Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tata Tertib Sekolah
2.1.1 Pengertian Tata Tertib Sekolah
Menurut Indrakusuma (2000:149) tata tertib ialah sederetan peraturan-
peraturan yang harus di taati dalam suatu situasi atau dalam suatu kehidupan.
Sedangakan menurut Langgulun (1986:70) adalah adanya susunan dan aturan
dalam hubungan suatu bagian dengan bagian yang lain.
Kemudian menurut Kurniawan (2018: 13) menjelaskan bahwa:
Tata tertib sekolah merupakan suatu produk dari sebuah lembaga
pendidikan yang betujuan agar semua kegiatanyang ada dapat berjalan
dengan lancar tanpa ada hambatan tentu adanya tata tertib pasti adapihak
pengontrol (guru) yang bertugas untuk mengawasi apakah tata tertib sudah
berlaku apa belum, dan ada pihak terkontrol (siswa) yangharusmenaati
peraturan tata tertib tersebut.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa tata


tertib sekolah adalah peraturan-peraturan yang harus ditaati yang merupakan
produkdari sebuah lembaga pendidikan yang bertujuan agar semua kegiatan yang
ada dapat berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan tentu.
2.1.2 Tujuan Tata Tertib Sekolah
Tujuan tata tertib sekolah secara umum yaitu untuk mengatur segala
kegiatan yang ada di sekolah baik bagi siswanya maupun guru dan semua aspek
dalam lingkungan sekolah. Menurut Nawawi (1998: 27) mengemukakan bahwa
tata tertib sekolah tidak hanya membantu program sekolah tetapi juga untuk
menunjang kesadaran dan ketaatan terhadap tanggung jawab.
Kemudian Kurniawan (2018: 14) menjelaskan tujuan tata tertib sekolah
dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu bagi anak didik yaitu menginsafkan
anak akan hal-hal yang teratur, bahwa dan buruk, mendorong, mendorong berbuat
yang tertib dan baik serta meninggalkan yang baik/buruk, membiasakan akan
ketertiban pada hal-hal yang baik. Yang kedua, yaitu bagi pihak sekolah, tata
tertib sekolah mempunyai tujuan diantaranya ketenangan sekolah dapat tercipta,

7
proses belajar mengajar dapat berjalan lancar, terciptanya hubungan baik antara
guru dengan siswa dan antar siswa, terciptanya tujuan dari sekolah tersebut.
Selanjutnya Soetopo (2000:142) mengungkapkan bahwa tata tertib sangat
dibutuhkan karena sedikit banyak akan menumbuhkan kedisiplinan pada anak.
Agar anak menjadi disiplin, tentunya kedisiplinan ini harus di mulai dari pihak
yang memberikan pengajaran. dalam menanamkan disiplin pada anak harus
konsisten, artinya apa yang diperintahkan oleh subjek disiplin kepada objek
disiplin (siswa), subjek harus menjalankanya.
Berdasarkan pendapat yangtelah dipaparkan, maka dapat disimpukan
bahwa tujuan dari tata tertib sekolah yaitu untuk menunjang kesadaran dan
ketaatan terhadap tanggung jawab, tujuan tersebut dibagi menjadi dua bagian
yaitu bagi siswa dan guru agar dapat membiasakan ketertiban pada hal-hal yang
baik dan proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dalam sekolah tersebut.
2.1.3 Unsur-Unsur Tata Tertibdi Sekolah
Unsur-unsur tata tertib di sekolah merupakan hal yang penting dalam
menyampaikan dan mengontrol berlakunya tata tertib dengan adanya kerjasama
antara guru dan siswa. Menurut Kurniawan (2018: 15) menyebutkan bahwa ada
dua unsur tata tertib sekolah yaitu ada yang berlaku untuk umum (seluruh
lembaga pendidikan) yaitu sebuah tata tertib yang diberlakukan untuk semua
kalangan yang ada di dalam sebuah lembaga itu. Adapula yang khusus (hanya
untuk di kelas) yaitu tata tertib ini diberlakukan untuk siswa saja tidak berlaku
untuk guru atau karyawan.
Kemudian Arikunto (1993: 122) menjelaskan bahwa semua tata tertib,
baik yang berlaku untuk umum maupun ataupun khusus meliputi tiga unsur
yaitu:1) Perbuatan atau perilaku yang diharuskan atau dilarang. 2) akibat atau
sanksi yang menjadi tanggung jawab pelaku atau pelanggar tata tertib. 3) Cara
atau prosedur untuk menyampaikan tata tertib kepada subjek yang dikenai tata
tertib tersebut.
Selanjutnya Langgulun (2000: 89) mengungkapkan bahwa dalam aspek
agama, unsur-unsur tata tertib meliputi wajib karena baik untuk individu maupun
kelompok.

8
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
unsur tata tertib sekolah yaitu ada yang berlaku untuk umum (seluruh lembaga
pendidikan) dan adapula yang khusus (hanya untuk di kelas) yang meliputi
Perbuatan atau perilaku yang diharuskan atau dilarang, akibat atau sanksi yang
menjadi tanggung jawab pelaku atau pelanggar tata tertib, serta cara atau prosedur
untuk menyampaikan tata tertib kepada subjek yang dikenai tata tertib tersebut.
2.1.4 Macam-Macam Tata Tertib di Sekolah
Berbagai macam tata tertib dapat diterapkan dalam suatu lembaga
pendidikan baik bagi siswa maupun guru di sekolah.
Menurut Kurniawan (2018: 16-19) menjelaskan bahwa tata tertib umum
untuk keseluruhan personel lembaga pendidikan yang terdiri dari tiga macam tata
tertib yang berbunyi hormatilah dan bersikap sopan terhadap sesama, hormatilah
hak milik sesama warga, patuhilah semua peraturan sekolah.
Kemudian menurut Langgulun (2012:89) Tata tertib sekolah terdiri dari
dua macam yaitu yang pertama tata tertib umum untuk siswa antara lain bawalah
semua peralatan sekolah yang kamu perlukan dan kenakan pakaian seragam
sesuai dengan ketentuan. Yang kedua, tata tertib khusus untuk kegiatan belajar-
mengajar yaitu berisi tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan proses
belajar-mengajar.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga
macam tata tertib sekolah yaitu tata tertib umum untuk keseluruhan personel
lembaga pendidikan, tata tertib umum untuk siswa, dan tata tertib khusus untuk
kegiatan belajar-mengajar.
2.1.5 Palanggaran Tata Tertib Sekolah
Pelanggaran tata tertib sekolah merupakan perilaku yang tidak sesuai
dengan tata tertib yang ada dilakukan oleh siswa atau aspek-aspek yang ada dalam
sekolah.
Menurut Kurniawan (2018: 23) menyebutkan bahwa pelanggaran tata
tertib adalah perilaku yang menyimpang untuk melakukan tindakan menurut
kehendak sendiri tanpa memperhatikan peraturan yang telah dibuat pihak sekolah.

9
Kemudian menurut Tarmizi (2005: 45) mengungkapkan pelanggaran tata
tertib adalah tidak terlaksananya peraturan atau tata tertib secara konsisten akan
menjadi salah satu penyebab utama terjadinyaberbagai bentuk dan kenakalan yang
dilakukan siswa, baik di dalam maupun di luar sekolah.
Berdasarkan pendapat yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan
bahwa pelanggaran tata tertib sekolah adalah perilaku yang menyimpang dan
dengan tata tertib yang ada dan menimbulkan tidak terlaksananya peraturan atau
tata tertib secara konsisten.
2.1.6 Bentuk-Bentuk Pelanggaran Tata Tertib Sekolah
Berbagai macam contoh atau bentuk tata tertib sekolah yang dilakukan
oleh siswa.
Menurut Nasution (2002: 135) menyebutkan bahwa secara umum
perbuatan melanngar atau menyimpang dari tata tertib yaitu pergaulan bebas yang
menjerumuskan pada kebebasan seks. Kenakalan siswa misalnya: pencurian uang
di sekolah, berbicara yang tidak terkontrol, mengganggu orang lain secara
berlebihan. Membolos sekolah atau sering absen tanpa keterangan yang jelas.
Kemudian Kurniawan (2018: 24) mengungkapkan bahwa pelanggaran
yang terjadi dapat timbul melalui hubungannya dengan pertumbuhan sosial siswa
yang memiliki masalah dengan perilaku yang menyimpang seperti 1) menarik diri
dari perkumpulan, 2) sukar menyesuaikan pribadinya, 3) merasa adanya ancaman-
ancaman, 4) mudah tersinggung.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk
pelanggaran merupakan perbuatan melanngar atau menyimpang daritata tertib
yaitu pergaulan bebas yang menjerumuskan pada kebebasan seks. Kenakalan
siswa misalnya: pencurian uang di sekolah, berbicara yang tidak terkontrol,
mengganggu orang lain secara berlebihan. Membolos sekolah atau sering absen
tanpa keterangan yang jelas
2.1.7 Sanksi Tata Tertib Sekolah
Sanksi merupakan bentuk hukum yang diberikan kepada seseorang yang
telah melanggar aturan yang telah disepakati bersama. Menurut Hadikusuma
(2009:114) menjelaskan sanksi merupakan jaminan atau ancaman bagi

10
pelanggaran norma yang dapat berfungsi untuk memaksa bagi orang yang tidak
mematuhi norma-norma.
Mertokusumo (2011: 76) mengungkapkan sanksi merupakan sanksi reaksi
akibat konsekuen terhadap pelanggaran yang melanggar kaidah sosial. Kurniawan
(2018: 30)
Kurniawan (2018: 30) mengungkapkan sanksi yaitu suatu perbuatan yang
dilakukan secara sadar dan sengaja oleh seseorang atau kelompok orang terhadap
orang lain akibat dari kelalain perbuatan atau tingka laku yang tidak sesuai dengan
tata nilai yang berlaku dalam lingkungan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sanksi
merupakan perbuatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja oleh seseorang
atau kelompok orang terhadap orang lain akibat dari kelalain perbuatan atau
tingka laku yang tidak sesuai dengan tata nilai yang berlaku dalam lingkungan.
2.1.8 Janis-Jenis Sanksi Tata Tertib Sekolah
Sanksi merupakan akibat yang diterima oleh seseorang yang melanggar
norma yang ada. Menurut Kurniawan (2018: 31) ada beberapa sanksi yang dapat
diberikan kepada langgar tata tertib yaitu 1) teguran secara lisan atau tertulis, 2)
hukuman pemberian tugas, 3) melaporakan secara tertulis,4) memanggil yang
bersangkutan, 5) melakukan skorsing, 6) mengelurakan dari sekolah.
Kemudian Clemen (2011: 47) mengungkapkan ada beberapa hukum bagi
pelanggar aturan sekolah yaitu 1) seseorang anak yang memiliki citra buruk
diberikan penghargaan, 2) memberikan kesempatan anak untuk berubah, 3)
memberikan hukum dengan tugas, 4) memanggil orang tua, 5) hukuman
dilapangan.
Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa ada beberapa
sanksi yang dapat diberikan kepada pelanggar tata tertib sekolah yaitu 1) teguran
secara lisan atau tertulis, 2) hukuman pemberian tugas, 3) melaporakan secara
tertulis,4) memanggil yang bersangkutan, 5) melakukan skorsing, 6)
mengelurakan dari sekolah.
2.1.9 Indikator Tata Tertib Sekolah

11
Keberhasilan tata tertib di sekolah ada banyak hal yang mempengaruhinya.
Menurut Djahiri (1985:25) mengungkapkan bebrapa indikator penerapan tata
tertib meliputi : 1. patuh karena takut pada orang atau kekuasaan atau paksaan,2.
patuh karena ingin dipuji, 3. patuh karena kiprah umum atau masyarakat, 4. taat
atas dasar adanya aturan dan hukum serta untuk ketertiban, 5. taat karena dasar
keuntungan atau kepentingan, 6. taat karena hal tersebut memang memuaskan
baginya, 6. patuh karena dasar prinsip etis yang layak universal.
Menurut Handoyo (2009:157) adapun sasaran dari penerapan tata tertib di
sekolah sebagai berikut: 1) untuk memperbaiki perbuatan pelanggar,2) untuk
menghalangi para siswa yang lain melakukan kegiatan-kegiatan yang serupa, 3)
untuk menjaga berbagai standar kelompok agar tetap konsisten dan efektif.
Selanjutnya menurut Kurniawan (2018: 99) mengungkapkan ada beberapa
indikator penerapan tata tertib yang harus tercapai yaitu 1) sikap atau perilaku, 2)
kerajianan, 3) kerapian, 4) penghargaan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut ada beberapa indikator penerapan
tata tertib sekolah yang harus tertcapai yaitu 1) sikap atau perilaku, 2) kerajinan,
3) kerapian, 4) penghargaan. Semuanya harus dimiliki oleh seseorang siswa di
sekolah.
2.2 Kedisiplinan Siswa
2.2.1 Pengertian Kedisiplinan Siswa
Kedisiplinan merupakan sesuatu hal yang sangat penting dimiliki oleh
semua orang tidak terkecuali siswa sekolah. Menurut Prijodarminto (2006: 23)
mengungkapkan disiplin adalah suatu kondisi dimana tertcipta dan terbentuk
melalui proses dari serangakian perilaku yang menujukan nilai-nilai, ketaatan,
kepatuhan, kesetiaan, keteratuaran dan ketertiban.
Kemudian Hurlock (1993: 82) Mengungkapkan kedisiplinan merupakan
seseorang yang belajar secara sukarela mengikuti aturan yang dibuat oleh
pemimpin, atau seorang siswa harus mengikuti aturan yang dibuat oleh gurunya
dan telah disepakati secara bersama guna mengajarkan mereka untuk bersikap
disiplin taat aturan.

12
Selanjutnya Pidarta (1995: 65) Mengungkapkan disiplin adalah tata kerja
seseorang dengan aturan atau norma yang telah disepakti sebelumnya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan
merupakan seseorang yang belajar secara sukarela mengikuti aturan yang dibuat
oleh pemimpin, atau seorang siswa harus mengikuti aturan yang dibuat oleh
gurunya dan telah disepakati secara bersama guna mengajarkan mereka untuk
bersikap disiplin taat aturan.
2.2.2 Tujuan Disiplin Siswa
Tujuan dari disiplin siswa merupakan penanaman sikap kepada siswa
melalui tata tertib yang dibuat oleh sekolah. Menurut Fachrudin ( 2001: 108)
menegaskan bahwa tujuan dasar diadakan disiplin yaitu, 1) membantu anak didik
untuk menjadi mantang, 2) membantu anak mengatasi dan mencegah timbulnya
problem disiplin dan menciptakan situasi yang aman bagi kegiatan belajar
mengajar.
Kemudian Hurlock (1993: 83) mengungkapkan bahwa tujuan seluruh
disiplin yaitu untuk membantu perilaku sedemikianrupa hingga ia akan sesuai
dengan peran-peran yang ditetapkan kelompok budaya tempat individu.
Selanjutnya Kurniawan (2018: 43) menjelaskan tujuan disiplin yaitu 1)
tujuan jangka panjang supaya anakterlatih dan terkontrol dengan ajaran yang baik,
2) tujuan jangka panjang untuk mengembakan dan pengendalian diri anak tanpa
pengaruh pengedalian dari luar.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebuat dapat disimpulkan bahwa tujuan
dari disiplin siswa yaitu 1) membantu anak didik untuk menjadi mantang, 2)
membantu anak mengatasi dan mencegah timbulnya problem disiplin dan
menciptakan situasi yang aman bagi kegiatan belajar mengajar.
2.2.3 Fungsi Disiplin Siswa
Setiap orang memerlukan pedoman dan kehidupan sehingga tidak
melanggar norma yang ada. Menurut Gunarsah (2000: 85) menjelaksan dalam
mendidik anak supaya mudah diperlukan, 1) meresapkan pengetahuan dan
pengertian sosial antara milik orang lain, 2) mengerti dan segara menurut untuk

13
menjalakan kewajiban, 3) mengerti tingkah laku baik atau buruk, 4) belajar
mengedalikan keinginan, 5) mengorbankan kesenangan.
Kemudian Tulus Tu’u (2004: 44) menejelaskan fungsi disiplin yaitu
sebagai berikut: 1) menata kehidupan bersama, 2) membangun kepribadian, 3)
melatih kepribadian yang baik, 4) pemaksaan, 5) hukuman, 6) menciptakan
lingkungan yang kondusif.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi
disiplin siswa yaitu meliputi 1) meresapkan pengetahuan dan pengertian sosial
antara milik orang lain, 2) mengerti dan segara menurut untuk menjalakan
kewajiban, 3) mengerti tingkah laku baik atau buruk, 4) belajar mengedalikan
keinginan, 5) mengorbankan kesenangan.
2.2.4 Indikator Disiplin Siswa
Ada beberapa hal yang mempengaruhi kedisiplinan siswa Menurut
Daryanto (2013:135) ada beberapa indikator kedisiplinan siswa diantaranya yaitu:
1) memiliki catatan kehadiran, 2) memberikan penghargaan kepada warga sekolah
yang disiplin, 3) memiliki tata tertib sekolah, 4) membiasakan warga sekolah
untuk berdisiplin, 5) menegakkan aturan dengan memberikan sanksi secara adil
bagi pelanggar tata tertib sekolah.
Menurut Tulus(2004: 49) terdapat empat indikator yang mempengaruhi
dan membentuk disiplin yaitu: 1) kesadaran diri 2) pengikutan dan ketaatan 3) alat
pendidikan 4) hukuman
Selanjutnya Menurut Arikunto (2013: 137) membagi kedisiplinan menjadi
tiga macam indikator yaitu: 1) Ketaatan terhadap tata tertib di sekolah 2) Ketaatan
terhadap kegiatan belajar di sekolah 3) Ketaatan dalam mengerjakan tugas-tugas
pelajaran.
2.3 Anggapan Dasar
Anggapan dasar atau asumsi merupakan suatu konsep mendasar
berlandaskan teori yang ada dan kebenarannya tidak akan diragukan lagi.
Anggapan dasar ini menjadi landasan peneliti untuk mengkaji suatu tema
penelitian. Anggapan dasar ini juga salah satu yang menentukan sebuah penelitian

14
layak dilakukan atau tidak. MenurutArikunto (2013:58) anggapan dasar ialah titik
total pemikiran kebenaranya dapat diterima orang lain.

2.3 Hipotesis Penelitian


Berdasarkan pendapat teori di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis
yaitu:
Ho = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan tata tertib
sekolah terhadapkedisiplinan siswa di SMP Negeri 45 Palembang.
Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan tata tertib
sekolah terhadapkedisiplinan siswa di SMP Negeri 45 Palembang.
2.4 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir adalah bagan konseptual mengenai keterkaitan
antaravariabel. Menurut Sugiyono, 2013: 60) kerangka berpikir merupakan
“model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor
yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting”. Kemudian Haryoko
(2015: 45) Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila
dalam penelitian berkenaan dua variabel atau lebih.

15
Bagan 2.1 Kerangka berpikir

SMP Negeri 45 Palembang

Tata tertib Sekolah Kedisiplinan siswa

1. Sikap atau perilaku 1. Ketaatan tata tertib


2. Kerajinan di sekolah
3. Kerapian 2. Ketaatan kegiatan
4. Penghagaan belajar di sekolah
3. Ketaatan tugas-
tugas pelajaran.

Siswa memiliki kedisiplinan

16
2.4 Alur Penelitian
Proses penelitian merupakan serangkain kegiatan yang akan dilakukan
oleh peneliti secara teratur dan sistimatis guna untuk mencapai suatu tujuan
penelitan. Penelitian ini dimulai dengan menentukan suatu subjek dan variabel
yang akan diteliti, lalu mengumpulkan teori serta studi pendahuluan yang
kemudian dapat ditentukan populasi yang akan dijadikan sempel penelitian. Untuk
lebih lanjut dapat di jelaskan oleh bagan di bawah ini :

17
Variabel Penelitian Subjek Penelitian

Pengumpulan Teori yang Relevan

Observasi Pendahuluan :

Peneliti melakukan studi Pendahuluan di SMP Negeri 45 Palembang

Pemilihan Populasi Pemilihan Sampel

Menyusun Instrumen Penelitian

Pengumpulan Data

Penyebaran Angket
Dokumentasi

Analisis data

Pembahasan

Simpulan

18

Anda mungkin juga menyukai