Anda di halaman 1dari 19

MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK KUMPULAN CERPEN SEBERKAS ASA DI

UJUNG KEMOCENG YANG BERJUDUL

“SENANDUNG SENDU SEORANG PEKERJA RUMAH TANGGA ANAK”

KARYA ROSDIANI

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Prosa Fiksi

Dosen Pengampuh Drs. Heru Subakti, M.M

Oleh

1. Putri Ayu Amalia (216052)


2. Yulimatun Fadilah (216007)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA JOMBANG
2022
MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK KUMPULAN CERPEN SEBERKAS ASA DI
UJUNG KEMOCENG YANG BERJUDUL

“SENANDUNG SENDU SEORANG PEKERJA RUMAH TANGGA ANAK”

KARYA ROSDIANI

MAKALAH

Untuk Menempuh Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Prosa Fiksi

Dosen Pengampuh Drs. Heru Subakti, M.M

Oleh

1. Putri Ayu Amalia (216052)


2. Yulimatun Fadilah (216007)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA JOMBANG
OKTOBER 2022

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL ................................................................................................................... i

HALAMAN SAMPUL............................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................. 4

2.1 Tema ................................................................................................................ 4


2.2 Tokoh dan Penokohan ..................................................................................... 5
2.3 Latar/Setting Cerpen ....................................................................................... 6

BAB III ANALISI DATA........................................................................................ 9

3.1 Tema ................................................................................................................ 9

3.2 Tokoh dan Penokohan ..................................................................................... 10

3.3 Latar/Setting Cerpen ....................................................................................... 11

BAB IV PENUTUP .................................................................................................. 13

4.1 Simpulan ......................................................................................................... 13

DAFTAR REFRENSI .............................................................................................. 14

LAMPIRAN.............................................................................................................. 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Alasan penulis memilih judul tersebut karena cerpen “Seberkas Asa Di Ujung
Kemoceng” karya Publikasi-Publikasi ILO ini adalah salah satu cerpen yang menarik dan dan
berbeda dengan judul cerpen lainnya. Saat ini, cerpen yang menceritakan tentang susahnya
mencari rupiah di dalam kehidupan memang banyak,namun pada bagian isi ceritanya cerpen-
cerpen yang lain lebih terlihat monoton dan membosankan. Berbeda dengan cerpen yang akan
kami analisis itu sangatlah menarik untuk dibaca. Itulah sebabnya mengapa penulis
beranggapan bahwa walaupun cerpen ini belum terlalu dikenal oleh khalayak umum, tetapi
menurut penulis cerpen “Seberkas Asa Di Ujung Kemoceng” termasuk dalam kategori cerpen
fantasi yang bagus dan baik untuk dibaca. Selain itu, isi ceritanya pun tidak bertele-tele dan
jelas pada bagian akhir ceritanya.

Cerita kehidupan-kehidupan yang digambarkan oleh publikasi-publikasi ILO dalam


cerpen ini terlihat lebih menarik, seperti kehidupan di pedesaan,kehidupan di perkotaan bahkan
hingga kehidupan yang berawal dari rakyat desa pindah di kota. Dari beberapa cerita kehidupan
ini, hanya ada salah satu cerita yang bisa membuat pembaca bisa larut dalam cerita tersebut.
Di dalam cerpen ini memiliki nilai ketertarikan sendiri untuk dibaca,karena cerpen ini
mengambil dari cerita nyata yang bisa dikatakan sebagai cerpen motivasi,karena di dalam
cerpen tersebut menceritakan tentang anak muda yang berusaha merubah nasibnya demi kedua
orang tuanya. Di dalam cerpen tersebut pasti memiliki nilai-nilai yang dapat diambil untuk
dijadikan sebuah pedoman untuk diterapkan di kehidupan kita. Dengan salah satunya nilai
Pendidikan dari sebuah cerpen yang dapat kami telaah. Nilai Pendidikan yang dapat diambil

1
2

dari cerpen tersebut seorang anak yang ingin melanjutkan pendidikannya namun terhalang oleh
biaya.

Sehingga ia harus tidak bisa melanjutkan sekolahnya lalu ia pindah ke kota untuk
mencari uang agar bisa membantu kedua orang tuanya. Sehingga pada akhirnya ia bisa
mencapai cita-cita yang ia inginkan. Di lain sisi cerpen pasti memiliki kelemahan dan
kelebihan. Kelebihan dari cerpen tersebut salah satunya bahasanya mudah dipahami,alur dalam
ceritanya mengisahkan dalam kehidupan kita dalam mencapai apa yang kita inginkan di masa
yang akan datang. Cerita ini sangat bagus dibaca untuk kalangan remaja yang dalam kehidupan
ekonominya sulit sehingga kita dapat berusaha bagaimana car akita merubah kehidupan
keluarga kita. Selain memiliki kelebihan disebuah cerpen juga memiliki kekurangan salah
satunya ruang gerak atau setting terbatas.

Pada cerpen,karakter tokoh tidak di jelaskan secara mendalam sehingga dibutuhkan


kemampuan khusus bagi pembaca untuk menafsirkannya. Karena cerpen ditulis dengan
ringkas sehingga pembaca yang kurang jeli akan gagal menangkap amanat cerpen. Dalam
sebuah cerpen pasti memiliki ketertarikan tersendiri dalam menarik si pembaca. Alasan kami
memilih cerpen tersebut karena cerpen tersebut sangat relevan dengan kehidupan nyata
terutama kami yang masih menempuh masa Pendidikan seperti kehidupan di cerita. Selain itu
cerpen tersebut juga sangat mudah dimengerti oleh pembaca di usia 15 tahun keatas karena
mengisahkan tentang perjuangan seorang anak dalam menggapai cita-citanya. Mulai dari judul
yang diambil hingga isi ceritanya yang menarik pembaca untuk membaca cerita tersebut.
Mungkin dari kami membaca cerpen ini cukup memotivasi kita untuk bersyukur bisa
mendapatkan Pendidikan hingga bisa masuk di dunia perkuliahan seperti saat ini. Filosofi dari
buku cerpen yang kami analisis diangkat dari kehidupan seorang anak yang ingin melanjutkan
pendidikannya hingga ia bisa menggapai cita-citanya namun keinginannya dalam Pendidikan
3

terhalang oleh sebuah ekonomi di keluarganya. Namun,itu tidak merubah semangat anak
tersebut dalam menggapai cita-citanya. Ia menggunakan berbagai cara untuk bisa menggapai
sebuah cita-cita yang ia inginkan. Hingga pada akhirnya ia bisa menggapai cita-citanya yang
ia inginkan meskipun tidak melalui dunia Pendidikan namun ia bisa membuktikan bahwa
dirinya bisa menggapainya. Dalam cerpen tersebut nilai yang dapat dipetik bahwa cita-cita bisa
digapai dengan berbagai cara tidak hanya dengan Pendidikan melainkan dengan usaha dan
tekad,namun didalam Pendidikan mengajarkan cara menggapai cita-cita yang mudah.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan penjelasam pada latar belakang,maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan yang akan dipecahkan oleh mahasiswa, yaitu :

1. Bagaimana cara menganalisis tema, tokoh dan penokohan, latar/setting dalam cerpen
“Senandung Sendu Seorang Pekerja Rumah Tangga Anak”?
BAB II

LANDASAN TEORI

Untuk mendapatkan pengetahuan yang sama tentang penelitian maka peneliti

mengidentifikasikan pengertian Tema, Tokih dan Penokohan, seeta Latar/Setting

sebagaimana yang tertulis dibawah ini:

2.1 Tema

Tema biasanya dikatakan sebagai ide didalam sebuah cerita. Jika didalam cerita tidak

mempunyai sebuah tema maka cerita itu tidak akan menjadi sebuah cerita. Karena tema

sendiri merupakan gagasan dasar yang menjadi latar belakang keseluruhan cerita. Tema

bisa bersifat umum misalnya mengangkat permasalahan di lingkungan, pengalaman

pribadi penulis, tema pendidikan, sejarah, dan masih banyak lagi. Mengenai tema, Saad

dalam Ali (1967:118) berpendapat bahwa tema adalah suatu yang menjadi persoalan

bagi pengarang di dalamnya terbayang pandangan hidup dan cita cita pengarang,

bagaimana ia melihat persoalan itu. Selanjutnya, Brooks dan Warren (dalam

Trigan,1984:125) menyatakan tema adalah pandangan tertentu mengenai kehidupan

atau rangkayan nilai tertentu yang membentuk atau membangun dasar atau gagasan

utama dari suatu karya sastra. Menurut Keraf (1980:107) tema adalah suatu amanat

utama yang disampaikan melalui karangan. Persoalan-persoalan yang dihidangkan

harus dicarikan jalan keluarnya sehingga masalah yang disampaikan pengarang lewat

karyanya membawa amanat bagi pembaca. Jadi, tema adalah suatu amanat atau

pandangan pengarang terhadap persoalan yang dihadapi dalam kehidupan. Menurut

Rusyana (1988:67) tema adalah dasar atau makna dari seuah cerita, tema adalah cara

hidup tertentu atau perasaan tertentu yang membentuk dasar dari gagasan utama atau

membangun sebuah karya sastra, dan semua fiksi harus memiliki tema dasar atau yang

4
5

mengatakan tujuan. Sudjiman (1992) berpendapat bahwa tema adalah gagasan yang

mendasari sebuah cerita. Menurut Nurgiyantoro (2005:80) menyatakan bahwa, tema

adalah sebuah cerita yang dapat dipahami sebagai sebuah makna, makna yang mengikat

keseluruhan unsur cerita sehingga cerita itu hadir sebgai sebuah kesatuan yang padu.

2.2 Tokoh dan Penokohan

Tokoh juga merupakan unsur penting dalam sebuah cerpen. Jika didalam sebuah cerpen

tidak terdapat tokoh maka siapa yang akan memainkan sebuah cerita tersebut. Jika tidak

ada tokoh didalam sebuah cerita maka cerita tersebut tidak akan hidup. Karena tokoh

merupakan nsur penting untuk mengembangkan cerita cerpen. Tokoh dalam cerita

menggambarkan karakter tokoh, pengungkapan jalan pikiran, penggambaran fisik, dan

gambaran lingkungan tempat tinggal tokoh. Menurut Semi (1988:48), tokoh ialah

pelaku dalam karya sastra. Dalam karya sastra biasanya ada beberapa tokoh, namun

hanya ada satu tokoh utama. Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dan menjadi

peran utama dalam karya sastra. Dikenal pula dua jenis tokoh, yaitu tokoh datar dan

tokoh bulat. Tokoh datar adalah tokoh yang hanya menunjukkan satu segi wataknya

tidak dikembangkan secara maksimal dan apa yang dilakukan tidak menimbulkan

kejutan kepada pembaca misalnya baik saja atau buruk saja. Sejak awal sampai akhir

cerita tokoh yang jahat akan jadi jahat. Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan

berbagai segi baik buruknya, kelebihan dan kelemahanya. Jadi ada perkembangan yang

terjadi pada tokoh ini dan dapat dibedakan dari tokoh lain. Dari segi kewajiban dikenal

ada tokoh introvert dan ekstrovert. Tokoh introvert ialah pribadi tokoh yang ditentukan

oleh ketidaksadarannya, bersifat tertutup. Pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh

kesadarannya. Dalam karya sastra dikenal pula tokoh protagonis dan tokoh antagonis.

Protagonis ialah tokoh yang disukai oleh pembaca atau penikmat sastra karena sifat-
6

sifatnya. Tohoh protagonis merupakan tokoh utama dalam cerita rekaan. (Sugono,

2015; 1107). Antagonis ialah tokoh yang tidak disukai pembaca atau penikmat sastra

karena sifat-sifatnya. Dapat pula dikatakan bahwa tokoh antagonis merupakan

penentang dari tokoh utama; tokoh lawan. Istilah tokoh menunjuk pada orangnya,

pelaku cerita, misalnya sebuah pertanyaan, siapa tokoh utama cerpen itu? Siapakah

tokoh protagonis cerpen tersebut? Dan bentuk-bentuk pertanyaan lainnya. Penokohan;

watak; perwatakan menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh seperti yang ditafsirkan

oleh pembaca atau lebih menunjuk pada kualitas pribadi tokoh. Dengan demikian,

istilah penokohan lebih luas pengertiannya daripada tokoh, sebab pengertian ini

mencakup masalah siapa tokoh dalam cerita, bagaimana perwatakannya, dan

bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup

memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Penokohan sekaligus menyarankan

teknik perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita (Sudjiman, 1992)

Penokohan menurut Aminudin (1987) disebut juga perwatakan karakterisasi.

Perwatakan cerpen adalah pemberian sifat para pelaku-pelaku cerita. Sifat yang

diberikan akan tercermin pada pikiran, ucapan, dan pandangan tokoh terhadap sesuatu.

Sifat inilah yang membedakan tokoh satu dengan tokoh yang lain.

2.3 Latar/Setting

Dalam karya sastra, setting merupakan satu elemen pembentuk cerita yang sangat

penting, karena elemen tersebut akan dapat menentukan situasi umum sebuah karya

(Abrams, 1981:1975 dalam Fananie, 2002:95). Latar dimaksudkan untuk

mengidentifikasi situasi tergambar dalam cerita, tidak hanya menyatakan di mana,

kapan, dan bagaimana situasi itu berlangsung meliankan berkaitan dengan gambaran

tradisi, karakter, perilaku sosial, dan pandangan masyarakat pada waktu cerita ditulis
7

(Fananie, 2002:95). Abrams dalam Nurgiyantoro (2005:216) berpendapat latar atau

setting disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan

waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.

Dengan demikian unsur latar dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu latar tempat,

latar waktu, dan latar sosial (Nurgiyantoro, 2010:227).

1. Latar tempat

Latar tempat menyangkut deskripsi tempat suatu peristiwa terjadi. Misalnya yang

menunjuk latar pedesaan, perkotaan atau latar tempat lainnya. Melalui tempat

terjadinya peristiwa diharapkan tercermin tradisi masyarakat, tata nilai, tingkah laku,

suasana, dan hal-hal lain yang mungkin berpengaruh pada tokoh dan karakternya

(Suminto, 2002:127). Nurgiyantoro (2009:227) latar tempat menyaran pada lokasi

terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang

dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu,

atau mungkin lokasi tertentu tanpa nama yang jelas.

2. Latar waktu

Latar waktu mengacu pada saat terjadinya peristiwa, dalam plot, secara historis.

Melalui pemberian waktu kejadian yang jelas, akan tergambar tujuan fiksi tersebut.

Rangkaian peristiwa mungkin terjadi jika dilepaskan dan perjalanan waktu, yang dapat

berupa jam, hari, tanggal, bulan, tahun, bahkan zaman yang melatarbelakanginya

(Suminto, 2000:127). Nurgiyantoro (2009:230) latar waktu berhubungan dengan

masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya

fiksi. Genette dalam Nurgiyantoro (2009:231) latar waktu memiliki makna ganda, yang
8

mengacu pada wakru penulisan cerita dan urutan waktu kejadian yang dikisahkan

dalam cerita.

3. Latar sosial

Latar sosial melukiskan perilaku kehidupan sosial masyarakat pada suatu tempat dalam

karya fiksi. Latar sosial berkaitan dengan kebiasaan hidup, cara berpikir dan bersikap

yang tercermin dalam kehidupan masyarakat yang kompleks (Nurgiyantoro, 2009:233)


BAB III

ANALISIS DATA

Berdasarkan data yang yang diperoleh dalam kumpulan cerpen Seberkas Asa Di Ujung

Kemoceng yang berjudul “Senandung Sendu Seorang Pekerja Rumah Tangga Anak terdapat

Tema, Tokoh dan Penokohan, serta Latar/Setting. Oleh karena itu peneliti akan menjelaskan

hasil penelitian mengenai hal tersebut, diantaranya:

3.1 Tema

Landasan teori yang diambil oleh penulis yaitu pendapat dari. Menurut Keraf (1980:107)

tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan melalui karangan. Tema dari cerpen

“Senandung Sendu Seorang Pekerja Rumah Tangga Anak” Karya Rosdiani adalah tentang

“Pendidikan” Karena isi cerita dalam cerpen ini Pendidikan yang menjadi topik pembicaraan.

Tema tersebut ditunjukkan dalam penggalan di bawah ini.

Data 1: “Sejak SD sampai SMP perjalanan sekolahku lancar tanpa ada kendala yang besar.
Namun, begitu hendak aku masuk SMA kesulitan membiayai sekolah mulai terasa. Ya Allah,
aku masih ingin terus sekolah, masih ingin mengejar mimpi dan cita-citaku.”

Data 2 :“Cita-citaku tetap kupegang teguh. Aku ingin jadi penyanyi tetapi penyanyi yang
pintar, yang punya pengetahuan yang banyak.”

9
10

3.2 Tokoh dan Penokohan

Menurut Semi (1988:48), tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Dalam karya sastra

biasanya ada beberapa tokoh, namun hanya ada satu tokoh utama. Tokoh utama ialah tokoh

yang sangat penting dan menjadi peran utama dalam karya sastra. Penokohan/Tokoh cerpen

“Senandung Sendu Seorang Pekerja Rumah Tangga Anak” Karya Rosdiani. Memiliki

beberapa tokoh yang dapat dianalisis,antara lain ditunjukkan dalam penggalan cerita dibawah

ini:

a. Aku (perhatian,pekerja keras dan percaya diri)

Data 1 (Perhatian) : “Ayah, aku kerja saja ya. Aku tak mau ayah susah. Kalau sudah SMA,
biaya sekolahnya pasti lebih mahal. Darimana kita dapatkan uang? Untuk makan sehari-
hari saja kita susah, apalagi buat sekolah,” kataku pada ayah.

Data 2 (pekerja Keras) : Aku kerja mulai pukul 09.00 sampai jam 12.00. Setelah itu aku
siap-siap berangkat ke sekolah. Pulang sekolah kulanjutkan kerja lagi. Setelah itu makan
malam, membuat PR dan istirahat.

Data 3 (Percaya diri) : Cita-citaku tetap kupenggang teguh. Aku ingin jadi penyanyi tetapi
penyanyi yang pintar, yang punya pengetahuan yang banyak

b. Ayah (Perhatian dan Bijaksana)

Data 1 (bijaksana) : “Kalau mau jadi penyanyi kudu sekolah dulu, kudu jadi orang
pinta.”

Data 2 (perhatian) : “sudahlah kamu sekolah saja. Soal biaya itu urusan ayah,” ayah
menanggapi permintaank
11

3.3 Latar/Setting

Menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (2005:216) berpendapat latar atau setting disebut

juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan

lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Dengan demikian

unsur latar dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial

(Nurgiyantoro, 2010:227). Latar/Setting pada cerpen “Senandung Sendu Seorang Pekerja

Rumah Tangga Anak” Karya Rosdiani meliputi Latar tempat,Waktu dan Sosial. Berikut

Penggalan cerita dibawah ini:

a. Latar Tempat “Bogor dan Tangerang”

Pengarang menceritakan kisahnya di tempat ia lahir di Bogor. Setelah itu pengarang

menceritakan latar tempat yang kedua di Tangerang.

Data 1 (Bogor):“Aku lahir di Bogor tanggal 8 Juli 1996.”

Data 2 (Tangerang):“Ada tetangga yang lagi mencari pembantu tetapi dikirim ke


Tangerang.”

b. Latar Waktu “Pukul 09.00-12.00”

Pengarang menceritakan latar waktu yang diceritakan dalam penggalan cerita dibawah

ini:
12

Data 1 (Pukul 09.00-12.00) : “Aku Kerja mulai pukul 09.00-12.00.”

c. Latar Sosial “Miskin”

Pengarang menceritakan latar sosial tentang kemiskinan yang diceritakan dalam

penggalan cerita dibawah ini,

Data 1 (Miskin) : “Sekalipun ayahku hanyalah kuli toko, tetapi perhatiannya untuk
Pendidikan anak-anaknya sangat tinggi. Sejak SD-SMP, perjalanan sekolahku lancar tanpa
ada kendala yang besar. Namun, begitu aku hendak masuk SMA, kesulitan membiayai sekolah
mulai terasa. Ya Allah, aku masih ingin terus sekolah, masih ingin mengejar mimpi dan cita-
citaku.”
BAB IV

PENUTUP

4.1 SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian analisis berupa tema, tokoh atau


penokohan, serta latar atau setting pada cerpen “Senandung Sendu Seorang
Pekerja Rumah Tangga Anak” Karya Rosdiani dapat disimpulkan sebagai
berikut:

1. Tema dalam cerpen “Senandung Sendu Seorang Pekerja Rumah


Tangga Anak” karya Rosdiani adalah tentang “Perekonomian yang
menghambat sebuah Pendidikan”

2. Tokoh/Penokohan dalam cerpen “Senandung Sendu Seorang


Pekerja Rumah Tangga Anak” karya Rosdiani meliputi Aku
mencerminkan karakter (perhatian,pekerja keras dan percaya diri).
Ayah mencerminkan karakter (perhatian dan bijaksana).

3. Latar/Setting dalam cerpen “Senandung Sendu Seorang Pekerja


Rumah Tangga Anak” karya Rosdiani ada 3 meliputi latar
tempat,waktu,sosial.

13
DAFTAR REFRENSI

Ahmad. (t.thn.). Diambil kembali dari Gramediablog:


https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-cerpen-struktur-fungsi-ciri-unsur-dan-
contoh-cerpen/

Aisyah Siti,Ndi Herlina,Kusdira Oktaviana,Sadiah Siti,Rahmawati Suci,Daniati


Vika,Anggini,Winarsih Ela,Ina,Rohyati,Firdaus Indriana Maya,Robi Abdul,. (2014).
Seberkas Asa di Ujung Kemoceng. Publikasi ILO, 1-62.

Dami Primasetia Darwis Sebastianus. (2019). Analisis Unsur Instrinsik Cerpen "Gadis Manis
Dalam Bis" Karya Prapta Diharja Dan Implementasi Pembelajaran. Pendidikan dan
Sastra, 1-179.

Fajri Latifatul Dwi . (2021, 21 Desember ). Diambil kembali dari katadata.co.id :


https://katadata.co.id/intan/berita/61c1deae57cf6/pengertian-ciri-dan-contoh-unsur-
intrinsik-dalam-cerpen

Laelasari Rika, Salman Paris,Ahmadi Yusep F. (3 Mei 2018). ANALISIS UNSUR


INTRINSIK DAN NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM CERPEN “KISAH
TIGA KERAJAAN LAMPAU” . Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 1-14.

Lauma Athar. (2017). Unsur-Unsur Intrinsik Cerita Pendek "Protes" Karya Putu Wijaya.
Pendidikan dan Sastra Indonesia, 1-26.

Salma. (2022, April 2). Diambil kembali dari Depublish.com:


https://penerbitdeepublish.com/buku-fiksi/

14
LAMPIRAN

15
16

Anda mungkin juga menyukai