Jiunkpe Ns s1 2007 32403046 5231 Akun - Konstruksi Chapter4
Jiunkpe Ns s1 2007 32403046 5231 Akun - Konstruksi Chapter4
36
Universitas Kristen Petra
37
Komisaris
Direktur
Dalam satu periode kas dipengaruhi oleh beberapa transaksi antara lain
pembayaran gaji karyawan, pembayaran biaya asuransi, dan lain-lain. Salah
satu contoh jurnal yang dibuat PT. X pada bulan Januari atas transaksi
pembayaran gaji karyawan
Biaya gaji karyawan & THR 27.950.000
Kas 27.799.650
Hutang PPh 21 150.350
- Saldo bank yang tercantum dalam neraca PT. X adalah berupa rekening
giro pada bank BCA yang dapat diambil sewaktu – waktu ketika
perusahaan membutuhkan. Apabila saldo bank per buku tidak sama
dengan saldo per bank, maka perusahaan akan melakukan rekonsiliasi
bank melalui rekening koran PT. X pada akhir periode. Berikut
merupakan rekapitulasi saldo bank PT. X secara bulanan :
Salah satu contoh jurnal yang dibuat PT. X pada bulan Januari atas pelunasan
piutang usaha oleh klien, yang disetor dalam rekening PT.X :
Bank 68.207.108,20
Uang muka PPh 23 1.391.981,80
Piutang Usaha “ABC” 69.599.090
- Akun uang muka proyek merupakan jumlah biaya atas pembangunan
gudang yang dibangun sendiri oleh PT. X di workshopnya yang terletak di
Pasuruan. Pembangunan gudang ini dilaksanakan sejak Januari 2005,
dengan luas gudang 20meter x 30meter. Perkiraaan total biaya untuk
membangun gudang ini adalah Rp.600.000.000,00. Total biaya yang telah
dikeluarkan sampai Desember 2005 adalah Rp.236.698.000,00, dengan
persentase penyelesaian 39%. Pada periode 2006 pembangunan ini belum
dilanjutkan karena keterbatasan waktu, mesin, dan biaya, sehingga saldo
uang muka proyek ini tidak mengalami penambahan dari periode Januari
2006 – Desember 2006.
Contoh jurnal dari data tahun 2005 atas pembelian semen untuk
pembangunan gudang yang akan menambah saldo uang muka proyek :
Uang muka proyek 1.326.500
Kas 1.326.500
Salah satu contoh jurnal yang dibuat PT. X pada bulan Februari untuk
mencatat PPh 23 adalah :
Bank 9.743.875,40
Uang muka PPh 23 198.854,60
Piutang Usaha “ABC” 9.942.730
- Aktiva tetap perusahaan yang tercantum berasal dari inventaris dan
peralatan. Inventaris perusahaan berupa komputer, printer, dan motor yang
digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan, serta peralatan seperti
hammer, ponton dan crane yang digunakan untuk pengerjaan proyek, yang
Salah satu contoh jurnal yang dibuat PT. X pada bulan Januari atas pelunasan
hutang PT. X kepada supplier, atas jasa pengangkutan (mobilisasi dan
demobilisasi)
Hutang Usaha 125.000.000
Bank 125.000.000
- Hutang pajak PPh 21 PT. X adalah hutang PPh 21 yang berasal dari
pemotongan atas gaji karyawan dikalikan tarif progresif untuk wajib pajak
orang pribadi berdasarkan UU No. 17 tahun 2000 pasal 17 atas pajak
penghasilan. Pemotongan pajak bagi karyawan ini dilakukan PT. X atas
kewajibannya sebagai pemberi kerja yang membayar gaji, upah,
honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain sebagai imbalan. Saldo
hutang PPh 21 PT. X berasal dari jumlah kurang potong atas gaji yang
dihitung ulang secara tahunan pada akhir periode ditambah PPh 21
terutang bulan Desember 2006 yang akan dilunasi pada Januari 2007.
Berikut merupakan tabel penghitungan PPh 21 terutang PT. X :
45
Universitas Kristen Petra
46
Yang Telah
Bulan Saldo Awal PM PK Disetor Saldo Akhir
- Biaya overhead adalah biaya atas tiket perjalanan para pelaksana dan
mandor ke luar pulau tempat pengerjaan proyek seperti ke Ende dan
Luwuk Sulawesi Tenggara menggunakan transportasi udara, biaya sewa
alat seperti genzet, mesin las, joint las, asuransi proyek, dan biaya
pengangkutan kapal.
- Biaya penyusutan merupakan biaya penyusutan peralatan yang digunakan
untuk pengerjaan proyek. Alokasi biaya penyusutan ini berdasarkan
persentase biaya per proyek dibagi total biaya proyek yang terjadi dalam
satu periode. Berikut merupakan rincian biaya proyek :
- Biaya astek adalah biaya asuransi tenaga kerja (untuk kecelakaan kerja)
pada asuransi jamsostek sebesar Rp. 3.495.650,00
- Biaya perangko, materai dan ekspedisi adalah biaya pembelian perangko,
materai, dan biaya porto surat.
Tabel 4.12 Biaya Perangko, Materai, Ekspedisi
Porto Surat 605.700,00
Materai 332.000,00
Perangko 24.000,00
Total 961.700,00
- Biaya alat tulis kantor (ATK) dan pembelian kantor adalah biaya untuk
pembelian bolpoin, tip-ex, penghapus, kertas HVS, letter file, cash box,
kalkulator, binder, ako, tinta printer, kertas fax, baterai, amplop, penggaris,
lem, cutter, stapler, ordner, pakaian untuk kru dan karyawan, elpiji, alat
pel dan sabun pel.
Tabel 4.13 Biaya ATK dan Pembelian Kantor
Alat Tulis Kantor 4.262.000,00
Tinta Printer 324.650,00
Kertas Fax 4.090.600,00
Kertas HVS 2.170.000,00
Ordner 1.850.000,00
Cash Box 420.000,00
Kaos untuk kru PT. X 1.875.000,00
Baju hem untuk seluruh karyawan 1.975.000,00
Baterai 58.850,00
Alat pel, sabun pel 693.050,00
Pembelian Kantor (cutter, stapler, dll) 1.120.000,00
Elpiji 318.000,00
Total 19.157.150,00
- Biaya perjalanan dinas merupakan, biaya akomodasi karyawan, biaya
bensin dan solar untuk mobil perusahaan, karcis parkir, dan biaya jalan tol.
Tabel 4.14 Biaya Perjalanan Dinas
BBM 18.654.300,00
Tol, parkir 2.630.000,00
Uang Perjalanan Dinas Rianto 1.430.250,00
Uang Perjalanan Dinas Very 765.650,00
Uang Perjalanan Dinas Sueb 306.500,00
Uang Perjalanan Dinas Harto 204.575,00
Uang Perjalanan Dinas Ratna 265.375,00
Uang Perjalanan Dinas Sukiman 574.600,00
Uang Perjalanan Dinas Dodik 288.500,00
Total 25.119.750,00
- Biaya telepon, telex dan telegram adalah biaya atas tagihan telepon kantor
di Surabaya maupun di workshop Pasuruan, biaya tagihan telepon flexi
dan telkomsel pascabayar, dan biaya voucher pulsa handphone.
- Biaya fotocopy dan cuci cetak adalah biaya fotocopy dokumen – dokumen
perusahaan, penjilidan, dan biaya afdruk foto.
Tabel 4.16 Biaya Fotocopy dan Cuci Cetak
Fotocopy 516.500,00
Afdruk foto 205.000,00
Penjilidan 133.500,00
Total 855.000,00
- Biaya pemeliharaan alat – alat kantor adalah biaya servis AC, servis
komputer, servis printer, servis fax, mengecat kantor dan biaya perbaikan
kunci.
Tabel 4.18 Biaya Pemeliharaan Alat - Alat Kantor
Perbaikan AC Window + isi freon 1.275.000,00
Perbaikan Komputer 1.057.500,00
Biaya Pengecatan + cat 843.500,00
Total 3.176.000,00
- Biaya pemeliharaan Crane 308 adalah biaya untuk service onderdil mesin
Crane 308, serta pembelian onderdil yang rusak seperti fanbelt, overhaul,
dan feed pump assy.
Tabel 4.19 Biaya Pemeliharaan Crane 308
Fanbelt Crane 308 146.000,00
Overhaul D 308 733.500,00
Service Injection Pump D308 1.072.300,00
Feed Pump Assy D308 275.000,00
Total 2.226.800,00
- Biaya sewa adalah biaya atas sewa kantor PT.X selama satu tahun, sebesar
Rp. 27.000.000,00
- Biaya asuransi adalah biaya asuransi kesehatan bagi karyawan di Manulife
Insurance, sebesar Rp. 5.989.300,00
- Biaya PBB adalah biaya atas pajak bumi dan bangunan kantor dan
workshop.
Tabel 4.24 Biaya PBB
PBB kantor 1.922.080,00
PBB Workshop 2.055.120,00
Total 3.977.200,00
PT. X
PERHITUNGAN LABA RUGI
PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2006
(Dalam Rupiah)
Biaya Operasional :
- Biaya Administrasi dan Umum (608.921.885,00)
Laba (Rugi) Proyek 160.630.182,00
PT. X
RINCIAN BIAYA OPERASIONAL
PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2006
(Dalam Rupiah)
- Biaya Gaji Karyawan & THR 399.170.860,00
- Biaya Astek 3.495.650,00
- Biaya Perangko, Materai, Ekspedisi 961.700,00
- Biaya ATK dan Pembelian Kantor 19.157.150,00
- Biaya Perjalanan Dinas 25.119.750,00
- Biaya Telepon, Telex, Telegram 33.575.250,00
- Biaya Fotocopy dan Cuci Cetak 855.000,00
- Biaya Pemasaran 9.358.500,00
- Biaya Listrik Gudang 9.620.725,00
- Biaya Listrik Kantor 7.380.050,00
- Biaya Air 1.896.100,00
- Biaya Pemeliharaan Alat-Alat Kantor 3.176.000,00
- Biaya Pemeliharaan Crane 308 2.226.800,00
- Biaya Pemeliharaan Crane LS 78 LS 4.655.500,00
- Biaya Pemeliharaan Ponton 1.420.100,00
- Biaya Pemeliharaan Mesin 38.897.300,00
- Biaya Pemeliharaan Kendaraan Kantor 10.610.200,00
- Biaya Penyusutan Aktiva Tetap 378.750,00
- Biaya Sewa Kantor 27.000.000,00
- Biaya Asuransi 5.989.300,00
- Biaya PBB 3.977.200,00
Total Biaya 608.921.885,00
PT. X
NERACA
PER 31 DESEMBER 2006
(Dalam Rupiah)
AKTIVA
Aktiva Lancar :
- Kas 11.152.933,00
- Bank 22.910.484,35
- Piutang Usaha 1.372.710.983,70
- Uang Muka Proyek 236.698.000,00
- Uang Muka PPh 23 150.184.801,00
Total Aktiva Lancar 1.793.657.202,05
Aktiva Tetap :
- Inventaris 16.639.182,00
- Peralatan 1.955.783.848,00
- Akumulasi Penyusutan (1.087.460.319,00)
Total Aktiva Tetap 884.962.711,00
TOTAL AKTIVA 2.678.619.913,05
Menjurnal
transaksi
Melakukan posting
ke buku besar
Membuat neraca
saldo
Secara garis besar, setiap transaksi yang terjadi pada PT. X telah dilakukan
pencatatan, pengikhtisaran dan penyajian dalam suatu laporan sesuai dengan
Standar Akuntansi pada umumnya. Pencatatan setiap transaksi keuangan
dilakukan di dalam jurnal dan buku besar berdasarkan bukti – bukti transaksi yang
ada. Dalam proses penjurnalannya, PT. X hanya menggunakan jurnal umum, dan
Apabila saldo per buku tidak sama dengan saldo per bank, maka perusahaan
akan melakukan rekonsiliasi bank melalui rekening koran PT. X pada
akhir periode. Beberapa transaksi yang mempengaruhi saldo bank adalah
pelunasan piutang usaha oleh klien, setoran hutang direksi, biaya administrasi
bank dan pendapatan bunga bank. Berikut merupakan contoh pencatatan yang
dibuat PT. X atas transaksi penerimaan hutang direksi :
Bank 70.000.000
Hutang Direksi 70.000.000
Atas akun bank, PT. X menyajikan dalam elemen aktiva, penyajian ini sudah
tepat karena akun bank memenuhi definisi aktiva yaitu memiliki manfaat
ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang diperoleh dan
dikendalikan penuh oleh PT. X.
3. Piutang Usaha
Piutang adalah klaim uang, barang, atau jasa kepada pelanggan atau pihak –
pihak lainnya. Dalam hal ini saldo piutang usaha PT. X akan bertambah
apabila PT.X melakukan penagihan kepada klien atas presentase
penyelesaian, dan akan berkurang apabila klien melakukan pelunasan atas
hutangnya. Saldo piutang usaha PT. X murni berasal dari penagihan dan
pelunasan piutang tersebut, tanpa adanya penghapusan piutang. Rekapitulasi
saldo piutang usaha PT. X pada periode 2006 yang disajikan secara bulanan
dapat dilihat pada tabel 4.3. Berikut merupakan contoh jurnal yang
mempengaruhi saldo piutang usaha PT. X atas pelunasan piutang usaha oleh
klien, yang disetor dalam rekening PT. X :
Bank 68.207.108,20
Uang muka PPh 23 1.391.981,80
Piutang Usaha “ABC” 69.599.090
Atas akun piutang usaha, oleh PT. X disajikan dalam elemen aktiva. Penyajian
ini sudah tepat karena akun piutang usaha memenuhi definisi aktiva yaitu
memiliki manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang
diperoleh dan dikendalikan penuh oleh PT. X.
pemotongan PPh 23. Rekapitulasi saldo uang muka PPh 23 PT. X secara
bulanan dapat dilihat pada tabel 4.4.
Jurnal untuk mencatat PPh 23 PT. X adalah :
Bank 9.743.875,40
Uang muka PPh 23 198.854,60
Piutang Usaha “ABC” 9.942.730
Atas akun uang muka PPh 23, oleh PT. X disajikan dalam elemen aktiva.
Penyajian ini sudah tepat karena akun uang muka proyek memenuhi definisi
aktiva yaitu memiliki manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan,
yang diperoleh dan dikendalikan penuh oleh PT. X.
6. Inventaris dan peralatan disajikan dalam elemen aktiva tetap oleh PT. X .
Dimana penyajian ini sudah tepat karena inventaris dan peralatan memenuhi
definisi aktiva. Rincian nilai inventaris dan peralatan yang dimiliki PT. X
dapat dilihat pada lampiran 1. Aktiva inventaris dan peralatan memiliki
karakteristik utama antara lain, aktiva tersebut diperoleh untuk digunakan
dalam operasi dan bukan untuk dijual kembali, aktiva tersebut bersifat jangka
panjang dan merupakan obyek penyusutan, dan aktiva tersebut memiliki
substansi fisik. Berikut merupakan contoh jurnal yang dibuat PT. X terkait
pembelian inventaris :
Inventaris 1.515.000
Kas 1.515.000
7. Akumulasi penyusutan dasajikan dalam elemen aktiva tetap, penyajian ini
sudah tepat karena akumulasi penyusutan merupakan akun yang menjadi
pengurang aktiva tetap PT. X (contra account). Saldo akumulasi penyusutan
PT. X berasal dari penyusutan aktiva tetap dengan menggunakan metode garis
lurus. Rincian akumulasi penyusutan dapat dilihat pada lampiran 1. Contoh
jurnal yang dibuat PT. X ketika mengakui penyusutan :
Biaya penyusutan 250.012
Akumulasi penyusutan 250.012
8. Hutang Usaha
Hutang usaha PT. X berasal dari hutang direksi, hutang kepada supplier atas
akuisisi barang maupun jasa, seperti pembelian solar, oli, kawat las, dan biaya
mobilisasi dan demobilisasi. Atas hutang – hutang tersebut diatas baik kepada
direksi maupun supplier, PT. X tidak dikenai bunga. Hutang usaha tersebut
akan berkurang apabila PT. X telah melakukan pelunasan atas hutang –
hutangnya. Rekapitulasi hutang PT. X dapat dilihat pada tabel 4.5. Contoh
jurnal yang mempengaruhi saldo hutang usaha PT. X atas pelunasan hutang
PT. X kepada supplier jasa pengangkutan (mobilisasi dan demobilisasi) :
Hutang Usaha 125.000.000
Bank 125.000.000
Atas akun hutang usaha, oleh PT. X disajikan dalam elemen kewajiban.
Penyajian ini sudah tepat karena hutang usaha memenuhi definisi kewajiban
yaitu pengorbanan ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang
ditimbulkan oleh transaksi atau kejadian di masa lalu untuk mentransfer aktiva
atau menyediakan jasa kepada entitas – entitas lain di masa depan.
9. Hutang PPh 21
Hutang PPh 21 merupakan pemotongan atas gaji karyawan x tarif progresif
untuk wajib pajak orang pribadi berdasarkan UU No. 17 tahun 2000 pasal
17 atas pajak penghasilan. Saldo hutang PPh 21 PT. X berasal dari jumlah
kurang potong atas gaji yang dihitung ulang secara tahunan pada akhir periode
ditambah PPh 21 terutang bulan Desember 2006 yang akan dilunasi pada
Januari 2007. Saldo hutang PPh 21 ini dapat dilihat pada tabel 4.6. Contoh
jurnal yang mempengaruhi saldo hutang PPh 21 yaitu atas transaksi
pembayaran gaji karyawan :
Biaya gaji karyawan & THR 27.950.000
Kas 27.799.650
Hutang PPh 21 150.350
Oleh PT. X akun hutang PPh 21 disajikan dalam elemen kewajiban. Penyajian
ini sudah tepat karena hutang PPh 21 memenuhi definisi kewajiban yaitu
pengorbanan ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang
ditimbulkan oleh transaksi atau kejadian di masa lalu untuk mentransfer aktiva
atau menyediakan jasa kepada entitas – entitas lain di masa depan.
hasil dari transaksi – transaksi atau kejadian – kejadian di masa lalu yang
memenuhi definisi aktiva bagi PT. X.
19. Terkait dengan pembahasan no.17 bahwa tanah workshop tidak dimiliki oleh
PT. X, maka semua biaya yang berkaitan dengan tanah tersebut tidak boleh
dibiayakan dalam laporan laba rugi PT. X. Oleh karena itu dibuat jurnal
koreksi :
Laba ditahan 2.055.120
Biaya PBB workshop 2.055.120
20. Menurut penjelasan ayat (1) dalam aturan perpajakan UU No.17 Tahun 2000
pasal 28 tentang Perhitungan Pajak Pada Akhir Tahun, bahwa kredit pajak
hanya boleh dijadikan pengurang pajak terutang pada akhir tahun pajak yang
bersangkutan. Oleh karena itu terhadap besarnya uang muka PPh 23 PT. X
yang terdiri dari pemotongan pajak sejak tahun 2004 hingga 2006, akan
dikoreksi, dan akan diakui sebagai biaya bagi PT. X.
Biaya PPh 23 150.184.801
Uang muka PPh 23 150.184.801
21. Dalam neraca PT. X tidak terdapat aktiva konstruksi dalam proses dan
penagihan atas konstruksi dalam proses. Konstruksi dalam proses merupakan
akun yang digunakan untuk mencatat biaya – biaya yang terjadi ditambah laba
kotor, sedangkan akun penagihan atas konstruksi dalam proses akan menjadi
pengurang atas akun konstruksi dalam proses, sehingga hal ini akan mencegah
persediaan maupun piutang terus tercatat. Selama umur kontrak, selisih antara
akun konstruksi dalam proses dan penagihan atas konstruksi dalam proses
akan dilaporkan di neraca sebagai aktiva lancar apabila jumlahnya debet, dan
sebagai kewajiban lancar apabila jumlahnya kredit.Tidak adanya kedua akun
tersebut karena PT. X melakukan penjurnalan atas pengakuan termin dan
pengakuan pendapatannya seperti perusahaan dagang. Sehingga PT. X tidak
pernah melakukan penjurnalan untuk mencatat penyelesaian kontrak, yaitu:
Penagihan atas konstruksi dalam proses xxx
Konstruksi dalam proses xxx
Atas kesalahan pencatatan PT. X atas pengakuan termin dan pengakuan
pendapatannya seperti perusahaan dagang, dikategorikan sebagai kesalahan
Melalui tabel 4.27 diketahui bahwa jurnal yang dibuat PT. X untuk
mengakui biaya proyek sudah tepat, karena PT. X telah memperlakukan semua
biaya yang keluar sebagai penambah saldo konstruksi dalam proses. Yang tidak
sesuai dalam pencatatan PT. X adalah pencatatan atas penagihan kepada klien,
karena (1) PT. X tidak mendebet akun piutang pada akun penagihan atas
konstruksi dalam proses, dan (2) mengkredit akun konstruksi dalam proses. Hal
ini menyebabkan saldo akun konstruksi dalam proses menjadi nol pada saat
penagihan kepada klien dan PT. X tidak memiliki akun penagihan atas konstruksi
dalam proses, yang seharusnya merupakan pengurang (contra account) bagi akun
konstruksi dalam proses.
PT. X juga tidak membuat jurnal untuk mengakui laba kotor yang
seharusnya saldo laba kotor ini akan menambah saldo konstruksi dalam proses.
Saldo akun konstruksi dalam proses yang terdiri dari total biaya – biaya yang
terjadi selama pengerjaan proyek ditambah laba kotor, pada akhir periode masa
kontrak akan ditutup dengan mendebet akun penagihan atas konstruksi dalam
proses dimana nilainya adalah sesuai dengan nilai kontrak. Atas kesalahan dalam
pencatatan yang dibuat oleh PT. X akan dibuat jurnal koreksi :
Konstruksi dalam proses 955.724.500
Penagihan atas konstruksi dalam proses 955.724.500
Melalui jurnal koreksi diatas, PT. X dapat membuat jurnal penyelesaian kontrak :
Penagihan atas konstruksi dalam proses 955.724.500
Konstruksi dalam proses 955.724.500
21.2 Pekerjaan konstruksi Banggai Sentra Sulawesi yang dimulai dan berakhir
pada periode 2006.
Seperti yang telah dijelaskan dalam deskripsi data, proyek Banggai Sentra
Sulawesi merupakan proyek pemancangan pada pelabuhan Tiaka kabupaten
Morowati, Sulawesi. Proyek ini dikerjakan sejak Mei 2006 dan selesai pada
September 2006, dengan nilai kontrak Rp. 242.250.000,00. Pencatatan yang
dibuat oleh PT. X terkait proyek ini dapat dilihat pada tabel 4.28. Berikut
merupakan pembahasan terhadap jurnal yang dibuat oleh PT. X terkait proyek
Banggai Sentra Sulawesi, apakah telah sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) dalam bentuk tabel :
Melalui tabel 4.28 diketahui bahwa jurnal yang dibuat PT. Xuntuk mengakui iaya
proyek sudah tepat, karena PT. X telah memperlakukan semua biaya yang keluar
sebagai penambah saldo konstruksi dalam proses. Yang tidak sesuai dalam
pencatatan PT. X adalah pencatatan atas penagihan kepada klien, karena (1) PT.
X tidak mendebet akun piutang pada akun penagihan atas konstruksi dalam
proses, dan (2) mengkredit akun konstruksi dalam proses. Hal ini menyebabkan
saldo akun konstruksi dalam proses menjadi nol pada saat penagihan kepada
klien dan PT. X tidak memiliki akun penagihan atas konstruksi dalam proses,
yang seharusnya merupakan pengurang (contra account) bagi akun konstruksi
dalam proses.
PT. X juga tidak membuat jurnal untuk mengakui laba kotor yang
seharusnya saldo laba kotor ini akan menambah saldo konstruksi dalam proses.
Saldo akun konstruksi dalam proses yang terdiri dari total biaya – biaya yang
terjadi selama pengerjaan proyek ditambah laba kotor, pada akhir periode masa
kontrak akan ditutup dengan mendebet akun penagihan atas konstruksi dalam
proses dimana nilainya adalah sesuai dengan nilai kontrak.
Atas kesalahan dalam pencatatan yang dibuat oleh PT. X akan dibuat
jurnal koreksi :
Konstruksi dalam proses 242.250.500
Penagihan atas konstruksi dalam proses 242.250.500
Melalui jurnal koreksi diatas, PT. X dapat membuat jurnal penyelesaian kontrak :
Penagihan atas konstruksi dalam proses 242.250.500
Konstruksi dalam proses 242.250.500
21.3 Pekerjaan konstruksi Hardaya Widya Graha yang dimulai sejak periode
2006, dan belum terselesaikan hingga akhir periode 2006.
Seperti yang telah dijelaskan dalam deskripsi data, proyek Hardaya Widya
Graha merupakan proyek pemancangan tiang untuk pembangunan Grand City
Gubeng Surabaya. Pengerjaan proyek ini telah dimulai sejak Juli 2006,sampai
akhir periode 2006 proyek ini belum selesai pengerjaannya. Nilai kontrak proyek
Hardaya Widya Graha Rp. 3.474.900.000,00. Hingga akhir periode 2006,
persentase penyelesaian proyek ini adalah 16%. Pencatatan yang dibuat oleh PT.
X terkait proyek ini dapat dilihat pada tabel 4.29.
Berikut merupakan pembahasan terhadap jurnal yang dibuat oleh PT. X
terkait proyek Banggai Sentra Sulawesi, apakah telah sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) dalam bentuk tabel :
Melalui tabel diatas diketahui bahwa jurnal yang dibuat PT. X untuk
mengakui biaya proyek sudah tepat, karena PT. X telah memperlakukan semua
biaya yang keluar sebagai penambah saldo konstruksi dalam proses. Yang tidak
sesuai dalam pencatatan PT. X adalah pencatatan atas penagihan kepada klien,
karena (1) PT. X tidak mendebet akun piutang pada akun penagihan atas
konstruksi dalam proses, dan (2) mengkredit akun konstruksi dalam proses. Hal
ini menyebabkan saldo akun konstruksi dalam proses menjadi nol pada saat
penagihan kepada klien dan PT. X tidak memiliki akun penagihan atas konstruksi
dalam proses, yang seharusnya merupakan pengurang (contra account) bagi akun
konstruksi dalam proses.
PT. X juga tidak membuat jurnal untuk mengakui laba kotor yang
seharusnya saldo laba kotor ini akan menambah saldo konstruksi dalam proses.
Saldo akun konstruksi dalam proses yang terdiri dari total biaya – biaya yang
terjadi selama pengerjaan proyek ditambah laba kotor, pada akhir periode masa
Universitas Kristen Petra
77
kontrak akan ditutup dengan mendebet akun penagihan atas konstruksi dalam
proses dimana nilainya adalah sesuai dengan nilai kontrak.
Atas kesalahan dalam pencatatan yang dibuat oleh PT. X akan dibuat jurnal
koreksi :
Konstruksi dalam proses 568.089.000
Penagihan atas konstruksi dalam proses 568.089.000
Melalui jurnal koreksi diatas, maka pada akhir periode 2006 PT. X akan
memiliki saldo konstruksi dalam proses dan penagihan atas konstruksi dalam
proses senilai Rp. 568.089.000. Kedua saldo ini akan diletakkan pada neraca,
tepatnya pada elemen aktiva. Untuk periode selanjutnya, saldo konstruksi dalam
proses dan penagihan atas konstruksi dalam proses akan terus bertambah hingga
mencapai nilai kontrak. Sehingga pada akhir masa kontrak, PT. X dapat
membuat jurnal penyelesaian kontrak :
Penagihan atas konstruksi dalam proses 3.474.900.000
Konstruksi dalam proses 3.474.900.000
22. Sebagai pemberi kerja, PT. X memiliki kewajiban untuk memotong gaji, upah,
honorarium dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan
pekerjaan yang dilakukan karyawannya. Pada tahun 2006, PT. X telah
memotong PPh 21 yang terutang atas gaji karyawan bulanan sebesar Rp.
150.350 tiap bulannya. Besarnya PPh 21 yang dipotong setiap bulan tersebut
hanya atas gaji yang diterima oleh karyawan bulanan, sedangkan pada
prakteknya, karyawan bulanan juga menerima bonus dan THR yang
dibayarkan pada bulan Juni dan Oktober. Atas tunjangan proyek yang diterima
karyawan harian, PT. X tidak melakukan pemotongan PPh 21, dalam hal ini
PT. X tidak melaksanakan kewajibannya sebagai pemotong PPh 21 secara
tepat. Untuk itu akan dikenai denda sebesar 2% tiap bulan atas kekurangan
potong PPh 21, berdasarkan Undang – Undang No 16 Tahun 2000 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Pasal 9 angka (2a). Melalui
pengolahan dan penghitungan data yang dilakukan sebelumnya, berikut
jumlah PPh 21 yang seharusnya dipotong oleh PT. X beserta denda atas
kekurangan bayar tiap bulan :
Nindya Karya - Marapokot 193.450 193.450 193.450 193.450 193.450 193.450 193.450 193.450 193.450 193.450 - -
Satyamitra. S. P 31.250 - - - - - - - - - - -
Nindya Karya - Marina 1.250 1.250 1.250 1.250 1.250 1.250 1.250 1.250 1.250 - - -
Hardaya Widya Graha - - - - - - 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000
Denda 123.475 105.750 35.046 31.152 42.189 204.888 31.260 25.008 18.576 29.744 6.701 -
Universitas Kristen Petra
79
Universitas Kristen Petra
80
Melalui tabel 4.30 dapat diketahui bahwa jumlah PPh 21 kurang bayar
adalah Rp.5.839.500,00 dan denda yang harus ditanggung adalah Rp.653.789,00.
jumlah kurang bayar tersebut akan menjadi saldo hutang PPh 21 PT. X pada
periode 2006. Oleh karena itu, akan dibuat jurnal untuk mengakui biaya bagi PT.
X:
Biaya PPh 21 3.744.200
Hutang PPh 21 3.744.200
Atas denda PPh 21 yang ditanggung PT. X akan dibuat jurnal untuk mengakui
biaya bagi PT. X :
Biaya denda PPh 21 653.789
Hutang denda PPh 21 653.789
23. PT. X selaku pihak yang memberi penghasilan seharusnya memotong PPh
pasal 23 atas penghasilan yang menjadi obyek pajak PPh 23 seperti
penghasilan atas sewa, dan imbalan sehubungan dengan jasa pemeliharaan dan
perbaikan. Dalam hal ini PT. X tidak melaksanakan kewajibannya sebagai
pemotong dengan tapat. Untuk itu akan dikenai sanksi administrasi berupa
denda sebesar 2% tiap bulan atas kekurangan potong PPh 23, berdasarkan
Undang – Undang No 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan, Pasal 9 angka (2a) dan akan dikenai denda sebesar Rp.50.000,00
untuk Surat Pemberitahuan Masa (SPT) yang tidak disampaikan, sesuai
dengan Undang – Undang No 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan, Pasal 7 angka (1). Melalui pengolahan dan
penghitungan data yang dilakukan sebelumnya, berikut jumlah PPh 23 yang
seharusnya dipotong oleh PT. X beserta denda atas SPT yang tidak
disampaikan dan kekurangan bayar tiap bulan :
Total PPh 23 terutang 50.610 107.287 377.946 364.896 582.193 729.673 955.048 1.024.072 34.635 98.676 129.330 -
Kurang Bayar 50.610 107.287 377.946 364.896 582.193 729.673 955.048 1.024.072 34.635 98.676 129.330 -
Universitas Kristen Petra
Denda Kurang Bayar 11.134 21.457 68.030 58.383 81.507 87.561 95.505 81.926 2.078 3.947 2.587 -
Denda SPT Masa 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 -
81
Universitas Kristen Petra
82
Melalui tabel 4.31 dapat diketahui akan besarnya PPH 23 kurang bayar
beserta denda yang akan ditanggung PT. X. Untuk itu akan dibuat jurnal untuk
mengakui biaya bagi PT. X :
Biaya PPh 23 4.454.366
Hutang PPh 23 4.454.366
(untuk mengakui jumlah kekurangan bayar PPh 23 sebagai biaya)
Biaya denda PPh 23 514.115
Hutang denda PPh 23 514.115
(untuk mengakui jumlah denda atas kekurangan bayar PPh 23 sebagai biaya)
Biaya SPT Masa PPH 23 550.000
Hutang denda PPh 23 550.000
(untuk mengakui jumlah denda karena tidak menyampaikan SPT Masa PPh 23
sebagai biaya)
24. Penghasilan yang diperoleh dari sewa tanah atau bangunan merupakan objek
pajak PPh final sesuai Undang – Undang No. 17 tahun 2000 tentang pajak
Penghasilan, Pasal 4 angka (2). Selaku pihak yang memberi penghasilan
seharusnya PT. X melakukan pemotongan PPh final dengan tarif 10 % atas
biaya sewa kantor Rp. 27.000.000,00 yang dibayarkan pada Januari 2006.
Dalam hal ini, PT. X tidak melaksanakan kewajibannya sebagai pemotong
dengan baik, maka besarnya PPh final yang tidak dipotong tersebut akan
ditanggung oleh PT. X. Jurnal pengakuan bagi PT. X yaitu :
Biaya PPh final 2.700.000
Hutang PPh final 2.700.000
(jurnal untuk mengakui beban atas PPh final yang tidak dipotong sebesar 10%
dikalikan Rp. 27.000.000,00)
Biaya denda PPh final 594.000
Hutang denda PPh final 594.000
(jurnal untuk mengakui denda atas kekurangan bayar PPh final sebagai biaya
sebesar 2% x 11 bulan x Rp. 2.700.000,00)
Biaya SPT Masa PPh final 50.000
Hutang denda PPh final 50.000
(jurnal untuk mengakui denda karena tidak menyampai SPT Masa PPh final
sebagai biaya)
PT. X
NERACA
PER 31 DESEMBER 2006
(Dalam Rupiah)
AKTIVA
Aktiva Lancar :
- Kas 11.152.933,00
- Bank 22.910.484,35
- Piutang Usaha 1.372.710.983,70
- Aktiva Dalam Penyelesaian 236.698.000,00
- Konstruksi Dalam Proses - Hardaya 568.089.000,00
- Penagihan Atas Konstruksi dalam proses - Hardaya (568.089.000,00)
Total Aktiva Lancar 1.643.472.401,05
Aktiva Tetap :
- Inventaris 16.639.182,00
- Peralatan 1.955.783.848,00
- Akumulasi Penyusutan (1.087.460.319,00)
Total Aktiva Tetap 884.962.711,00
TOTAL AKTIVA 2.528.435.112,05
PT. X
PERHITUNGAN LABA RUGI
PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2006
(Dalam Rupiah)
Pendapatan Proyek 3.085.726.320,00
Harga Pokok Pendapatan (Biaya Proyek) (2.363.373.953,00)
Laba Kotor 722.352.367,00
Biaya Operasional :
- Biaya Administrasi dan Umum (718.536.986,00)
Laba (Rugi) Proyek 3.815.381,00
Pendapatan (Biaya) Di luar Usaha :
- Jasa Giro 410.110,65
- Pendapatan Lain - lain 96.455.925,00
- Biaya Administrasi Bank (795.000,00)
- Biaya lain - lain (274.200,00)
PT. X
RINCIAN BIAYA OPERASIONAL
PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2006
(Dalam Rupiah)
- Biaya Gaji Karyawan & THR 399.170.860,00
- Biaya Astek 3.495.650,00
- Biaya Perangko, Materai, Ekspedisi 961.700,00
- Biaya Perlengkapan Kantor Kantor 19.157.150,00
- Biaya Perjalanan Dinas 25.119.750,00
- Biaya Telepon, Telex, Telegram 28.999.900,00
- Biaya Fotocopy dan Cuci Cetak 855.000,00
- Biaya Pemasaran 9.358.500,00
- Biaya Listrik Gudang 9.620.725,00
- Biaya Listrik Kantor 7.380.050,00
- Biaya Air 1.896.100,00
- Biaya Pemeliharaan Alat-Alat Kantor 3.176.000,00
- Biaya Pemeliharaan Kendaraan Kantor 7.285.200,00
- Biaya Pajak kendaraan 3.325.000,00
- Biaya Penyusutan Aktiva Tetap 378.750,00
- Biaya Sewa Kantor 27.000.000,00
- Biaya Asuransi 5.989.300,00
- Biaya PBB 1.922.080,00
- Biaya Uang Muka PPh 23 150.184.801,00
- Biaya PPh 21 3.744.200,00
- Biaya Denda PPh 21 653.789,00
- Biaya PPh 23 4.454.366,00
- Biaya Denda PPh 23 514.115,00
- Biaya Denda SPT Masa PPh 23 550.000,00
- Biaya PPh Final 2.700.000,00
- Biaya Denda PPh Final 594.000,00
- Biaya Denda SPT Masa PPh Final 50.000,00
Total Biaya 718.536.986,00
85
Universitas Kristen Petra