Anda di halaman 1dari 16

PERLINDUNGAN LINGKUNGAN HIDUP MELALUI PEMBERIAN BANTUAN

KREDIT OLEH PERBANKAN

ABSTRAK

Perlindungan Lingkungan Hidup Melalui Pemberian Bantuan Kredit oleh Perbankan


dibimbing oleh Irwansyah dan Nurfaidah Said. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
melindungi lingkungan hidup melalui pemberian bantuan kredit dan pengawasan pemberian
bantuan kredit oleh perbankan untuk melindungi lingkungan hidup Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan metode penelitian normatif empiris dengan teknik pengumpulan data
melalui wawancara yaitu dialog langsung berupa tanya jawab dan studi dokumen yaitu
dengan melakukan pencatatan data secara langsung dari dokumen yang isinya berkait an
dengan masalah penelitian, yaitu peraturan perundangundangan, buku-buku, makalah,
jurnal, hasil seminar, dan situs internet. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1)
Perlindungan lingkungan hidup melalui pemberian bantuan kredit dilakukan dengan
menyertakan AMDAL bagi bidang usaha yang Wajib AMDAL dan menyertakan UKL UPL
bagi bidang usaha yang tidak wajib AMDAL. Perbankan juga wajib memperhatikan hasil
penilaian PROPER yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Selain itu dalam
melakukan penilaian kualitas kredit, khususnya prospek usaha debitor, perbankan membuat
analisis resiko lingkungan dan sosial 2) Bentuk pengawasan OJK terhadap pemberian kredit
yang berwawasan lingkungan oleh perbankan yaitu dengan memerintahkan seluruh aktifitas
LJK untuk menetapkan sistem keuangan berkelanjutan yang mana keuangan berkelanjutan
didefenisikan sebagai dukungan menyeluruh dari sektor jasa keuangan untuk menciptakan
pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dengan menyelaraskan kepentingan ekonomi, sosial,
dan lingkungan hidup. Penerapan keuangan berkelanjutan ini pada LJK dalam hal ini bank
sebagai lembaga yang memberikan kredit ini terepresentasikan dengan dibuatnya rencana
aksi keuangan berkelanjutan yang wajib dilaporkan kepada OJK tiap tahunnya
Kata kunci : Lingkungan hidup, Perbankan, Kredit

A. Latar Belakang sebuah ekosistem yakni suatu unit atau


satuan fungsional dari makhluk-makhluk
Masalah Manusia sebagai makhluk ciptaan
hidup dengan lingkungannya. Sikap
Tuhan dengan segala fungsi dan
terhadap lingkungan merupakan masalah
kekuatannya akan berinteraksi dengan
yang dihadapi manusia saat ini. Sikap yang
alam dan lingkungan tempat hidupnya
mengabaikan lingkungan adalah sikap
dalam sebuah suatu hubungan timbal balik
yang tidak menceriminkan suatu
baik secara positif maupun negatif. Antara
kepedulian bagi masa depan karena
manusia dan lingkungan memiliki
lingkungan dapat mengalami suatu
hubungan ketergantungan yang sangat
perubahan dalam proses interaksi dengan
erat, manusia dalam hidupnya senantiasa
hidup manusia. Perubahan yang terjadi
berinteraksi dengan lingkungan di mana
pada lingkungan hidup manusia
manusia itu berada. Lingkungan hidup
menyebabkan adanya gangguan terhadap
mencakup keadaan alam yang luas. Dalam
keseimbangan karena berkurangnya fungsi
lingkungan alamnya manusia hidup dalam
dari sebagian komponen lingkungan. bentuk tindakan atau perbuatan yang
Perubahan lingkungan berdampak positif dilakukan dalam yurisdiksi negara
berarti baik dan menguntungkan bagi Republik Indonesia haruslah
kehidupan manusia maupun lingkungan memperhatikan aspek lingkungan hidup.
tersebut, serta berdampak negatif berarti Di samping dibebani kewajiban dan
tidak baik dan tidak menguntungkan tanggung jawab untuk menjamin
karena dapat mengurangi 2 kemampuan lingkungan hidup yang baik dan sehat,
alam lingkungan hidupnya untuk juga berhak menuntut setiap orang untuk
menyokong kehidupannya maupun menghormati hak orang lain dan apabila
merugikan manusia. Berbicara tentang perlu dapat memaksa setiap orang untuk
lingkungan hidup1 itu tidak terlepas dari tidak merusak dan mencemarkan
pembicaraan terkait pembangunan karena lingkungan hidup untuk kepentingan
lingkungan dan pembangunan adalah satu bersama.3 Hal ini berdasarkan ketentuan
kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan dalam Undang-Undang Dasar Negara
antara keduanya. Pembangunan Republik Indonesia Tahun 1945
merupakan upaya sadar yang dilakukan (selanjutnya disebut UUD NRI 1945)
oleh manusia dengan tujuan guna yakni Pasal 28H ayat (1) UUD NRI 1945
mencapai suatu kehidupan yang lebih baik dan Pasal 33 ayat (4) UUD 1945.4
untuk memenuhi kesejahteraan manusia. Instrumen hukum dalam hal ini Undang-
Wawasan lingkungan hidup tersebut, Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
secara teoritis merupakan suatu kebutuhan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
dalam melaksanakan pembangunan yang Hidup (selanjutnya disebut UUPPLH)
tidak dapat dihindarkan dalam konteks telah diberlakukan sebagai upaya preventif
pembangunan yang dilakukan dewasa ini. dan represif terhadap kelangsungan
Esensi dari prinsip ini adalah berupaya lingkungan hidup dari ancaman dan
untuk memadukan unsur lingkungan hidup gangguan yang dilakukan oleh masyarakat
dan pembangunan sebagai dua hal yang atau pelaku usaha dalam melaksanakan
tidak dapat terpisahkan satu sama lainnya aktivitas ekonominya. Hukum Lingkungan
dalam rutinitas pembangunan nasional merupakan hukum fungsional, karena
khususnya di bidang lingkungan hidup.2 bertujuan untuk mencegah dan
Negara Republik Indonesia adalah negara menanggulangi pencemaran dan atau
yang dalam konstitusinya menegaskan perusakan lingkungan hidup,14 sehingga
mengenai perlindungan terhadap terwujud lingkungan hidup yang baik dan
lingkungan hidup sehingga dalam segala sehat. Untuk menjalankan fungsi ini,
penegakan hukum lingkungan dituntut di pengadilan.16 Tiap hubungan
menggunakan instrumen hukum hukum tentu menimbulkan hak dan
administrasi negara, hukum perdata, dan kewajiban, selain itu masing-masing
hukum pidana.15 Berdasarkan latar anggota masyarakat tentu mempunyai
belakang diatas menurut penulis hubungan kepentingan yang berbeda-beda
merupakan hal yang relevan untuk dan saling berhadapan atau berlawanan,
dipertanyakan dan dikaji lebih lanjut untuk mengurangi ketegangan dan konflik
dalam bentuk penelitian tesis dengan judul maka tampil hukum yang mengatur dan
Perlindungan Lingkungan Hidup Melalui melindungi kepentingan tersebut yang
Pemberian Bantuan Kredit Oleh dinamakan perlindungan hukum.
Perbankan. Perlindungan hukum adalah suatu
perlindungan yang diberikan terhadap
B. Rumusan Masalah
subyek hukum dalam bentuk perangkat
Berdasarkan latar belakang yang telah hukum baik yang bersifat preventif
diuraikan sebelumnya, maka dapat maupun yang bersifat represif, baik yang
dirumuskan permasalahan-permasalahan tertulis maupun tidak tertulis.
sebagai berikut : 1. Bagaimanakah
Perlindungan hukum selalu dikaitkan
perlindungan lingkungan hidup melalui
dengan konsep rechtstaat atau konsep Rule
pemberian bantuan kredit ? 2.
of Law karena lahirnya konsep-konsep
Bagaimanakah pengawasan pemberian
tersebut tidak lepas dari keinginan
bantuan kredit oleh perbankan untuk
memberikan pengakuan dan perlindungan
perlindungan lingkungan hidup ?
terhadap hak asasi manusia. Konsep
TINJAUAN PUSTAKA Rechtsctaat muncul di abad ke-19 yang

A. Teori Perlindungan Hukum pertama kali dicetuskan oleh Julius Stahl.

Sebagai makhluk sosial maka sadar atau Pada saatnya hampir bersamaan muncul

tidak sadar manusia selalu melakukan pula konsep negara hukum (rule of Law)

perbuatan hukum (rechtshandeling) dan yang dipelopori oleh A.V.Dicey.

hubungan hukum (rechtsbetrekkingen). METODE PENELITIAN


Suatu hubungan hukum akan memberikan
A. Tipe Penelitian
hak dan kewajiban yang telah ditentukan
oleh peraturan perundang-undangan, Tipe penelitian yang penulis gunakan
sehingga apabila dilanggar akan adalah Penelitian hukum normatif-empiris
mengakibatkan pihak pelanggar dapat (applied law research), menggunakan studi
kasus hukum normatif-empiris berupa yaitu mengenai “Perlindungan
produk perilaku hukum, yaitu dengan Lingkungan Hidup Melalui
mengkaji perlindungan hukum terhadap Pemberian Bantuan Kredit
lingkungan hidup melalui pemberian Oleh Perbankan”, serta
bantuan kredit oleh perbankan dan pendekatan konseptual
pengawasan pemberian bantuan kredit oleh (conceptual approach) yaitu
perbankan untuk melindungi lingkungan beranjak dari
hidup. Pokok kajian Penelitian hukum pandanganpandangan dan
normatif empiris adalah pelaksaan atau doktrin-doktrin yang
implementasi ketentuan hukum positif dan berkembang di dalam ilmu
kontrak secara faktual pada setiap hukum. Peneliti akan
peristiwa hukum tertentu yang terjadi menemukan ide-ide yang
dalam masyakarat guna mencapai tujuan melahirkan pengertian-
yang telak ditentukan. Penelitian hukum pengertian hukum, konsep-
normatif-empiris (terapan) bermula dari konsep hukum dan asas-asas
ketentuan hukum positif tertulis yang hukum yang relevan dengan isu
diberlakukan pada peristiwa hukum in yang dihadapi79. C. Bahan
concreto dalam masyarakat. Hukum Bahan hukum
dikelompokkan ke dalam: 1.
B. B. Pendekatan Penelitian
Bahan hukum primer yang
Pendekatan yang digunakan
dimaksud dalam bentuk
dalam penelitian hukum ini
Undang-Undang Dasar Negara
adalah pendekatan perundang-
Republik Indonesia 1945,
undangan (statute approach),
Undang-Undang Nomor 32
diperlukan guna mengkaji lebih
Tahun 2009 tentang
lanjut mengenai landasan
Perlindungan dan Pengelolaan
hukum dengan menelaah
Lingkungan Hidup, Undang-
Undang-Undang dan regulasi
undang Nomor 10 tahun 1998
yang bersangkut paut dengan
tentang Perubahan atas
isu hukum 77 Abdulkadir
Undang-Undang Nomor 7
Muhammad, 2004. Hukum dan
tahun 1992 tentang Perbankan,
Penelitian Hukum, Cet.1. PT.
2. Bahan hukum sekunder
Citra Aditya Bakti, Bandung. h.
berupa semua publikasi tentang
52 55 yang sedang ditangani78
hukum yang bukan merupakan
dokumen-dokumen resmi. pendekatan perundang-
Publikasi tentang hukum undangan, yang harus
meliputi buku-buku teks, dilakukan di dalam penelitian
kamus-kamus hukum, jurnal- ini adalah mencari peraturan
jurnal hukum, dan komentar- perundangundangan mengenai
komentar atas putusan atau yang berkaitan dengan isu
pengadilan.80 78 Peter hukum tersebut. Perundang-
Mahmud Marzuki, Penelitian undangan dalam hal ini
Hukum, Edisi Revisi Cetakan meliputi baik berupa legislation
ke-9, Kencana Pranada Media maupun regulation bahkan juga
Group, Jakarta, 2014, h. 133 79 delegated legislation dan
Ibid, h. 135 80 Ibid, h.181. 56 delegated regulation.
D. Analisis Bahan Hukum
HASIL PENELITIAN DAN
Begitu isu hukum ditetapkan,
PEMBAHASAN
perlu dilakukan penelusuran
untuk mencari bahan-bahan A. Perlindungan Lingkungan

hukum yang relevan terhadap Hidup Melalui Pemberian

isu yang dihadapi.81 Bahan Bantuan Kredit Oleh

hukum primer dan bahan Perbankan

hukum sekunder yang telah Landasan konstitusional bagi


dikumpulkan tersebut penyelenggaraan pemerintah yang diatur
kemudian dikelompokkan dan dalam Pasal 33 ayat (3) UUD NRI 1945
dikaji berdasarkan pendekatan menyebutkan bahwa bumi dan air dan
yang digunakan. Dalam kekayaan alam yang terkandung di
penelitian ini, yang digunakan dalamnya dikuasai oleh negara dan
adalah pendekatan konseptual dipergunakan untuk sebesar-besar
dan pendekatan perundang- kemakmuran rakyat. Hal tersebut
undangan. Dengan pendekatan kemudian dipertegas lagi pada tahun 1982,
konseptual bahwa dilakukan dimana Indonesia untuk pertama kalinya
penelusuran buku-buku hukum mengundangkan suatu undang-undang
(treatises). Di dalam buku-buku yang sangat penting mengenai pengelolaan
hukum itulah banyak lingkungan hidup, yaitu UndangUndang
terkandung konsep-konsep Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-
hukum.82 Sedangkan dari
Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan baik dan sehat merupakan
Hidup, selanjutnya Undang-Undang ini hak asasi dan hak
telah diganti dengan Undang-Undang konstitusional bagi setiap
Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan warga negara Indonesia.
Lingkungan Hidup, dan kemudian kembali Oleh karena itu, negara,
diganti dengan Undang-Undang Nomor 32 pemerintah, dan seluruh
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan pemangku kepentingan
Pengelolaan Lingkungan Hidup berkewajiban untuk
(selanjutnya disingkat UU PPLH). melakukan perlindungan
Berdasarkan hal tersebut, lingkungan dan pengelolaan
hidup Indonesia harus dilindungi dan lingkungan hidup dalam
dikelola dengan baik berdasarkan asas pelaksanaan pembangunan
tanggung jawab negara, asas berkelanjutan agar
keberlanjutan, dan asas keadilan. Selain lingkungan hidup
itu, pengelolaan lingkungan hidup harus Indonesia dapat tetap
dapat memberikan kemanfaatan ekonomi, menjadi sumber dan
sosial, dan budaya yang dilakukan penunjang hidup bagi
berdasarkan prinsip kehati-hatian, rakyat Indonesia serta
demokrasi 58 lingkungan, desentralisasi, makhluk hidup lain.
serta pengakuan dan penghargaan terhadap Sehingga “Hak atas
kearifan lokal dan kearifan lingkungan. lingkungan hidup yang
Berdasarkan ketentuan Pasal 28 H ayat (1) baik dan sehat perlu
UUD NRI 1945, yang menyatakan bahwa dimengerti secara yuridis
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan diwujudkan melalui
dan batin, bertempat tinggal, dan saluran sarana hukum,
sebagai upaya
B. mendapatkan lingkungan
perlindungan hukum bagi
hidup yang baik dan sehat
warga masyarakat di
serta berhak memperoleh
bidang lingkungan
pelayanan kesehatan. Hal
hidup.”84 Selain UUD
ini menunjukkan bahwa
NRI 1945, ketentuan Pasal
UUD NRI 1945
65 UU PPLH yang
menyatakan bahwa
menyatakan bahwa setiap
lingkungan hidup yang
orang berhak atas
lingkungan hidup yang Hidup Melalui Pemberian
baik dan sehat sebagai Kredit Perbankan
bagian dari hak asasi Berlakunya ketentuan
manusia. Menurut Pasal 67 dalam UU PPLH telah
dan Pasal 68 UU PPLH mendapat penekanan
tersebut menyatakan dalam Undang-Undang
bahwa setiap orang bukan Nomor 7 Tahun 1992
saja mempunyai hak tetapi tentang Perbankan
juga mempunyai sebagaimana telah diubah
kewajiban melestarikan 84 dengan Undang-Undang
Siti Sundari Rangkuti, Nomor 10 Tahun 1998
Hukum Lingkungan dan tentang Perubahan Atas
Kebijaksanaan Lingkungan Undang-Undang Nomor 7
Nasional, Airlangga Tahun 1992 tentang
University Press, Perbankan (selanjutnya
Surabaya, hal. 275. 59 disingkat UU Perbankan)
fungsi lingkungan hidup yaitu dalam Penjelasan
serta mengendalikan Pasal 8 UU Perbankan
pencemaran dan/atau tersebut. Menurut
kerusakan lingkungan penjelasan Pasal 8 UU
hidup. Sedangkan Pasal 70 Perbankan, bank dalam
ayat (1) UU PPLH memberikan kredit atau
menyatakan bahwa dalam pembiayaan berdasarkan
rangka melaksanakan hak prinsip syariah harus pula
dan kewajibannya memperhatikan hasil
sebagaimana dalam Pasal Analisis Mengenai
65 dan Pasal 67 UU PPLH, Dampak Lingkungan
masyarakat memiliki (AMDAL) bagi
kesempatan yang luas perusahaan yang berskala
untuk berperan serta dalam besar dan atau beresiko
perlindungan dan tinggi agar proyek yang
pengelolaan lingkungan dibiayai tetap menjaga
hidup. 1. Dasar Hukum kelestarian lingkungan.
Perlindungan Lingkungan Peraturan pertama yang
dikeluarkan oleh Bank Mengenai hal tersebut,
Indonesia yang sejak tahun 1993 yaitu
menyinggung mengenai tahun yang telah
keharusan bagi bank untuk ditetapkan oleh Presiden
memperhatikan Analisis sebagai tahun lingkungan
Mengenai Dampak hidup, perbankan
Lingkungan (AMDAL), Indonesia/Bank Indonesia
yaitu Surat Edaran Bank memeriksa kembali apakah
Indonesia Nomor kebijakan perkreditan
21/9/UKU tanggal 25 perbankan Indonesia sudah
Maret 1989 Perihal “Kredit sepenuhnya menunjang
60 Investasi dan pengelolaan lingkungan
Penyertaan Modal”, telah hidup berdasarkan
bertahun-tahun lamanya kebijakan nasional yang
perbankan Indonesia tidak terpadu dan menyeluruh
menyadari bahwa melalui dalam rangka menopang
proyek-proyek yang pembangunan yang
dibiayai oleh perbankan berkesinambungan.
dengan kredit yang Artinya, perlu diperiksa
jumlahnya triliunan rupiah apakah kebijakan
itu telah ikut memberi perkreditan bank Indonesia
andil besar sehubungan dari segala dimensinya
dengan terjadinya telah berwawasan
perusakan dan pencemaran lingkungan hidup. Oleh
lingkungan hidup. Betapa karena itu, kebijakan
tidak, bank-bank dalam tentang pengelolaan
memberikan kredit-kredit lingkungan hidup
tersebut tidak pernah merupakan kebijakan
merasa perlu untuk ikut pemerintah, maka
peduli mengenai perbankan Indonesia
kemungkinan proyek- berkewajiban juga untuk
proyek tersebut akan menunjang kebijakan ini.
merusak atau mencemari Kebijakan perbankan
lingkungan hidup. merupakan tanggung
jawab Bank Indonesia Bank Indonesia Nomor
sebagai otoritas moneter 7/2/PBI/2005 tentang
yang antara lain bertugas Penilaian Kualitas Aktiva
mengatur dan mengawasi Bank Umum (selanjutnya
bank sebagaimana hal disingkat PBI Nomor
tersebut ditentukan dalam 7/2/PBI/2005) yang
Pasal 8 huruf c Undang- pelaksanaannya diatur
Undang Nomor 23 Tahun dengan Surat Edaran Bank
1999 tentang Bank Indonesia Nomor
Indonesia sebagaimana 7/3/DPNP Kepada Semua
telah diubah dengan 61 Bank Umum Yang
Undang-Undang Nomor 3 Melaksanakan Kegiatan
Tahun 2004 tentang Usaha Secara
Perubahan Atas Konvensional Perihal
UndangUndang Nomor 23 Penilaian Kualitas Aktiva
Tahun 1999 tentang Bank Bank Umum. Terakhir,
Indonesia (selanjutnya Bank Indonesia
disingkat UU BI). Sebelum mengeluarkan Peraturan
berlakunya UU BI tersebut Bank Indonesia Nomor
di atas, Bank Indonesia 14/15/PBI/2012 tentang
telah mengeluarkan Surat Penilaian Kualitas Aset
Edaran Bank Indonesia Bank Umum (selanjutnya
Nomor 21/9/UKU Perihal disingkat PBI Nomor
Kredit Investasi dan 14/15/PBI/2012) serta
Penyertaan Modal yang pelaksananya pada Surat
antara lain menentukan Edaran Nomor
tentang keharusan bank 15/28/DPNP Kepada
untuk memperhatikan Semua Bank Yang
Analisis Mengenai Melaksanakan Kegiatan
Dampak Lingkungan Usaha Secara
(AMDAL) dalam Konvensional Di
pemberian kreditnya. Bank Indonesia. Berdasarkan
Indonesia telah Pasal 11 ayat (1) huruf e
mengeluarkan Peraturan PBI Nomor
14/15/PBI/2012 yang merupakan pelaksanaan
menyatakan bahwa upaya dari Penjelasan Pasal 8 UU
yang dilakukan debitor Perbankan, yang antara
dalam rangka memelihara lain menyatakan bahwa
lingkungan hidup. salah satu hal yang perlu
Selanjutnya, dalam Surat dipertimbangkan dalam
Edaran Nomor penyaluran penyediaan
15/28/DPNP tersebut di dana adalah hasil Analisa
atas telah diberikan Mengenai Dampak
petunjuk atau ketentuan Lingkungan (AMDAL)
mengenai hal-hal yang bagi perusahaan yang
harus 62 diperhatikan berskala besar dan atau
dalam hal bank melakukan beresiko tinggi. Di dalam
penilaian prospek usaha Surat Edaran Bank
debitor dalam rangka Indonesia tersebut
upaya yang dilakukan oleh dinyatakan bahwa
debitor dalam rangka kewajiban Analisis
mengelola lingkungan Mengenai Dampak
hidup, khususnya debitor Lingkungan (AMDAL) ini
berskala besar dan/atau juga tercantum dalam UU
beresiko tinggi dalam PPLH dan PP Izin
rangka menjaga kelestarian Lingkungan. Pernyataan
lingkungan hidup, yang yang dicantumkan dalam
dibuktikan dengan Surat Edaran Bank
AMDAL. Dalam Surat Indonesia tersebut
Edaran tersebut dinyatakan merupakan pernyataan
bahwa ketentuan mengenai kesadaran dan pengakuan
hal-hal yang menyangkut serta penegasan bahwa
pengelolaan lingkungan kewajiban yang tercantum
hidup yang ditentukan dalam UU PPLH juga
dalam Peraturan Bank merupakan kewajiban bank
Indonesia dan Surat yang harus dipatuhi. Bank
Edaran Bank Indonesia di juga perlu melakukan
atas adalah sejalan atau monitoring terhadap
implementasi kegiatan dianggap sebagai
yang dilakukan oleh perbuatan melawan
debitor untuk melihat hukum. Penanggung jawab
apakah dana yang usaha dan/atau kegiatan
digunakan tersebut telah tersebut memiliki tanggung
sesuai dengan syarat-syarat jawab untuk mengganti
lingkungan yang telah kerugian yang
ditetapkan sebelumnya dan ditimbulkan, sejauh
kesemuanya itu merupakan terbukti telah melakukan
bagian dari 63 prinsip perbuatan pencemaran
kehati-hatian perbankan. dan/atau perusakan.
Mengenai hal tersebut, Pembuktian tersebut baik
tanggung jawab hukum itu nyata adanya hubungan
yang terdapat dalam Pasal kausal antara kesalahan
87 ayat (1) UU PPLH yang dengan kerugian (liability
menyatakan bahwa setiap based on faults) maupun
penanggung jawab usaha tanpa perlu pembuktian
dan/atau kegiatan yang unsur kesalahan (liability
melakukan perbuatan without faults/strict
melanggar hukum berupa liability). Terdapat juga
pencemaran dan/atau beberapa ketentuan dalam
perusakan lingkungan UU PPLH yang dapat
hidup yang menimbulkan dijadikan landasan bagi
kerugian pada orang lain peran dan tanggung jawab
atau lingkungan hidup bank dalam pelaksanaan
wajib membayar ganti rugi perlindungan hukum
dan/atau melakukan terhadap lingkungan hidup
tindakan tertentu. Setiap dalam hukum perkreditan
penanggung jawab usaha di Indonesia, antara lain
dan/atau kegiatan Pasal 22, Pasal 36, Pasal
(perusahaan/badan hukum) 65, Pasal 66, Pasal 67 UU
yang mengakibatkan PPLH, dan Bagi pihak
pencemaran dan/atau yang merasa dirugikan
kerusakan lingkungan terhadap pencemaran
akibat usaha industri, dapat Dampak Lingkungan
mengadukan atau (AMDAL) bagi
menyampaikan informasi perusahaan berskala besar
secara lisan maupun dan atau beresiko tinggi.
tulisan kepada instansi 64 Selanjutnya dalam
yang bertanggung jawab, Penjelasan Umum Angka 5
mengenai dugaan pada Pasal 8 ayat (1) UU
terjadinya pencemaran Perbankan menyatakan
dan/atau perusakan bahwa “Disamping itu
lingkungan hidup dari bank dalam memberikan
usaha dan/atau kegiatan kredit atau pembiayaan
pada tahap perencanaan, berdasarkan Prinsip
pelaksanaan, dan/atau syariah harus pula
pasca pelaksanaan memperhatikan hasil
sebagaimana yang telah Analisis Mengenai
diatur secara rinci dalam Dampak Lingkungan
Peraturan Menteri Negara (AMDAL) bagi
Lingkungan Hidup Nomor perusahaan yang berskala
9 Tahun 2010 tentang Tata besar dan atau beresiko
Cara Pengaduan dan tinggi agar proyek yang
Penanganan Pengaduan dibiayai tetap menjaga
Akibat Dugaan kelestarian lingkungan”.
Pencemaran dan/atau Dari penjelasan ketentuan
Perusakan Lingkungan tersebut di atas, ternyata
Hidup 2. Analisis UU Perbankan secara
Mengenai Dampak eksplisit telah
Lingkungan Hidup Sebagai mencantumkan kewajiban
Syarat Kredit Perbankan perbankan di Indonesia
Kegiatan usaha bank untuk melaksanakan
terutama yang berkaitan perlindungan terhadap
dengan penyaluran dana lingkungan hidup terhadap
termasuk di dalamnya bantuan kredit perbankan
peningkatan peranan 65 Terkait dengan usaha
Analisis Mengenai nasabah yang dapat
berpengaruh terhadap usaha dan/atau kegiatan.
lingkungan hidup serta Hasil AMDAL diperlukan
dapat berdampak terhadap untuk memastikan
kegiatan usaha dan kondisi kelayakan usaha/kegiatan
keuangan nasabah, Bank yang dibiayai dari aspek
dalam menilai prospek lingkungan. Kegiatan
usaha nasabah perlu berdampak penting yang
memperhatikan upaya dilakukan tanpa AMDAL
yang dilakukan nasabah dapat membawa dampak
dalam rangka memelihara yang merugikan
lingkungan hidup. Selain dikemudian hari karena
hal tersebut, berkaitan tidak adanya perencanaan
dengan pemberian kredit pengelolaan lingkungan
oleh perbankan dapat yang memadai oleh
merupakan suatu masalah nasabah sehingga tidak
bila kredit itu akan diketahui dampak
dipergunakan untuk usaha yang mungkin timbul dari
ataupun kegiatan yang kegiatan usaha nasabah.
pada akhirnya Hal ini selanjutnya dapat
menimbulkan atau berdampak kepada
mengakibatkan kelangsungan usaha dan
pencemaran atau kemampuan nasabah untuk
perusakan lingkungan mengembalikan
hidup. Analisis Mengenai pembiayaan. Bank harus
Dampak Lingkungan memperhatikan jenis
(AMDAL) merupakan rencana usaha dan/atau
kajian mengenai dampak kegiatan yang wajib
besar dan penting suatu dilengkapi dengan Analisis
usaha dan atau kegiatan Mengenai Dampak
yang direncanakan pada Lingkungan 66 (AMDAL)
lingkungan hidup yang oleh karena itu perbankan
diperlukan bagi proses harus merujuk pada
pengambilan keputusan bidang-bidang usaha yang
tentang penyelenggaraan wajib Amdal sebagaimana
ditetapkan dalam Peraturan tidak termasuk dalam
Menteri Negara kriteria wajib Amdal 85
Lingkungan Hidup Nomor Untuk lebih detail peneliti
5 Tahun 2012 tentang Jenis lampirkan di lampiran
Rencana Usaha dan/atau mengenai pembagian
Kegiatan yang Wajib bidangbidang yang wajib
Memiliki AMDAL AMDAL 67 sebagaimana
(selanjutnya disingkat dimaksud pada ayat (1)
PermenLH 5/2012) wajib memiliki UKL-UPL.
yaitu :85 a. Bidang Jika merujuk pada
Multisektor b. Bidang Peraturan Walikota
Pertahanan c. Bidang Makassar Nomor 8 Tahun
Pertanian d. Bidang 2016 tentang Jenis
Perikanan dan Kelautan e. Rencana Usaha Dan/Atau
Bidang Kehutanan f. Kegiatan Yang Wajib
Bidang Teknologi Satelit Memiliki Upaya
g. Bidang Perindustrian h. Pengelolaan Lingkungan
Bidang Pekerjaan Umum i. Hidup Dan Upaya
Bidang Energi dan Sumber Pemantauan Lingkungan
Daya Mineral j. Bidang Hidup Dan Surat
Pariwisata k. Bidang Pernyataan Kesanggupan
Ketenaganukliran l. Pengelolaan Dan
Bidang Pengelolaan Pemantauan Lingkungan
Limbah Bahan Berbahaya Hidup Di Kota Makassar
dan Beracun (LB3) Bank maka bidang-bidang yang
tidak hanya mengaju pada wajib UKL UPL
jenis usaha yang wajib adalah :86
Amdal karena berdasarkan
a. Bidang multi sektor
ketentuan Pasal 3 Ayat (2)
Peraturan Pemerintah b. Bidang peternakan

Nomor 27 Tahun 2012 c. Bidang perikanan dan kelautan


tentang Izin Lingkungan
d. Bidang perhubungan
menentukan Setiap Usaha
dan/atau Kegiatan yang e. Bidang perindustrian
f. Bidang pekerjaan umum berkaitan dengan pelaksanaan
perlindungan lingkungan hidup.
g. Bidang perumahan dan kawasan
permukiman PENUTUP

h. Bidang energi sumber daya mineral A. Kesimpulan

i. Bidang pariwisata 1. Perlindungan lingkungan hidup melalui


pemberian bantuan kredit dilakukan
j. Bidang pengolahan limbah bahan
dengan menyertakan AMDAL bagi bidang
berbahaya dan beracun
usaha yang Wajib AMDAL dan
k. Bidang barang dan jasa menyertakan UKL UPL bagi bidang usaha

Bidang telekomunikasi Perbankan dalam yang tidak wajib AMDAL. Perbankan juga

memberikan kredit terhadap pelaku usaha wajib memperhatikan hasil penilaian

tidak bergantung pada nominal kredit yang PROPER yang dikeluarkan oleh

diajukan akan tetapi melihat jenis usaha Kementerian Lingkungan Hidup. Selain itu

yang diajukan, disinilah perbankan dalam melakukan penilaian kualitas kredit,

kemudian menilai jenis usaha 86 Untuk khususnya prospek usaha debitor,

lebih detail peneliti lampirkan di lampiran perbankan membuat analisis resiko

mengenai pembagian bidangbidang yang lingkungan dan sosial yang memiliki

wajib UKL UPL 68 nya termasuk dalam tujuan membantu mengenal lebih dalam

wajib Amdal atau Wajib UKL UPL. . mengenai potensi risiko lingkungan dan

Dengan demikian perbankan berpatisipasi sosial yang dihadapi oleh debitor dalam

dalam perlindungan lingkungan hidup hal bantuan kredit oleh perbankan. 2. OJK

sehingga akan mengeliminisasikan resiko- sebagai pengawas aktivitas perbankan

resiko dalam pemberian kreditnya kepada menetapkan Peraturan Otoritas Jasa

nasabah. Beberapa pertimbangan atau Keuangan Nomor 51 Tahun 2017 tentang

alasan perbankan Indonesia harus Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bagi

menempuh kebijakan perkreditan yang Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, Dan

berwawasan lingkungan sebagai bentuk Perusahaan Publik. Bentuk pengawasan

perlindungan hukum terhadap lingkungan OJK terhadap pemberian kredit yang

hidup melalui bantuan kredit oleh berwawasan lingkungan oleh perbankan

perbankan. Pertimbangan atau alasan yaitu dengan memerintahkan seluruh

perbankan tersebut dapat dilihat dari aktifitas LJK untuk menetapkan sistem

beberapa ketentuan-ketetuan yang keuangan berkelanjutan yang diatur dalam


Pasal 2 ayat (1) POJK 51 Tahun 2017 lingkungan hidup, sekaligus pemahaman
yang menentukan bahwa LJK, Emiten, dan yang lebih mendalam mengenai risiko
Perusahaan Publik wajib menerapkan lingkungan dalam bisnis perbankan dan
Keuangan Berkelanjutan dalam kegiatan keuangan. Melalui bekal pemahaman
usaha LJK, Emiten, dan Perusahaan Publik tersebut diharapkan dalam pemberian
yang 98 mana keuangan berkelanjutan kredit untuk pembiayaan proyek-proyek,
didefenisikan sebagai dukungan bank juga memperhatikan syarat-syarat
menyeluruh dari sektor jasa keuangan sosial dan lingkungan hidup dari proyek
untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang akan dibiayai.
berkelanjutan dengan menyelaraskan
2. Diharapkan OJK sebagai lembaga
kepentingan ekonomi, sosial, dan
pengawas perbankan lebih meningkatkan
lingkungan hidup. Penerapan keuangan
pengawasan terhadap perbankan dalam
berkelanjutan ini pada LJK dalam hal ini
menerapkan berbagai ketentuan dan
bank sebagai lembaga yang memberikan
peraturan yang telah diterbitkan terkait
kredit ini terepresentasikan dengan
pemberian kredit yang berwawasan
dibuatnya rencana aksi keuangan
lingkungan sehingga dapat mendorong
berkelanjutan yang wajib dilaporkan
peran perbankan dalam meningkatkan
kepada OJK tiap tahunnya.
kualitas lingkungan hidup.
B. Saran

1. Diharapkan munculnya kepedulian


sektor perbankan terhadap kelestarian

Anda mungkin juga menyukai