Anda di halaman 1dari 3

KLIPING

PAI-BP

GURU PAI-BP: ARIESI APRIYANTI, S.T

D
I
S
U
S
U
N

OLEH:
NAMA : NADA AL SAUQYA RASYID
KELAS :4D

SD NEGERI 35 PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
Umat Islam Dan Kristen Tunjukkan Toleransi di Hari Raya

Tahun ini hari raya umat Islam Maulid Nabi Muhammad dan umat Kristen Natal jatuh
hampir bersamaan yakni pada tanggal 24 Desember dan 25 Desember. Bagi sejumlah
pemuda di Cirebon momen ini digunakan untuk saling bantu membantu agar perayaan
kedua hari raya tersebut berjalan dengan lancar.
Sugianto, seorang anggota dari organisasi masyarakat bernama Pelita (Pemuda
Lintas Agama) mengatakan dirinya dan beberapa pemuda anggota lainnya membantu
perayaan Maulid Nabi di sebuah universitas di Cirebon, meski bukan penganut agama
Islam. "Dalam membantu itu kita menyiapkan segala sesuatunya, baik angkut-angkut kursi,
soundsystem (sistem suara), perlengkapan lain seperti dekorasi, lalu dalam hal ini juga kita
berbagi tugas soal parkiran," kata Sugianto.
Di lain pihak, pemuda yang beragama Islam juga membantu umat Kristen
mempersiapkan acara untuk Natal. "Udah dua hari ini bantu-bantu, nyiapin persiapan Natal.
Itu bentuk dari kegiatan sosial karena Pelita kan orientasinya menjaga kerukunan umat
beragama, di bidang sosialnya, bukan teologinya," ucap Haryono yang juga tergabung
dalam Pelita.

Gereja dan masjid berdampingan


Natal tahun ini juga kebetulan jatuh pada hari Jumat. Oleh karena itu, Gereja
Immanuel di Malang akan melakukan perayaan hari Natal pada pukul 08.00 - 10.30 WIB
untuk tidak mengganggu jalannya Salat Jumat.
Gereja tersebut berada dekat dengan sebuah masjid, yakni Masjid Agung Jami yang
juga mengadakan pengajian Maulid Nabi pada Kamis (24/12) malam, bertepatan dengan misa
malam Natal.
Pada Gambar diatas, terdapat Sejumlah pemuda dari organisasi pemuda lintas agama
menyiapkan perayaan Natal.

"Kemarin kami kordinasi, sifatnya sama-sama kita mengatur keamanan, sama-sama kita
mengatur parkir. Parkir kita kan bersama yah," kata Emmawati Baule, pendeta dan ketua di
GPIB Immanuel Malang.
Menurut KH Zainuddin A Muhith, ketua umum takmir Masjid Agung Jami Malang,
masjidnya dan Gereja Immanuel selama ini memang selalu saling toleransi dan bekerja sama.
"Misalnya, pihak-pihak gereja mengajak pada suatu saat di ulang tahunnya untuk kerja bakti
tentang keindahan kota, ngecat jalan, kami menyediakan tenaga, antara lain. Itu kan
menunjukkan kebersamaan kita," kata Zainuddin.

'Sudah seharusnya'
Sebenarnya sikap dan tindakan saling menghormati antar umat beragama di Indonesia
masih banyak lagi, namun hal tersebut jarang terdengar. Hal ini menurut Anick Hamim
Tohari, seorang aktivis pluralisme yang pernah bekerja di Jaringan Islam Liberal, disebabkan
oleh banyak hal. Beberapa di antaranya karena sifat mudah lupa dan acuh.
"Meskipun itu (sikap saling menghormati) itu tindakan yang wajar dan sudah seharusnya
dilakukan di Indonesia, tapi dalam kondisi di mana intoleransi meningkat tajam, kampanye
ini (saling menghormati) harus terus-menurus dilakukan," kata Anick.
Anick pun mengimbau agar semua pemeluk agama saling mendukung dan mencegah
adanya kasus-kasus intoleransi.

Anda mungkin juga menyukai