Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KASUS HAK CIPTA PATEN

DISUSUN OLEH :

SITI NUR HALIZAH (21041207)

Nama Dosen : SYAHPUTRA, SH.MH

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ASAHAN

TA. 2023

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hak cipta adalah hak privat.Hak keperdataan yang melekat pada diri si
pencipta.Pencipta boleh pribadi, kelompok orang, badan hukum public atau
badan hukum privat.Hak cipta lahir atas kreasi pencipta.Kreasi yang muncul
dari oleh pikir dan oleh hati.Atau dalam terminology antropologi, hak yang
lahir dari cipta, rasa dan karsa manusia.Oleh karena itu, hak cipta haruslah
benar-benar lahir dari kreativitas manusia.1

Kreativitas dan aktivitas manusia menjadi kata kunci dalam kelahiran atau
kemunculan hak cipta.Itu jugalah sebabnya hak cipta itu disebut sebagai hak
eksklusif.Hanya manusia yang melakukan olah otak dan olah hati yang dapat
melahirkan hak cipta.2

Paten merupakan perlindungan hukum untuk karya intelektual di bidang


teknologi. Karya intelektual tersebut dituangkan ke dalam suatu kegiatan
pemecahan masalah yang spesifik dibidang teknologi, yang dapat berupa
proses atau produk atau penyempurnaan dan pengembangan produk dan
proses.3

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja hak pemegang hak cipta?
2. Bagaimana syarat pendaftaran hak cipta dan hak pate?
3. Undang-undang apa saja yang mengikat hak cipta dan hak paten?

1
H.Ok Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual,hlm.191
2
H.Ok Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual,hlm.191
3
Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.10

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hak Cipta

Hak cipta adalah hak privat.Hak keperdataan yang melekat pada diri si
pencipta.Pencipta boleh pribadi, kelompok orang, badan hukum public atau
badan hukum privat.Hak cipta lahir atas kreasi pencipta.Kreasi yang muncul
dari oleh pikir dan oleh hati.4

Pencipta adalah seorang atau beberapa orang yang secara bersama-sama


yang atas inspirasinya melahirkan ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran,
imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan kedalam
bentuk yang khas dan bersifat pribadi.5

Hak cipta terdiri dari atas hak ekonomi dan hak moral.Hak ekonomi
adalah hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan serta produk
hak terkait, sedangkan hak moral adalah hak melekat pada diri pencipta atau
pelaku yang tidak dapat dihilangkan atau dihapus tanpa alasan apapun,
walaupun hak cipta atuh hak terkait telah dialihkan.6

B. Pemegang Hak Cipta


Pemegang Hak Cipta adalah pencipta sebagai pemilik hak cipta, atau pihak
yang menerima lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak tersebut.7

C. Dewan Hak Cipta

4
H.Ok Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual,hlm.191
5
Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.10
6
Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.10
7
Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.11

3
Hal yang baru sama sekali dijumpai dalam Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2014 adalah dimuatnya ketentuan tentang Lembaga Manajemen
Kolektif, akan tetapi hal yang tidak dijumpai dalam undang-undang yang
terakhir ini adalah pengaturan tentang dewan hak cipta. 8

Keberadaan Dewan Hak Cipta diatur dalam Peraturan Pemerintah No.14


Tahun 1986 dan kemudian keberadaaannya diakui juga oleh UU Nomor 19
Tahun 2002. Dewan Hak Cipta sebelum Undang-undang Nomor 28 Tahun
2014 diatur dalam Bab VI, Pasal 48 Undang-Undang Hak Cipta No.19 Tahun
2002. Adapun latar belakang pembentukan institute (lembaga) Dewak Hak
Cipta tersebut belum tersosialisasi dikalangan masyarakat Indonesia. Untuk
itu diperlukan penyuluhan, bimbingan dan bermacam-macam aktivitas
lainnya guna memasyarakatkan tentang dunia hak cipta termasuk
perlindungan hukumnya.9

D. Hak Ekonomis dan Hak Moral


Hak Cipta terdiri atas hak ekonomi dan hak moral.Hak ekonomi adalah
hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan serta produk hak
terkait.Hak moral adalah hak yang melekat pada diri pencipta atau pelakua
yang tidak dapat dihilangkan atau dihapus tanpa alasan apapun, walaupun hak
cipta atau hak terkait telah dialihkan.10
E. Pendaftaran Hak Cipta
Pendafataran tidak merupakan kewajiban untuk mendapatkan hak cipta
sehingga dalam daftar umum pendaftaran tidak mengandung arti sebagai
pengesahan atas isi, arti maksud, atau bentuk dari ciptaan yang di daftarkan.11
Sementara itu, pendaftaran ciptaan dalam daftar umum ciptaan dilakukan
atas permohonan yang diajukan oleh pencipta atau oleh pemegang hak cipta

8
H.Ok Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual,hlm.293
9
H.Ok Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual,hlm.293
10
Abdul Rasyid Saliman, Hukum Bisnis untuk Perusahaan,hlm.197
11
Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.13

4
atau kuasa kepada Direktorat Jenderal Hak Cipta, Paten, dan Hak merek
Departemen Kehakiman dan HAM.
Dengan demikian fungsi dari pendaftaran hak cipta hanyalah untuk
mempermudah pembuktian jika ada sengketa.
1) Prosedur Permohonan Ciptaan
Prosedur Permohonan Ciptaan, yaitu :
a. Permohonan pendaftaran ciptaan diajukan dengan cara mengisi
formulir yang disediakan untuk itu dalam bahasa Indonesia dan
diketik dalam 2 rangkap.
b. Permohonan wajib melampirkan:
1) Surat kuasa khusus, apabila permohonan diajukan melalui kuasa
2) Contoh ciptaan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Buku dan karya tulis lainnya 2 (dua) buah yang telah dijilid
dengan edisi terbaik
b. Apabila suatu buku berisi foto seorang harus dilampirkan surat
tidak keberatan dari orang yang difoto atau ahli warisnya
c. Program computer 2 (dua) buah disket disertai buku petunjuk
pengoperasian dari program computer tersebut
d. CD/VCD/DVD 2 (dua) buah disertai dengan buku petunjuknya
e. Alat peraga 1 (satu) buah disertai dengan buku petunjuknya
f. Lagu 10 (sepuluh) buah berupa notasi dan atau syair
g. Drama 2 (dua) buah naskah tertulis atau rekamannya12

3) Salinan resmi akta pendirian badan hukum atau fotokopinya yang


dilegalisasi notaris, apabila permohonan badan hukum

4) Fotocopy kartu tanda penduduk, dan

5) Bukti pembayaran biaya permohonan sebesar Rp. 75.000,- (tujuh


puluh lima ribu rupiah), biaya permohonan pendaftaran ciptaan

12
Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.14

5
berupa program computer sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima
puluh ribu rupiah)

c. Dalam hal permohonan pendaftaran ciptaan yang pemegang hak


ciptaannya bukan si pencipta sendiri, permohonan wajib
melampirkan bukti pengalihan hak cipta tersebut.13

2) Tarif Permohonan Pendaftaran Ciptaan


Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Berdasarkan Peraturan
Pemerintah No.50 Tahun 200114

No Jenis Penerimaan Negara Bukan Satuan Tarif


. Pajak
1. Biaya permohonan pendaftaran Per Permohonan Rp. 75.000,-
suatu ciptaan
2. Biaya permohonan pendaftaran Per Permohonan Rp. 150.000,-
suatu ciptaan program komputer
3. Biaya permohonan pencatatan Per Permohonan Rp. 75.000,-
pemindahan ha katas suatu
ciptaan yang terdaftar dalam
daftar umum ciptaan
4. Biaya permohonan perubahan Per Permohonan Rp. 50.000,-
nama alamat suatu ciptaan yang
terdaftar dalam daftar umum
ciptaan
5. Biaya permohonan petikan tiap Per Permohonan Rp. 50.000,-
pendaftaran ciptaan dalam
daftar umum ciptaan
6. Biaya pencatatan lisensi Hak Per Permohonan Rp. 75.000,-

13
Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.15
14
Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.16

6
Cipta

F. Lisensi
1 Pemegang hak cipta berhak memberikan lisensi dengan perjanjian lisensi
untuk melaksanakan ciptaannya, kecuali diperjanjikan lain, maka
pelaksana wajib untuk membayar royalty kepada pemegang hak cipta
2 Perjanjian lisensi dilarang memuat ketentuan yang langsung maupun tidak
langsung merugikan perekonomian Negara.
3 Pemegang lisensi wajib dicatat di Dirjen HaKI, agar dapat mempunyai
akibat hukum terhadap pihak ketiga.15

G. Pelanggaran Hak Cipta


Pelanggaran yang tidak dianggap pelanggaran hak cipta apabila suatu
karya menulis sumbernya:
1. Untuk keperluan pendidikan, penelitian, dan lain-lain yang tidak
merugikan pencipta
2. Pengambilan untuk kepentingan dipengadilan
3. Pengambilan, baik sebagian maupun seluruhnya, untuk kepentingan
ceramah ilmiah dan pendidikan asal tidak merugikan penciptanya
4. Pembuatan salinan cadangan suatu program computer oleh pemilik
program computer yang dilakukan semata-mata untuk digunakan sendiri16

Menurut Pasal 72 Undang-Undang Hak Cipta, bagi mereka yang dengan


sengaja atau tanpa hak melanggara Hak Cipta orang lain dapat dikenakan
pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan atau denda paling sedikit
Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh)
tahun atau denda paling banyak Rp.5.000.000,- (lima miliyar rupiah). Selain
itu, beberapa sanksi lainnya adalah:

15
Abdul Rasyid Saliman, Hukum Bisnis untuk Perusahaan,hlm.199
16
Abdul Rasyid Saliman, Hukum Bisnis untuk Perusahaan,hlm.199

7
1. Menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual ciptaan atau
barang hasil pelanggaran Hak Cipta dipidana penjara maksimal 5 (lima)
tahun atau denda maksimal Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)
2. Memperbanyak penggunaan untuk kepentingan komersial suatu program
computer dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau
denda paling banyak Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)

H. Lingkup Hak Cipta


1. Ciptaan yang dilindungi
Ciptaan yang dapat dilindungi, yaitu :17
a. Buku, program computer, pamphlet, perwajahan, karya tulis yang
diterbitkan dan semua hasil karya tulis lain
b. Ceramah,kuliah,pidato, dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu,
c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu
pengetahuan
d. Lagu atau music tanpa teks
e. Drama atau drama musical, tari, koreografi, pewayangan, dan
f. Fotografi
g. Sinematografi
h. Terjemahan, tafsir, seduran, bunga, rampai, database, dan karya lain
dari hasil pengalih wujudan18

2. Ciptaan yang tidak diberi Hak Cipta


Sebagai pengecualian terhadap ketentuan di atas diberikan Hak
Cipta untuk hal-hal berikut:
a. Hasil rapat terbuka lembaga-lembaga Negara
b. Peraturan perundang-undangan
c. Pidato kenegaraan atau pidato pejabat pemerintah
d. Putusan pengadilan atau penetapan hakim, atau

17
Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.10
18
Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.11

8
e. Keputusan badan arbitrase atau keputusan badan-badan sejenis
lainnya19

I. Hak Paten (Sejarah dan Pengertian)


Paten merupakan perlindungan hukum untuk karya intelektual di bidang
teknologi. Karya intelektual tersebut dituangkan ke dalam suatu kegiatan
pemecahan masalah yang spesifik dibidang teknologi, yang dapat berupa
proses atau produk atau penyempurnaan dan pengembangan produk dan
proses.20
Paten atau oktroi telah ada sejak abad XIV dan XV, contohnya dinegara
Italia dan Inggris .Tetapi sifat dan pemberian hak ini pada waktu itu bukan
ditujukan atas suatu temuan atau investasi namun diutamakan untuk menarik
para ahli dari luar negeri.Maksudnya agar para ahli menetap dinegara-negara
yang mengundangnya agar mereka ini dapat mengembangkan keahliannya
masing-masing dinegara si peundangan dan bertujuan untuk memajukan
warga penduduk dari yang bersangkutan.Jadi, paten ini bersifat sebagai
semacam ‘Izin menetap’. Namun demikian, memanglah kehadiran sang
investor tadi dinegeri yang baru itu didasarkan atas keahlian dalam bidag
tertentu., Karen itu ia boleh tinggal menetap. Jadi,ada juga kesamaannya
dengan penggunaan istilah paten dewasa ini.21
Baru pada abad XVI diadakan peraturan pemberian hak-hak paten
terhadap hasil temuan yaitu dinegara-negara Venesia,Inggris,Belanda, lalu
Jerman, Australia dan lain sebagainya.22
Kemudian melalui perkembangan waktu dankemajuan teknologi, terutama
pada abad XX, sifat pemberian paten bukan lagi sebagai hadiah, melainkan
pemberian ha katas suatu temuan yang diperolehnya.Perkembangan semacam
itu terjadi di Negara-negara Amerika Utara dan Amerika Selatan.Kemudian

19
Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.11
20
Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.17
21
H.Ok Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual,hlm.348
22
H.Ok Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual,hlm.348

9
dinegara Amerika Serikat terbentuk undang-undang paten yang tegas
mengubah sifat pemberian hak paten. Kini dalam abad XX peraturan
perundang-undangan lembaga paten hamper meliputi semua Negara termasuk
kawasan Asia.
Kalau dilihat dari perkembangan peraturan perundang-undangan paten itu,
Inggris mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan undang-undang
paten dibanyak Negara didunia.Sebab di Negara Inggris pertumbuhan paten
ini sangat baik. Kemungkinan pengaruh ini sebagai akibat kedudukan Negara
Inggris sebagai Negara induk penjajah, yang sampai pertengahan abad XX
dan satu dua abad sebelumnya, mempunyai banyak wilayah jajahan yang
membawa pengaruh hukum pula kepada wilayah koloninyatersebut.23

J. Lingkup Paten
Paten diberikan untuk investasi yang harus dan mengandung langkah
inventif serta dapat diterapkan dalam industry.24

Namun, suatu invensi merupakan hal yang tidak dapat diduga sebelumnya
dan harus dilakukan dengan memperhatikan keahlian yang ada pada saat
pertama kali diajukan permohonan.25

Dengan demikian, invensi dianggap baru jika pada tanggal penerimaan


invensi tersebut tidak sama dengan tekonologi yang diungkapkan
sebelumnya. Oleh karena itu, suatu invensi dapat diterapkan dalam industry
jika invensi dapat dilaksanakan dalam industry sesuai dengan apa yang
diuraikan dalam permohonan.

setiap invensi berupa produk atau alat yang baru dan mempunyai nilai
kegunaan praktis disebabkan oleh bentuk, konfigurasi, kontruksi, atau

23
H.Ok Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual,hlm.348
24
Elsi Kartika Sari, Hukum Dalam Ekonomi, hlm.121

25
Elsi Kartika Sari, Hukum Dalam Ekonomi, hlm.121

10
komponennya dapat memperoleh perlindungan hukum dalam bentuk paten
sederhana.

Sementara itu, paten yang tidak diberikan untuk invensi meliputi sebagai
berikut :

1 Proses atau produk, pengumuman, penggunaan atau pelaksanaanya


bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
moralitas agama, ketertiban umum, atau kesusilaan.
2 Metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan atau pembedahan yang
ditetapkan terhadap manusia dan hewan
3 Teori yang metode dibidang ilmu pengetahuan dan matematika, atau:
a Semua makhluk hidup, kecuali jasad renik
b Proses biologi yang esensila untuk memproduksi tanaman atau hewan,
kecuali proses nonbiologis atau mikrobiologis

K.Jangka Waktu Paten

Menurut ketentuan UU No.14 Tahun 2001, jangka waktu berlakunya suatu


paten adalah :

a Paten dberikan untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun sejak tanggal
penerimaan dan tidak dapat diperpanjang lagi (Pasal 8)
b Untuk paten sederhana jangka waktunya adalah 10 (sepuluh) tahun sejak
tanggal penerimaan dan tidak dapnaat diperpanjang lagi (Pasal 9)26

L.Permohonan Paten

Permohonan paten diatur dalam Pasal 20 sampai dengan 41 UU No.14


Tahun 2001 :

1. Penemu atau orang yang dikuasakan berhak mengajukan permohonan


paten
2. Penerimaan dan pencatatan paten oleh kantor paten

26
Abdul Rasyid Saliman, Hermansyah,Hukum Bisnis untuk Perusahaan,hlm.169

11
3. Setiap permohonan hanya bisa diajukan untuk satu invensi saja atau
beberapa invensi yang merupakan suatu kesatuan invensi
4. Pengumuman permohonan paten :
a Delapan belas bulan setelah tanggal penerimaan paten
b Delapan belas bulan sejak permohonan dengan hak prioritas (Pasal
42)
c Tiga (3) bulan untuk paten sederhana sejak tanggal penerimaan

5. Pengajuan permintaan pemeriksaan substantive, paling lambat 36 (tiga puluh


enam)

6. Persetujuan/penolakan paten selambat-lambatnya 36 (tiga puluh enam) bulan


sejak tanggal permohonan paten diterima, sedangkan paten sederhana 24
(dua puluh empat) bulan sejak tanggal penerimaan

7. Dalam KBP menolak permuohonan banding, permohonan dalam jangka


waktu 3 (tiga) bulan dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Niaga, dan
terhadap keputusan pengadilan tersebut dapat diajukan kasasi.27

M Pengalihan Paten

Pemegang paten memiliki hak khusus (eksklusif) untuk melaksanakan


paten yang dimilikinya dan melarang orang lain yang tanpa persetujuannya
menggunakan hak tersebut baik untuk paten produk maupun paten proses.
Terhadap pihak lain yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan
perbuatan yang disebut Pasal 16 UU Paten No.14 Tahun 2001 tersebut,
maka pemegang paten dan pemegang lisensi berhak menggugat ganti rugi
melalui Pengeradilan Niaga. Pasal 66 sampai Pasal 87 UU No.14 Tahun
2001 mengatur tentang Pengalihan dan Lisensi Paten, yang dapat
dilakukan dalam hal:28

27
Abdul Rasyid Saliman, Hermansyah,Hukum Bisnis untuk Perusahaan,hlm.170
28
Abdul Rasyid Saliman, Hermansyah,Hukum Bisnis untuk Perusahaan,hlm.171

12
1. Paten beralih atau dialihkan, baik seluruhnya maupun sebagian, karena
pewarisan, hibah wasiat, perjanjian tertulis, atau sebab lain yang
dibenarkan oleh perundang-undangan
2. Perjanjian lisensi wajib dicatatkan pada Direktorat Jenderal dengan dikenal
biaya, apabila tidak dicatatkan perjanjian tersebut tidak mempunyai akibat
hukumterhafap pihak ketiga.29

N. Pelanggaran dan Sanksi

Ketentuan sanksi antara lain diatur dalam UU No.14 Tahun 2001 Pasal
130-Pasal 135, antara lain:

1. Menggunakan proses produksi yang diberi paten, atau membuat,


menggunakan, menjual, mengimpor, menyewakan, menyerahkan, atau
menyediakan untuk dijual atau disewakan atau diserahkannya produk atau
proses yang diberi paten, dipidana paling lama 4 tahun dan atau denda
paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
2. Membuat atau menyewakan untuk dijual atau disewakan atau diserahkan
produk atau alat yang diberi paten sederhana, dipidana penjara paling lama
2 tahun atau denda paling banyak Rp.250.000.000.000,00 (dua ratus lima
puluh juta rupiah)
3. Tindak pidana dalam paten merupakan detik aduan.

O. Pendaftaran Paten

Untuk memperoleh perlindungan paten, suatu teknologi harus


diadaftarkan ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Departemen
Hukum dan HAM Ditjen HKI-Dephuk & HAM.30

1 Prosedur Permohonan Pendaftran Paten


a. Permohonan paten diajukan dengan cara mengisi formulir yang
disediakan untuk itu dalam bahasa Indonesia dan diketik 4 rangkap.

29
Abdul Rasyid Saliman, Hermansyah,Hukum Bisnis untuk Perusahaan,hlm.171
30
Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.14

13
b. Permohonan wajib melampirkan:
1. Surat kuasa khusus, apabila permohonan diajukan melalui
konsultan paten terdaftar selaku kuasa
2. Surat pengalihan hak, apabila permohonan diajukan oleh pihak
lain yang bukan penemu
3. Deskripsi, klaim abstrak, masing-masing 3 (tiga) rangkap
4. Gambar, apabila ada 3 (tiga) rangkap

c. Permohonan pemeriksaan substantive31

P. Pembatalan Paten

Pembatalan paten diatur dalam Pasal 88 sampai dengan Pasal 98 UU


No.14 Tahun 2001:

a. Batal demi hukum, apabila pemegang paten tidak membayar biaya


tahunan (Pasal 88)
b. Batal atas permohonan pemegang paten (Pasal 90)
c. Batal karena gugatan (Pasal 91), dengan alasan:
1. Paten seharusnya tidak diberikan seperti dimaksud (Pasal 6,7, dan
12)
2. Sama dengan paten lain yang telah diberikan.
3. Pemberian lisensi wajib tidak dapat mencegah bentuk dan cara
yang merugikan masyarakat dalam jangka waktu 2 (dua) tahun
sejak tanggal pemberian lisensi wajib
d. Akibat pembatalan paten menghapuskan segala akibat hukum yang
berkaitan dengan paten dan hal-hal lain yang berasal dari paten
tersebut (Pasal 95).32

31
Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.31-34
32
Abdul Rasyid Saliman, Hermansyah, Ahmad Jalis, Hukum Bisnis untuk
Perusahaan,hlm.173

14
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan :

Hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu
dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Hal yang baru sama sekali dijumpai dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2014 adalah dimuatnya ketentuan tentang Lembaga Manajemen Kolektif, akan
tetapi hal yang tidak dijumpai dalam undang-undang yang terakhir ini adalah
pengaturan tentang dewan hak cipta.

Keberadaan Dewan Hak Cipta diatur dalam Peraturan Pemerintah No.14 Tahun
1986 dan kemudian keberadaaannya diakui juga oleh UU Nomor 19 Tahun 2002.
Dewan Hak Cipta sebelum Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 diatur dalam
Bab VI, Pasal 48 Undang-Undang Hak Cipta No.19 Tahun 2002. Adapun latar
belakang pembentukan institute (lembaga) Dewak Hak Cipta tersebut belum
tersosialisasi dikalangan masyarakat Indonesia.

Paten merupakan perlindungan hukum untuk karya intelektual dibidang teknologi.


Karya intelektual tersebut dituangkan kedalam suatu kegiatan pemecahan masalah
yang spesifik dibidang teknologi, yang dapat berupa proses atau produk atau
penyempurnaan dan pengembangan produk dan proses. Berikut Undang-Undang
tentang Hak paten:

a. Jangka waktu paten menurut ketentuan UU No.14 Tahun 2001, jangka waktu
berlakunya suatu paten
b. Permohonan paten diatur dalam Pasal 20 sampai dengan 41 UU No.14 Tahun
2001

DAFTAR PUSTAKA

15
Abdul Rasyid Saliman, Hermansyah, Ahmad Jalis, Hukum Bisnis untuk
Perusahaan, cet-4, (Jakarta:Kencana,2008)

Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual, Universitas Samratulangi Fakultas Hukum

Elsi Kartika Sari, Advendi Simanunsong, Hukum Dalam Ekonomi, cet-2,


(Jakarta:PT Gramedia Widiasarana,2008)

H.Ok Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual, Cet-9, (Jakarta: Rajawali Pers,
2015)

Paul Goldstein ,Hak Cipta: Dahulu,Kini dan Esok, (Jakarta:Yayasan Obor


Indonesia,1997)

16

Anda mungkin juga menyukai