatur ruang-ruang bumi dengan isi makhluk hidup didalamnya sebagai penentu rentang waktu hari ke3. 5. Tahap penciptaan benda-benda penerang di cakrawala untuk menjadi sumber dan penyalur sinar/cahaya di bumi sebagai alat pengukur waktu jam, hari, minggu, bulan dan tahun di bumi sehingga rentang waktu terus berjalan menjadi hari ke-4. Tahap penciptaan
6. Tahap penciptaan binatang air, unggas dan serangga
sebagai makhluk hidup pengisi bentangan ruang cakrawala untuk mengukur keberadaan rentangan waktu hari ke-5. 7. Tahap penciptaan binatang darat dan amphibi serta manusia sebagai makhluk hidup pengisi bentangan ruang darat di bumi untuk mengukur keberadaan rentangan waktu hari ke-6. Ada 7 tahap penciptaan langit dan bumi serta isinya 1. Tahap penciptaan langit dan bumi pada mulanya serta planet-planet di alam semesta. 2. Tahap penciptaan terang 3. Tahap penciptaan cakrawala 4. Tahap penciptaan darat, laut dan tumbuh-tumbuhan 5. Tahap penciptaan benda-benda penerang 6. Tahap penciptaan binatang/hewan air, unggas dan serangga 7. Tahap penciptaan binatang/hewan darat, amphibi dan manusia.