PERTEMUAN KE-12
KELAS: HTN-C
Zakat berasal dari bahasa Arab yang artinya menyucikan. Zakat adalah bentuk sedekah kepada
umat islam. Zakat diperlakukan dalam islam sebagai kewajiban atau seperti pajak. Di dalam
rukun Islam, berzakat ada di urutan ketiga, setelah sholat. Meskipun zakat diwajibkan bagi umat
islam, tidak semua orang bisa berzakat. Ada beberapa syarat untuk berzakat, misalnya memiliki
harta yang cukup atau tidak kekurangan.
Zakat adalah sebuah praktik ibadah di mana orang Islam memberikan 2,5% dari hartanya untuk
disumbangkan kepada yang membutuhkan. Saat ini, di sebagian besar negara yang bermayoritas
umat Islam, memberikan zakat bersifat sukarela, namun ada juga beberapa negara yang zakat
nya diurus juga oleh pemerintah. Di negara seperti Inggris misalnya, orang-orang Islam di sana
membayarkan zakat dengan memberikannya langsung ke badan amal.
Dalam pandangan Islam, memberikan hartanya kepada orang lain yang membutuhkan bisa
mensucikan jiwa mereka dan juga sebagai pengingat bahwa harta itu bukanlah milik mereka,
namun milik Allah SWT yang dititipkan kepada mereka. Umat Islam percaya bahwa semakin
banyak memberi maka Allah SWT akan memberikan nya berkali-kali lipat di akhirat.
Zakat diartikan sebagai suatu konsepsi ajaran Islam yang mendorong orang muslim untuk
mengasihi sesama, mewujudkan keadilan sosial serta berbagai dan mendayakan masyarakat,
selanjutnya untuk mengentaskan kemiskinan. Pelajari lebih jauh mengenai zakat dalam buku
Keutamaan Zakat, Infak, Sedekah.
Di dalam Al-Quran, amalan tentang zakat disebutkan beberapa kali. Seperti dalam surat Al-Araf
ayat 156, orang-orang yang akan diberi kebahagiaan di akhirat adalah orang yang menunaikan
zakat, ayat tersebut berbunyi,
وا ه ْذ ه ْ ح سن ي قْال ̊دن ´ْا˜ نْْا ه ا˚ ص عذ, ْي ا ´ م ̊ن ْعت „ء ْ فْ سا
˝ة ا
ْ ي لْنْا كت ْا
الد ْْ ي ْْل ْخ
˚ ْ ل ي ْي ء وس ر ت يش ْ ْت ْ ب
ك
ْ
ن ْر ْا
ب وف ¸ْى ة
ْ ك ب ب “ وح م ل ْها
ش
ا
يْ ْؤ ْمنْ ْو ْن بْ اْ ْيتْنْا ْم والْْ ْذ ي
ْ´ ْ ويْ ْؤت لل
ْ ’ْ ْو “
ن ال ْ ن يت ْْق ْ ذ
ْ
ز
ْنْو ي ْكوة
ن
“Dan tetapkanlah untuk kami kebaikan di dunia ini dan di akhirat. Sungguh, kami kembali
(bertobat) kepada Engkau. (Allah) berfirman, “Siksa-Ku akan Aku timpa kan kepada siapa yang
Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku bagi
orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-
ayat Kami.”
Selain ayat di atas, perintah untuk mengamalkan zakat juga dicantumkan dalam Al-Quran surat
Maryam ayat 31, ayat tersebut berbunyi
ْر ´ل ْن ْ ما ْص ¸ْ ي ْْز ْا دْ ْم ت ما وال
حْ ي
˝كا ْع ي ْا ك ص
ْب²م و ن ْنت ْين ْكو ة
ْ ال لو
وج ´وا ْ¸
ة
“Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia
memerintahkan kepadaku (melaksanakan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup.
Perintah zakat juga tercantum dalam surat Al-Anbiya ayat 73 yang berbunyi
ْا ْع ˚ْل ص وا ¸ْق ْر ̊ع ́ل لْ ْ ْنا˜ ب¸ا ْ ْم ْر ن وا ع ب ْد ْين لْ ْنا ك´ان ْوا ال
ْن ² ت ْ´ ْ¸ ْ
ْه و يْ ْه ْون ا ا ْم ا ي ْه ْم ْلو ˚ي
ْ ْت ْ
ْْز كو
ْم د خ “
ْْم ̋ةح ˚ْي ْ او ْل ْةو ْا ´ْء
وج ْى ´ ْي ة ال
“Dan Kami menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan
perintah Kami dan Kami wahyukan kepada mereka agar berbuat kebaikan, melaksanakan salat
dan menunaikan zakat, dan hanya kepada Kami mereka menyembah.”
Di dalam Surat Al-Baqarah ayat 177 juga dijelaskan orang-orang yang berhak menerima zakat.
ْ² ْ˜ ْك ب وا ْم
ْْا ˚ْل ق ق¸ ْو هكْ ْم ت ْول ْم ْل و ل ْو ل ْل ي ’ ي, و ب ْل
ْ ْغ ْب ا ْل ْما
او
ب ْْرا ْواْلا ْل وج ْرنم ر وا مب ر ب ’ْ ك ْلل م² ْ م با ن ْت ْْل ا ْات
ْ¸ ش ْ ´ ْ ْ
ْن لْيس ˚ لْ˚ ى “ والن ´ْ ’ْ وا
ة ا²´ْك ى
˚
ْ´ ˚ْن
ل
ْْ˚ ْ
ان خ ْ¸ ل
ْر
ه ع, وا ْل ْي ْت ْمى ْل س ْم ال وفى وال س ْا س ْب وا و ص ْه ْد واْل ْم ْوفْ ́ن
ا ْك ب ْو
ْْ’رقْا
ْر ْبى ح ْل ْلق ْن ْ ْل ي ن ْم وا ي ْ ى “ ال ْْز ْكوة ْ ات ْ لو ْه ْم
ْذ
او ´ْق ْع
ْو ْ’ب ى ْ ́ن ال ل˚ي
ْ ْ ى ال ة
ْ
´ا
ى
عاهد ا ْل و ْح والض ْْر ْا ا ْء وال ب ْر ا ْل ْمت ْْق ْ ْم واو صدْقْ ْوا
ا ون
ْوا “ ْين ْء ني
ْ ْ ْأ
ْْل ْذ ْين ب ْكلْ ى ْ
ا¸ذا ىس ا
ْل
ص ْ ْأ
ب ْ ى
ْ او ْل
سك
“Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajah mu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan
itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-
kitab, dan nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-
orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk
memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan sholat dan menunaikan zakat, orang-orang
yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan
pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang
yang bertakwa.”
2. Menjelaskan Rukun dan Syarat-Syarat Zakat
A.RUKUN-RUKUN ZAKAT
1. Berniat
“Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku sendiri, fardu karena Allah Ta‘âlâ.”
“Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk anak perempuanku…. (sebutkan nama), fardu karena Allah
Ta‘âlâ.”
Nawaytu an ukhrija zakaata al-fitri anni wa an jami’i ma yalzimuniy nafaqatuhum syar’an fardhan lillahi
ta’ala
“Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku dan seluruh orang yang nafkahnya menjadi
tanggunganku, fardu karena Allah Ta‘âlâ.
Muzakki adalah orang yang wajib membayar zakat atas kepemilikan harta yang telah mencapai nishab
dan haul. Seorang Muzakki harus memiliki syarat seperti:
1. Islam
2. Merdeka, tidak dalam kondisi terjajah, bukanlah seorang budak, dan dalam kondisi finansial yang
cukup.
4. Harta mencapai nisab, atau batasan antara kekayaan tersebut menjadi wajib zakat atau tidak.
Bilamana mencapai nisab, maka harta tersebut wajib dizakatkan.
5. Harta mencapai haul, atau harta yang dimiliki oleh seseorang, yang telah mencapai usia satu
tahun.
Sementara mustahik adalah orang-orang yang berhak menerima zakat. Alquran dalam surat At-Taubah
ayat 60 menjelaskan siapa saja yang berhak menerima zakat. Ayat tersebut berbunyi:
س ̧ن ¸ل صد ت² ْي وٱ وٱ ْل ْى وٱ ل ْم
بو ف ْغ ْر و وٱ ْل ْل ٱل ْلس ̧ن ٱª وٱ ْ ’ْ ’ْل ̊ل ٱ ’م ́ن
كي ْم ْل س وٱ ْب ْف
ْ´ ْ
˜ْق ْرا
ْء قْلْوبْ ْؤل ْ ْ ْع ْم ْلف ْمي ́ن ٱل ف ْبي ْ¸ ْلل ضة˝ ْبي ْ ’ْ ’ْل ̧ل ْر ي
ْإ¸ن ’ْ ه ْ
ا
ٱل ق
’ ْلي ل ْه ف ْة ’رقْ ا ى
ْ´ ́ن ْم
ْ ح
ْ
ْ
ما
´ ْكي˚م
ع
ْ
ْل
ي
˚م
“Sesungguhnya Zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan
hatinya (muallaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berutang,
untuk kepentingan di jalan Allah, dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari
Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana,”
2. Miskin: Orang yang memiliki penghasilan namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
keluarga sehari-hari
3. Gharim: Orang yang kesulitan hidupnya akibat terlilit utang. Golongan ini masih terbagi lagi
menjadi dua, yaitu gharim akibat memenuhi kebutuhan pribadi dan gharim untuk kepentingan
masyarakat.
Harta yang bisa digunakan untuk berzakat seperti penghasilan, hasil perdagangan, hasil pertanian atau
peternakan, simpanan logam mulia, kepemilikan saham, tabungan diam dan barang temuan.
Adapun untuk syarat harta yang dikenakan zakat mal adalah dimiliki penuh, halal, cukup nisab, dan haul
B. SYARAT-SYARAT ZAKAT
1. Merdeka
Budak tidak memiliki apa-apa. semua miliknya adalah milik tuannya. Oleh karena itu, budak tidak wajib
mengeluarkan zakat.
2. Islam
Zakat hanya wajib bagi orang yang beragama islam. Non muslim tidak wajib membayar zakat.
Anak kecil (belum baligh) dan orang gila tidak wajib mengeluarkan zakat karena keduanya tidak terkena
(beban) hukum syariat.
4. Harta yang dikeluarkan adalah harta yang wajib dizakati dan berkembang
Harta yang masuk kriteria ini ada lima jenis, yaitu: a) uang, emas, perak, baik berbentuk uang logam
maupun uang kertas; b) barang tambang dan barang temuan; c) barang dagangan; d) hasil tanaman dan
buah-buahan; dan e) binatang ternak yang merumput sendiri (jumhur ulama) atau binatang yang diberi
makan oleh pemiliknya (Mazhab Maliki). Pengertian berkembang adalah harta tersebut disiapkan untuk
dikembangkan, baik melalui perdagangan maupun diternakkan. Harta yang dimaksudkan untuk konsumsi
pribadi tidak wajib dizakati seperti rumah, kendaraan dan perabotan rumah tangga.
Nisab adalah ukuran jumlah tertentu yang mewajibkan harta dizakati. Nisab emas
20 mitsqal atau dinar. Nisab perak adalah 200 dirham. Nisab biji-bijian, buah-buahan setelah dikeringkan
ialah 5 watsaq (653 kg). Nisab kambing adalah 40 ekor. Nisab unta 5 ekor. Nisab sapi 30 ekor.
Harta yang akan dizakati merupakan milik sepenuhnya dari orang yang akan membayar zakat.
8. Tidak adanya hutang atau harta yang dizakati bukan hasil dari hutang
Semua jenis hutang dapat menggagalkan kewajiban zakat kecuali hutang yang tidak berkaitan dengan hak
manusia, seperti nazar, kafarat dan haji.
yang dimaksud kebutuhan pokok adalah harta yang secara pasti bisa mencegah seseorang dari kebinasaan,
seperti nafkah, tempat tinggal, perkakas perang, pakaian yang diperlukan untuk melindungi dari panas
dan dingin dan pelunasan hutang
1. Niat
Zakat merupakan salah satu amalan wajib. Oleh karena itu, ia memerlukan adanya niat untuk
membedakan dengan amalan sunah. Seseorang yang mempunyai harta sudah sampai nisab, kemudian dia
mensedekahkan sebagian hartanya, tidak menggugurkan kewajibannya untuk mengeluarkan zakat. Harta
yang dikeluarkan tanpa diniatkan zakat tidak dianggap sebagai zakat.
- Sedangkan Pajak : Adalah beban yang ditetapkan pemerintah, yang dikumpulkan sebagai keharusan dan
dipergunakan untuk menutupi anggaran umum pada suatu segi. Dan pada segi lain, untuk memenuhi
tujuan-tujuan perekonomian, kemasyarakatan, politik, serta tujuan-tujuan lainnya yang dicanangkan oleh
negara.
- Sedangkan nilai (makna) demikian ini tidak terpenuhi pada Pajak. Karena Pajak hanya bersifat
keharusan yang ditetapkan oleh negara.
3. Zakat, adalah kewajiban yang ditetapkan langsung kadar ukurannya oleh syari’at, tanpa memberi
peluang bagi hawa nafsu dan keinginan pribadi manusia untuk ikut dalam menetapkannya.
-Sedangkan Pajak, ditetapkan oleh pemerintah, yang kadarnya dapat ditambah kapan saja, manakala
pemerintah menginginkannya sesuai kepentingan maslahat pribadi dan masyarakat.
4. Zakat, telah ditetapkan tempat penyalurannya oleh syari’at. Bahwa golongan yang berhak menerima
zakat telah ditetapkan langsung oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
-Adapun Pajak, hanya dikumpulkan dalam kas negara, dan dibelanjakan menurut kepentingan yang
berbeda-beda.
5.Zakat, merupakan kewajiban yang sudah ditetapkan dan bersifat kekal selama di bumi ini ada agama
Islam dan ada kaum muslimin.
-Adapaun Pajak, maka tidak memiliki sifat tetap dan kekekalan, baik dari segi jenisnya, ukuran minimal
wajibnya, kadarnya, maupun tempat pembelanjaannya.
1. Hasil Perdagangan
Setiap harta hasil berniaga atau berdagang wajib dizakatkan meliputi barang dagangan, ditambah uang
kontan, dan piutang yang masih mungkin kembali. Besar zakatnya 2,5 persen dikeluarkan setelah
dikurangi utang dan kerugian, telah mencapai nisab (85 gram emas) dan telah berusia satu tahun haul.
Hasil pertanian dan panen buah-buahan juga wajib untuk dizakatkan. Nisab zakat pertanian dan buah-
buahan adalah 5 wasq atau setara dengan 653 kg. Zakat yang dikeluarkan bila diairi dengan air hujan atau
air sungai 10 persen dan bila diari dengan air yang memakan biaya lain seperti diangkut kendaraan,
menggunakan pompa dan sebagainya, zakat yang dikeluarkan 5 persen, dan dizakati setiap panen.
3. Hewan Ternak
Setiap penemuan harta terpendam dalam tanah selama bertahun-tahun atau rikaz, berupa emas atau perak
yang tidak diketahui lagi pemiliknya maka wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 20 persen.
5. Hasil Profesi
Zakat yang dikeluaran dari penghasilan profesi jika sudah mencapai nilai tertentu (nisab) profesi yang
dimaksud mencakup profesi pegawai negeri atau swasta. Seeorang pegawai dengan penghasilan minimal
setara 522 kilogram beras wajib megeluarkan zakatnya sebesar 2,5 persen.
6. Investasi
Zakat investasi dikenakan terhadap harta yang diperoleh dari hasil investasi. Contohnya, bangunan atau
kendaraan yang disewakan. Zakat investasi dikeluarkan pada saat menghasilkan, sedangkan modal tidak
dikenai zakat. Besar zakat yang dikeluarkan 5 persen untuk penghasilan kotor dan 10 persen untuk
penghasilan bersih. Sebagian ulama Hanbali menganalogikan ke dalam zakat perdagangan dengan nisab
85 gram serta sampai haul.
7. Tabungan
Setiap muslim yang memiliki uang dan telah disimpan terhitung mencapai satu tahun dan nilainya setara
85 gr emas wajib mengeluarkan zakat sebesar 2,5 persen.
Setiap muslim yang memiliki simpanan emas atau perak selama satu tahun dan nilai minimalnya
mencapai 85 gram emas wajib mengeluarkan zakat sebanyak 2,5 persen.
1. Fakir. Pada kelompok fakir yaitu seseorang yang tidak memiliki sumber penghasilan apapun yang
disebabkan oleh masalah berat, seperti sakit.
2. Miskin. Sementara, definisi miskin yaitu seseorang yang memiliki sumber penghasilan, namun
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
3. Riqab atau biasa disebut sebagai hamba sahaya.
4. Gharim atau gharimin, yaitu orang yang memiliki hutang dan kesulitan melunasinya.
5. Mualaf, yaitu orang yang baru memeluk agama Islam untuk merasakan solidaritas.
7. Ibnu sabil, yaitu orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan jauh.
Fitrah berasal dari bahasa arab yang berarti suci dan bersih. Zakat fitrah sendiri diartikan sebagai
pemberian yang menyucikan harta. Kenapa begitu? setiap harta yang kita miliki, ada hak orang lain di
dalamnya. Untuk itu, umat muslim dimanapun berada harus mengeluarkan zakat ini penghujung bulan
ramadhan baik itu orang tua, laki laki maupaun perempuan, sehat atau sakit, merdeka atau budak, anak
kecil maupun orang yang sudah dewasa.
1. Orang Islam, orang yang tidak islam, belum mengucapkan 2 kalimat syahadat dan orang yang
keluar dari islam tidak wajib membayar zakat fitrah.
3. Memiliki harta yang berlebih untuk dirinya dan keluarganya. Jika menganggap dirinya dan
keluarganya masih kekurangan, maka tidak wajib membayar zakat fitrah.
1. Niat zakat fitrah. Niat boleh dilakukan oleh kepala keluarga (yang mencari nafkah) atau
dilakukan oleh pribadi yang berzakat jika mampu. Untuk anak anak, biasanya yang meniatkan
adalah orang tuanya. Ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa niat zakat fitrah harus
diucapkan sambil menyentuh beras / zakat yang diserahkan. Namun hal ini tidak harus dilakukan,
yang utama adalah melafalkan niat.
2. Muzakki atau orang yang memberi zakat / orang yang membayar zakat.
4. Barang yang dizakatkan. Barang yang dizakatkan biasanya berupa makanan pokok kebutuhan
sehari hari seperti beras, gandun=m, jagung dan sebagainya.
Waktu Pembayaran Zakat Fitrah
2. Waktu sunnah, yakni setelah ashar hari terakhir ramadhan hingga sebelum sholat ied esok
harinya.
3. Waktu makruh, yakni setelah sholat ied hingga matahri terbenam (maghrib).
4. Waktu Haram, yakni setelah matahari terbenam hari pertama idul fitri.
Besaran zakat fitrah yang harus dibayarkan setiap orang adalah sebesar satu sha’. Jika dihitung
menggunakan takaran beras maka besarannya sekitar 2,5 kg. Jika tidak bisa membayar
menggunakan beras, maka harus mengeluarkan bahan pokok lain yang seharga 2,5 kg beras. Para
ulama’ menyebutkan bahwa lebih baik menggenapkan hitungan zakat fitrah menjadi 3 kg beras
agar tidak ada harta kotor yang masih dibawa oleh manusia.
1. Orang Fakir
2. Orang Miskin
3. Amil Zakat
4. Mualaf