Anda di halaman 1dari 8

Jurnal CIVILLa Vol 5 No 2 September 2020 ISSN No.

2503 - 2399

PENGARUH ABU BATU SEBAGAI FILLER TERHADAP KINERJA ASPAL


BETON AC-WC PADA TEST MARSHALL
Budi Winarno*1, Ki Catur Budi2, Sumargono3, Agata Iwan Candra4 , Saiful Muslimin5, Sudjati6.
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Kadiri
Jl. Selomangleng No. 1 Kediri
E-mail: budi_winarno@unik-kediri.ac.id *, catur_budi@unik-kediri.ac.id, sumargono@unik-kediri.ac.id,
iwan_candra@unik-kediri.ac.id, saiful_muslimin@unik-kediri.ac.id, sudjati@unik-kediri.ac.id.

ABSTRAK
Perkembangan lalulintas yang terus meningkat menimbulkan tuntutan prasarana transportasi yang
meningkat. Jalan adalah prasarana yang sangat penting dan dibutuhkan oleh masyarakat karena jalan
berfungsi menghubungkan sumber produksi. Aspal merupakan bahan pengikat agregat pada konstruksi
perkerasan jalan yang memegang peranan penting dalam menentukan kinerja perkerasan jalan.
Perkerasan jalan raya secara garis besar menggunaan bahan yang masih terbilang umum. Penelitian ini
menggunakan abu batu sebagai filler yang telah dihancurkan. Metode yang digunakan adalah
eksperimen pada penambahan limbah benda uji beton dengan presentase normal, 30%, 50%, 70% dan
100%. Metode marshall yang menjadi dasar perhitungan nilai stabilitas dan flow Pada uji marshall
menghasilkan pengujian karakteristik dari tabel tersebut mempunyai nilai rata-rata dari hasil penelitian
campuran aspal beton menggunakan abu batu sebagai filler dengan 5 sampel pada metode marshall
menunjukan hasil, bahwa semua hasil memenuhi persyaratan bina marga pada nilai VMA 18,22 %, nilai
VIM 4,22. % , nilai VFB 75,04 %, nilai STABILITAS 4806 kg, nilai FLOW 3,24 mm, dan nilai Marshall
Quotient (MQ) 14958,1 kg/mm.

Kata Kunci: Marshall, laston, Filler Abu Batu

1. PENDAHULUAN mineral pengisi (filler) dan aspal (bitumen) sebagai


1.1 Latar Belakang pengikat(Gunarto & Cahyono, 1991).
Perkembangan lalulintas yang terus meningkat Aspal merupakan bahan pengikat pada
menimbulkan tuntutan prasarana transportasi yang konstruksi perkerasan jalan yang memegang
meningkat. Jalan merupakan sebuah media sarana peranan sangat penting dalam menentukan kinerja
dari transportasi. Media tersebut digunakan perkerasan walaupun komposisinya sekitar 4-10%
sebagai pergerakan lalu-lintas pada area darat yang berdasarkan berat total campuran. Agregat alami
meliputi media jalannya kendaraan bermotor, yang adalah salah satu unsur utama campuran aspal,
berada pada permukaan maupun di bawah jalur dasar dan subbase dari jalan raya, bandara,
permukaan tanah kabel (Peraturan Pemerintah No. trotoar dan tempat parkir Ini juga merupakan
34 Tahun 2006 Tentang Jalan).(Fanani et al., bahan yang sama pentingnya untuk campuran
2017) Material yang akan digunakan harus beton semen Portland yang digunakan dalam
memenuhi sifat fleksibilitas, stabilitas, durabilitas, konstruksi perkerasan kaku, bangunan, fasilitas
dan tahan terhadap air.(Thanaya et al., 2016),(Ziari industri, dan struktur tanah.(Sugiyanto,
et al., 2020). Laston merupakan sebuah media 2017),(Nwakaire et al., 2020) Agregat dan
lapis atas konstruksi jalan dengan metode struktur fraksinya yang diproses dengan demikian menjadi
pertama kali dikembangkan oleh The Asphalt komoditas industri yang penting untuk sektor
Institute di Amerika dengan nama lain adalah konstruksi.(Suaryana et al., 2018) Agregat alami
Asphalt Concrete (AC)(Karaşahin & Terzi, 2007). adalah bahan utama campuran beton aspal dan
Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum semen Portland.(Gul & Guler, 2014).(Amal,
menjelaskan bahwa campuran dari laston terdiri 2012) Penelitian ini menggunakan metode desain
dari agregat dengan nilai gradasi menerus yakni Marshall standar direvisi untuk menyiapkan
aspal keras, lalu dilaksanakan pencampuran serta spesimen yang memenuhi ukuran minimum dan
dihamparkan dan dipadatkan dalam keadaan suhu persyaratan rasio aspek dalam pengujian
panas tertentu. Pada suhu pencampuran yang uniaksial.(Simanjuntak et al., 2010),(Zou et al.,
digunakan berdasar dengan spesifikasi jenis aspal 2020) Studi ini menunjukkan bahwa penambahan
yang akan digunakan. Gradasi menerus pada dapat meningkatkan ketahanan campuran terhadap
tahapan ini adalah terbuat dari komposisi deformasi permanen dan karenanya, rutting
pembagian butir merata mulai dari ukuran gradasi tergantung pada gradasi campuran.(Masad et al.,
besar hingga berukuran terkecil (Ziari et al., 1999) Penggunaan agregat beton daur ulang
2019)(Cahyo, 2020). Beton aspal dengan dalam konstruksi jalan raya, yaitu, sebagai agregat
campuran bergradasi menerus memiliki komposisi campuran aspal atau campuran semen Portland,
yang terdiri dari agregat kasar, agregat halus, adalah salah satu cara untuk mengurangi

468
Jurnal CIVILLa Vol 5 No 2 September 2020 ISSN No. 2503 - 2399

kebutuhan agregat alami karena keuntungan Angeles


ekonomi dan lingkungannya yang cukup
besar.(Marshall, 2016)
Studi sebelumnya menunjukkan bahwa ada SNI 03-6887-
Agularitas 95/90(*)
2002
persyaratan geometris tertentu yang harus dipenuhi
oleh spesimen laboratorium sebelum digunakan Kelekatan
SNI 03-
dalam pengujian uniaksial untuk mengukur sifat Agregat terhadap Min. 95%
2439-1991
material yang relevan(Widojoko & Purnamasari, aspal
2012). Partikel Pipih SNI T-01-
Maks. 10%
dan Lonjong 2005
1.2 Tinjauan Pustaka Material lolos SNI 03-
Maks. 1%
Pada bab ini akan dibahas mengenai teori- saringan No.200 4142-1996
teori yang mendasari penelitian ini dengan uraian
sebagai berikut

1.2.1 Aspal
Aspal yaitu suatu bahan bentuk padat
atau setengah padat berwarna hitam sampai
coklat gelap, bersifat perekat (cementious) yang
akan melembek dan meleleh bila dipanasi. Aspal
tersusun terutama dari sebagian besar bitumen
yang kesemuanya terdapat dalam bentuk setengah
padat dari alam atau hasil pemurnian minyak
bumi, campuran dari bahan bitumen dengan
minyak bumi atau derivatnya

1.2.1 Agregat Gambar 1. Agregat Kasar


Agregat adalah komponen utama suatu struktur
perkerasan jalan yaitu 90-95% agregat berdasarkan 1.2.4 Agregat Halus
presentase berat, atau 75-85% agregat berdasarkan Agregat halus adalah agregat yang lolos
presentase volume.(Rondonuwu, 2013)(Anjarsari saringan no. 8 (2,38 mm).(Candra et al., 2020)
& Sesa, 2018) “Demikian dengan kualitas Agregat halus terdiri daripasir alam, pasir buatan,
perkerasan jalan ditentukan juga dari sifat agregat pasir terak atau gabungan dari bahan – bahan
dan hasil campuran agregat dengan material tersebut.Agregat halus harus bersih, kering, kuat
lain”.(Gunarto & Cahyono, 1991)(Cahyo, 2020) dan bebas dari gumpalan – gumpalan lempung
Agregat adalah suatu kumpulan yang kolektif dari serta bahan – bahan yang mengganggu serta terdiri
pada material-material mineral seperti pasir, dari butiran- butiran yang bersudut tajam dan
kerikil, dan batu yang dipecahkan.(Gunarto & mempunyai permukaan kasar.(Tarigan,
Cahyono, 2018) 2019),(Uzun & Terzi, 2012)
1.2.2 Agregat Kasar Tabel 2. Ketentuan Agregat Halus Untuk
Fraksi agregat kasar untuk rancangan adalah Campuran Beton Aspal
agregat yang tertahan saringan No. 8 (2,36 mm)
dan haruslah bersih, keras, awet dan bebas dari Syarat
lempung atau bahan yang tidak dikehendaki Jenis Pemeriksaan Standar
Maks/Min
lainnya” (Irfansyah & Setyawan, 2017)(Candra et
al., 2019).
SNI 03-4428- Maks.
Nilai setara pasir
1997 50%
Tabel 1. Ketentuan Agregat Kasar untuk
Campuran Beton Aspal
Material Lolos SNI 03-
Maks. 8%
saringan No.200 4142-1996
Jenis Syarat
Standar
pemeriksaan maks/min
SNI 03- Maks.
Abrasi dengan Angularitas
SNI 03-3407- 6877-2002 45%
mesin los Maks. 12%
1994
Angeles
Abrasi dengan SNI 03-2417-
Maks. 40%
mesin Los 1991

469
Jurnal CIVILLa Vol 5 No 2 September 2020 ISSN No. 2503 - 2399

Tabel 3. Spesifikasi filler Untuk Campuran


Beton Aspal

Saringan (mm) % Lolos


0,600 (No. 30) 100
0,300 (No. 50) 90-100
0,075 (No. 200) 75-100

1.2.7 Pengujian Marshall


Gambar 2. Agregat Halus Tujuan dari uji Marshall adalah untuk
menentukan kandungan pengikat yang optimal
1.2.5 Bahan Pengisi Filler pada campuran agregat dan bitumen tertentu. Data
Bahan pengisi terdiri dari batu kapur, debu uji digunakan untuk memplot Marshall Properties
dolomite, semen portland, abu terbang, debu tanur versus Bitumen Content for Neat bitumen dengan
tinggi pembuat semen atau bahkan mineral tidak menggunakan metode Marshall dan Modified
plastis lainnya. Bahan pengisi mikro agregat ini Marshall. Nilai Stabilitas Marshall versus isi
harus lolos saringan No. 200 (0,075 mm).(Koçkal bitumen, Aliran versus isi aspal, Kepadatan curah
& Köfteci, 2016) Fungsi bahan pengisi adalah versus isi aspal, Persen rongga dalam Campuran
untuk meningkatkan kekentalan bahan bitumen total versus isi aspal dan Persen rongga yang diisi
dan untuk mengurangi sifat rentan terhadap dengan bitumen versus isi aspal juga diplot untuk
temperature(Mohammadi et al., 2014). Bitumen rapi.

1.2.6 Pengertian Abu Batu 2. METODE


Abu batu adalah. Agregat adalah suatu bahan Dalam penelitian ini, program eksperimental
pengisi mineral (partikel dengan ukuran lebih dibuat untuk mencari kerentanan sampel aspal
besar dari 0,075 mm), diperoleh dari produk beton yang menggunakan abu batu sebagai filler
samping pabrik semen atau penghancur batu. menggunakan prosedur Marshall direvisi.(Pereira
Material ini sangat dibutuhkan untuk proses & Janssen, 1999) Penelitian dilakukan dalam dua
perkerasan jalan dan juga bisa digunakan sebagai fase, pada fase pertama, sebuahme persyaratan
pengganti pasir. Material ini merupakan material ukuran spesimen minimum dan rasio aspek. Untuk
utama sebagai pembuatan gorong-gorong dan mencapai hal ini, campuran laboratorium
stone press. Abu batuan saat ini merupakan produk disiapkan pada berbagai gradasi dan konten aspal
samping dalam industri pemecah batuan yang untuk menentukan jumlah desain pukulan yang
jumlahnya tidak sedikit. Saat ini abu batu tidak diperlukan untuk prosedur Marshall yang direvisi.
terlalu laku untuk dijual di kota-kota besar karena Pada fase kedua, specimen.(Atkins et al., 2012).
tidak banyak digunakan dalam industri konstruksi Setelah semua hasil dari pengujian sifat-sifat fisis
karena konstruksi perkerasan jalan dengan Lapen material dan sesuai dengan spesifikasi, maka
telah banyak bergeser ke lapisan beton aspal. dilakukan perencanaan pembuatan benda uji dan
Namun di beberapa daerah material ini masih pengujian Marshall.(Fly et al., 2017) Metode
digunakan dan merupakan kebutuhan penting eksperimen sungguhan True-Experimental
dalam pekerjaan perkerasan aspal. Paving lapen Research digunakan pada penelitian ini dengan
yang biasanya dilapisi abu batu dapat diganti percobaan di laboratorium Teknik Sipil
dengan pasir sehingga abu batu pada stone crusher Universitas Kadiri
menjadi bahan limbah yang harus segera
dibenahi..
2.1 Bahan yang Digunakan
 Agregat Kasar /batu koral
 Agregat halus / pasir adalah.
 Filler / Semen PC
 Aspal minyak atau bitumen
 Abu batu

2.2 Tahap Penelitian


Tahapan penelitian yang akan dilakukan
mulai dari awal sampai akhir seperti yang
dijelaskan sebagai berikut:
Gambar 3. Abu Batu

470
Jurnal CIVILLa Vol 5 No 2 September 2020 ISSN No. 2503 - 2399

1. Persiapan. adalah abu batu dengan presentase yang


Pada tahap ini yang dilakukan yaitu terterah disetiap benda uji. Berikut standar
menyiapkan bahan, dan pengecekkan alat- ketentuan pemeriksaan agregat.
alat yang akan digunakan. Persiapan bahan  Pengujian Aspal.
seperti aspal, agregat kasar, agregat halus, Pengujian aspal dilakukan dengan
filler. melakukan uji penetrasi, titik lembek,
2. Uji bahan daktilitas , berat jenis, dan kehilangan
berat
 Agregat kasar, Agregat halus, dan filler
 Agregat kasar, Agregat halus, dan filler
Pengujian agregat diperlukan sebagai bahan  Tes agregat diperlukan sebagai pengisi
pengisi pada campuran beraspal dengan dalam campuran aspal
komposisi gradasi sesuai dengan gradasi  Perencanaan campuran
terpakai yang memenuhi spesifikasi yang  Perancangan gradasi agregat
ada. Untuk agregat kasar, agregat halus,
dilakukan pengujian analisa saringan, berat
jenis, penyerapan dan filler yang digunakan

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil uji karakteristik aspal minyak dengan menggunakan metode SNI dapat dilihat pada
tabel
Tabel 4. Hasil pengujian Aspal minyak

Spesifikasi
No Pengujian Hasil Satuan
Min. Max.
1 Penetrasi 25° Sebelum kehilangan berat 65 60 79 0,1 mm
2 Titik Lembek 52 48 58 °C
3 Daktilitas pada 25° C 115 100 - cm
4 Titik nyala 320 200 - °C
5 Berat Jenis 1,01 1 -
6 Kehilangan Berat 0,2 - 0,8 %
7 Penetrasi 25° Setelah kehilangan berat 85 54 - 0,1 mm

3.1. Hasil Pengujian Kratristrik Mrshall


Pada pengujian marshall ini menggunakan abu batu sebagai filler yaitu dengan peresentase normal,
30%, 50%, 70%, 100% hasil dari pengujian marshall dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 5. Hasil Pengujian Karakteristik Marshall Untuk Seluruh Parameter Diambil Rata-Rata
Filler VMA VIM VFB Stabilitas Flow MQ
No
Abu Batu % % % Kg mm Kg/mm
1 Normal 18,08 4,78 71,3 4328 3,16 1208,4
2 30% 18,12 4,29 74,22 4262 3,23 1387,3
3 50% 18,27 4,63 76,72 4956 3,25 1390,5
4 70% 18,39 4,78 75,76 4438 3,29 1632,4
5 100% 18,25 4,36 76,78 5453 3,34 1672,1
Rata-rata 18,22 4,86 75,04 4806 3,24 14958,1
Spesifikasi >15% 3-5% >65 % >800 kg 2-4 mm min 250
nilai terendah pada aspal normal dengan nilai
Dari hasil pengujian karakteristik tabel tersebut 18,08%, untuk nilai VIM tertingi terdapat pada
nilai VMA tertinggi terdapat pada presentase presentase filler abu batu 70% dengan nilai
filler abu batu 100% dengan nilai 18,42% dan 4,78% dan nilai terendah terdapat pada
471
Jurnalteknik.unisla.ac.id ISSN: 2503-071X
Volume...,No...,Tahun.....

presentase filler abu batu 30% dengan nilai


4,29%, untuk nilai VFB tertinggi terdapat pada
presentase filler abu batu 100% dengan nilai
76,78%, dan nilai terdapat pada aspal normal
dengan
nilai 71,30%, untuk stabilitas nilai tertinggi
terdapat pada presentase filler abu batu 100%
dengan nilai stabilitas 5453kg, dan untuk nilai
terendah stabilitas terdapat pada aspal normal
dengan nilai 4328 kg, untuk nilai flow tertinggi
terdapat pada prsentase filler abu batu 100%
dengan nilai 3,24 dan nilai terendah terdpat pada
aspal normal, dengan nilai 3,16mm, untuk nilai
MQ nilai tertinggi terdapat pada presentase filler
abu batu 100% dengan nilai 1672,1 Kg/mm dan
nilai terendah terdpat pada aspal normal dengan
nilai 1208,4 Kg/mm.
Gambar 5. Grafik Nilai VIM
3.1. Campuran Benda Uji Beton Pada Nilai
VMA Berdasarkan spesifikasi umum 2010,
Revisi 3, Divisi 6 tentang Perkerasan Aspal
mensyaratkan bahwa nilai VIM pada presentase
filler abu batu normal dan 70% lebih besar
dibandingankan yang lainnya dengan nilai
sebesar 4,78 %.

3.3. Campuran Benda Uji Beton Pada Nilai


VFB

Gambar 4. Grafik Nilai VMA


Berdasarkan spesifikasi umum 2010,
Revisi 3, Divisi 6 tentang Perkerasan Aspal
mensyaratkan
bahwa nilai VMA tertinggi pada presentase filler
abu batu 100% dengan nilai 18,42% lebih besar
dibandingankan lainnya yang relatif lebih kecil. Gambar 6. Grafik Nilai VFB

3.2. Campuran Benda Uji Beton Pada Nilai Berdasarkan Spesifikasi umum 2010, Revisi
VIM 3, Divisi 6 tentang Perkerasan Aspal. Bahwa
nilai VFB tertinggi terdapat pada presentase filler
abu batu 100%, dengan nilai 76,78.

472
Jurnalteknik.unisla.ac.id ISSN: 2503-071X
Volume...,No...,Tahun.....

3.4. Campuran Benda Uji Beton Pada Nilai


STABILITAS

Gambar 8. Grafik Nilai MQ


Berdasarkan hasil pengujian marshall
quetiont nilai Marshall quetiont terendah yaitu
pada aspal normal sebesar 1208,4 kg/mm, dan
Gambar 6. Grafik Nilai STABILITAS nilai Marshall quetiont tertinggi terdapat pada
Nilai stabilitas yang diperoleh hampir campuran limbah benda uji beton dengan
memenuhi spesifikasi yang ditetapkan oleh 2010 presentase 100% sebesar 1672,1 kg/mm,
Revisi 3, Bina Marga yaitu nilai stabilitas
tertinggi yaitu pada campuran limbah benda uji 4.1 KESIMPULAN
100%, dengan nilai stabilitas 5453 kg. Hasil penelitian dari campuran aspal
beton memanfaatkan limbabu batu sebagai filler
dengan 5 sampel pada metode marshall
menunjukan hasil, seperti, nilai VIM, VMA,
VFB, Stabilitas, Flow, dan MQ bahwa semua
hasil memenuhi persyaratan bina marga dengan
3.5 Campuran Benda Uji Beton Pada Nilai nilai rata-rata di bawah ini :
FLOW
1. Nilai rata-rata VMA : 4,22 %
2. Nilai rata-rata VIM : 4,86 %
3. Nilai rata-rata VFB : 75,04 %
4. Nilai rata-rata Stabilitas : 4806 kg
5. Nilai rata-rata Flow : 3,24 mm
6. Nilai rata-rata MQ :14958,1
kg/mm

DAFTAR PUSTAKA
Amal, A. S. (2012). Pemanfaatan Getah Karet
Pada Aspal AC 60/70 Terhadap Stabilitas
Marshall Pada Asphalt Treated Base (Atb).
Jurnal Media Teknik Sipil, 9(1).
https://doi.org/10.22219/jmts.v9i1.1111
Gambar 7. Grafik Nilai FLOW Anjarsari, D., & Sesa, E. (2018). Fabrikasi
Genteng Polimer Berbahan Abu Batu Bara
Berdasarkan nilai flow diperoleh sudah ( Fly Ash ) PLTU Mpanau , Aspal dan
memenuhi spesifikasi yang ditetapkan oleh Bina Polipropilen Fabrication Of Polymer Roof
Marga, nilai flow yang tertinggi pada campuran Using Fly Ash From the Coal Fired Steam
filler abu batu 100% yaitu dengan nilai 3,34 mm. Power Plant Of Mpanau , Asphalt and
Polypropylene. 7(3), 334–340.
3.6. Campuran Benda Uji Beton Pada Nilai Atkins, H. N., Materials, H., Hall, P., Materials,
MQ H., & Hill, M. (2012). Sastra, Hadi.2009.
Pengaruh Variasi Jumlah Tumbukan Pada
Lapisan Aspal Buton Beragregat
(LASBUTAH) dengan Modifikasi
Campuran Dingin (COLD MIX) Dengan
473
Jurnalteknik.unisla.ac.id ISSN: 2503-071X
Volume...,No...,Tahun.....

Modifier Pertamax Terhadap Karakteristik BETON PADA CAMPURAN HOT


Maeshall. Malang: Universitas ROLLED.
Muhammadiyah Malang. 1971. Masad, E., Muhunthan, B., Shashidhar, N., &
Cahyo, Y. (2020). The Effect of Stirring Time Harman, T. (1999). Internal structure
and Concrete Compaction on K-200 characterization of asphalt concrete using
Concrete Press Strength. image analysis. Journal of Computing in
https://doi.org/10.1088/1742- Civil Engineering, 13(2), 88–95.
6596/1569/4/042033 https://doi.org/10.1061/(ASCE)0887-
Candra, A. I., Gardjito, E., Cahyo, Y., & 3801(1999)13:2(88)
Prasetyo, G. A. (n.d.). Pemanfaatan Mohammadi, I., Khabbaz, H., & Vessalas, K.
Limbah Puntung Rokok Filter Sebagai (2014). In-depth assessment of Crumb
Bahan Campuran Beton Ringan Berpori. Rubber Concrete (CRC) prepared by
1–8. water-soaking treatment method for rigid
Candra, A. I., Wahyudiono, H., Anam, S., & pavements. Construction and Building
Aprillia, D. (2020). KUAT TEKAN Materials, 71, 456–471.
BETON Fc ’ 21 , 7 MPa https://doi.org/10.1016/j.conbuildmat.2014
MENGGUNAKAN WATER REDUCING .08.085
AND HIGH RANGE ADMIXTURES. Nwakaire, C. M., Yap, S. P., Yuen, C. W., Onn,
Jurnal CIVILA, 5(1), 330–340. C. C., Koting, S., & Babalghaith, A. M.
Fanani, A., Budi, S., Liem, F. N., Alokabel, K., (2020). Laboratory study on recycled
& Toelle, F. (2017). Terhadap Nilai concrete aggregate based asphalt mixtures
Stabilitas Pada Campuran Aspal Beton ( for sustainable flexible pavement
Hrs-Wc ) Terhadap Karakteristik Uji surfacing. Journal of Cleaner Production,
Marshall. 2(1), 54–63. 262, 121462.
Fly, D. A. N., Untuk, A. S. H., Fly, D. A. N., & https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2020.1214
Untuk, A. S. H. (2017). Modifikasi Aspal 62
Dengan Getah Pinus. 1(December 2015), Pereira, L. M. G., & Janssen, L. L. F. (1999).
0–7. Suitability of laser data for DTM
Gul, W. A., & Guler, M. (2014). Rutting generation : a case study in the context of
susceptibility of asphalt concrete with road planning and design.
recycled concrete aggregate using revised Rondonuwu, F. (2013). Pengaruh Sifat Fisik
Marshall procedure. Construction and Agregat Terhadap Rongga Dalam
Building Materials, 55, 341–349. Campuran Beraspal Panas. Jurnal Sipil
https://doi.org/10.1016/j.conbuildmat.2014 Statik.
.01.043 Simanjuntak, E. P., Muiz, Z. A., Sipil, D. T.,
Gunarto, A., & Cahyono, A. D. (1991). Utara, U. S., Perpustakaan, J., Kampus, N.,
Penelitian Penggunaan Batu Gamping & Medan, U. S. U. (2010). STUDI
Sebagai. 24–34. PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI
Gunarto, A., & Cahyono, A. D. (2018). FILLER SEMEN , SERBUK BENTONIT ,
PENELITIAN MENGGUNAKAN BATU dan ABU TERBANG BATUBARA
GAMPING SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK ( AC-BASE
DAN FILLER PADA ASPAL CAMPURAN. ). 1–10.
2(1), 26–34. Suaryana, N., Susanto, I., Ronny, Y., &
Irfansyah, P. A., & Setyawan, A. (2017). Sembayang, I. R. (2018). Evaluasi Kinerja
Karakteristik Marshall Pada Campuran Campuran Beraspal dengan Bitumen Hasil
Aspal Beton Menggunakan Daspal Sebagai Ekstraksi Penuh dari Asbuton. Media
Bahan Pengikat. E-Jurnal Matriks Teknik Komunikasi Teknik Sipil, 24(1), 62.
Sipil, September, 947–958. https://doi.org/10.14710/mkts.v24i1.18175
Karaşahin, M., & Terzi, S. (2007). Evaluation of Sugiyanto, G. (2017). Marshall test
marble waste dust in the mixture of characteristics of asphalt concrete mixture
asphaltic concrete. Construction and with scrapped tire rubber as a fine
Building Materials, 21(3), 616–620. aggregate. Jurnal Teknologi, 79(2), 55–64.
https://doi.org/10.1016/j.conbuildmat.2005 https://doi.org/10.11113/jt.v79.6965
.12.001 Tarigan, G. (2019). Pengaruh Penggunaan
Koçkal, N. U., & Köfteci, S. (2016). Aggressive Agregat Alam pada Campuran Aspal
Environmental Effect on Polypropylene Beton terhadap Marshall Properties. 170–
Fibre Reinforced Hot Mix Asphalt. 173.
Procedia Engineering, 161, 963–969. Thanaya, I. N. A., Puranto, I. G. R., & Nugraha,
https://doi.org/10.1016/j.proeng.2016.08.8 I. N. S. (2016). Studi Karakteristik
34 Campuran Aspal Beton Lapis Aus (AC-
Marshall, P. (2016). PEMANFAATAN LIMBAH WC) Menggunakan Aspal Penetrasi 60/70
474
Jurnalteknik.unisla.ac.id ISSN: 2503-071X
Volume...,No...,Tahun.....

dengan Penambahan Lateks. Media


Komunikasi Teknik Sipil, 22(2), 77.
https://doi.org/10.14710/mkts.v22i2.12875
Uzun, S., & Terzi, S. (2012). Evaluation of
andesite waste as mineral filler in asphaltic
concrete mixture. Construction and
Building Materials, 31, 284–288.
https://doi.org/10.1016/j.conbuildmat.2011
.12.093
Widojoko, L., & Purnamasari, P. E. (2012).
Study the Use of Cement and Plastic bottle
Waste as Ingredient Added to the Asphaltic
Concrete Wearing Course. Procedia -
Social and Behavioral Sciences, 43, 832–
841.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.04.15
8
Ziari, H., Amini, A., & Goli, A. (2020). The
effect of different aging conditions and
strain levels on relationship between
fatigue life of asphalt binders and mixtures.
Construction and Building Materials, 244,
118345.
https://doi.org/10.1016/j.conbuildmat.2020
.118345
Ziari, H., Nasiri, E., Amini, A., & Ferdosian, O.
(2019). The effect of EAF dust and waste
PVC on moisture sensitivity, rutting
resistance, and fatigue performance of
asphalt binders and mixtures. Construction
and Building Materials, 203, 188–200.
https://doi.org/10.1016/j.conbuildmat.2019
.01.101
Zou, G., Zhang, J., Liu, X., Lin, Y., & Yu, H.
(2020). Design and performance of
emulsified asphalt mixtures containing
construction and demolition waste.
Construction and Building Materials, 239,
117846.
https://doi.org/10.1016/j.conbuildmat.2019
.117846

475

Anda mungkin juga menyukai