PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
jasmani, seperti makanan, minum, pakaian dan tempat tinggal. Untuk memenuhi
Hukum islam merupakan hukum yang bersumber dari dan menjadi bagian
agama islam.2 Hukum yang mengatur segala perbuatan manusia, baik itu dalam
hal ibadah maupun social. Kegiatan social merupakan salah satu aspek
muamalah dari sistem islam, sehingga kaidah fiqih yang digunakan dalam
yang berkaitan dengan perbuatan manusia yang telah dewasa dan berakal sehat
Muamalah secara bahasa adalah saling bertindak, saling berbuat, dan saling
yaitu pengertian muamalah dalam arti sempit dan muamalah dalam arti luas.
1
Ibnu Mas’ud dan Zainal Abidin, Fiqih Mazhab Syafei’ (Bandung:CV Pustaka Setia,2007),
hlm. 19.
2
Mohammad Daud Ali, Hukum Islam: Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di
Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm.. 42.
3
Abd. Rahman Dahlan, Ushul Fiqih, (Jakarta: Amzah, 2014), hlm. 15.
3
Dalam ari sempit (khas) menurut Rasyid Ridha dikutip oleh Hendi Suhendi
menukar barang atau sesuatu yang bermanfaat dengan cara-cara yang telah
Allah untuk mengatur manusia dalam kaitannya dengan urusan duniawi dalam
pergaulan social.4
ِ ين ءَ َامنُ واْ اَل تَ ُۡكألُ ٓواْ َأمۡ َٰولَ ُكم بَ ۡينَ ُكم بِٱ ۡلبَٰط
ِۚۡل ِإٓاَّل َأن تَ ُك و َن جِت َٰ ر ًة َعن َت راض ِّمن ُكم
َ َ
ِ َّ
َ يََأيُّ َه ا ٱلذ
ٰٓ
َواَل
تَ ۡقُتلُ ٓواْ َأن ُف َس ُكمۡۚ ِإ َّن ٱللَّهَ َكا َن بِ ُكمۡ َر ِحيما
Artinya: Wahai orang-orang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam
perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu.
Dan janganlah kamu membunuh dirimu.
Jual beli sesuai syariat adalah yang tedapat kejujuran didalamnya juga
terpenuhnya syarat-syarat dan rukun jual beli itu sendiri. Syariat Islam
jual beli. Di dalam jual beli terdapat manfaat yang amat besar bagi produsen
yang menjualnya dan bagi konsumen yang membelinya atau bagi semua orang
4
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 2.
5
Ibnu Mas’ud dan Zainal Abidin Fiqih Mazhab Syafei’ (Bandung:CV Pustaka Setia,2007), hlm.
20.
4
Dalam praktek jual beli, islam telah mengatur sedemikian rupa seperti yang
di yang telah diungkapkan oleh para ulama fiqih mengenai rukun syariat
mengenai jual beli. Baik yang berkenaan dengan pihak penjual ataupun pembeli,
akad maupun objek akad atau yang diperjual belikan. Salah satu hal yang perlu
diperhatikan adalah mengenai objek akad agar tidak terjadi penyimpangan syariat
jual beli sehingga menyebabkan kerugian salah satu atau kedua belah pihak.
lebih tertarik dengan segala sesuatu yang praktis, efektif dan efesien dalam setiap
aktifitas yang dilakukan. Demikian pula kaitannya dengan transaksi jual beli
mudah dan tidak merepotkan sehingga dapat menarik daya beli konsumen, maka
dari itu banyak toko atau mal yang menawarkan Member Card atau kartu
pemiliknya akan mendapatkan diskon, promo atau keuntungan dari praktek jual
beli atau pun kegiatan bermuamalah lainnya yang diberikan oleh perusahaan
atau organisasi tertentu. Bentuk diskon atau keuntungan member card dalam
transaksi jual beli merupakan salah satu yang memiliki banyak problematika jika
penggunaan Member card ini, baik yang mengatakan boleh maupun mengatakan
Seperti pada peraktik pelaksanaan transaksi jual beli melalui member card di
Kala Rindu Koffie and Eatery dimana adanya biaya dalam pembuatan kartu dengan
biaya registrasi 150.000 untuk Gold Member dan 500.000 untuk Platinum Member
Sehingga menarik penjalasan diatas maka praktik member card yang terapkan
dikala Rindu Koffie And Eatery dapat digolongkan kepada kategori yang dilarang
karena
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Pnelitian
perdagangan menurut peraturan daerah kota Palangka Raya nomor 17 tahun 2014
tentang toko modern” adalah bentuk dari keingintahuan peneliti mengenai hukum
1. Secara teoritis
berkaitan.
c. Sebagai acuan penelitian serupa di masa yang akan datang dan dapat
2. Secara Praktis
Raya dalam hal ini peran Dinas Pedagangan dan Dinas Perindustrian
E. Sistematika Penulisan
Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk laporan penelitian yang terdiri
dari lima bab di mana semua bab mempunyai keterkaitan secara manfaat.
yang dapat dimengerti dengan lebih mudah bagi orang yang membaca laporan
penelitian.
perdagangan.
BAB III : Metode Penelitian, pada bab ini berisikan tentang waktu
analisis data.
Kajian Pustaka
A. Penelitian Terdahulu
2007 tentang Pengelolan Pasar Modern). Tujuan penelitian dalam jurnal ini
Adapun hasil dari jurrnal ini menunjukkan bahwa regulasi yang telah
dibuat oleh Pemkot Palangka Raya tersebut sejalan dengan syariat Islam
9
10
pasal dalam Perda tersebut, karena sudah tidak relevan lagi dengan kondisi
tradisional.7
Palangka Raya .
2. Skripsi yang ditulis Muh Sabir Latif dengan judul Implementasi Perda No.
7
Muzalifah, “Kebijakan Pengelolan Pasar Modern Perspektif Hukum Islam (Studi
Terhadap Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 04 Tahun 2007 tentang Pengelolan
Pasar Modern)”, Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman, Vol.02 No.2, (Desember 2016).
11
Dan Toko Modern di Kec. Mattiro Bulu Kab. Pinrang. Metode yang
diperoleh dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data
teknik analisis datanya yaitu menggunakan analisis data kualitatif. Hasil uji
tahun 2012 tidak mengatur dengan jelas tentang jarak, dan pengawasan
8
Muh Sabir Latif, “Implementasi Perda No. 38 Tahun 2012 Tentang Penataan dan
Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern di Kec. Mattiro Bulu
Kab. Pinrang”, (Skripsi STAIN Parepare, Parapare, 2017).
12
memang tidak ada kendala tersendiri. Akan tetapi pengaturan Toko Modern
dengan Satuan Polisi Pamong Praja sudah berusaha untuk menindak para
Tradisional dari himpitan Toko Modern baik yang berjejaring maupun non
maksimal.9
mencari celah yang belum diteliti oleh peneliti sebelumnya, maka dari
tentang regulasi pemerintah dari sisi kebijakan umum dan fokus pada
ini lebih difokuskan kepada pengawasan toko modern setelah ada aturan
9
Muhammad Nur Dihan, “Kebijakan Pengelolaan Pasar Tradisional dan Toko
Modern di Kabupaten Bantul”, (Skripsi STPMD “APMD”, Yogyakarta), tahun 2018.
14
tambahan mengenai lokasi dan jarak antara toko modern dan toko
tradisional, oleh karena itu tulisan ini layak untuk dikonsumsi publik.
15
B. Kerangka Teoretik
Soekanto, bahwa suatu sikap tindak perilaku hukum dianggap efektif, apabila
sikap tindakan atau perilaku lain menuju pada tujuan yang dikehendaki, artinya
efektif jika peranan yang dilakukan pejabat penegak hukum semakin mendekati
apa yang diharapkan oleh undang-undang dan sebaliknya menjadi efektif jika
peranan yang dilakukan oleh penegak hukum jauh dari apa yang diharapkan
undang-undang.11
dahulu dinamakan social engineering atau social planning.12 Agar hukum benar-
tertentu merupakan salah satu syarat bagi penyebaran serta pelembagaan hukum.
Komunikasi hukum tersebut dapat dilakukan secara formal yaitu, melalui suatu
tata cara yang teroganisasi dengan resmi. Akan tetapi kenyataaannya PERDA
10
Soerjono Soekanto Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum (Jakarta Rajawali
Pers, 1982), 116.
11
Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor yang Memegaruhi Penengak Hukum (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2005), 9.
12
Soerjono Soekanto, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum (Jakarta Rajawali
Pers, 1982), 115.
16
nomor 17 tahun 2014 terbaru yang memuat peraturan tambahan mengenai jarak
dan lokasi tempat usaha perdagangan antara toko modern dan tradisional ini
(certain interests), yang menurut masyarakat harus dilindungi oleh hukum. Pada
saat ini masyarakat yang memiliki toko tradisional seperti kios dan sejenisnya
Namun Pound menyatakan bahwa tidak semua kepentingan wajib dilindungi oleh
hukum. Sejumlah kepentingan sosial yang bisa dilindungi melalui agama, moral
dan etika, dan bentuk perlindungan lainnya. Sehubungan dengan fungsi hukum,
13
Lili Rasjidi dan I.B. Wyasa Putra, Hukum Sebagai Suatu Sistem, (Bandung:
Penerbit Manda Maju, 2003), 123.
17
Kedua teori ini digunakan oleh penulis sebagai grand theory untuk
mengkaji bagaimana urgensi dari suatu kebijakan yang dikeluarkan oleh daerah
dalam bentuk peraturan tertulis baik pada kegiatan perdagangan dalam negeri,
persaingan usaha yang sehat antara Toko Modern dengan Pasar Tradisional di
14
Roscoue Pound dalam Atip Latipul Hayat , Social Engineering dan Legal
Pragmatic, Padjajaran Jurnal Ilmu Hukum Vol 1 No. 2 Tahun 2014, Penerbit : Fakultas
Hukum Universitas Padjajaran, 419.
18
C. Deskripsi Teoretik
1. Pengawasan
a. Pengertian Pengawasan
perencanaan.
15
Makmur, Efektivitas Kebijakan kelembangan Pengawasan, (Bandung: Reflika
Aditama, 2011), 176.
19
dilakukan secara rutin ataupun berkala oleh pimpinan atau orang yang
pencapaian suatu tujuan yang efektif dan efisien dan sesuai dengan
1) Fase Awal
terjadi.
menghindari penyimpangan-penyimpangan.
3) Pengawasan Akhir
data.
16
Suwanto, Azas-Azas Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung: Suci
Press,2014), 283.
21
zonasinya.17
1) Hypermarket:18
a) Hanya dapat berlokasi pada sistem jaringan jalan arteri atau
kolektor; dan
dalam kota/perkotaan.
17
PERDA Nomor 17 tahun 2014, Pasal 10.
18
PERDA Nomor 17 tahun 2014, Pasal 11.
19
PERDA Nomor 17 tahun 2014, Pasal 12.
22
sampai dengan 200 m2, berjarak minimal 0,5 Km dari pasar tradisional
pasar modern juga dibahas dalam sistem perekonomian Islam. Hal ini
dapat digunakan oleh siapapun, tidak terbatas pada umat Islam saja,
dalam bidang apapun serta tidak dibatasi oleh waktu ataupun zaman
berpegang pada kerangka kerja atau acuan norma-norma Islam, yaitu Al-
Quran dan hadis. Al-Quran dan hadis merupakan landasan hukum yang
20
Zainuddin Ali, Hukum Ekonomi Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2009), 33.
23
kehidupan lebih sejahtera dan bernilai, tidak miskin dan tidak menderita;
21
Muzalifah, “Kebijakan Pengelolan Pasar Modern Perspektif Hukum Islam (Studi
Terhadap Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 04 Tahun 2007 tentang Pengelolan
Pasar Modern)”, Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman, Vol.02 No.2, (Desember 2016).
24
Dalam hal ini, monopoli tidak selalu akan berdampak buruk bagi
hal, yaitu:26
2) Pelanggaran moral;
a. Toko Modern
25
Ibid., 448.
26
Ibid., 447.
26
1. Departement Store
Departement Store atau yang sering disebut toko serba ada adalah toko
ritel yang memliki ragam lini produk yang banyak serta dikelompokan
2. Supermarket
27
PERDA Nomor 14 Tahun 2017, Pasal 1 angka (14).
28
Sopiah, Manajemen Bisnis Ritel, (Yogyakarta: Andi Offset,2008), 50.
27
3. Minimarket
Minimarket adalah pasar swalayan yang secara ukuran toko dan jumlah
4. Hypermarket
bangunan maupun jumlah barang yang dijual. Barang yang dijual di atas
29
Ibid.
30
Ibid, 53.
28
kredit.
terukur.
31
Ibid, 54.
29
b. Toko Tradisional
Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan
swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang
atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses
32
Perpres No. 112 Tahun 2007, pasal 1 angka (2).
BAB III
Metode Penelitian
1. Waktu Penelitian
dilakukan, kapan berawal dan berakhir, serta membuat table jadwal atau
tentang “Pengawasan lokasi dan jarak tempat usaha perdagangan toko modern
di Kota Palangka Raya”, ini akan dilaksanakan selama 5 (lima bulan), yaitu
sejak proses Pembuatan Proposal pada bulan Januari Awal 2021 sampai
dengan ujian skripsi bulan Juni 2021. Adapun tabel sebagai berikut.
Tabel 1
Alokai Waktu Penelitian
No Waktu Penelitian
Kegiatan
. Jan Feb Maret April Mei Juni
1 Penerimaan Judul
Proposal
2 Proses Bimbingan
Proposal Dan Seminar
3 Proses Penelitian dan
Pembuatan Skripsi
4 Ujian skripsi
33
Azuar Julaiandi, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis Konsep dan Aplikasi,
(Medan: UMSU PRESS, 2014), 112.
31
32
2. Tempat Penelitian
dan jarak tempat usaha perdagangan toko modern di Kota Palangka Raya”
B. Jenis Penelitian
dengan kata lain adalah jenis penelitian hukum sosiologis dan dapat disebut pula
dengan penelitian lapangan, yaitu mengkaji ketentuan hukum yang berlaku serta
apa yang terjadi dalam kenyataannya di masyarakat. Atau dengan kata lain yaitu
suatu penelitian yang dilakukan terhadap keadaan sebenarnya atau keadaan nyata
fakta- fakta dan data yang dibutuhkan, setelah data yang dibutuhkan terkumpul
kemudian menuju kepada identifikasi masalah yang pada akhirnya menuju pada
penyelesaian masalah.35
34
Ibid.
35
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek (Jakarta: Sinar Grafika,
2002),16.
33
dan jarak tempat usaha pedagangan toko modern dengan fakta lapangan yang
C. Pendekatan Penelitian
Pendekatan ini mengetahui dan menggambarkan secara apa adanya dengan jelas
dan rinci mengenai pengawasan lokasi dan jarak tempat usaha perdagangan toko
Objek dalam penelitian ini yaitu pengawasan lokasi dan jarak tempat
usaha perdagangan toko modern. Subjek dalam penelitian ini yaitu yang terkait
sebagai pengawas lokasi dan jarak tempat usaha perdagangan toko modern di
Kota Palangka Raya ialah Dinas perindustrian dan Dinas Perdagangan dan juga
36
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum (Bandung : Citra
Aditya Bakti, 2004), 52.
37
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Cet. ke-4:(Kencana, Jakarta.2008), 96.
34
Dalam hal ini peneliti memfokuskan diri kepada pihak pihak atau orang-
dengan pengawasan lokasi dan jarak tempat usaha perdagangan toko modern di
Kota Palangka Raya. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat ditentukan kriteria
pasar hal ini adalah Dinas Perdagangan Daerah Kota Palangka Raya.
mendapatkan informasi dan data yang tepat, akurat dan sesuai dengan penelitian
peneliti mengenai “Pengawasan lokasi dan jarak tempat usaha perdagangan toko
menjawab permasalahan penelitian yang ada. Oleh karena itu, data harus selalu
ada agar permasalahan penelitian itu dapat dipecahkan. Dalam penelitian ini jenis
35
data yang dikumpulkan terdiri dari data yang bersifat primer dan data yang
artikel, jurnal dan lain-lain yang berhubungan dengan penelitian. Adapun data
primer pada penelitian ini diperoleh dengan terjun langsung ke lapangan untuk
1. Observasi
penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek
kejadian), yang ada di alam sekitar, proses kerja, dan penggunaan responden
mata sebagai alat bantu utamanya. Oleh karena itu, observasi adalah
kerja panca indra mata serta dibantu dengan panca indra lainnya.39
38
Sudaryono, Metodologi Penelitian (Depok: RajaGrafindo Persada, Cet. ke-II, 2018),
216.
39
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan
Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2008), 115.
36
2. Wawancara
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
data yang dapat diolah untuk memperoleh generalisasi atau hal-hal yang
objektif.42
40
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatik dan Kualitatif, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2006), 224.
41
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan
Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta : Kencana, 2008), 108.
42
S. Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), (Jakarta : PT. Bumi Aksara,
2004), 113.
37
pertanyaan yang akan diajukan.44 Adapun data yang digali melalui teknik ini
3. Dokumentasi
perdagangan.
43
Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri
masalah dan pertanyaan-pertanyaa yang akan diajukan. Lihat : Lexy J. Moleong, Metodologi
Penelitian Kualitatif Edisi Revisi..., 190.
44
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif : Aktualiasi Metodologis KE Arah
Ragam Varian Kontemporer, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2003), 109.
45
Widodo, Metodologi Penelitian Populer & Prakti, (Depok: PT. RajaGRafindo
Persada, Cet. ke-II, 2018), 75.
38
berkaitan penelitian.
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu. Menurut Denzin yang dikutip Moleong
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian
2. membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang
46
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT RosdaKarya,
2002), 178.
39
usaha perdagangan toko modern di Kota Palangka Raya sehingga ada saja usaha
yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku hal ini akan dianalisis dengan
menggunakan teori efektivitas hukum. Hal-hal yang dianalisis adalah cara kerja
perlakuan masyarakat.47
47
Soerjono Soekanto, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum, 115.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zainuddin, Hukum Ekonomi Syariah, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2009.
Julaiandi , Azuar, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis Konsep dan Aplikasi, Medan:
UMSU PRESS, 2014.
Latif, Muh, Sabir, “Implementasi Perda No. 38 Tahun 2012 Tentang Penataan dan
Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern di Kec.
Mattiro Bulu Kab. Pinrang”, Skripsi STAIN Parepare, Parapare, 2017.
Nasution, S, Metode Research (Penelitian Ilmiah), Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2004.
Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum, Cet. ke-4: Kencana, Jakarta, 2008.
Muhammad, Abdulkadir, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung : Citra Aditya Bakti,
2004.
Pound, Roscoue dalam Atip Latipul Hayat , Social Engineering dan Legal Pragmatic,
Padjajaran Jurnal Ilmu Hukum Vol 1 No. 2 Tahun 2014, Penerbit : Fakultas
Hukum Universitas Padjajaran. Pusat Pengkajian dan Pengembangan
Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia atas kerja sama dengan
Bank Indonesia, Ekonomi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008.
Rasjidi, Lili et al., Hukum Sebagai Suatu Sistem, Bandung: Penerbit Manda Maju,
2003.
Suwanto, Azas-Azas Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: Suci Press, 2014.
Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor. 17 tahun 2014 tentang Toko Modern.
Peraturan Presiden Nomor. 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar
Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.
Waluyo, Bambang, Penelitian Hukum Dalam Praktek Jakarta: Sinar Grafika, 2002.
Yuliasih, Eka, Studi Eksplorasi Dampak Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha
Ritel Waserda dan Pedagang Pasar Tradisional di Kecamatan Klirong
Kabupaten Kebumen, Skripsi Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta 2013.