Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ratu Pertiwi Wahyu

Nim : 2130203069

Jurusan : Hukum Tata Negara

Kelas : Htn C

Matkul : Fiqih Ibadah

Dosen : Dr.Irma Suryani, M.H

Resume : Ketentuan Mandi dan Ketentuan Tayamum

Pengertian Mandi

Secara bahasa Al-ghusl mendhammahkan huruf ghin yang berarti perbuatan manusia dalam
bentuk menyiramkan air pada tubuhnya,menggosok-gosok tubuhnya,dan seterusnya. Sementara al-ghisl
dengan mengkasrahkan huruf ghin adalah nama bagi sesuatu yang digunakan untuk mencuci,seperti
sabun,dan sejenisnya. Al-ghasl dengan memfathahkan huruf ghin adalah istilah yang digunakan untuk
air. Jika dikatakan ghuls maka yang dimaksud mandi adalah yaitu menyiramkan air pada sekujur
tubuh,mrnggosok-gosoknya dan seterusnya. Jika disebutkan ghils maka maksudnya adalah sabun dan
sejenisnya yang digunakan untuk mencuci. Sementara jika disebutkan ghals maka maknanya air yang
digunakan untuk mandi.

Menurut istilah,mandi adalah mengalirkan air yang thahur pada seluruh tubuh dengan cara tertentu.
Ulama syafi’I mendefenisikannya dengan mengalirkan air ke seluruh badan dengan niat.Ulama maliki
mendefenisikannya al-ghaslu dengan menyampaikan air serta menggosok-gosokkannya keseluruh badan
dengan niat supaya boleh melakukan sholat.

Hal-hal yang Mewajibkan Mandi

1. Memasukkan kepala organ seksual,baik kedalam qubul maupun dubur


2. Keluarnya mani baik dari laki-laki maupun perempuan
3. Keluar mani pada saat tidur
4. Keluarnya darah haid dan nifas
5. Kematian seorang muslim
6. Islamnya seorang yang kafir,dan ia dalam keadaan junub

Dasar Hukum Mandi

Firman Allah SWT dalam Q.S al-maidah ayat 6 yang sebagian artinya:

‘’…jika kamu junub mandilah…’’


Dengan ayai itu memerintahkan agar kita menyucikan seluruh tubuh,kecuali bagian yang air
tidak dapat sampai kepadanya seperti bagian dalam mata.

Tata Cara Mandi

Cara mandi yang sempurna dapat diketahui dengan memperhatikan panduan As-sunnah.Diantaranya
adalah yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a, yang artinya:

‘’apabila Rasulullah saw.mandi junub,maka beliau memulainya dengan membasuh kedua


tangannya kemudian menuangkan air ketangan kirinya,lalu beliau membasuh kemaluannya dan diikuti
dengan berwudu’. Kemudian beliau memasukkan jari-jarinya kebagian pangkal rambutnya. Setelah itu
beliau menuangkan air keatas kepalanya sebanyak tiga tuangan. Setelah itu brliau meratakan air
keseluruh tubuhnya dan akhirnya beliau membasuh kedua belah kakinya’’.

Para ulama mewajibkan seseorang melakukan perkara-perkara berikut ini ketika dia mandi wajib.

1. Meratakan air keseluruh tubuh


Meratakan air keseluruh bagian kulit dan juga bulu-bulu adalah wajib. Sehingga kalau ada yang
tertinggal meskipun satu bagian kecil saja yang tidak terkena air,maka ia wajib dibasuh lagi.
Ulama hanafi berpendapat bahwa membasuh seluruh badan yang memang dapat dibasuh tanpa
mengalami kesukaran adalah wajib seperti bagian telinga,pusar,kumis,bulu kening,bagian dalam
jenggo dan rambut kepala,dan bagian luar kemaluan wanita
a. Membongkar sanggul
Ulama hanafi mengatakan cukup dengan hanya membasuh panggal sanggul atau rambut
wanita yang dpintal.
Ulama maliki berpendapat orang yang rambutnya bersanggul tidak perlu dibongkar
sanggulnya,jika memang sanggulnya itu tidak terlalu rapi atau tidak terlalu banyak sehingga
dapat menghalangi air sampai kebagian kulit kepalanya ataupun kedalam rambutnya.
b. Membasuh kulit kepala
Membasuh kulit kepala adalah wajib,baik dia mempunyai rambut yang tebal ataupun tipis.
c. Membasuh rambut yang terurai
Menurut ulama syafi’I membasuh rambut yang terurai adalah wajib.
Ulama hanafi dan maliki berpendapat ia tidak wajib dibasuh
Ulama hambali mempunyai dua pendapat. Namun yang paling rajih adalah yang
berpendapat bahwa membasuh rambut tersebut wajib seperti pendapat ulama syafi’i.

2. Berkumur dan memasukkan air ke hidung


Ulama hanafi dan hambali mewajibkan berkumur dan memasukkan air kedalam hidung ketika
mandi adalah wajib.
Ulama maliki dan syafi’I berpendapat perbuatan ini adalah sunnah ketika mandi wajib.

3. Berniat ketika memulai membasuh bagian tubuh


Jumhur ulama selain ulama hanafi mewajibkan niat mandi seperti juga niat wudu’.
Menurut ulama hanafi,memulai dengan niat hanyalah sunnah supaya perbuatannya menjadi
ibadah dan menapat pahala seperti berwudu’.
Tapi hukum membaca bismillah,para jumhur ulama berpendapat itu adalah sunnah.

4. Menggosok,muwaalaat,dan tertib
Para fuqaha sepakat bahwa tertib bukan merupakan kewajiban dalam mandi.
Ulama maliki berpendapat bahwa menggosok adalah wajib,meskipun hanya menggunakan
sobekan kain.begitu juga dengan muwaalaat sekiranya ia ingat dan mampu,seperti halnya dalam
wudu’.
Ulama lain selain ulama mazhab maliki tidak mewajibkan menggosok dan muwaalaat.
Muwaalaat adalah fardhu sama seperti dalam berwudu’.oleh karena itu,apabila seseorang
membuat jarak yang lama dan sengaja ketika mandi,maka mandinya batal. Jika jaraknya tidak
lama,maka dia boleh meneruskan mandinya dengan niat.

Pengertian Tayamum

Tayamum menurut etimologi bahasa arab,artinya adalah bermaksud seperti dalam firman Allah SWT
dalam Q.S Al-baqarah ayat 267 yang artinya:

‘’janganlah kamu bermaksud(memilih) yang buruk untuk kamu keluarkan’’

Sedangkan menurut terminologi para ulama islam,tayamum itu adalah mengusap wajah dan kedua
tangan dengan debu yang suci dengan cara tertentu.

Rukun Tayamum

1. Niat saat mengusap wajah


Menurut ulama mazhab maliki,jika dalam tayamumnya ia berniat untuk sholat saja maka ia tidak
boleh menggunakannya untuk sholat wajib,karena sholat wajib memerlukan niat khusus.
Menurut ulama syafi’I orang yang melakukan tayamum harus berniat untuk bias melaksanakan
shalat atau sejenisnya.
Menurut ulama mazhab hambali,orang yang melakukan tayamum harus berniat untuk dapat
melakukan hal-hal yang tidak dapat dilakukan

2. Menyeka wajah dan kedua tangan dan meratakannya


Menurut ulama syafi’I dan hambali mengusap seluruh wajah adalah fardhu dan mengusap
kedua tangan adalah fardhu lainnya.
Yang perlu dilakukan ketika menggosok kedua tanagn menurut pendapat syafi’I dan hanafi
adalah menggosok kedua tangan secara menyeluruh hingga siku seperti halnya dalam wudu’.
Ulama mazhab maliki dan hambali mengatakan,menggosok kedua tanagn cukup sampai
pergelangan tangan saja. Adapun mengusap dari dua pergelangan tangan hingga siku hukumnya
sunnah.
Hal-hal yang wajib dalam tayamum menurut ulama hanafi dan syafi’I adalah dua tepuk
tangan,yaitu satu tepuk tangan untuk wajah,dan satu tepuk tangan untuk kedua tangan
Ulama mazhab maliki dan hanafi mewajibkan untuk menepuk jari tengan telapak tangan atau
dengan jari kelingking agar gosokan menjadi lebih sempurna.
Ulama mazhab syafi’I dan hambali mengatakan,menepuk kelingking setelah mengusap tangan
adalah sunnah,sebagai sikap pencegahan saja.

3. Perintah adalah fardhu menurut ulama syafi’I dan hambali selain hadits agung
Tayamum untuk hadits atau najis utama dalam tubuh,tidak diharuskan secara tertib.
Menurut ulama hanafi dan maliki,yang dianjurkan untuk tertib dalam bertayamum adalah ketika
menggosok kedua anggota badan tayamum (yaitu wajah dan kedua tangan). Tapi hukumnya
sunnah,bukan wajib.

4. Al-Muwaalaat (terus/terputus)
Menurut ulama hambali dan maliki,muwaalaat adalah fardhu adalah tayamum.
Ulama maliki mensyaratkan adanya kesinambungan antara tayamum dan sholat atau lainnya.
Menurut ulama syafi’I dan hanafi,muwaalaat dalam tayamum sama dengan wudhu,yaitu
sunnah.

5. Debu suci
Menurut ulama maliki debu suci adalah salah satu kefarduan dalam tayamum.
Menurut ulama hanfi dan maliki tayamum dengan menggunakan batu atau batu besar yang
tidak berdebu diprbolehkan.
Ulama syafi’I menambahkan bertayamum dengan pasir berdebu juga diperbolehkan.
Mazhab syafi’I dan hambali tidak memperbolehkan bertayamum dengan minyak
bumi,belerang,bahan bakar kapur dan sejenisnya.
Menurut ulama syafi’I tayamum juga tidak diperbolehkan dengan menggunakan debu yang
telah digunakan untuk menggosok anggota badan atau menggunakan debu dari barang
rampasan dan sejenisnya seperti tanah masjid.
Ulama syafi,I berpendapat bahwa menyeka debu pada anggota bdan yang akan diusap pada saat
bertayamum adalah rukun pertama dari lima rukun tayamum.

Hal-Hal yang Menyebabkan Kebolehan Bertayamum

1. Apabila tidak mendapati air,atau terdapat air tetapi tidak cukup dipergunakan untuk bersuci.
2. Apabila seseorang mendapati luka ditubuhnya atau sedang sakit dikhawatirkan,jika terkena air
akan semakin memperparah penyakit atau memperlambat kesembuhan sakitnya berdaarkan
pada kebiasaan atau saran dari dokter.
3. Ketika air sangat dingin,dan kemungkinan besar akan berbahaya bila digunakan dan ia tidak bias
memanaskan air tersebut,meskipun meminta bantuan kepada orang lain atau tidak mampu
untuk masuk ke kamar mandi.
4. Ketika air berada didekatnya,tetapi dia mengkhawatirkan keselamatan diri,kehormatan dan
hartanya,takut ditinggal oleh teman-temannya (dalam perjalanan) lokasi air terhalang dengan
adanya musuh yang ditakutinya,baik berupa manusia ataupun yang lain,dipenjara air tidak dapat
diambil karena tidak adanya ketersediaan alat seperti tali dan timba.
5. Jika ia membutuhkan air, baik pada masa sekarang maupun yang akan dating,seperti untuk
minum dirinya sendiri atau untuk minum orang lain,bahkan hanya untuk keperluan minum
seekor anjing .
6. Pada saat seseorang bisa menggunakan air,tetapi khawatir jika waktu shalat habis apabila wudu
atau mandi terlebih dahulu,maka ia diperbolehkan tayamum dan sholat dengan tanpa ada
kewajiban untuk mengulangi sholat.

Perbedaan Pendapat Para Ulama tentang Tata Cara Bertayamum

1. Pendapat ulama hanafi dan syafi’i


Tayamum dilakukan dengan dua kali tepukan telapak tangan pada debu.satu tepikan untuk
mengusap muka dan satu tepukan lagi untuk mengusap kedua tangan hingga siku.
2. Pendapat ulama maliki dan hambali
Mereka mengatakan bahwa yang diwajibkan adalah satu tepukan ke tanah saja, untuk kemudian
diusapkan kemuka dengan bagian dalam jari tangannya,kemudian kedua tangan diusap dengan
menggunakan telapak tangan.

Para ulama akhirnya sepakat bahwa tayamum boleh dengan dua kali menepuk ke debu,dimana
tepukan yang kedua itu disapukan keatas tangan hingga siku. Cara mengusapnya adalah dengan
mengusapkan tangan kiri keatas tangan kanan,dimulai dari atas telapak tangan hingga ke pergelangan
tangan. Kemudian mengusapkan tangan kanan keatas tangan kiri dengan cara yang sama. Jika dibuat
dengan cara yang lain,yaitu dengan cara mengusap keseluruhan,maka itu dianggap juga sah.

Para fuqaha sepakat mengatakan jika seseorang bertayamum dengan tepukan ke debu yang
melebihi dua kali,maka tayamumnya tetap sah. Karena,cara itu termasuk menyampaikan debu ketempat
fardhu.

Anda mungkin juga menyukai