Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Pertanggungjawaban Hukum

1. Pengertian Pertanggungjawaban hukum

Menurut Hans Kelsen, bahwa sebuah konsep yang berhubungan

dengan konsep kewajiban hukum adalah konsep tanggung jawab

(pertanggungjawaban) hukum. Bahwa seseorang bertanggung jawab secara

hukum atas perbuatan tertentu atau bahwa dia bertanggungjawab atas suatu

sanksi bila perbuatannya bertentangan1. Lalu Ridwan Halim mendefinisikan

tanggung jawab hukum sebagai sesuatu akibat lebih lanjut dari pelaksaan

peranan, baik peranan itu merupakan hak dan kewajiban ataupun kekuasaan.

Secara umum tanggung jawab hukum diartikan sebagai kewajiban untuk

melakukan sesuatu atau berprilaku menurut cara tertentu tidak menyimpang

dari pertaturan yang telah ada.2. Dalam sebuah perbuatan atau hubungan

hukum yang dilakukan subyek hukum pasti akan menimbulkan sebuah

tanggungjawab hukum,maka dengan adanya tanggung jawab hukum akan

menimbulkan hak dan kewajiban bagi subyek hukum itu sendiri. Oleh karena

itu pertanggungjawaban hukum karena adanya suatu hubungan hukum yang

1
Hans Kelsen, Pure Theory of Law, Terjemah, Raisul Muttaqien, Teori Hukum
Murni: Dasar-Dasar Ilmu Hukum Normatif, Cetakan Keenam, Bandung: Penerbit
Nusa Media, 2008, hlm. 136.
2
Ridwan Halim. Pengantar Hukum dan Pengetahuan Ilmu Hukum
Indonesia. Jakarta: Angky Pelita Studyways, 2001

8
9

dilaksanakan, seseorang dan badan hukum jika melakukan suatu perbuatan

tindak pidana maka harus bertanggungjawab penuh terhadap perbuatan yang

dilakukan,artinya dia bertanggungjawab atas suatu sanksi bila perbuatannya

melanggar peraturan perundangan yang berlaku. Oleh karena itu, Prinsip

dasar pertanggung jawaban atas dasar kesalahan mengandung arti bahwa

seseorang harus bertanggung jawab karena ia melakukan kesalahan karena

merugikan orang lain.

2. Pengertian Pertimbangan Hakim

Sebagai aparat penegak hukum, Hakim memiliki wewenang Yaitu

menerima, memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan masing-masing Kasus

yang telah diserahkan kepadanya. Hakim harus memperhatikan saat mengadili

suatu kasus, karena hasil pembuktian akan digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam memutuskan suatu perkara. Bukti adalah tahap yang

sangat penting dalam pertimbangan Hakim. Tujuan pembuktian adalah untuk

memperoleh kepastian Peristiwa/fakta yang diusulkan benar-benar terjadi

untuk Memperoleh putusan hakim yang benar dan adil. Hakim tidak bisa

membuat keputusan sebelum dia menemukan insiden/fakta yang jelas.

3. Pengertian Pertanggungjawaban hukum Perseroan Terbatas

Perseroan terbatas sebagai subyek hukum yang mandiri dapat

melakukan suatu perbuatan hukum dengan maksud dan tujuan dari perseroan

terbatas itu sendiri. Melakukan perikatan dengan subyek hukum lainnya


10

serta melakukan pembangunan badan usaha untuk meningkatkan usaha

yang dikelolanya.

Penentuan tanggungjawab pidana korporasi dalam sejumlah undang-

undang pidana khusus dan undang-undang pidana administrasi hanya terkait

dengan sistem pertanggungjawaban pidana, sedangkan mengenai teori

pertanggungjawban pidana dan penentuan kesalahan korporasi tidak diatur

dalam undang-undang tersebut. Jadi suatu korporasi diakui sebagai subjek

hukum pidana terbatas hanya pada peraturan perundang-undangan pidana

diluar KUHP, baik undang-undang khusus maupun pidana administrasi.

Ada dua karakteristik yang melekat pada tindak pidana korporasi pertama,

tindak pidana korporasi selalu dilakukan bukan oleh korporasi/Perseroan

terbatas, tapi oleh orang lain yang bertindak untuk dan atau atas nama

korporasi. Kedua, sebagai konsekuensi dari karakteristik tindak pidana

korporasi/perseroan terbatas yang pertama bahwa korporasi hanya dapat

melakukan tindak pidana dengan perantara pengurusnya, tindak pidana

korporasi selalu dalam bentuk penyertaan.3

Jadi dalam perkembangannya, baik dalam perundang-undangan pidana

maupun perundang-undangan administrasi yang bersanksi pidana sebagian

besar telah mengatur perseroan terbatas sebagai subyek hukum pidana.

Perseroan terbatas sebagai hukum berarti perseroan terbatas sebagai bentuk

badan usaha harus mempertanggngjawabkan sendiri perbuatannya.

3
Mahrus Ali,SH,.MH , Asas-asas pidana korporasi, 2013,PT RajaGrafindo Persada,
Jakarta ( hal 74-75 )
11

B. Tinjauan Umum Tentang Lingkungan Hidup

1. Pengertian Lingkungan Hidup

Pengunaan istilah ”lingkungan” sering kali digunakan secara

bergantian dengan lingkungan hidup. Tetapi makna dari kedua kata

tersebut memiliki makna yang sama. Menurut Undang-undang no 32

tahun 2009 pasal 1 ayat 1 dan 2 mengatakan bahwa, Lingkungan hidup

adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk

hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi

kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk

hidup lain; Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk

melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan

penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan,

pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup. Artinya bahwa setiap

makhluk hidup berada dalam suatu proses penyesuaian diri dalam sistem

kehidupan.

Lingkungan adalah seluruh faktor luar yang memengaruhi suatu

organisme ; faktor-faktor ini dapat berupa organisme hidup atau variabel-

variabel yang tidak hidup. Dari hal inilah kemudian terdapat dua

komponen utama lingkungan yaitu : (a) Biotik : Makhluk (Organisme)

hidup; dan b) Abiotik : Energi,bahan kimia,dan lain-lain.4 Jadi dapat

4
Dr. Khalisah Hayatuddin, S.H., M.Hum., Dr. Serlika Aprita, S.H., M.H. , Hukum
Lingkungan, 2021, penerbit kencana, (hal 2)
12

dipahami bahwa lingkungan hidup itu tidak hanya terdiri dari organisme

yang hidup melainkan terdiri dari variabel-variabel yang tidak hidup.

Kehidupan manusia dibumi tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya,

begitu juga dengan kehidupan manusia dengan makhluk hidup lainya

seperti hewan dan tumbuhan. Oleh karean itu, peran masyarakat dan

negara sangatlah penting dalam melindungi hak atas lingkungan yang baik

dan sehat. Menurut Danusaputro ( 1985 ) lingkungan atau lingkungan

hidup adalah semua benda dan daya serta kondisi, termasuk di dalamnya

manusia dan tingkah perbuatannya yang terdapat dalam ruang dimana

manusia berada dan memengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan

manusia dan jasad-jasad hidup lainnya.5

Secara Yuridis pengertian lingkungan hidup pertama kali di rumuskan

dalam Undamg-undang nomor 4 tahun 1982 yang kemudian dirumuskan

kembali dalam undang-undang nomor 23 tahun 1997 dan terakhir dalam

Undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup. Perbedaan mendasar pengertian

lingkungan hidup menurut undang-undang perlindungan pengelolaan

lingkungan hidup tahun 2009 dengan kedua undang-undang

sebelumnya,yaitu tidak hanya untuk menjaga kelangsungan perkehidupan

dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain,tetapi kelangsungan

alam itu sendiri.6

5
Ibid ( Hal 4 )
6
Ibid hal 5
13

2. Pengertian Tindak Pidana Lingkungan Hidup

Permasalahan lingkungan hidup pada hakikatnya adalah permasalahan

ekologi. Inti permasalahan lingkungan hidup ialah hubungan timbal balik

antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Oleh karena itu, hubungan

timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya berjalan secara

teratur dan merupakan satu kesatuan yang saling memengaruhi. Hal ini

karena lingkungan hidup dan tak hidup yang berinteraksi secara teratur

sebagai suatu keputusan dan saling memengaruhi satu sama lain. 7

Tindak Pidana lingkungan hidup saat ini diatur di dalam undang-

undang nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup pada Bab XV, yaitu mulai dari pasal 97 sampai dengan

pasal 120. Pasal 97 menjelaskan bahwa tindak pidana yang diatur didalam

ketentuan pidana udang-undang perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup merupakan kejahatan yang bertentangan dengan keadilan

(rechtsdelicten). Secara umum perbuatan yang dilarang dengan ancaman

sanksi pidana bagi yang melanggarnya dalam UUPPLH yaitu perbuatan

Pencemaran lingkungan hidup dan perusakan lingkungan hidup, namun

dalam rumusan tindak pidana dalam UUPPLH diatur tidak secara umum

tetapi lebih spesifik secara khusus :

- Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya

makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam

lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui

7
Ibid hal 6
14

baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Didalam

(Pasal 1 angka 14 Undang-undang perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup).

- Perusakan Lingkungan Hidup Perusakan lingkungan hidup adalah

tindakan orang yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak

langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan

hidup sehingga melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan

hidup. Didalam (Pasal 1 angka 16 Undang-undang perlindungan

dan pengelolaan lingkungan hidup). Karateristik Penegakan

hukum pindana dalam Undang-Undang ini memperkenalkan

ancaman hukuman pidana minimun disamping maksimum,

perluasan alat bukti, pemidanaan bagi pelanggaran baku mutu,

keterpaduan penegakan hukum pidana, dan pengaturan tindak

pidana korporasi.

Penegakan hukum pidana lingkungan hidup tetap memperhatikan asas

ultimum remedium ( Pemidanaan sebagai jalan terakhir ) yang

mewajibkan penerapan penegakan hukum pidana sebagai upaya terakhir

setelah penerapan penegakan hukum administrasi dianggap tidak berhasil.

Penerapan asas ultimum remedium ini hanya berlaku bagi tindak pidana

formil tertentu, yaitu pemidanaan terhadap pelanggaran baku mutu air

limbah, emisi, dan gangguan.

C. Tinjauan Umum Tentang Perseroan Terbatas


15

1. Pengertian Perseroan Terbatas

Perseroan Terbatas adalah badan usaha/korporasi yang berdiri

dengan dasar hukum didalam Undang-undang nomor 40 tahun 2007.

Dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas (PT) Nomor 40 Tahun

2007, disebutkan bahwa perseroan terbatas adalah suatu badan usaha

yang berbentuk badan hukum yang didirikan berdasarkan suatu

perjanjian dan menjalankan kegiatan usaha dengan modal dasar yang

disetor penuh. dibagi menjadi saham atau disebut juga korporasi. .

Dalam kepengurusan suatu perseroan berbentuk Perseroan Terbatas,

modal saham yang dimiliki dapat dialihkan kepada orang lain.

Menurut Soedjono Dirjosisworo, bahwa Perseroan Terbatas

atau PT adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian,

melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya

terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan

dalam Undang-Undang No. 40 tahun 2007 sebagaimana telah diubah

dengan serta peraturan pelaksanaannya.8 Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa perseroan terbatas adalah suatu bentuk usaha yang

berbadan hukum dan didirikan oleh beberapa orang, dengan modal

tertentu dibagi menjadi saham, yang anggotanya dapat memegang

satu atau lebih saham dan memiliki kewajiban terbatas hingga saham

yang dimiliki.

8
Soedjono Dirjosisworo, “HukumPerusahaan Mengenai Bentuk-bentuk Perusahaan
(badan usaha) di Indonesia”, Mandar Maju, Bandung, 1997, hlm. 48
16

2. Pengertian Tindak Pidana Perseroan Terbatas

Istilah “corporate crime” atau ”tindak pidana korporasi” sering kali

dignakan sebagai padanan dari istilah ”White collar crime” atau ”kejahatan

kerah putih”. Istilah yang terakhir digunakan untuk tindak pidana yang

dilakukan oleh manusia yang bekerja untuk korporasi, biasanya adalah

eksekutif yang menjabat suatu jabatan penting dalam badan usaha,atau untuk

kepetingan suatu perseroan terbatas, atau para pejabat lainnya dari suatu

perseroan terbatas tersebut.

Perseroan terbatas atau korporasi sebagai suatu entitas di masyarakat

telah menimbulkan perbedaan pendapat publik mengenai prospek perusahaan,

beberapa intelektual bisnis percaya bahwa perseroan terbatas adalah badan

usaha yang berbadan hukum berdasarkan aturan hukum, dan pendapat lain

yang berasal dari akademisi bahwa perseroan terbatas adalah badan hukum.

suatu organisasi yang mempunyai susunan dan kepengurusan untuk

menjalankan tindakannya yang berbadan hukum atau semata-mata atas

persetujuan pengurus atau penanam modalnya, misalnya adalah Korporasi

seperti, perseroan terbatas (PT), Comanditer Venonschop ( CV), Firma (Fa),

Organisasi Kemasyarakatan, atau serikat sipil lainnya, namun terlepas dari

investasi, perusahaan selalu membutuhkan kepemimpinan untuk mewujudkan

kepentingannya. Kewenangan yang dijalankan oleh pengurus merupakan

amanat atau perintah yang diberikan oleh pemilik modal.

Dalam hukum pidana Indonesia pengertian perseroan terbatas atau

korporasi tidak sama dengan pengertian korporasi dalam hukum perdata.


17

Pengertian korporasi dalam hukum pidana memberikan pengertian yang

sangat luas. Jika menurut hukum perdata korporasi adalah badan hukum yang

mempunyai kuasa untuk melakukan perbuatan hukum di bidang hukum

perdata, cara membuat perjanjian, dan terdiri dari dua jenis, yaitu orang

perseorangan (natural person) dan badan hukum (badan hukum) Sedangkan

dalam KUHP Korporasi meliputi badan hukum, seperti perseroan terbatas,

perseroan comanditer (CV) dan perusahaan sipil (Maatschap). Menurut

Profesor Sutan Remy Sjahdeni, bahwa korporasi adalah sekelompok orang

yang terorganisir dan dipimpin yang melakukan perbuatan hukum, misalnya

dengan mengadakan perjanjian-perjanjian dalam rangka kegiatan komersial

atau sosial yang dilakukan oleh manajemen atas nama dan atas nama

sekelompok orang.9

9
Prof. Dr. Sutan Remy Sjahdeini, S.H. Ajaran Pemidanaan: Tindak Pidana
Korporasi dan Seluk-Beluknya, 2007, (Penerbit Kencana)hal 37
18

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN HUKUM

A. Ruang Lingkup

Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian yang melakukan

suatu analisis terhadap sebuah putusan. Penelitian ini hanya mencakup

pengaruh dan pertangungjawaban hukum terhadap sebuah perseroan terbatas

yang melakukan tindak pidana pencemaran lingkungan pembuangan B3 tanpa

izin.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian yuridis normatif,

yaitu jenis penelitian dengan cara mengamati teori-teori,konsep-konsep serta

asas hukum dalam suatu peraturan perundangan yang berhubungan dengan isu

hukum yang diteliti atau dengan kata lain Yuridis normatif adalah jenis

penelitian yang dilakukan dengan mempelajari norma-norma yang ada atau

peraturan perundang undangan yang terkait dengan rumusan masalah isu

hukum yang dibahas.

Oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas penulis menggunakan jenis

penilitian studi putusan yang bersifat yuridis normatif, yaitu dengan

mengetahui perkembangan putusan hakim serta alasan-alasan yang digunakan

hakim dalam memutuskan suatu perkara.


19

C. Metode Pendekatan Masalah

Suatu penelitian hukum biasanya pada dasarnya memiliki sebuah metode

pendekatan yang didasarkan pada metode,sistematika,dan suatu pemikiran

tertentu yang memiliki tujuan untuk mempelajari beberapa gejala hukum

tertentu dengan melakukan suatu analisis atau menganalisanya. Oleh karena

itu dilakukanlah suatu pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum

tersebut. Oleh karena itu maksud dan tujuan secara khusus dari perlunya

dilakukan suatu penelitian adalah untuk mengetahui apa yang sedang terjadi,

memecahkan suatu permasalahan, serta memahami dan menguji suatu teori.

Untuk membahasa masalah yang penulis uraikan, maka penulis

menggunakan metode pendekatan masalah yaitu pendekatan

kasus,Pendekatan undang-undang,dan pendekatan konseptual.

1. Pendekatan Kasus adalah suatu penelitian normatif yang bertujuan untuk

mempelajari penerapan norma-norma atau kaidah hukum yang dilakukan

dalam praktik hukum terutama mengenai kasus-kasus yang telah diputus

sebagaimana yang dapat dilihat dalam yurisprudensi terhadap perkara-

perkara yang menjadi fokus penelitian.10

2. Pendekatan undang-undang adalah pendekatan yang dilakukan dengan

mengamati ketentuan peraturan yang ada di Indonesia dalam kaitannya

dengan tugas negara Indonesia yang melindungi warga negaranya yang

bersangkut dengan isu hukum yang diteliti.

Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang:


10

Bayumedia Publishing, 2006.


20

3. Pendekatan Konseptual adalah suatu metode pendekatan dengan melihat

pandangan-pandangan dari doktrin-doktrin yang berkembag dalam ilmu

hukum untuk memperkuat informasi dari penelitian yang dilakukan.

D. Sumber-sumber Bahan Hukum

Bahan Hukum primer yaitu bahan hukum yang mempunyai kekuatan hukum

yang bersifat mengikat, terdiri atas peraturan perundang-

undangan,yurisprudensi atau putusan pengadilan yang bersifat otoritaif atau

berkuasa. Jadi untuk penelitian penulisam menggambil data dari :

1. Undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup

2. Undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas

(UUPT)

3. Putusan Pengadilan Negeri Bandung yang bernomor

1292/Pid.B/LH/2019/PN Bdg antara PT. MULTI KARYA

PERKASA ( Badan usaha ), dan Luke Taruna Miharja ( Terdakwa

mewakili perseroan terbatas/badan usaha ).

Sedangkan yang menjadi Bahan Sekunder adalah bahan yang bersumber atau

diperoleh dari hasil kajian pustaka, berupa buku-buku tentang tindak pidana

korporasi dan lingkungan hidup, Peraturan perundangan,jurnal, dan artikel-

artikel yang terpercaya yang berhubungan dengan pembahasan mini skripsi

ini.
21

E. Metode Penelitian

Metode Penelitian Hukum yang digunakan ialah metode penelitian

Normatif, yaitu mempelajari bahan yang merupakan data sekunder,

dengan menggali asas-asas, norma, kaidah dari peraturan perundang-

undangan, dan putusan pengadilan. Penelitian ini dilakukan terhadap data

yang bersifat sekunder seperti peraturan perundang-undangan, jurnal

ilmiah, buku-buku hukum berkaitan dengan isu hukum yang diteliti.

F. Analisis Bahan Hukum

Analisis bahan hukum adalah suatu teknik penelitian dengan cara

memanfaatkan sumber-sumber bahan hukum yang telah terkumpul untuk

digunakan dalam memecahkan permasalahan dalam penelitian mini skripsi

ini. Oleh karena itu, penulis menggunakan analisis secara normatif karena

bahan-bahan hukum dalam penelitian ini mengarah pada kajian-kajian yang

bersifat teoritis dalam bentuk asas-asas hukum, konsep-konsep hukum, serta

kaidah-kaidah hukum yang bersumber dari bahan primer dan sekunder. Jadi

penulis dapat menarik kesimpulan dan informasi dari bahan yang ada untuk

menganalisis dan memecahkan masalah isu hukum di dalam putusan nomor

1292/Pid.B/LH/2019/PN Bdg yang diteliti oleh penulis supaya Penelitian ini

dapat memberikan sebuah informasi tentang pengaruh dan pertangungjawaban

hukum terhadap sebuah perseroan terbatas yang melakukan tindak pidana

pencemaran lingkungan pembuangan B3 tanpa izin.


22

Anda mungkin juga menyukai