Lari Estafet adalah salah satu nomor cabang olahraga atletik yang diperlombakan dengan
empat orang pelari yang dilakukan secara beregu dan dilakukan dengan membawa
tongkat secara bergantian di zona yang telah ditentukan
Tongkat yang digunakan terbuat dari kayu atau fiberglass.
Tujuan lari estafet untuk melatih kecepatan, keefisien diri, melatih kerjasama anatar tim
dan mempererat hubungan tim.
b. Tongkat
Tongkat yang digunakan untuk lari sambung harus memenuhi beberapa syarat :
- Bahan dari pipa berlubang, aluminium atau kayu.
- Ukurannya panjang maksimum 30 cm dan minimum 28 cm.
- Kelilingnya 12/13 cm.
- Berat, tidak kurang dari 50 gram.
- Tongkat lari sambung harus yang warnanya cerah. Maksudnya agar mudah dilihat
dari kejauhan pada waktu dibawa lari.
c. Stopwacth
Untuk mengukur kecepatan lari sambung juga menggunakan stopwacth sehingga
stopwacth yang digunakan harus dalam keadaan baik.
Awalan merupakan suatu gerakan dalam atletik lompat jauh yang dilakukan dengan
cara lari secepat mungkin agar memperoleh kecepatan maksimal sebelum melakukan
tolakan. Selain itu, awalan dalam atletik lompat jauh dapat diartikan sebagai suatu
upaya untuk memperoleh kecepatan horizontal maksimal yang kemudian diubah
menjadi kecepatan vertikal ketika melakukan tolakan.
Jarak dari suatu awalan tergantung dari tingkat kematangan dari atlet tersebut dan
kemampuan dari atlet tersebut untuk berakselerasi dengan kecepatannya sendiri.Teknik
awalan harus dilakukan dengan berlari secepat mungkin dari jarak 40-45 meter pada
sebuah lintasan lari.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat melakukan awalan dalam cabang atletik
lompat jauh, seperti :
- Jarak awalan dalam cabang atletik lompat jauh bergantung pada kemampuan atlet
itu sendiri. Bagi para pelompat yang dalam jarak pendek sudah dapat mencapai
kecepatan maksimal, jarak awalan cukup pendek atau dekat saja (kurang lebih 30-
35 meter atau kurang dari itu).Sementara itu, bagi para atlet lompat jauh yang
mencapai kecepatan maksimal dalam jarak relatif jauh, jarak awalan harus lebih
jauh (kurang lebih 30-45 meter atau lebih dari itu).
- Posisi ketika berdiri di titik awalan pada lompat jauh yaitu kaki posisi sejajar atau
bisa juga salah satu kaki berada di depan, tergantung dari kebiasaan atlet itu sendiri.
Cara pengambilan awalan dalam lompat jauh dimulai dari perlahan-lahan dan
kemudian cepat (sprint).Kecepatan ini harus dipertahankan hingga sesaat sebelum
melakukan tumpuan/tolakan.
- Setelah mencapai kecepatan maksimal, sekitar 3-4 langkah terakhir bertumpu (take-
off) gerakan lari dilepas secara spontan tanpa mengurangi kecepatan yang telah
dicapai sebelumnya. Pada langkah terakhir ini, konsentrasi dan tenaga fokus untuk
melakukan tumpuan di papan atau balok tumpu.
b. Teknik Menumpu
Menumpu merupakan gerakan yang penting dalam lompat jauh untuk menentukan hasil
lompatan yang sempurna.Dalam teknik ini, atlet melakukan tolakan pada sebuah papan
atau balok tumpuan menggunakan kaki terkuat dengan mengubah kecepatan horizontal
menjadi kecepatan vertikal.
Pada saat melakukan tumpuan, posisi badan tidak boleh terlalu condong.Tumpuan juga
harus kuat, cepat dan aktif.Keseimbangan badan juga harus dipertimbangkan agar tidak
goyang.Gerakan ayunan lengan sangat membantu untuk menambah ketinggian serta
menjaga keseimbangan tubuh.
Ada beberapa unsur yang harus diperhatikan dalam melakukan tolakan dalam lompat
jauh, antara lain :
- Tolakan dalam lompat jauh harus dilakukan dengan kaki yang kuat.
- Bagian telapak kaki yang sangat cocok dan kuat untuk bertumpu biasanya terletak
di bagian tumit terlebih dahulu dan diakhiri di bagian ujung kaki.
- Sesaat sebelum melakukan tumpuan, usahakan badan condong ke belakang.
- Sebaiknya bertumpulah tepat di papan tumpuan.
- Kedua lengan ikut diayunkan ke depan atas ketika bertumpu.
- Ayunkan kaki dan angkat ke depan sampai setinggi pinggul dengan posisi lutut
ditekuk.
c. Teknik Melayang
d. Teknik Mendarat
Dalam teknik ini, atlet harus berupaya mendarat dengan sebaik mungkin.Jangan sampai
badan atau lengan jatuh ke belakang.Pendaratan pada bak lompat dimulai dengan posisi
kedua tumit kaki dan kedua kaki agak rapat.Gerakan-gerakan waktu pendaratan harus
dilakukan dengan kedua kaki.
Yang perlu diperhatikan saat mendarat dalam lompat jauh adalah kedua kaki mendarat
secara bersamaan, diikuti dengan dorongan pinggul ke depan. Sehingga badan tidak
cenderung jatuh ke belakang yang dapat berakibat fatal bagi atlet itu sendiri.
Secara umum, ada 3 jenis gaya yang dapat dilakukan pada saat melakukan olahraga lompat
jauh, yaitu :
a. Lompat Jauh Gaya Jongkok (Tack Style/Gaya Ortodock)
Gaya jongkok merupakan jenis gaya lompat jauh yang paling tua dan paling mudah
untuk dilakukan. Dikatakan gaya jongkok karena pada saat melayang di udara, atlet
hanya melakukan gerakan menekuk kedua kakinya, sehingga terlihat seperti sedang
jongkok.
Saat melakukan gaya ini, tolakan yang dilakukan haruslah tepat dan kuat. Pada saat
tubuh berada di udara, posisikan tubuh seperti orang yang sedang berjongkok, dengan
posisi badan condong ke depan dan tangan dikibaskan ke belakang tubuh sambil
mengatur pendaratan yang benar.
- Awalan
Berfungsi untuk mendapatkan kecepatan pada waktu akan melompat.
Dilakukan dengan lari secepat-cepatnya dari jarak 40-45 m pada sebuah lintasan.
Tidak diperkenankan untuk merubah kecepatan dan langkah saat akan menolak
pada papan tumpuan.
- Tolakan
Merupakan upaya pelompat melakukan tolakan pada papan tumpuan menggunakan
kaki yang terkuat dengan mengubah kecepatan horizontal ke kecepatan vertikal.
Saat kaki melakukan tolakan, posisi badan lebih ditegakkan, dan kaki belakang
serta kedua lengan diayunkan ke depan atas.
Urutan tolakan kaki pada papan tumpuan, dimulai dari tumit, telapak kaki
diteruskan pada ujung telapak kaki. Di udara Kedua lutut tertekuk Kedua lengan di
samping kepala Saat akan mendarat kaki dan lengan diluruskan ke depan
bersamaan berat badan di bawa ke depan
- Mendarat
Mendarat pada bak lompat diawali dengan kedua tumit kaki dan kedua kaki agak
rapat. Lutut tertekuk dan mengeper dalam posisi jongkok bersamaan berat badan di
bawa ke depan. Ke dua lengan di depan menyentuh tempat pendaratan serta
pandangan ke depan.
b. Lompat Jauh Gaya Menggantung (Schnepper Style/Hang Style)
Ada beberapa teknik yang harus diperhatikan disaat melakukan lompat jauh dengan
gaya ini, seperti :
Lakukan awalan dengan kecepatan maksimal dan lakukan tolakan yang sangat kuat
pada papan tolakan.
Pada saat badan di udara, usahakan badan melayang selama mungkin di udara serta
dalam keadaan seimbang. Posisikan kedua lengan di atas kepala, seperti memegang tali
saat berayun.
Pada saat mendarat, usahakan mendarat dengan sebaik-baiknya, jangan sampai badan
atau tangan jatuh ke belakang karena dapat merugikan atlet. Mendaratlah dengan posisi
kedua kaki dan tangan ke depan.
- Awalan
Lari secepat-cepatnya. Tidak mengubah kecepatan dan langkah saat akan bertumpu
pada papan tumpuan.
- Tolakan
Saat kaki tumpu menolak pada papan tumpuan, posisi badan lebih ditegakkan.
Urutan tumpuan kaki menolak pada papan tumpuan, mulai dari tumit, telapak kaki
diteruskan pada ujung telapak kaki. Gerak mengayun kaki belakang ke depan atas
bersamaan dengan kedua lengan Sikap di Udara Badan melenting ke belakang
Kedua lengan lurus ke atas di samping telinga Kedua kaki hampir rapat di
belakang badan.
- Mendarat
Dari sikap di udara, kedua lengan luruskan ke depan. Kedua lutut dan badan dibawa
ke depan Saat kedua kaki akan menyentuh tempat pendaratan, luruskan ke depan
dan mendarat dengan kedua tumit terlebih dahulu. Saat kedua kaki mendarat kedua
lutut mengepet dan berat badan dibawa kedepan.
c. Lompat Jauh Gaya Berjalan di Udara (Walking in the Air)
Ada beberapa teknik yang harus diperhatikan disaat melakukan lompat jauh dengan
gaya ini, seperti :
Lakukan awalan dengan cara lari cepat pada lintasan dengan jarak 40-45 meter.
Kemudian lakukan tolakan pada papan tolakan dengan menggunakan kaki yang terkuat
untuk mengubah kecepatan horizontal yang dihasilkan pada saat awalan menjadi
kecepatan vertikal.
Pada saat badan melayang di udara, ayunkan kaki ayun atau kaki belakang sekuat-
kuatnya ke atas. Selanjutnya lakukan gerakan melangkah di udara dengan
melangkahkan kaki yang sebelumnya digunakan untuk menolak atau menumpu hingga
membuat gerakan berjalan di udara.
Lakukan pendaratan yang aman dan tidak menyebabkan cidera. Caranya dengan
meluruskan kedua kaki dan tangan bersama-sama ke depan, badan dicondongkan ke
depan, dan pada saat tumit menyentuh pasir secara cepat kedua lutut ditekuk.
- Awalan
Tergantung tingkat prestasi, lari ancang-ancang beragam antara 10 lengkah (untuk
pemula) sampai 20 langkah (untuk atlet) Tambah kecepatan lari ancang-ancang
sedikit demi sedikit sampai sebelum bertolak Pinggang turun sedikit pada satu
langkah akhir ancang-ancang
- Tolakan
Ayunkan paha kaki bebas cepat ke posisi horizontal dan pertahankan
Luruskan sendi mata kaki, lutut dan pinggang pada waktu bertolak.
Bertolak ke depan atas
- Melayang/Berjalan di Udara
Sesudah bertolak, tariklah kaki bebas ke bawah dan belakang
Pada saat yang sama, tariklah kaki yang bertolak ke depan dan ke atas.
- Mendarat
Tariklah lengan dan tbuh ke depan-bawah. Tariklah kaki mendekati badan.
Luruskan kaki dan tekuk lagi sedikit sesaat sebelum menyentuh pasir.
Bila kaki telah mendarat di pasir, duduklah atas kedua kaki.
Lempar cakram merupakan salah satu dari cabang olahraga atletik nomor
lempar. Yang dimana sang atlet harus melemparkan cakram sebanyak maksimal 3 kali
dalam setiap perlombaan. Untuk memperoleh jarak lempar terjauh pada lapangan khusus
lempar cakram dengan beberapa peraturan yang mengikat.
Sementara cakram itu sendiri ialah sebuah benda yang terbuat dari bahan dasar
kayu berbentuk piring berbingkai sabuk besi (Didi Sugandi, 1986 : 51). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa lempar cakram ini adalah salah satu dari nomor lomba atletik lempar
yang menggunakan sebuah benda kayu berbentuk piring bersabuk besi. Atau bahan lain
yang berbentuk bulat pipih yang dilemparkan.
Menurut catatan sejarah, lempar cakram merupakan salah satu dari nomor
atletik lempar. Yang mana dapat kita jumpai dalam sebuah buku karangan Homerus
berjudul “Odyssy” pada zaman purba. Dalam buku tersebut disebutkan bahwa gerakan
dasar dari atletik adalah jalan, lari, lompat dan lempar yang telah diketahui sejak zaman
kuno. Tak lain, manusia pada zaman kuno tersebut melakukan gerakan jalan, lari, lompat
dan juga lempar. Yang semata-mata hanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya
di alam liar.
Sebab, dimasa itu hidup mereka sangatlah tergantung dengan efesiensi
jasmaninya. Jika mereka kurang tanggap dalam berjalan, berlari, melompat, atau bahkan
melempar. Maka mereka nantinya akan tewas karena kelaparan atau menjadi mangsa hewan
buas. Atau juga dapat menjadi salah satu korban bencana alam.
Jadi dapat disimpulkan bahwa manusia sejak zaman dahulu sudah menyadari akan manfaat
ketahanan dari :
- berjalan jauh
- kecepatan lari
- ketangkasan
- melempar.
Sehingga sebagian orang berpendapat bahwa atletik merupakan cabang
olahraga yang tertua di dunia. Bangsa Belanda pun menyebut atletik sebagai “Atletik is a
moerder der sporten” yang berarti atletik adalah induk dari seluruh cabang olahraga.
Meski gerakan dasar atletik telah dikenal semenjak adanya manusia di muka
bumi. Namun untuk perlombaan atletik sendiri khususnya lempar cakram baru terjadi pada
zaman purba. Kurang lebih 1000 tahun sebelum masehi. Hal tersebut dikuatkan dengan
adanya bukti di dalam pujangga Yunani yang ditulis Homeros mengenai hal yang berkaitan
dengan atletik. Di dalam bukunya juga menceritakan tentang petualangan Odysseus yang
terdampar disebuah kepulauan yang bernama Phaeacia, dengan rajanya yang bernama
Alcinaus. Dalam pulau itu, Odysseus dibawa untuk menghadap sang raja, sehingga diadakan
penyambutan yang meriah.
Dalam penyambutan itulah diadakan serangkaian perlombaan yang diikuti oleh
para pemuda Phaeacia. Dengan mempertujukan kemahirannya pada lomba lari cepat, gulat,
lompat, tinju,serta lempar cakram. Setelah serangkaian perlombaan rampung, raja Aleinaus
meminta Odysseus agar memberikan demonstrasi cara lempar cakram yang benar.
Pada awalnya Odysseus menolak secara halus permintaan sang raja. Namun
karena sang raja menjelaskan bahwa permintaan beliau bertujuan agar pemuda Phaeacia
dapat menyaksikan bagaimana cara melempar cakram yang sempurna. Maka permintaan
sang raja pun terpaksa dipenuhi. Tanpa melepaskan pakaian perangnya yang terbuat dari
logam, Odysseus kemudian bangkit meminta ijin kepada sang raja. Lalu kemudian masuk
gelanggang mengambil cakram yang terberat dan menggunakan gaya termanis melempar
cakram itu. Cakram melucur dan jatuh jauh berdasarkan jarak yang dicapai atlet-atlet dari
Phaeacia (Sunaryo Basuki, 1979 : 24).
Dari kutipan buku tersebut dapat diketaui bahwa bangsa Yunani purba telah
mengenal atletik. Disini terlihat adanya nomor lari, lompat,serta lempar cakram yang
merupakan nomor atletik yang kita kenal hingga sekarang.
Gaya yang digunakan pada saat melakukan lempar cakram ditentukan pada
awalan yang akan digunakan. Awalan tersebut ditandai dengan posisi tubuh pelempar saat
melakukan persiapan. Dan dalam posisi awalan tersebut terdapat dua gaya dalam melempar
cakram, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Lempar Cakram Gaya Samping
Gaya samping adalah dimana gaya dari sang atlet pada waktu persiapan menghadap ke
arah samping / searah dengan tangan yang nantinya akan digunakan untuk memegang
cakram.
Pada umumnya, samping yang digunakan adalah samping kanan, karena sebagian besar,
atlet lempar cakram menggunakan tangan kanan untuk melempar.
Dengan menggunakan gaya ini, atlet dapat mengambil ancang-ancang dengan dua cara.
Yaitu membuat ayunan dari arah samping ke depan beberapa kali.
Untuk mengukur sudut kemudian pada ayunan kesekian ia akan melepaskan cakram
sejauh mungkin ke depan.
b. Lempar Cakram Gaya Belakang
Pada dasarnya, gaya cakram belakang ini hampir sama degan yang digunakan oleh gaya
samping. Hanya saja yang membedakan kedua gaya tersebut adalah dalam posisi tubuh
saat memulai awalan.
Menggunakan gaya ini tentunya mempunyai keuntungan sendiri. Dimana jarak untuk
menciptakan momentum lempar lebih luas. Sehingga akan secara teoritis akan
memperoleh lemparan yang lebih jauh.
Meski demikian, gaya ini lebih sulit dilakukan daripada gaya sebelumnya. Serta
cenderung mempunyai resiko yang lebih besar.
Karena pada saat atlet menghadap ke belakang ia tidak dapat menentukan titik lempar
sebaik yang ada pada gaya sisi samping.
Terdapat dua cara yang dapat dilakukan untuk melakukan gaya belakang, yaitu :
Sang atlet akan membuat gerakan setengah lingkaran kemudian melepaskan cakramnya,
dan Atlet membuat satu putaran penuh kemudian melepaskan cakramnya.
Sebagaimana yang ada pada gaya samping. Para atlet profesional cenderung akan
menggunakan cara kedua guna mendapatkan hasil dari jarak lempar yang jauh dan tentu
saja cara tersebut sangatlah sulit.
Teknik yang selanjutnya adalah teknik dasar lempar cakram yang berupa teknik awalan.
Teknik ini sangat wajib dipelajari untuk semua pelempar cakram dalam mengawali
sebuah lemparan. Dengan awalan yang sempurna maka akan menghasilkan hasil yang
optimak. Lempar cakram diawali dengan posisi badan yang memutar.
Putaran dapat dilakukan dengan 1, 1¼ ataupun 1¾ putaran. Teknik awalan ini memang
sangat berpengaruh kepada hasil dari lemparannya.
Berikut merupakan cara melakukan teknik awalan lempar cakram yang baik dan benar :
- Posisi badan berdiri kearah samping atas pada lemparan. Lalu, kedua kaki dibuka
selebar bahu. Upayakan kaki serileks mungkin dan tekuk sedikit.
- Fokuskan gerakan pada awalan berjalan dengan baik kemudian diikuti dengan
ayunan cakram kearah samping kanan, belakang dan kiri secara berulang-ulang.
Ulangi gerakan tersebut sebanyak 2 sampai 3 kali.
- Kemudian putar badan. Perlu kalian ketahui, dalam teknik awalan ini seringkali
terjadi kegagalan yang disebabkan oleh pegangan cakram yang kurang atau tidak
kuat. Serta tidak melakukan ayunan dengan benar ataupun tidak disertai dengan
gerakan lanjutan.
- Putaran badan dilakukan secara cepat. Putaran terhadap bagian bawah tubuh
mendahului bagian atas tubuh.
c. Teknik Melempar Cakram
Teknik dasar selanjutnya ialah teknik dalam melempar cakram yang baik dan benar.
Berikut penjelasan lengkapnya :
- Tolakkan pada kaki kanan agar panggul dapat diangkat keatas. Selepas itu dorong
kaki kanan ke arah depan dan atas.
- Badan dicondongkan ke arah kanan dan putar ke arah kiri diikuti dengan putaran
gerakan panggul ke kiri juga.
- Tumpukan badan kepada kaki kiri. Letakan badan kearah lemparan penuh
kemudian lempar cakram kearah depan atas.
- Cakram dilemparkan setinggi dagu dengan sudut sebesar 90 derajat. Lemparan
tersebut dilepaskan dengan putaran searah dengan jarum jam. Lepaskan cakram
pada saat berada dimuka bahu dan dorong menggunakan jari telunjuk.
- Jika cakram telah dilemparkan sebelum mencapai muka bahu maka lemparan akan
gagal serta akan membuat lemparan jarak dekat dan tidak keluar di daerah yang
telah ditentukan. Tetapi jika pelepasan cakram terlambat maka hasil dari
lemparannya akan keluar dari daerah lemparan serta hasilnya tidak memuaskan.
- Cakram dilepaskan dengan posisi badan condong kearah depan. Fokus pandangan
kearah lemparan atau depan.
d. Sikap Akhir Lempar Cakram
Teknik dasar terakhir yang harus kalian pelajari adalah sikap akhir pada saat melakukan
lempar cakram, diantaranya adalah sebagai berikut :
- Pindahkan kaki kanan ke arah depan dan kaki sedikit ditekuk. Hal tersebut
mencegah agar badan tidak keluar daerah lingkaranyang telah ditetapkan. Arahkan
pandangan fokys menuju jatuhnya cakram serta letakkan kaki kiri di belakang.
- Posisikan badan berdiri seperti semula serta keluar dari lingkaran hingga melewati
bagian belakang. Upayakan tidak keluar lingkaran dengan cara lari maupun
melompat.
5. Cakram
Seperti yang telah kita ketahui, dalam bahasa inggris, lempar cakram disebut sebagai Discus
Throw. Pada umumnya, cakram yang dilempar memiliki garis tengah sepanjang 220 serta
berat dua kg untuk pira. Serta seberat 1 kg untuk wanita.
Berikut lebih jelasnya :
- Berat cakram untuk putra 2 kg dengan garis tengah 219 – 221 mm.
- Berat cakram untuk putri 1 kg menggunakan garis tengah 180 – 182 mm.
Cakram ini dapat terbuat dari bahan dasar kayu yang dibentuk menyerupai piring berbingkai
sabuk besi. Namun, adapula cakram yang berbahan dasar karet padat, dan biasanya cakram
seperti ini hanya digunakan pada saat latihan saja.
Lapangan untuk lempar cakram memiliki bentuk lingkaran, dimana lingkaran tersebut
merupakan tempat para atlet untuk melempar cakram. Jika ditarik dari garis tengah, ukuran
lapangannya memiliki panjang 2 garis keluar ke arah depan dengan membentuk sudut 40
derajat. Permukaan dari lapangannya pun haruslah datar, serta tidak licin, dan dapat terbuat
dari semen, aspal, atau bahan lainnya yang tidak licin. Lingkaran lemparan dikelilingi
dengan sangkar atau pagar kawat untuk menjamin keselamatan para petugas, peserta, dan
juga penonton.
Untuk lebih jelasnya, ukuran dari lapangan lempar cakram adalah sebagai berikut :
- Garis tengah lapangan berukuran 2,50 m. Lingkaran untuk melempar pada pertandingan
resmi terbuat dari metal ataupun baja.
- Perpanjangan dari garis tengah sepanjang 0,75 m.
- Sudut lempar sebesar 40 derajat .
- Garis batas lempar (lebar garis lima 5 cm).
- Sangat dianjurkan untuk melakukan putaran secara sempurna guna untuk melakukan
putaran besar antara tubuh bagian bawah dan juga bagian atas.
- Cakram perlu didorong untuk melewati lingkaran.
- Pelempar harus dapat mencapai jarak yang cukup pada waktu cakram melayang
melintasi lingkaran.
- Pelempar harus mendarat dengan jari-jari kanan kemudian diikuti dengan gerakan
memutar secara progresif.
- Pelempar harus mendarat dengan menggunakan kaki kanan serta wajib tepat di titik
pusat lingkaran dan juga kaki kiri yang sedikit ke arah kiri dari garis lemparan.
Di Indonesia perlombaan jalan cepat sebagai nomor yang diperlombakan pada kejuaraan
nasional atletik tahun 1978. Jarak yang diperlombakan ialah untuk wanita: 5 km dan 10 km,
dan untuk pria: 10 km dan 20 km.
4. Teknik Start