Anda di halaman 1dari 6

‫إن الـ َح ْم َد هّلِل ِ نَـحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ‪َ ،‬ونَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُش ر ِ‬

‫ُور‬ ‫َّ‬
‫ض َّل لَ هُ‪َ ،‬و َم ْن‬ ‫ت َأ ْع َمالِنَ ا‪َ ،‬م ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَاَل ُم ِ‬
‫َأ ْنفُ ِس نَا َو ِم ْن َس يَِّئا ِ‬
‫ك لَ ه ُ‬ ‫ي لَ هُ‪َ ،‬أ ْش هَ ُد َأن الَّ ِإلَ هَ ِإالَّ هللا َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي َ‬‫يُضْ لِلْ فَاَل هَا ِد َ‬
‫َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُمـ َح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه‬

‫ين آ َمنُ وا اتَّقُ وا هَّللا َ َح َّ‬


‫ق‬ ‫قَا َل هللا تَ َعالَى فِى ِكتَابِ ِه ْال َك ِري ِْم‪ ،‬يَا َأيُّهَا الَّ ِذ َ‬
‫ون‬‫تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم َ‬

‫ق ِم ْنهَ ا‬‫اح َد ٍة َو َخلَ َ‬


‫س َو ِ‬ ‫يَا أ ُّيهَا النَّاسُ اتَّقُ ْ‬
‫وا َربَّ ُك ُم الَّ ِذى َخلَقَ ُكم ِّمن نَّ ْف ٍ‬
‫ث ِم ْنهُ َما ِر َجاالً َكثِيرًا َونِ َسا ًء َواتَّقُوا هللاَ الَّ ِذى تَ َس ا َءلُ َ‬
‫ون‬ ‫َز ْو َجهَا َوبَ َّ‬
‫بِ ِها َواَأْلرْ َحا َم ِإ َّن هللاَ َك َ‬
‫ان َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبَا‬

‫ين آ َمنُ وا اتَّقُ وا هَّللا َ َوقُولُ وا قَ ْواًل َس ِدي ًدا‬ ‫َوقَ ا َل تَ َع الَى‪ ،‬يَ ا َأيُّهَ ا الَّ ِذ َ‬
‫يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َم ْن ي ُِط ِع هَّللا َ َو َر ُس ولَهُ فَقَ ْد‬
‫فَا َز فَ ْو ًزا َع ِظي ًما‬

‫ي‬ ‫ي هَ ْد ُ‬‫ث ِكتَ ابُ هَّللا ِ‪َ ،‬وَأحْ َس َن ْالهَ ْد ِ‬


‫ق ْال َح ِدي ِ‬ ‫ص َد َ‬ ‫َأ َّما بَ ْع ُد‪ ،‬ف ِإ َّن َأ َ‬
‫ُأل‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‪َ ،‬و َش َّر ا ُم ِ‬
‫ور ُمحْ َدثَاتُهَا‪َ ،‬و ُك َّل ُمحْ َدثَ ٍة‬ ‫ُم َح َّم ٍد َ‬
‫ار‬‫ضاللَ ٍة فِي النَّ ِ‬ ‫ضاللَةٌ ‪َ ،‬و ُك َّل َ‬ ‫بِ ْد َعةٌ‪َ ،‬و ُك َّل بِ ْد َع ٍة َ‬

‫‪Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.‬‬


‫‪Mengawali khutbah kali ini, khatib berwasiat kepada diri khatib pribadi dan para jamaah‬‬
‫‪sekalian agar kita senantiasa meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada‬‬
‫‪Allah Ta’ala dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.‬‬

‫‪Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi mulia, suri tauladan kita, Nabi‬‬
‫‪Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, para sahabatnya.‬‬
Sidang shalat Jumat rahimakumullah,
Kita melihat banyak bencana yang menimpa, terutama di negeri kita. Banjir bandang,
gunung yang meletus, demikian pula bencana-bencana yang lainnya. Semua bencana
dan musibah itu telah Allah kabarkan dalam Al-Qur’an bahwasanya itu semua akibat
perbuatan dosa manusia. Bukan sebatas fenomena alam semata seperti yang diklaim
oleh orang-orang yang tidak beriman. Allah berfirman:

ِ ‫ت َأ ْي ِدي ال َّن‬
…‫اس‬ ْ ‫َظ َه َر ْال َف َسا ُد ِفي ْال َبرِّ َو ْال َبحْ ِر ِب َما َك َس َب‬
“Telah tampak kerusakan di daratan dan di lautan akibat perbuatan dosa
manusia…” (QS. Ar-Rum[30]: 41)

Allah berfirman:

…‫ت َأ ْي ِدي ُك ْم‬


ْ َ‫صيبَ ٍة فَبِ َما َك َسب‬ َ ‫َو َما َأ‬
ِ ‫صابَ ُكم ِّمن ُّم‬
“Tidak ada satupun musibah yang menimpa kecuali semua itu akibat daripada
perbuatan dosa-dosa kalian…” (QS. Asy-Syura[42]: 30)

Gunung tidak mungkin meletus kecuali dengan perintah Rabbnya, air bah pun tidak
akan pernah menerpa kecuali dengan perintah Allah ‘Azza wa Jalla. Semua makhluk
tunduk dan patuh hanya kepada penciptanya saja. Maka Allah memberikan bencana
demi bencana tiada lain adalah untuk kebaikan kita, yaitu dalam rangka mengingatkan
agar kita kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, agar kita mau mengakui dosa-
dosa kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, agar kita kembali kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala dan tidak memaksiatinya.

Namun ternyata ketika manusia tidak mau mengambil pelajaran, maka Allah
Subhanahu wa Ta’ala pun memberikan bencana demi bencana kepada diri kita tak
henti-hentinya.

KESYIRIKAN PENYEBAB TERBESAR DATANGNYA BENCANA


Sebab terbesar yag menyebabkan datangnya bencana adalah kesyirikan.
Sesungguhnya Allah tidak pernah ridha disekutukan dengan apapun juga. Allah
berfirman:

َ ‫ِإنَّ هَّللا َ اَل َي ْغ ِف ُر َأن ُي ْش َر‬


…‫ك ِب ِه‬
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik…” (QS. An-Nisa[4]: 48)

Lihat bagaimana Allah lakukan terhadap kaumnya Nabi Nuh ketika mereka
mempersekutukan Allah dan tidak mau mengikuti ajakan Nabi Nuh untuk mentauhidkan
Allah ‘Azza wa Jalla. Allah berfirman:

‫لَقَ ْد َأرْ َس ْلنَا نُوحًا ِإلَ ٰى قَ ْو ِم ِه فَقَا َل يَا قَ ْو ِم ا ْعبُ ُدوا هَّللا َ َما لَ ُكم ِّم ْن ِإ ٰلَ ٍه‬
… ُ‫َغ ْي ُره‬
“Sungguh Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya. Nuh berkata: ‘Wahai kaumku
beribadahlah kepada Allah saja, tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali
Dia…” (QS. Al-A’raf[7]: 59)

Tapi mereka tidak mau mengikuti ajakan Nabi Nuh. Allah memberikan kesempatan 950
tahun kepada mereka agar kembali kepada Allah dan mengikuti ajakan Nabi Nuh
‘Alaihis Salam. Tapi hati mereka keras, mereka lebih senang mempersekutukan Allah,
tidak mau mengikuti ajakan Nabi Nuh, maka Allah tenggelamkan mereka semua dalam
air bah yang luar biasa dahsyatnya.

Lihatlah apa yang Allah lakukan terhadap kaumnya Nabi Hud, yaitu kaum ‘Aad. Mereka
suatu kaum yang badannya sangat besar, tidak pernah Allah menciptakan seperti
mereka setelahnya, saking hebatnya dan kuatnya badan-badan mereka.

Allah kirimkan kepada mereka Nabi Hud. Allah berfirman:

ُ‫َوِإلَ ٰى َعا ٍد َأ َخاهُ ْم هُو ًدا ۚ قَا َل يَا قَ ْو ِم ا ْعبُ ُدوا هَّللا َ َما لَ ُكم ِّم ْن ِإ ٰلَ ٍه َغ ْي ُره‬
“Dan kepada kaum ‘Aad Kami utus Hud. Hud berkata: ‘Hai kaumku, beribadahlah
kepada Allah saja, tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Dia saja…” (QS.
Hud[11]: 50)

Tapi ternyata kaum ‘Aad pun menolak ajakan Nabi Hud, maka Allah kirimkan angin
yang sangat dingin dan kencang selama seminggu yang membuat mereka pun hancur
dan binasa. Mereka pun kemudian mati bagaikan batang-batang pohon.

Lihatlah apa yang Allah lakukan kepada kaum Tsamud. Bagaimana Allah Subhanahu
wa Ta’ala mengutus kepada mereka Nabi mereka Shalih. Allah berfirman:

‫صالِحًا ۚ قَا َل يَا قَ ْو ِم ا ْعبُ ُدوا هَّللا َ َما لَ ُكم ِّم ْن ِإ ٰلَ ٍه‬
َ ‫َوِإلَ ٰى ثَ ُمو َد َأ َخاهُ ْم‬
…ُ‫َغ ْي ُره‬
“Dan kepada Tsamud (Kami utus) Nabi mereka Shalih. Berkata Nabi Shalih: ‘Wahai
kaumku, beribadahlah kepada Allah saja, jangan kalian sekutukan Allah sedikitpun
juga, tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Dia saja…” (QS. Hud[11]: 61)

Namun kaum Tsamud pun mereka tidak mau mengikuti ajakan Nabi Saleh. Maka Allah
pun kirimkan suara yang memekakan telinga mereka yang membuat mereka pun
tumbang dan mati semuanya. Semua akibat kesyirikan, semua akibat mereka
mempersekutukan Allah ‘Azza wa Jalla.

Makanya saudaraku, syirik merupakan sumber terbesar munculnya malapetaka di


muka bumi ini. Maka kewajiban kita adalah mari kita ikuti ajakan para Nabi untuk
mentauhidkan Allah, menjauhkan kesyirikan, menjauhkan berbagai macam warna-warni
kesyirikan.

Yang kita lihat di masyarakat, Subhanallah banyak sekali warna-warni kesyirikan. Ada
yang menyembah kuburan, ada yang menyembah selain Allah, mereka membuat
sesajen-sesajen di pohon-pohon dan yang lainnya, bersedekah untuk bumi padahal
bumi tidak butuh untuk disedekahi. Allah yang menciptakan bumi dan memberkahinya.
Juga kesyirikan yang lainnya, belum lagi perdukunan, belum lagi yang ada di laut sana,
belum lagi yang ada di gunung sana, mereka mempersembahkan kepala kerbau untuk
gunung-gunung dan yang lainnya. Semua itu kesyirikan, saudaraku sekalian. Allah tidak
ridha Dirinya disekutukan, maka jangan salahkan kalau Allah murka dan mengirimkan
bencana dan petaka.

Ini kita hamba-hamba Allah yang lemah, kita tidak punya daya dan upaya kecuali
dengan izinNya. Sementara Allah yang Maha Kuat tidak pernah akan mampu bisa
dikalahkan sekuat apapun kita. Cukup Allah kirimkan angin yang sangat dahsyat,
semua kita hancur dan mati. Ini adalah sebab pertama yang menyebabkan datangnya
petaka dan bencana.

KEMAKSIATAN PENYEBAB BENCANA


Adapun sebab yang kedua yaitu kemaksiatan yang merajalela. Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam mengabarkan dalam hadits bahwa tidaklah tersebar zina di sebuah
masyarakat kecuali Allah kirimkan kepada mereka penyakit yang belum pernah ada
sebelumnya. Dan tidaklah suatu kaum menahan diri dari membayar zakat kecuali Allah
tahan hujan dari mereka. Kalau bukan karena doa binatang-binatang ternak, Allah tidak
akan kirimkan hujan kepada mereka.

Ini semua menunjukkan bahwa maksiat menyebabkan datangnya bencana kepada kita.
Subhanallah, namun aneh sebagian orang, ketika kita berusaha mengajak manusia
kepada tauhid, mengajak manusia kepada ketaatan, mereka berkata “Tidak perlu kalian
mengingkari karena sesungguhnya kami yang akan menanggung dosa-dosa kami.”
Padahal Rasulullahs Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengabarkan bahwa kalaulah suatu
kaum mampu mengingkari sebuah kemungkaran tapi mereka diam seribu bahasa, Allah
akan ratakan adzab kepada mereka semuanya. Walaupun di sana ada orang-orang
shalih, bertakwa dan ulama. Tapi ketika mereka tidak mengingkari kemungkaran dan
mereka mampu, maka saat itu Allah ratakan adzab kepada mereka semuanya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

…ً‫صة‬
َّ ‫ظلَ ُموا ِمن ُك ْم َخا‬ َ ‫صيبَ َّن الَّ ِذ‬
َ ‫ين‬ ِ ُ‫َواتَّقُوا فِ ْتنَةً اَّل ت‬
“Takutlah kalian kepada adzab yang tidak menimpa orang-orang zalim saja, tapi orang
shalih pun kena semuanya…” (QS. Al-Anfal[8]: 25)

Ini akibat daripada mereka tidak mau peduli dengan kemungkaran yang ada di
sekitarnya, dia diam sering bahasa, tidak berusaha mengingkarinya walaupun dengan
hatinya.

Maka sadarilah bahwa musibah/bencana/malapetaka bukanlah sebatas fenomena


alam, akan tetapi ia adalah perintah dari pemiliknya, yaitu Allah ‘Azza wa Jalla akibat
dosa-dosa manusia.

‫َأقُو ُل قَولِي هَ َذا َوا ْستَ ْغفِ ُر هللاَ لِي َولَ ُك ْم‬

KHUTBAH JUM’AT KEDUA


‫ نَبِيِّنَ ا ُم َح َّم ْد َو آ ِل ِه‬،ِ‫الس الَ ْم َعلَى َر ُس و ُل هللا‬
َّ ‫الص الَةُ َو‬َّ ‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َو‬
،ُ‫ك لَ ه‬ َ ‫أن آلا إلَهَ إاَّل هللا َوحْ َدهُ اَل َش ِري‬ ْ ‫ َأ ْشهَ ُد‬،‫صحْ بِ ِه َو َم ْن َوااَل ْه‬َ ‫َو‬
ُ‫أن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرسُولَه‬ َّ ‫َوأ ْشهَ ُد‬
Sidang shalat Jumat rahimakumullah,
Agar tidak diberikan bencana terus-menerus kepada kita, maka kewajiban kita
segeralah kembali kepada Allah. Tauhidkan Allah jauhkan kesyirikan, selalu taati Allah
jauhi kemaksiatan.

Demi Allah, kalaulah penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa, Allah pasti bukakan
kepada mereka pintu-pintu keberkahan. Allah berfirman:

ٍ ‫َولَ ْو َأ َّن َأ ْه َل ْالقُ َر ٰى آ َمنُوا َواتَّقَ ْوا لَفَتَحْ نَا َعلَ ْي ِهم بَ َر َكا‬
‫ت ِّم َن ال َّس َما ِء‬
َ ‫ض َو ٰلَ ِكن َك َّذبُوا فََأ َخ ْذنَاهُم ِب َما َكانُوا يَ ْك ِسب‬
‫ُون‬ ِ ْ‫َواَأْلر‬
“Kalaulah penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa, tentu Kami akan bukakan
pintu-pintu keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi mereka mendustakan ayat-
ayat Kami, maka Kami timpakan azab disebabkan perbuatan mereka.” (QS. Al-A’raf[7]:
96)

Segera kita minta ampun kepada Allah, segera kita istighfar, karena ketika suatu
penduduk desa banyak beristighfar kepada Allah, maka Allah tahan adzab dari mereka.
Allah berfirman:

‫ان هَّللا ُ ُم َع ِّذبَهُ ْم َوهُ ْم‬ َ ‫ان هَّللا ُ لِيُ َع ِّذبَهُ ْم َوَأ‬
َ ‫نت فِي ِه ْم ۚ َو َما َك‬ َ ‫َو َما َك‬
َ ‫يَ ْستَ ْغفِر‬
‫ُون‬
“Allah tidak akan pernah mengadzab mereka selama mereka mohon ampun kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala…” (QS. Al-Anfal[8]: 33)

Selama kita minta ampun kepada Allah, mengakui dosa-dosa kita di hadapan Allah,
selama itu Allah tahan adzab dari kita, saudaraku.

‫صلُّوا‬ َ ‫ون َعلَى النَّبِ ِّي ۚ يَا َأيُّهَا الَّ ِذ‬


َ ‫ين آ َمنُوا‬ َ ُ‫ِإ َّن اللَّـهَ َو َماَل ِئ َكتَهُ ي‬
َ ُّ‫صل‬
﴾٥٦﴿ ‫َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِي ًما‬
َ ‫صلَّي‬
‫ْت َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم‬ ِ ‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬
َ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما‬ َ ‫اَللَّهُ َّم‬
ِ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬
‫آل‬ َ َّ‫ ِإن‬،‫آل ِإ ْب َرا ِه ْي َم‬
ِ َ‫ َوب‬.‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ِ ‫َو َعلَى‬
‫آل ِإ ْب َرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إنَّ َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد‬ ‫ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْك َ‬
‫ت َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬
‫َم ِج ْي ٌد‬
‫ت اَألحْ يَا ِء‬ ‫اللهُ َّم ا ْغفِرْ ِل ْل ُم ْسلِ ِمي َْن َوالم ْسلِ َما ِ‬
‫ت َوالمُْؤ ِمنِي َْن َوالمْؤ ِمنَا ِ‬
‫ِم ْنهُم َواَأل ْم َوا ِ‬
‫ت‬
‫إنك َس ِمي ٌع قَ ِريبٌ ُم ِجيبُ ال َّدع َوات‪ ،‬فَيَا قَ ِ‬
‫اض َي ال َحا َجات‬
‫ت التَّوابُ الر ِ‬
‫َّحيم‬ ‫ك اَ ْن َ‬‫اللهُ َّم َوتُبْ َعلَ ْينَا اِنَّ َ‬
‫اللهُ َّم تَقَبَّل اَ ْع َمالُنَا يَا َربَّ ال َعالَ ِمين‬
‫اللهُ َّم اجْ َع ْلنَا ِم َن تَّ َّوبِين‬
‫اللهُ َّم اجْ َع ْلنَا ِم َن َّشا ِك ِرين‬
‫َّحيم‬‫ت التَّوابُ الر ِ‬ ‫ك اَ ْن َ‬‫اللهُ َّم َوتُبْ َعلَ ْينَا اِنَّ َ‬
‫عباد هللا‪:‬‬
‫ان َوِإيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َويَ ْنهَ ٰى َع ِن‬ ‫ِإ َّن اللَّـهَ يَْأ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َواِإْل حْ َس ِ‬
‫ُون ﴿‪﴾٩٠‬‬ ‫ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُمن َك ِر َو ْالبَ ْغ ِي ۚ يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكر َ‬
‫فَ ْاذ ُكرُوا هللا ال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُكم‪َ ،‬وا ْش ُكرُوهُ َعلَى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُكم‪ ،‬ول ِذك ُر‬
‫هللاِ أكبَر‪.‬‬

Anda mungkin juga menyukai