Anda di halaman 1dari 4

HUKUM ADAT

Pengertian Hukum Adat

Di dalam masyarakat sehari-hari hukum adat ini di sebut “ADAT

ISTIADAT ”. Di seluruh bangsa mempunyai adat istiadatnya sendiri-sendiri dan

mempunyai ciri-ciri/ sifat yang khusus pula. Di dalam perkembangan yang maju

adat istiadat tidak akan hilang meskipun masyarakat itu mengalami perkembangan

adat istiadat juga bisa mengikuti perkembangan ( sifatnya berubah- ubah

mengikuti perkembangan masyarakat tersebut).

Negara Indonesia terdiri dari bermacam-macam suku bangsa dan adatnya

pun berbeda-beda tetapi di dalam perbedaan itu ada kesatuannya pula antara suku-

suku bangsa itu yang didalam “Pancasila” di sebut “Bhineka Tunggal Ika”

( Walaupun berbeda-beda di antara suku-suku bangsa tersebut tetapi tetap satu

jua ), dan dii Indonesia itu ada 3(tiga) wujud hukum adat yaitu: yang Tidak

Tertulis , Tertulis dan Yang Diuraikan.

Beberapa sarjana yang membahas theory hukum adat. Dalam 3 wujud

tersebut, baik sarjana asing/Indonesia di dalam definisinya :

1. Prof. Supomo, ( beberapa catatan mengenai kedudukan hukum adat ),

Yang mendefinisikan hukum adat sebagai berikut :

Hukum adat : hukum yang tak tertulis di dalam peraturan-peraturan

legislatif, yang meliputi peraturan-peraturan hidup yang meskipun tidak di

tentukan yang berwajib tetapi tetap di taati, di dukung, oleh rakyat

berdasarkan keyakinannya bahwa peraturan itu mempunyai kekuatan

hukum. Catatan sebagai tambahan yaitu peraturan legislatif.

1
Peraturan legislatif : peraturan yang dibuat (oleh pihak legislatif misalnya

DPR;MPR.)

2. Dr. Sukanto Meninjau hukum adat Indonesia ( buku ) yang mendefinisikan

Hukum adat : sebagai komplek adat yang kebanyakan tak di kitabkan/

tidak dikodifikasikan dan bersifat paksaan ( mempunyai sanksi =

mempunyai akibat hukum )

3. Prof. Djajadiguno “Azas-azas hukum adat

Hukum adat : hukum yang tidak bersumber pada peraturan – peraturan

4. Prof. Van Vollenhoven “Het Adat Reach Van Ned. Indie”

Hukum adat : hukum yang tidak bersumber pada peraturan-peraturan yang

di buat pemerintah Hindia Belanda dahulu ( alat-alat kekuasaan lainnya

yang menjadi sendiri ) dan di adakan sendiri Oleh pemerintahannya

( kekuasaan Belanda dahulu)

5. Hr. J. H. P Bellefroid ( inleiding tot de rchts wetenschap in Nederland )

Hukum adat : sebagai peraturan-peraturan hidup yang meskipun tak

diundangkan oleh penguasa tetap di hormati dan di taati oleh rakyat

dengan penuh kesadaran.

- Kesan bahwa peraturan-peraturan tersebut berlaku sebagai hukum

(buku inleadig tot de recths wetenschap in Nederland)

2
ISTILAH HUKUM ADAT

Hukum adat di akui tahun 1929 sebagai istilah adat yang resmi

1. Hukum adat yang dikemukakan VOC di jawa tersebut adalah :

Hukum bumi putra tahun 1747 ( UU jawa = Hukum Bumi Putra ) =

undang-undang Jawa sejauh dapat kita terima → zaman Van Inhoff.

2. Tahun1754 pejabat dari inggris dalam hukum adat : William Marsden di

Sumatera, istilh Inggrisnya : “customs and manners of the native

inhabitaats”.

3. Dalam Charter Nederbugh sudah di pakai istilah baru : hukum adat adalah

sebagai UU suatu kebiasaan mereka (1804)

4. Tahun 1825 di sebut lain lagi : UU Pribumi ( agama ), mereka ini masih

agak kacau, pada saat itu pemerintah belanda belum bisa atau mengerti

membedakannya tentang agama dengan UU Pribumi dalam luar negeri

1216 No.42

5. Tahun 1848 adanya kodifikasi yang di lakukan oleh Wichers :

Peraturan-peraturan tata susila dan kebiasaan-kebiasaan yang turun

temurun.

6. Tahun 1854 istilah Wichers di tinggalkan di ganti di dalam RR lama (teks

lama) : UU agama, peraturan-peraturan lembaga-lembaga kebiasaan

rakyat.

7. Tahun 1920 dengan istilah baru dalam RR baru : hukum adat Sebagai

peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi mereka serta yang erat

berhubungan dengan agama dan tata kebiasaan mereka.

3
8. Baru pada tahun 1929 : yang di keluarkan oleh pemerintah : Indische

Staats Regeling (IS) pada pasal 134/2 dipakai istilah “hukum adat” (yang

di kemukakan di indonesia asli). Istilah ini di produser oleh Prof. Dr.

Snock Hurgronje (Christian H)di Aceh (De Atjehers), sebetulnya sangat

asing tentang istilah hukum adat ini bagi bangsa Indonesia, karena istilah

ini berasal dari Arab setelah di pergunakan oleh Prof. Van Vollenhoven,

maka istilah hukum adat menjadi istilah yang resmi.

Tentang hukum adat yang di putuskan oleh penguasa dalam formilnya

(bentuknya ) : 100% tetapi apabila kekuatan terkecilnya tak di taati oleh

rakyat :0%, apabila di taati adalah 100% seperti di formulirnya.

Syarat-syarat kekuatan materiil daripada hukum adat tergantung :

1. Lebih (Kurang banyaknya) penetapan –penetapan yang serupa yang

memberikan stabilitas kepada peraturan hukum juga di wujudkan oleh

penetap-penetap itu.

2. Seberapa jauh keadaan sosial di masyarakat yang membawa perubahan.

3. Seberapa jauh peraturan yang di wujudkan itu selaras dengan sistem

hukum adat yang ada

4. Seberapa jauh peraturan yang di wujudkan itu selaras dengan sistem

dengan perikemanusiaan.

Anda mungkin juga menyukai