Anda di halaman 1dari 1

Namun yang jadi permasalahan adalah hak cipta merupakan benda

bergerak yang ti2dak berwujud sehingga hak privat kebendaan itu


melekat pada hak cipta. Begitu pula juga hubungan kebendaan
antara pencipta dengan ciptaan/hak ciptanya melekat karena sifat
hak kebendaan itu mutlak jadi hak seseorang atas benda itu dapat
dipertahankan terhadap siappun dan setiap org harus
menghormatinya. 
Kalaupun dianggap bermasalah pasal yg dimaksud adalah pasal 12 ayat
2 pp 56 yang mengataakan bahwa “Selain melakukan penarikan
royalty untuk pencipta, pemegang hak cipta, dan pemilik hak terkait
yang telah menjadi anggota dari suatu LMK sebagaimana dimaksud
pada ayat 1, LMKN menarik royalty untuk pencipta, pemegang hak
cipta dan pemilik hak terkait yang belum menjadi anggota dari
suatu LMK.”
Pasal tsb dianggap bertentangan dgn uu no 28 pasal 88 ayat 2 huruf b
yang dikatakan bahwa “Izin operasional LMK harus memenuhi
syarat mendapat kuasa dr pencipta, pemegang hak cipta, dan
pemilik hak terkait untuk menarik, menghimpun, dan
mendistribusikan royalty”
Nah gimana seseorang bertindak utk mewakili tanpa adanya kuasa
atau persetujuan pemegang hak cipta. padahal LMK itu menarik
royalty harus berdasarkan persetujuan/kuasa pemegang hak cipta/
ADanya persetujuan itu sendiiri karena pencipta telah menjadi anggota
LMK. namun dalam PP 56, terdapat peraturan bahwa LMKN bisa
menarik royalty dr pencipta yg belum menjadi anggota LMK dan
mengenai hal tsb royalty pencipta disimpan selama 2 tahun dan
apabila dlm jangka waktu tsb pencipta masih belum menjadi
anggota LMK maka royalty dijadikan dana cadangan LMKN. nah hal
ini sungguh merugikan pencipta karena seolah olah hak royalti
adalah milik negara padahal hak royalti itu hak kebendaan pemilik
hak atau pencipta lagu.
Maka intinya dalam hal ini LMKN menarik hak privat yang beruapa
royalty pemegang hak cipta tsb

MAKA DLM HAL INI PP 56 BERTENTANGAN DGN UU NO 28

JR MA MENGENAI PERATURAN DIBAWAH UU BERTENTANGAN DGN UU

indielabel blm termasuk lmkn

Anda mungkin juga menyukai