Anda di halaman 1dari 2

Pelaksanaan APP 2024 di Lingkungan St.

Katarina

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 29 Februari 2024, walaupun cuaca kurang
bersahabat, namun pertemuan ini dihadiri oleh 26 warga. Dalam pertemuan ini, sebelum dimulai
acara, pemandu menyampaikan tentang kerangka dasar dan tujuan dari pertemuan ini. Disampaikan
pula tentang esensi dari Surat Gembala Prapaskah Uskup keuskupan sufragan Bogor tahun 2024,
Mgr. Paskalis Bruno Syukur yang berjudul “Membangun Indonesia Baru Bersama Yesus Yang
Tersalib” yang menekankan adanya tiga poros dalam segala kegiatan yaitu: poros rohani, poros
sosial politik kemasyarakatan, poros pembangunan berkelanjutan. Berdasarkan arahan tersebut
maka dalam setiap kegiatan perlu adanya upaya memperbaharui kerohanian, menciptakan suasana
shalom sejahtera, memberdayakan anak-anak dan remaja, serta memberdayakan umat yang
menjalankan UMKM.

Tema Aksi Puasa Pembangunan (APP) 2024 adalah “Bersatu Memberdayakan Umat dalam
Menyongsong Kedatangan Tuhan”, yang akan dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan. Pertemuan
pertama mengambil sub tema tentang Mgr. Geise yang Memberdayakan. Tujuan dari pertemuan ini
adalah agar umat dapat mengenal sesanti Mgr. Geise “In Occursum Domini” (Menyongsong
Kedatangan Tuhan) dan mencermati unsur-unsur pemberdayaan yang telah dilakukannya agar dapat
menjadi sumber inspirasi dalam pemberdayaan umat.

Pertemuan dilaksanakan sesuai dengan urutan seperti yang ada dalam lembar pertemuan
dengan mendengarkan kisah kehidupan Mgr. Geise. Kisah kehidupan dibacakan oleh pemandu dan
peserta mendengarkan dengan seksama. Intinya adalah Mgr. Geise ini sebagai Uskup pertama Bogor
menyadari bahwa sebagai batu pondasi sekaligus pembuka jalan bagi keuskupan dalam
menyongsong kedatangan Tuhan, melalui karya pendidikan, melalui pendirian Unika Parahiyangan,
Sekolah Mardi Yuana, memberdayakan umat atau kaum lemah dengan mendirikan Panti Asuhan
Santo Yusuf Sindanglaya, memberdayakan imam lokal untuk menjadi gembala di Keuskupan Bogor
dengan menggagas berdirinya Seminari Tinggi Petrus-Paulus di Bandung pada tahun 1969 yang
hasilnya adalah salah satu imamnya pernah berkarya di paroki St. Thomas.

Bacaan Kitab Suci yang diambil dari Matius 3:1-11, ayat yang relevan dengan topik
pertemuan adalah “Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan Nabi Yesaya ketika ia berkata, “Ada
suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan
raya bagi-Nya”. Ini sesuai dengan lambang penggembalaan beliau melalui sesanti In Occursum
Domini /Menyongsong kedatangan Tuhan yaitu bahwa Mgr. Geise mempersiapkan jalan bagi
penerusnya untuk selalu memberdayakan umat atau Gerejanya.

Dalam dialog interaktif atau sharing mengenai kisah kehidupan, peserta membagikan
pengalamannya sebagai alumni ketika dididik di Sekolah Mardi Yuana dan Panti Asuhan Santo Yusuf
Sindanglaya. Disampaikan bahwa sejak awal sekolah ini menerima siswa dengan tidak memandang
agamanya apa (inklusif), hal ini memberikan dampak yang sangat dirasakan bagi peningkatan
kemampuan warga disekitar khususnya bagi warga yang tidak mampu secara ekonomi. Bahkan oleh
peserta disampaikan bahwa ketika pada awalnya dalam kondisi sulit untuk makan, para siswa di
panti asuhan mereka diberi makan “bulgur”. Disampaikan pula bahwa hubungan antara pengasuh
dengan siswa di sekolah sangat baik dan penuh kasih, diceritakan pula bahkan siswanya kadang
membantu “memotong kuku” para pengasuhnya.

Berbagi pengalaman selanjutnya adalah tentang peserta yang “menitipkan” anaknya di panti
asuhan Sindanglaya pada era akhir-akhir ini. Disampaikan bahwa kisahnya berawal ketika
mendengar pengumuman di gereja akan adanya penerimaan siswa di Sindanglaya dan mengajak
anaknya berkunjung ke panti asuhan dan ternyata anaknya mau belajar di sana. Disampaikan bahwa
ternyata yang menitipkan anaknya di panti asuhan itu bukan hanya dari kalangan orang yang tidak
punya namun juga ada dari kalangan yang mampu. Alasannya bermacam-macam mulai dari
kesibukannya sehingga tidak memungkinkan menyekolahkan di sekolah umum, menghindari
dampak buruk dari sekolah umum seperti tawuran, dan hal-hal lain terkait dengan pengawasan
anaknya. Disampaikan bahwa kondisi di panti asuhan sepertinya sama dengan sekolah-sekolah yang
berasrama, peserta menyampaikan bahwa ketika anaknya bersekolah disitu ada 84 orang anak yang
tidurnya dalam satu ruangan dengan tempat tidur susun. Ada cerita bahwa karena adanya “tindakan
disiplin” dari panti asuhan kadang-kadang anak dan orang tua perlu “sedikit menyiasati” agar jangan
sampai terjadi permasalahan, seperti misalnya kehilangan sepatu atau barang lain seperti kaos kaki.
Intinya adalah keberadaan panti asuhan ini sangat membantu memberdayakan sumber daya
manusia untuk menjadi orang yang lebih baik.

Sharing ternyata berkembang bukan hanya yang terkait dengan sekolah Mardi Yuana dan
Panti Asuhan Sindanglaya namun kearah pendidikan secara umum dan kebijakan masing-masing
pimpinan gereja yang berbeda-beda. Kebijakan pimpinan gereja yang berbeda-beda ini memang
sesuai dengan misi dari pimpinan seperti misalnya Paus dengan devosi-devosi tertentu (misalnya
devosi Maria Pengurai Simpul Masalah), pastur dengan ordo tertentu dengan ciri tertentu yang akan
berpengaruh kepada kegiatan umatnya. Misi dan ciri tertentu ini sebenarnya tujuan akhirnya adalah
membentuk orang katolik yang berkualitas dan kompeten sesuai dengan talentanya.

Disampaikan pula bahwa kesimpulan dari pendidikan katolik ini kesannya adalah “mahal”,
dan “disiplin yang tinggi”. Disiplin yang tinggi inilah yang menjadi daya tarik bagi orang untuk
menyekolahkan di pendidikan katolik, untuk biaya yang mahal biasanya karena orang tua tidak
mempersiapkan sebelumnya, ada juga “subsidi silang” bagi siswanya, bahkan ada yang gratis di
sekolah katolik. Disampaikan pula bahwa memang pendidikan katolik ini memberikan warna yang
berbeda seperti disampaikan oleh salah satu peserta yang menyampaikan bahwa ketika anaknya
bisa kuliah di universitas negeri ternyata ada kesan yang berbeda dari bagaimana anak-anak yang
ketika SMA dibesarkan dalam lingkungan katolik dengan yang di sekolah negeri.

Anda mungkin juga menyukai