Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Humaniora Teknologi ISSN: 2443-1842

Nomor 1, Volume 3, Oktober 2017

PEMODELAN VOLATILITAS MENGGUNAKAN


METODE EGARCH PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX

Noor Amelia

Politeknik Negeri Tanah Laut


E-mail : noor.amelia2012@gmail.com

Abstrak
Model ARCH dan GARCH banyak digunakan untuk mendeskripsikan bentuk volatilitas suatu data
time series yang heteroskedastisitas. Volatilitas adalah suatu besaran yang mengukur seberapa jauh suatu
harga saham maupun indeks harga saham bergerak dalam suatu periode tertentu. JII merupakan indeks
yang mengukur kinerja saham berbagai perusahaan yang secara operasional sesuai dengan kriteria
investasi dalam syariah. Data Indeks harga saham yang digunakan adalah JII selama periode 3 Januari
2011 hingga 28 Desember 2012. Return Indeks harga saham dimodelkan dalam bentuk univariat GARCH
terbaik. Penelitian menunjukkan bahwa model univariat GARCH terbaik adalah EGARCH (3,3).

Kata kunci: GARCH, JII, return indeks harga saham, volatilitas

Abstract
ARCH and GARCH models are widely used to describe the volatility of a time series data that is
heteroscedasticity. Volatility is a quantity that measures how far a stock price or stock price index moves
in a given period. JII is an index that measures the performance of various companies' stocks as
operational mra in accordance with the criteria of investment in sharia. The stock price index used is JII
during the period January 3, 2011 until December 28, 2012. Return Index stock prices are modeled in the
best univariate GARCH form. Research shows that the best GARCH univariate model is EGARCH (3.3).

Keywords: GARCH, JII, return index stock price, volatility

PENDAHULUAN saham-saham yang memenuhi kriteria


syariah.
Tujuan seorang investor menanamkan Indeks harga saham berubah karena
kekayaannya ke dalam saham adalah agar harga saham di pasar berubah. Sehingga
mendapat keuntungan yang tinggi. Dalam indeks harga saham banyak digunakan
berinvestasi saham, terdapat dua hal penting untuk menganalisis return saham. Return
yang harus diperhatikan oleh investor yaitu adalah tingkat pengem-balian atau total
tingkat pengembalian (return) dan risiko. keuntungan maupun kerugian sebuah
Memonitor pergerakan harga melalui investasi sesuai waktu yang ditentukan.
indeks saham merupakan salah satu hal Return indeks merupakan tingkat
yang penting dilakukan oleh investor agar keuntungan dari indeks pasar yang akan
dapat menentukan langkah yang akan diterima oleh para investor yang
diambil dalam menyikapi perubahan harga. mencerminkan return sekelom-pok saham
Indeks harga saham adalah indikator yang dapat diamati oleh investor apabila
atau cerminan pergerakan harga saham. berinvestasi pada pasar saham.
Indeks merupakan salah satu pedoman bagi Fluktuasi return indeks saham dapat
investor untuk melakukan investasi di pasar dilihat dari nilai volatilitas. Volatilitas
modal, khususnya saham Jakarta Islamic adalah pengu-kuran statistik untuk fluktuasi
Index (JII) adalah salah satu indeks saham harga selama periode tertentu.Volatilitas ini
yang ada di Indonesia yang menghitung digunakan juga dalam memprediksi risiko.
indeks harga rata-rata saham untuk jenis Prediksi volatilitas memiliki pengaruh yang

33
penting dalam pe-ngambilan keputusan waktu (time varying volatility) dan
investasi. Apabila hasil prediksi cenderung mengelom-pok dalam periode
menunjukkan volatilitas tinggi maka tertentu. Fenomena ketika standar deviasi
investor akan meninggalkan pasar atau bervariasi dari waktu ke waktu disebut
menjual aset guna memini-malkan risiko. heteroskedastisitas (volatilitas yang ti-dak
Oleh karena itu, perlu dilakukan pemodelan konstan). Selain itu, volatilitas telah terbuk-
volatilitas. ti autocorrelated, yang berarti bahwa
Orskaug (2009) mengungkapkan volatilitas saat ini tergantung pada
bahwa volatilitas bervariasi dari waktu ke volatilitas masa lalu.
Untuk memodelkan time varying return diuji kembali untuk mengetahui
volatility, telah dikembangkan metode adanya efek heteroskeda-stisitas (ARCH)
prediksi dan pera-malan yang disebut dengan menggunakan uji Lagrangian
Autoregessive Conditional Heterodasticity Multiplier. (3) Jika diketahui terdapat efek
(ARCH), yang didesain secara khusus heteroskedastisitas, maka dapat dilakukan
untuk memodelkan dan meramalkan varians pemodelan dengan ARCH-GARCH. Orde
kondisional. Model ARCH dikenalkan ARCH dan GARCH diperoleh dengan
pertama kali oleh Engle (1982), lalu dikem- melihat plot PACF residual kuadrat. (4)
bangkan oleh Bolleslev (1986) yang dikenal Kemu-dian dilakukan estimasi parameter
sebagai Generalized Autoregressive Condi- model ARCH-GARCH dengan
tional Heterocedasticity (GARCH). menggunakan Maksi-mum Likelihood
Estimation. (5) Setelah diperoleh estimasi
Penelitian ini menganalisis return parameter model ARCH-GARCH
indeks dan volatilitas JII selama periode kemudian dilakukan pemeriksaan
tertentu. Tujuannya adalah mengetahui diagnostik dengan uji Ljung Box-Pierce. (6)
model GARCH terbaik yang dapat Kemudian dilakukan pemilihan model yang
digunakan untuk meramal-kan volatilitas paling baik dari model GARCH yang
return indeks harga saham selama periode signifikan dengan membandingkan nilai
tertentu pada data indeks saham JII. AIC dan SC.

HASIL DAN PEMBAHASAN


METODOLOGI PENELITIAN
Deskripsi Data
Pada penelitian ini digunakan data Indeks harga saham JII mengalami
indeks harian penutupan data JII yang fluk-tuasi sepanjang periode pengamatan.
diperoleh dari www.duniainvestasi.com Sehingga fluk-tuasi data tidak berada di
pada periode Januari 2011 sampai sekitar nilai rata-rata yang konstan.
Desember 2012. Fluktuasi paling tajam terjadi pada periode
bulan September hingga bulan Oktober
Pemodelan Univariat GARCH tahun 2011. Data yang digunakan adalah
Pada tahap ini akan dilakukan indeks harga saham JII selama tanggal 3
pemodelan univariat GARCH untuk Januari 2011 sampai dengan 31 Oktober
menentukan model univariate GARCH 2014.
terbaik untuk data IHSG dan JII.
Mekanisme penentuan model GARCH
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
(1) Melakukan proses identifikasi dengan
memasti-kan data hasil pengamatan sudah
stasioner. (2) Residual squared dari data

34
kenaikan. JII juga memiliki risiko yang
lebih tinggi yang ditunjukkan dengan nilai
standar deviasi yang lebih tinggi yaitu
0,014825. Data return indeks harga saham
tidak mengikuti distribusi normal. Hal ini
juga memperkuat bahwa data saham
merupakan data yang memiliki fluktuasi
yang tinggi atau kenaikan dan penurunan
yang tinggi (volatilitas).
Gambar 1 Perubahan Indeks Harian JII Kemudian nilai kurtosis (keruncingan)
dari sebaran data memiliki nilai lebih besar
Dari Gambar 1 dapat dilihat adanya dari tiga, hal tersebut mengindikasikan
suatu pola siklus dengan tren turun. Tren bahwa data return memiliki gejala awal
turun terendah pada IHSG maupun JII adanya heteroskedas-tisitas. Sifat dari data
terjadi pada tahun 2008 yaitu masing- yang dipengaruhi proses ARCH antara lain
masing berada pada level 3269,4 dan adalah memiliki nilai kur-tosis lebih dari
451,46. tiga.
Pada Gambar 1 tersebut menunjukkan Dengan bantuan MINITAB 16 dapat
bah-wa proses stokastik atau time series diper-oleh gambar time plot sebagai
tersebut tidak stasioner, karena pergerakan berikut:
indeks harga saham untuk periode 1 Januari
2011 sampai dengan 31 Oktober 2014
mengalami pening-katan atau penurunan
setiap hari pertumbuhan atau penurunan
data, dengan kata lain fluktuasi data tidak
berada di sekitar nilai rata-rata yang
konstan. Untuk itu perlu dilakukan return
pada data sehingga data tersebut stasioner,
setelah dicapai data yang stasioner, baru
dilakukan uji stasioneritas.
Gambar 2 Times Series Plot Return Saham
TABEL 1 JII
STATISTIK DESKRIPTIF
Sebelum dilakukan penentuan terhadap
Return JII model yang akan dipergunakan, data harus
Mean 0,000328 memenuhi asumsi kestasioneran.
SE Mean 0,000668 Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa
StDev 0,014825 return saham telah stasioner dalam mean.
Variance 0,000220 Selain itu juga dilakukan uji Augmented
Minimum -0,094310 Dickey Fuller (ADF). Jika nilai
Maximum 0,120080 ADF<CVtest, maka data dapat dikatakan
Skewness 0,28 stasioner, jika tidak maka sebaliknya. Pada
Kurtosis 12,59 tingkat keyakinan 95% yang berarti alpha
Probability 0,000000 sama dengan 5%.

Dari Tabel 1 terlihat bahwa return JII


memiliki nilai mean yang positif, hal ini
mengindikasikan bahwa data JII mengalami

35
TABEL 2 terbaik untuk masing-masing return indeks
UJI AUGMENTED DICKEY FULLER saham JII dapat ditulis sebagai berikut:
Return Critical
ADF Test
Indeks Values
JII -2,867279 -22,65041
Uji Signifikasi Return Indeks Saham
Tabel 2 menunjukkan hasil uji ADF.
Nilai ADF test masing-masing data return
indeks saham lebih besar dari CV test,
sehingga diputuskan menolak Ho. Hal
tersebut berarti data return indeks saham
telah stasioner terhadap mean.

Uji Stasioneritas Sumber: Data Olahan Menggunakan


Melakukan proses identifikasi dengan Eviews
me-meriksa data hasil pengamatan sudah
stasioner, dengan hasil sebagai berikut:

Sumber: Data Olahan Menggunakan


Sumber: Data Olahan Menggunakan Eviews
Eviews
Terlihat proses pembentukan model
mean hingga diperoleh model AR(3) untuk
Pemodelan ARIMA
return JII. Dari model tersebut, residual
Plot ACF dan PACF return indeks saham
model diperiksa untuk mengetahui apakah
JII
terdapat efek hete-roskedastisitas. Maka
dapat dilakukan uji Efek ARCH.
Berikut hasil pengujian ARCH
Lagrangian Multiplier (LM):

TABEL 3
ARCH LAGRANGIAN MULTIPLIER

Test
---------------
Gambar 3 Plot ACF dan PACF Return Series #2/2: DLjii
Indeks Saham JII ---------------
Dalam pendugaan model digunakan ARCH 1-2 test: F(2,933) = 5.6891
plot ACF dan PACF data return JII. [0.0035]**
Pemilihan model mean awal dilakukan ARCH 1-5 test: F(5,927) = 5.6430
untuk melihat gambaran model time series. [0.0000]**
Pada langkah ini diperoleh model mean ARCH 1-10 test: F(10,917) = 5.3060
yang tepat yaitu model AR(3). Secara [0.0000]**
matematis, persamaan model ARIMA

36
--------------- Berdasarkan tabel di atas, ACF dan
Sumber: Data Olahan dengan OxMetrics 6 PACF merekomendasikan GARCH ordo 3
Hipotesis yang dipergunakan dalam karena pada ordo 3 memiliki ACF dan
mela-kukan pengujian ARCH Lagrangian PACF paling tinggi, baik pada grafik ACF
Multiplier (LM) adalah sebagai berikut: dan PACF JII.
H0: Tidak terdapat ARCH Effect
Uji Normalitas
H1: Terdapat ARCH Effect Uji normalitas data return dilakukan
Hasil pengujian ARCH Lagrangian untuk mengetahui apakah data return
Multiplier (LM) Test memperlihatkan terdistribusi secara normal atau tidak. Jika
bahwa baik return IHSG maupun return JII data tidak terdistribusi normal maka model
terdapat ARCH Effect pada signifikansi GARCH yang sebaiknya dipakai adalah
99% karena P-Value lebih rendah daripada model EGARCH karena memberikan hasil
0.01. Dengan demikian, pemodelan estimasi yang baik ketika data tidak
GARCH merupakan pemodelan yang cocok asimetris atau data tidak terdistribusi
dengan data penelitian. normal. Jika data terdistribusi normal maka
model GARCH yang sebaiknya dipakai
Pemodelan Univariate GARCH adalah model GARCH karena mem-berikan
Identifikasi Model GARCH hasil estimasi yang baik ketika data simetris
Berdasarkan deskripsi data di atas, atau data terdistribusi normal.
maka dapat diketahui bahwa data return Degree of freedom=2. Hipotesis yang
indeks IHSG dan JII sudah stasioner. di-gunakan dalam uji normalitas ini adalah:
Sedangkan hasil Uji ARCH menunjukkan Ho: distribusi data return terdistribusi
bahwa data terdapat efek normal
heteroskedastisitas, sehingga dapat H1: distribusi data return terdistribusi tidak
dilakukan identifikasi model varian atau normal
residual dengan menggunakan model Jika nilai Jarque Bera lebih besar
GARCH. daripada critical value atau memiliki
probabilitas lebih kecil daripada 5% maka
Penentuan Ordo Model GARCH
Penentuan Ordo Model dilakukan Ho ditolak, sehingga diperoleh kesimpulan
dengan cara melihat grafik ACF dan PACF bahwa data return yang dihasilkan tidak
yang ter-panjang. mengikuti distribusi normal. Sebaliknya
jika nilai Jarque Bera lebih kecil daripada
1.00
ACF-r:DLjii PACF-r:DLjii
nilai Critical Value atau memiliki nilai
0.75 probabilitas lebih besar daripada 5% maka
0.50 Ho diterima sehingga diperoleh kesimpulan
0.25
bahwa data return yang dihasilkan
0.00
mengikuti distribusi normal.
TABEL 4
-0.25
UJI JARQUE BERA
-0.50

-0.75 Series #2/2: DLjii


---------
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Normality Test
Grafik 1 Penentuan Ordo Model JII
Sumber: Data Olahan dengan Oxmetrics Statistic t-Test P-Value
(Data Diolah Kembali) Skewness -0.10074 1.2617 0.20707
Excess Kurtosis 7.3373 45.992 0.00000
Jarque-Bera 2105.7 .NaN 0.00000

37
informasi volatilitas dari hubungan antar
Sumber: Data Olahan dengan OxMetrics
variabel (dari persamaan Conditional mean
atau mean equation) yang digunakan oleh
Uji ini melihat pada Jacque Berra trader untuk memperkirakan forecasted
Statistic atau P-Value. Bila P-Value Jacque variance. Conditional variance unsur
Berra test lebih kecil dari 5% maka data ARCH pada ordo 1 pada return JII
tidak terdistribusi secara normal. Dari tabel signifikan (prob dibawah 0.05). Pada unsur
di kita dapatkan bahwa P-Value Jacque EGARCH, efek yang signifikan adalah efek
Berra test lebih kecil dari 5%, jadi data magnitud pada return JII dimana P-Value
return portfolio terdistribusi secara tidak lebih rendah daripada 0.05 sehingga
normal karena Ho data terdistribusi normal. signifikan pada level 95%.
Model GARCH yang sebaiknya di-pakai
Uji Validitas Univariate GARCH
adalah model EGARCH karena membe-
rikan hasil estimasi yang baik ketika data Diharapkan error tidak berkorelasi
tidak asimetris atau data tidak terdistribusi (unco-rrelated) antar satu observasi dengan
normal. observasi lainnya. Adanya korelasi error
antar observasi menyebabkan timbulnya
Estimasi Parameter autokorelasi.
Estimasi parameter model ARCH- Box-Pierce (Q-statistic) yang
GARCH dengan menggunakan Maksimum menampil-kan autokorelasi dan
Likelihood Estimation. autokorelasi parsial dari standardized
TABEL 5 residuals. Model yang terbebas dari
OUTPUT MODEL EGARCH (3,3) JII autokorelasi adalah model yang baik karena
Coefficient Std.Error t- t–
value prob residualnya tidak berkorelasi. dengan
ARCH(Alpha1) -0.2973974 0.1157922 - 2.57 0.010 output sebagai berikut:
ARCH(Alpha2) -0.0861497 0.1120895 -0.77 0.442
ARCH(Alpha3) -0.029165 0.1062746 -0.27 0.784
GARCH(Beta1) 0.6430464 0 .209231 3.07 0.002 TABEL 7
GARCH(Beta2) 0.1435377 0.1185065 1.21 0.226
GARCH(Beta3) 0.7349351 0.1896074 3.88 0.0000 UJI VALIDITAS UNIVARIATE GARCH
EGARCH(Theta1) 0.2531737 0.1798959 1.41 0.159
EGARCH(Theta2) -0.3600349 0.1593048 -2.26 0.024
Q-Statistics on Standardized Residuals
Sumber: Output OxMetrics
Series: Dljii Q( 10) = 6.31222
Unsur GARCH berbentuk proses MA [0.7883854]
dengan orde p. Unsur ini yang memberikan H0: No serial correlation ==> Accept H0
informasi kepada trader untuk when prob. is High [Q < Chisq(lag)]
memperkirakan trend variance yang akan
datang. Intuisi dari persamaan ini, jika Sumber: Output OxMetrics
volatilitas semakin tinggi akan
menyebabkan persamaan Conditional Hipotesis adalah sebagai berikut:
variance akan memberikan informasi fore- H0: model GARCH sudah tidak terdapat
casted varians yang lebih besar. Trader autokorelasi
akan meningkatkan perkiraan variance H1: model GARCH masih terdapat
untuk masa yang akan datang. Conditional autokore-lasi
variance unsur GARCH pada ordo 1 dan Tampilan ini dapat digunakan untuk
ordo 3 pada return JII signifikan (prob menguji serial correlation yang masih
dibawah 0.05). tersisa dalam persamaan mean dan untuk
Unsur ARCH berbentuk proses AR memeriksa spesifikasi dari persamaan
dengan orde q. sebagaimana telah mean. Jika persama-an mean telah
dijelaskan diatas, unsur ini menunjukkan

38
dispesifikasi dengan benar semua Q-
statistics seharusnya tidak signifikan.
Tabel di atas menunjukan bahwa semua Q-
statistics tidak signifikan di semua lag. Hal
ini berarti, H0 diterima di semua lag
sehingga error dari model GARCH sudah
tidak mengandung autokorelasi di semua
lag.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan
sebe-lumnya dapat disimpulkan bahwa
model yang sesuai untuk memodelkan data
return JII khususnya periode Januari 2011
sampai Desember 2012, yaitu model
EGARCH (3,3) sebagai model varian
bersyaratnya.

DAFTAR PUSTAKA

0rskaug, E. 2009. Multivariate DCC-GARCH


Model -With Various Error Distribution.
Norsk Regnesentral.
Batra, A. 2004. Stock Return Volatility Patterns
in India. Working Paper No. 124.
Bollerslev, T. 1986. Generalized autoregressiv
conditional heteroskedasticity. Journal of
Econometrics, Vol. 31, pages 307–327.
Bollerslev, T. 1990. Modelling the coherence in
short-run nominal exchange rates: a multi-
variate generalized arch model. The
Review of Economics and Statistics, Vol.
72, pages 498–505.
Engle, R. 1982. Autoregressive conditional
heteros-kedasticity with estimates of the
variance of UK inflation. Econometrica
50.
Firmansyah. 2006. Analisis Volatilitas Harga
Kopi Internasional. Jakarta: Usahawan.
Gitman, Lawrence J. 2006. Principles of
Managerial Finance. Edisi Kesebelas,
USA: Pearson Addision Wesley.
http://id.wikipedia.org/wiki/Indeks_Harga_Saha
m_Gabungan, diakses: 3 Oktober 2014.
http://www.idx.co.id/id-
id/beranda/informasi/bagiinvestor/indeks.a
spx, diakses: 3 Oktober 2014
http://www.indoalpha.com/ihsg-dan-indeks-
saham-acuan-di-pasar-modal-indonesia/,
diakses: 20 Oktober 2014

39

Anda mungkin juga menyukai