Anda di halaman 1dari 9

TUGAS ASPEK HUKUM

HAK CIPTA

Disusun Oleh :

Anissa Widya Kartika B.131.22.0154


Nurul Aini Mulia B.131.22.0109
Eny Tri Widyawati B.131.22.0206
Tiara Majida Naswa B.131.22.0107
Ahmad Nadhib B.141.21.0032

Guru Mata Pelajaran :

Bapak Andy Kridasusila, S.E., M.M.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
2022
Bab 1 Pendahuluan

1.1 Hak Cipta


Hak cipta merupakan salah satu bagian dari hak kekayaan
intelektual di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra. Definisi hak
cipta dijabarkan pada Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2014 tentang Hak Cipta (UU Hak Cipta) yang menyebutkan
bahwa:
“Hak cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara
otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan
diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.”
Hak eksklusif yang dimaksud dalam pengertian di atas terdiri
atas hak moral dan hak ekonomi. Artinya, dengan memiliki hak
ekonomi inilah pencipta dapat memperoleh manfaat ekonomi dari
ciptaannya. Perlu dipahami bahwa hak eksklusif adalah hak yang
diperuntukan hanya bagi pencipta atau pemegang hak cipta yang sah,
dengan begitu pihak lain tidak boleh memanfaatkan suatu ciptaan
tanpa seizin pencipta atau pemegang hak cipta. Pihak lain yang ingin
menggunakan suatu karya dapat menjadi pemegang hak cipta dengan
izin pencipta melalui perjanjian. Namun pemegang hak hanya
memiliki sebagian hak eksklusif, yaitu berupa hak ekonomi karena
hak moral adalah hak yang melekat pada pencipta secara abadi.

1.2 Hak Cipta Dapat Diwariskan


Hak cipta diwariskan apabila pencipta meninggal dunia.
Mengenai siapa saja ahli waris dan hak masing-masing hal ini
ditentukan oleh sistem hukum waris yang dipilih, karena Indonesia
masih menganut berbagai pluralisme hukum waris yaitu hukum waris
Islam, hukum waris adat, serta hukum waris perdata barat berdasarkan
KUHPerdata. Jika tidak ada ahli waris maka menjadi milik negara
yang nantinya akan digunakan untuk melunasi hutang pemilik karya
tersebut.
Prosedur yang dilakukan ahli waris untuk mendapatkan haknya
sebagai ahli waris adalah membuat akta waris sebagai bukti otentik
kepemilikan hak dengan disertai surat keterangan kematian dan surat
keterangan waris serta wajib mencatatkan ke Direktorat Jenderal
Kekayaan Intelektual dengan melampirkan dokumen bukti pengalihan
hak.
Jika ada pihak lain yang melanggar hak cipta karya dengan
sengaja dan tanpa adanya persetujuan dari pemiliknya dengan tujuan
komersial, ahli waris diperkenankan melakukan gugatan.

1.3 Hak Cipta Dapat Dialihkan


Pada dasarnya, hak cipta merupakan hak eksklusif yang
melekat pada pencipta yang timbul secara otomatis setelah suatu
ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata. (Pasal 1 angka 1 Undang-
Undang Nomor 34 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (selanjutnya UU
Hak Cipta)). Pasal 4 UU Hak Cipta menegaskan bahwa hak eksklusif
tersebut terdiri atas hak moral dan hak ekonomi.
1. Hak Moral
Hak moral melekat pada pencipta dan tidak dapat dialihkan
selama masih hidup, tetapi pelaksanaan hak tersebut dapat dialihkan
dengan wasiat atau sebab lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan setelah pencipta meninggal dunia.
Pelaksanaan hak moral tersebut antara lain tetap mencantumkan
atau tidak mencantumkan namanya pada salinan sehubungan dengan
pemakaian Ciptaannya untuk umum, menggunakan nama aliasnya
atau samarannya, mengubah Ciptaannya sesuai dengan kepatutan
dalam masyarakat, serta mengubah judul dan anak judul Ciptaan.
2. Hak Ekonomi
Hak ekonomi merupakan hak untuk mendapatkan manfaat
ekonomi atas ciptaan. Hak ekonomi dapat dialihkan oleh pencipta
kepada pemegang orang lain yang disebut pemegang hak cipta.
Merujuk Pasal 1 angka 4 UU Hak Cipta ditegaskan bahwa,
“Pemegang Hak Cipta adalah Pencipta sebagai pemilik Hak
Cipta, pihak yang menerima hak tersebut secara sah dari Pencipta,
atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak dari pihak yang
menerima hak tersebut secara sah. Jadi jelas, bahwa hak cipta dapat
dialihkan oleh pencipta.”
Jadi, pemegang hak cipta adalah pihak yang menerima
pengalihan hak ekonomi dari pencipta.
Terhadap hak ekonomi tersebut dapat dialihkan secara
keseluruhan atau sebagian dengan berbagai cara misalnya pewarisan,
hibah, wakaf, wasiat, perjanjian tertulis, atau sebab-sebab lain yang
diperbolehkan peraturan perundang-undangan. Jika hanya sebagian
hak ekonomi ciptaan yang dialihkan, maka pencipta tetap memiliki
hak ekonomi terhadap sebagian yang tidak dialihkan tadi.

1.4 Bentuk-Bentuk Pengalihan Cipta Yang Bisa Dilakukan


Hak cipta dapat dialihkan melalui berbagai macam rupa. Hal ini
karena hak cipta dianggap sebagai sebuah benda yang bergerak,
sehingga bisa dialihkan kepemilikannya kepada pihak lainnya.
Berdasarkan Pasal 16 ayat (2) UU Hak Cipta, hak cipta bisa dialihkan
dalam bentuk:
1. Pewarisan
Metode pengalihan pertama yaitu pewarisan. Terdapat tiga
unsur penting dalam pewarisan hak cipta, yaitu pencipta yang sudah
meninggal dunia, karya yang ditinggalkan serta ahli waris.
2. Hibah
Hak cipta dapat dialihkan oleh seseorang melalui prosedur
hibah. Jadi, karya tersebut diberikan secara sukarela kepada orang lain
sebagai penerima hak cipta. Bisa ketika masih hidup, maupun dengan
hibah wasiat sudah meninggal dunia.
3. Wakaf
Bentuk pengalihan hak cipta selanjutnya berupa wakaf.Wakaf
merupakan tindakan menyerahkan sebagian atau seluruh benda yang
dimiliki untuk kepentingan ibadah maupun kesejahteraan umat sesuai
syariat. Bisa dalam kurun waktu tertentu atau selamanya.
4. Wasiat
Bentuk bentuk pengalihan hak cipta satu ini tidak bisa
dipisahkan dengan hukum waris. Dalam hal ini wasiat merupakan
kehendak dari pencipta ketika masih hidup mengenai karya yang
dimilikinya sesudah meninggal dunia untuk dialihkan kepada pihak
lain ketika ia meninggal.

1.5 Cara Pengalihan Hak Cipta


Pengalihan hak cipta bisa dilakukan melalui dua cara, yaitu
secara offline dan online. Jika Anda ingin mengurusnya secara offline,
dapat langsung menuju Kanwil Depkumham atau Kantor Wilayah
Departemen Hukum dan HAM yang berlokasi di setiap ibu kota
provinsi.
Sebagai contoh Anda tinggal di wilayah Jawa Timur. Berarti
pengurusan prosedur pengalihan hak cipta hanya bisa dilakukan di
Kantor Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum
dan HAM lokasi Surabaya.
Tentu saja dengan membawa dokumen persyaratan yang sudah
ditentukan. Syarat permohonan pendaftarannya meliputi nama, alamat
serta kewarganegaraan dari pencipta maupun pemegangnya, judul
karya.
Pengalihan Hak Cipta harus diajukan dengan permohonan
pencatatan pada Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (Dirjen KI)
dan diumumkan dalam Berita Resmi pada Dirjen KI. Pengalihan hak
yang tidak dicatatkan pada Ditjen KI tidak berakibat hukum pada
pihak ketiga.
1.6 Tata Cara Pengalihan Hak Cipta Secara Melalui Situs
Resmi
Tidak hanya secara offline, Anda juga bisa mengurusnya via
online. Melakukan pengurusan dilakukan prosedur pengalihan hak
cipta dengan cara mengakses website resmi Ditjen HKI pusat
Prosedur lebih lengkapnya sebagai yaitu:
1. Pendaftaran Akun
Sebelum mendaftarkan hak cipta, Anda perlu daftar akun
terlebih dahulu pada situs resmi milik Direktorat Jenderal Kekayaan
Intelektual. Setelah masuk ke situs tersebut, isi data diri sesuai dengan
yang diminta.
Jika sudah, akan ada verifikasi email masuk sebagai tanda
bahwa akun sudah diaktifkan. Kemudian Anda bisa login
menggunakan akun yang sudah terdaftar tersebut dan prosedur
pengalihan hak cipta dapat dimulai.
2. Mengunggah Berkas
Isi data-data atau identitas yang diperlukan, lalu pencipta harus
mengunggah berkas-berkas penting seperti surat pernyataan, surat
pengalihan hak cipta, NPWP perorangan, scan KTP pemohon dan
pencipta serta contoh karya.
Mengenai prosedur pengalihan hak cipta contoh karya sudah
ada ketentuannya berdasarkan jenis. Jika pendaftar adalah perusahaan,
NPWP yang digunakan miliki perusahaan. Ditambah dengan
dokumen salinan resmi akta pendirian badan hukum.
3. Pembayaran
Dalam pengurusan hak cipta terdapat sejumlah biaya yang
dibutuhkan. Untuk besar biaya menyesuaikan dengan jenis karya.
Anda bisa melihat detail biaya yang dibutuhkan melalui situs resmi
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual.
4. Verifikasi dan Persetujuan
Setelah pembayaran sudah berhasil dilakukan, prosedur
pengalihan hak cipta selanjutnya Dirjen Kekayaan Intelektual akan
melakukan verifikasi terhadap karya yang sudah didaftarkan. Jika
lolos dalam tahapan verifikasi, karya akan disetujui.
5. Sertifikat Terbit
Jika sudah disetujui, akan muncul status diterima pada bagian
daftar ciptaan. Anda bisa mengunduh sertifikat yang sudah terbit
tersebut. Penting untuk Anda ketahui bahwa pendaftaran hak cipta ini
bisa mencapai hingga satu bulan atau lebih.
Hal ini karena proses verifikasinya menyeluruh serta detail.
Apapun bentuk bentuk pengalihan hak cipta, masa berlaku hingga 50
tahun sesudah pencipta meninggal dunia.

1.7 Contoh Hak Cipta


Hak cipta, dengan cakupan perlindungan yang paling banyak
salah satunya adalah dalam bidang seni yaitu musik. Contoh dalam
bidang musik yaitu pencipta akan mendapat hak moral sehingga orang
lain tidak berhak untuk mengubah aransemen lagu tanpa persetujuan
penciptanya.
Adapun contoh hak ekonomi di bidang musik yaitu berbentuk
royalti yang bisa didapatkan ketika musik yang dibuat digunakan
dalam iklan suatu produk tertentu.
Daftar contoh hak cipta adalah sebagai berikut:
 Hak cipta atas buku
 Hak cipta atas program komputer
 Hak cipta atas pamflet
 Hak cipta atas layout karya tulis yang diterbitkan
 Hak cipta atas isi ceramah, kuliah, dan pidato
 Hak cipta atas alat peraga pendidikan
 Hak cipta atas lagu atau aransemen musik
 Hak cipta atas pertunjukan drama, tari, hingga pantomim
 Hak cipta atas atas karya seni rupa (lukisan, ukiran, kaligrafi, dll)
 Hak cipta atas arsitektur;
 Hak cipta atas produk fotografi

Anda mungkin juga menyukai