KARYA ROSDIANI
MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Prosa Fiksi
Oleh
KARYA ROSDIANI
MAKALAH
Untuk Menempuh Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Prosa Fiksi
Oleh
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................... i
HALAMAN SAMPUL............................................................................................. ii
LAMPIRAN.............................................................................................................. 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Alasan penulis memilih judul tersebut karena cerpen “Seberkas Asa Di Ujung
Kemoceng” karya Publikasi-Publikasi ILO ini adalah salah satu cerpen yang menarik dan dan
berbeda dengan judul cerpen lainnya. Saat ini, cerpen yang menceritakan tentang susahnya
mencari rupiah di dalam kehidupan memang banyak,namun pada bagian isi ceritanya cerpen-
cerpen yang lain lebih terlihat monoton dan membosankan. Berbeda dengan cerpen yang akan
kami analisis itu sangatlah menarik untuk dibaca. Itulah sebabnya mengapa penulis
beranggapan bahwa walaupun cerpen ini belum terlalu dikenal oleh khalayak umum, tetapi
menurut penulis cerpen “Seberkas Asa Di Ujung Kemoceng” termasuk dalam kategori cerpen
fantasi yang bagus dan baik untuk dibaca. Selain itu, isi ceritanya pun tidak bertele-tele dan
jelas pada bagian akhir ceritanya.
1
2
dari cerpen tersebut seorang anak yang ingin melanjutkan pendidikannya namun terhalang oleh
biaya.
Sehingga ia harus tidak bisa melanjutkan sekolahnya lalu ia pindah ke kota untuk
mencari uang agar bisa membantu kedua orang tuanya. Sehingga pada akhirnya ia bisa
mencapai cita-cita yang ia inginkan. Di lain sisi cerpen pasti memiliki kelemahan dan
kelebihan. Kelebihan dari cerpen tersebut salah satunya bahasanya mudah dipahami,alur dalam
ceritanya mengisahkan dalam kehidupan kita dalam mencapai apa yang kita inginkan di masa
yang akan datang. Cerita ini sangat bagus dibaca untuk kalangan remaja yang dalam kehidupan
ekonominya sulit sehingga kita dapat berusaha bagaimana car akita merubah kehidupan
keluarga kita. Selain memiliki kelebihan disebuah cerpen juga memiliki kekurangan salah
satunya ruang gerak atau setting terbatas.
terhalang oleh sebuah ekonomi di keluarganya. Namun,itu tidak merubah semangat anak
tersebut dalam menggapai cita-citanya. Ia menggunakan berbagai cara untuk bisa menggapai
sebuah cita-cita yang ia inginkan. Hingga pada akhirnya ia bisa menggapai cita-citanya yang
ia inginkan meskipun tidak melalui dunia Pendidikan namun ia bisa membuktikan bahwa
dirinya bisa menggapainya. Dalam cerpen tersebut nilai yang dapat dipetik bahwa cita-cita bisa
digapai dengan berbagai cara tidak hanya dengan Pendidikan melainkan dengan usaha dan
tekad,namun didalam Pendidikan mengajarkan cara menggapai cita-cita yang mudah.
1. Bagaimana cara menganalisis tema, tokoh dan penokohan, latar/setting dalam cerpen
“Senandung Sendu Seorang Pekerja Rumah Tangga Anak”?
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tema
Tema biasanya dikatakan sebagai ide didalam sebuah cerita. Jika didalam cerita tidak
mempunyai sebuah tema maka cerita itu tidak akan menjadi sebuah cerita. Karena tema
sendiri merupakan gagasan dasar yang menjadi latar belakang keseluruhan cerita. Tema
pribadi penulis, tema pendidikan, sejarah, dan masih banyak lagi. Mengenai tema, Saad
dalam Ali (1967:118) berpendapat bahwa tema adalah suatu yang menjadi persoalan
bagi pengarang di dalamnya terbayang pandangan hidup dan cita cita pengarang,
atau rangkayan nilai tertentu yang membentuk atau membangun dasar atau gagasan
utama dari suatu karya sastra. Menurut Keraf (1980:107) tema adalah suatu amanat
harus dicarikan jalan keluarnya sehingga masalah yang disampaikan pengarang lewat
karyanya membawa amanat bagi pembaca. Jadi, tema adalah suatu amanat atau
Rusyana (1988:67) tema adalah dasar atau makna dari seuah cerita, tema adalah cara
hidup tertentu atau perasaan tertentu yang membentuk dasar dari gagasan utama atau
membangun sebuah karya sastra, dan semua fiksi harus memiliki tema dasar atau yang
4
5
mengatakan tujuan. Sudjiman (1992) berpendapat bahwa tema adalah gagasan yang
adalah sebuah cerita yang dapat dipahami sebagai sebuah makna, makna yang mengikat
keseluruhan unsur cerita sehingga cerita itu hadir sebgai sebuah kesatuan yang padu.
Tokoh juga merupakan unsur penting dalam sebuah cerpen. Jika didalam sebuah cerpen
tidak terdapat tokoh maka siapa yang akan memainkan sebuah cerita tersebut. Jika tidak
ada tokoh didalam sebuah cerita maka cerita tersebut tidak akan hidup. Karena tokoh
merupakan nsur penting untuk mengembangkan cerita cerpen. Tokoh dalam cerita
gambaran lingkungan tempat tinggal tokoh. Menurut Semi (1988:48), tokoh ialah
pelaku dalam karya sastra. Dalam karya sastra biasanya ada beberapa tokoh, namun
hanya ada satu tokoh utama. Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dan menjadi
peran utama dalam karya sastra. Dikenal pula dua jenis tokoh, yaitu tokoh datar dan
tokoh bulat. Tokoh datar adalah tokoh yang hanya menunjukkan satu segi wataknya
tidak dikembangkan secara maksimal dan apa yang dilakukan tidak menimbulkan
kejutan kepada pembaca misalnya baik saja atau buruk saja. Sejak awal sampai akhir
cerita tokoh yang jahat akan jadi jahat. Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan
berbagai segi baik buruknya, kelebihan dan kelemahanya. Jadi ada perkembangan yang
terjadi pada tokoh ini dan dapat dibedakan dari tokoh lain. Dari segi kewajiban dikenal
ada tokoh introvert dan ekstrovert. Tokoh introvert ialah pribadi tokoh yang ditentukan
oleh ketidaksadarannya, bersifat tertutup. Pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh
kesadarannya. Dalam karya sastra dikenal pula tokoh protagonis dan tokoh antagonis.
Protagonis ialah tokoh yang disukai oleh pembaca atau penikmat sastra karena sifat-
6
sifatnya. Tohoh protagonis merupakan tokoh utama dalam cerita rekaan. (Sugono,
2015; 1107). Antagonis ialah tokoh yang tidak disukai pembaca atau penikmat sastra
penentang dari tokoh utama; tokoh lawan. Istilah tokoh menunjuk pada orangnya,
pelaku cerita, misalnya sebuah pertanyaan, siapa tokoh utama cerpen itu? Siapakah
watak; perwatakan menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh seperti yang ditafsirkan
oleh pembaca atau lebih menunjuk pada kualitas pribadi tokoh. Dengan demikian,
istilah penokohan lebih luas pengertiannya daripada tokoh, sebab pengertian ini
teknik perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita (Sudjiman, 1992)
Perwatakan cerpen adalah pemberian sifat para pelaku-pelaku cerita. Sifat yang
diberikan akan tercermin pada pikiran, ucapan, dan pandangan tokoh terhadap sesuatu.
Sifat inilah yang membedakan tokoh satu dengan tokoh yang lain.
2.3 Latar/Setting
Dalam karya sastra, setting merupakan satu elemen pembentuk cerita yang sangat
penting, karena elemen tersebut akan dapat menentukan situasi umum sebuah karya
kapan, dan bagaimana situasi itu berlangsung meliankan berkaitan dengan gambaran
tradisi, karakter, perilaku sosial, dan pandangan masyarakat pada waktu cerita ditulis
7
setting disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan
Dengan demikian unsur latar dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu latar tempat,
1. Latar tempat
Latar tempat menyangkut deskripsi tempat suatu peristiwa terjadi. Misalnya yang
menunjuk latar pedesaan, perkotaan atau latar tempat lainnya. Melalui tempat
terjadinya peristiwa diharapkan tercermin tradisi masyarakat, tata nilai, tingkah laku,
suasana, dan hal-hal lain yang mungkin berpengaruh pada tokoh dan karakternya
terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang
2. Latar waktu
Latar waktu mengacu pada saat terjadinya peristiwa, dalam plot, secara historis.
Melalui pemberian waktu kejadian yang jelas, akan tergambar tujuan fiksi tersebut.
Rangkaian peristiwa mungkin terjadi jika dilepaskan dan perjalanan waktu, yang dapat
berupa jam, hari, tanggal, bulan, tahun, bahkan zaman yang melatarbelakanginya
fiksi. Genette dalam Nurgiyantoro (2009:231) latar waktu memiliki makna ganda, yang
8
mengacu pada wakru penulisan cerita dan urutan waktu kejadian yang dikisahkan
dalam cerita.
3. Latar sosial
Latar sosial melukiskan perilaku kehidupan sosial masyarakat pada suatu tempat dalam
karya fiksi. Latar sosial berkaitan dengan kebiasaan hidup, cara berpikir dan bersikap
ANALISIS DATA
Berdasarkan data yang yang diperoleh dalam kumpulan cerpen Seberkas Asa Di Ujung
Kemoceng yang berjudul “Senandung Sendu Seorang Pekerja Rumah Tangga Anak terdapat
Tema, Tokoh dan Penokohan, serta Latar/Setting. Oleh karena itu peneliti akan menjelaskan
3.1 Tema
Landasan teori yang diambil oleh penulis yaitu pendapat dari. Menurut Keraf (1980:107)
tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan melalui karangan. Tema dari cerpen
“Senandung Sendu Seorang Pekerja Rumah Tangga Anak” Karya Rosdiani adalah tentang
“Pendidikan” Karena isi cerita dalam cerpen ini Pendidikan yang menjadi topik pembicaraan.
Data 1: “Sejak SD sampai SMP perjalanan sekolahku lancar tanpa ada kendala yang besar.
Namun, begitu hendak aku masuk SMA kesulitan membiayai sekolah mulai terasa. Ya Allah,
aku masih ingin terus sekolah, masih ingin mengejar mimpi dan cita-citaku.”
Data 2 :“Cita-citaku tetap kupegang teguh. Aku ingin jadi penyanyi tetapi penyanyi yang
pintar, yang punya pengetahuan yang banyak.”
9
10
Menurut Semi (1988:48), tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Dalam karya sastra
biasanya ada beberapa tokoh, namun hanya ada satu tokoh utama. Tokoh utama ialah tokoh
yang sangat penting dan menjadi peran utama dalam karya sastra. Penokohan/Tokoh cerpen
“Senandung Sendu Seorang Pekerja Rumah Tangga Anak” Karya Rosdiani. Memiliki
beberapa tokoh yang dapat dianalisis,antara lain ditunjukkan dalam penggalan cerita dibawah
ini:
Data 1 (Perhatian) : “Ayah, aku kerja saja ya. Aku tak mau ayah susah. Kalau sudah SMA,
biaya sekolahnya pasti lebih mahal. Darimana kita dapatkan uang? Untuk makan sehari-
hari saja kita susah, apalagi buat sekolah,” kataku pada ayah.
Data 2 (pekerja Keras) : Aku kerja mulai pukul 09.00 sampai jam 12.00. Setelah itu aku
siap-siap berangkat ke sekolah. Pulang sekolah kulanjutkan kerja lagi. Setelah itu makan
malam, membuat PR dan istirahat.
Data 3 (Percaya diri) : Cita-citaku tetap kupenggang teguh. Aku ingin jadi penyanyi tetapi
penyanyi yang pintar, yang punya pengetahuan yang banyak
Data 1 (bijaksana) : “Kalau mau jadi penyanyi kudu sekolah dulu, kudu jadi orang
pinta.”
Data 2 (perhatian) : “sudahlah kamu sekolah saja. Soal biaya itu urusan ayah,” ayah
menanggapi permintaank
11
3.3 Latar/Setting
Menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (2005:216) berpendapat latar atau setting disebut
juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan
unsur latar dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial
Rumah Tangga Anak” Karya Rosdiani meliputi Latar tempat,Waktu dan Sosial. Berikut
Pengarang menceritakan latar waktu yang diceritakan dalam penggalan cerita dibawah
ini:
12
Data 1 (Miskin) : “Sekalipun ayahku hanyalah kuli toko, tetapi perhatiannya untuk
Pendidikan anak-anaknya sangat tinggi. Sejak SD-SMP, perjalanan sekolahku lancar tanpa
ada kendala yang besar. Namun, begitu aku hendak masuk SMA, kesulitan membiayai sekolah
mulai terasa. Ya Allah, aku masih ingin terus sekolah, masih ingin mengejar mimpi dan cita-
citaku.”
BAB IV
PENUTUP
4.1 SIMPULAN
13
DAFTAR REFRENSI
Dami Primasetia Darwis Sebastianus. (2019). Analisis Unsur Instrinsik Cerpen "Gadis Manis
Dalam Bis" Karya Prapta Diharja Dan Implementasi Pembelajaran. Pendidikan dan
Sastra, 1-179.
Lauma Athar. (2017). Unsur-Unsur Intrinsik Cerita Pendek "Protes" Karya Putu Wijaya.
Pendidikan dan Sastra Indonesia, 1-26.
14
LAMPIRAN
15
16