Anda di halaman 1dari 5

TATA CARA MAKAN ALA ITALIA

(Sopan Santun di Meja Makan)


Makan di restaurant sungguh menyenangkan apalagi makanannya enak dan lezat.
Namun bisa jadi sebaliknya, jika anda pertama kali makan di restaurant dengan meja makan
penuh sendok dan garpu berbagai jenis dan ukuran, piring dan mangkuk yang telah ditata
oleh pramusaji membuat gemetar dan bingung yang mana diambil pertama dan untuk makan
makanan.
Aturan-aturan pokok tata cara di meja makan ini terdiri atas 3 yang utama yakni,
pertama sebelum makan, kedua tata cara menggunakan perlengkapan makan, dan yang ketiga
saat makan sedang berlangsung.
Sebelum Makan
  Pastikan
tempat dan jenis undangan makan yang akan Anda datangi, hal ini untuk
menyesuaikan busana yang hendak Anda kenakan. Apakah sifatnya formal, ataupun santai
dengan busana casual. Meskipun Anda penggemar berat asesori berupa topi, hindarkan
penggunaan topi ini selama makan siang ataupun malam yang resmi.
  Tanyakan kepada tuan rumah maupun pengundang tentang posisi tempat duduk Anda, apakah
bebas, ataukah ditentukan. Ketika Anda sudah duduk, dan ada tamu lain yang datang maka
Anda cukup mengangguk memberi hormat, siapapun tamunya, apakah itu pria maupun
wanita. Sementara untuk tata cara Amerika, para pria harus berdiri apabila ada tamu wanita
yang hadir ataupun meninggalkan meja makan.
  Doa maupun sepatah sambutan dan ucapan dari pihak pengundang biasanya dilakukan sebelum
acara makan dimulai. Toast pun tak jarang dijadikan awal pembuka acara makan.
  Tidak memulai makan sampai semua tamu hadir, dan makanan tersaji lengkap di depan
masing-masing tamu, dan mereka sudah mengambil makanan di atas piring masing-masing.
Atau juga sebelum tuan rumah mempersilakan. Aturan Amerika lebih ketat, semua akan
mengambil sendok dan garpunya apabila tuan rumah sudah melakukannya terlebih
dahulu.Selalu letakkan serbet kain yang tersedua di pangkuan Anda, jangan tempatkan di
dada Anda.
Penggunaan Peralatan Makan
  Satu set peralatan makan berupa garpu, sendok, pisau biasanya tersedia di masing-masing
hadapan Anda. Bentuk dan ukurannya beragam, dibedakan atas jenis makanannya, apakah itu
untuk hidangan pembuka (appetizer), hidangan utama (main course) ataupun untuk hidangan
penutup (dessert).
  Tidakperlu cemas untuk salah penggunaan, karena biasanya untuk hidangan pembuka dan
penutup, perlengkapannya lebih kecil dari hidangan utama. Yang terkecil ukuran sendok,
pisau dan garpunya adalah untuk hidangan penutup.
  Beberapa tuan rumah maupun rumah makan biasanya menyusun peralatan makan ini dengan
cara meletakkan peralatan terluar untuk hidangan pembuka, lalu hidangan pembukanya
dengan peralatan di bagian susunan tengah, dan bagian terdalam sisi kanan dan kiri piring
Anda adalah alat untuk menikmati hidangan penutup. Sementara apabila di restoran tertentu,
peralatan yang diletakkan di meja hanya untuk hidangan utama, sementara peralatan untuk
hidangan pembuka dan penutup akan disajikan bersamaan dengan penyajian hidangannya.
  Demikian juga untuk gelas yang tersedia di depan Anda, apabila tersedia lebih dari satu, maka
kemungkinan besar salah satunya adalah gelas untuk wine. Apabila wine disajikan oleh
pramusaji, maka Anda cukup mengatakan pada pramusaji apabila Anda ingin meminumnya,
dan pramusaji akan langsung menuangkannya pada gelas wine yang tersedia. Biasanya gelas
wine paling dekat dengan piring Anda, dan gelas air putih berada di sebelah
kirinya.Sementara untuk cangkir kopi maupun teh berada di sebelah kanan perlengkapan
makan yang sudah disetting.
Selama Makan
  Jika hidangan tersaji di depan meja dan Anda harus bergantian mengambilnya, maka pastikan
Anda tidak menumpuk semua makanan dalam satu waktu.
  Sementara apabila dihidangkan satu persatu, maka pastikan juga Anda memberikan informasi
yang jelas atas hidangan yang ditawarkan. Jika Anda berkenan Anda bisa mengatakan ”Yes,
please” (Ya, silakan) dan pramusaji akan meletakannya di piring Anda, atau “No, thank you”
(Tidak, terimakasih), maka makanan itu tidak akan ditempatkan di piring Anda. Jangan
asumsikan jawaban Anda dengan menggangguk atau menggeleng, karena pramusaji bisa
salah menterjemahkannya.
  Cicipmakanan terlebih dahulu sebelum menambahkan garam ataupun merica ke makanan
Anda. Jika ada tamu lain di sebelah Anda meminta tolong untuk mengulurkan garam atau
lada, maka pastikan 1 set bumbu ini (keduanya) Anda ambilkan. Biarkan tamu tersebut
memilih sendiri bumbu tambahannya, dan Anda tidak perlu menerka-nerka yang mana botol
garam, dan mana pula yang lada.
  Menikmati sup dan makanan lain hendaknya jangan sampai berbunyi mengecap ataupun suara
menyeruput keras dari mulut Anda. Meskipun di beberapa negara lain mengeluarkan bunyi-
bunyian dari mulut saat makan di anggap sebagai bagian dari penghormatan.
  Sampaikan kata “Excuse me,” (Permisi), ketika Anda meninggalkan meja untuk menuju
restroom sejenak.
  Jangan menggunakan handphone Anda untuk bertelepon ria atau ber-sms, selama acara makan
berlangsung. Apabila mendadak ada panggilan penting, maka Anda harus undur sejenak dari
meja makan tersebut.
  Biladi Amerika akhir makan ditandai dengan meletakkan peralatan makan di samping kanan
piring dengan cara menelungkupkannya, maka di Indonesia, Anda tetap bisa meletakkan di
atas piring Anda, dan memberitahukan pramusaji untuk membereskan dan mengambil piring
dan peralatan tersebut.

Apabila ada roti yang dihidangkan maka:


 Ambil sebungkus mentega yang tersedia di dalam butter bowl di hadapan anda. Lalu buka
bungkusnya dan letakkan do atas piring di sebelah kiri anda.
 Peganglah roti dengan tangan dan potong serta oleskan mentega dengan pisau mentega
(butter knife). Makanlah roti tersebut dengan mengunakan tangan (bukan pisau atau garfu).
 Roti hanya dipotong saat hendak dimakan saja, hindari (karena kurang etis) memotong roti
tersebut menjadi kecil-kecil kemudian diletakkan kembali di piring roti, diolesi mentega satu
per satu baru dimakan.
 Roti dapat dimakan baik sebelum hidangan disajikan maupun selama proses makan sedang
berlangsung.
Mengunakan peralatan saat menikmati Appetizer (makanan pembuka):
 Cara memegang sendok teh (tea spoon) dan garpu (oyster fork) seperti memegang pulpen
untuk menulis.
 Makanan ditusuk menggunakan garpu dengan tangan kanan, kemudian masukkan ke mulut
anda dalam posisi tertelntang.
 Makanan yang kental –cair disendok dengan tea spoon dan dimasukkan ke mulut. Apabila
hidangannya terlalu cair maka penyendokannya dilakukan ke arah luar untuk menghindari jik
terjadi tumpahan makanan tersebut tidak akan mengenakan pakaian anda.
 Apabila anda telah selesai menikmati Apetizer (makanan pembuka), letakkan garpu dan
sendok diatas piring tatakan dalam posisi telentang sejajar dengan tepi meja makan atau di
tepi kanan dengan posisi seakan tegak luruh engan tepi meja makan.

Mengunakan peralatan saat menikmati Soup:


 Cara memegang sendok soup seperti memegag pulpen pada waktu menulis.
 Cara menyendok soup adalah ke arah luar untuk menghindari percikan atau tumpahannya
mengotori pakaian anda. Kemudian masukkan perlahan-lahan sendok soup ke mulut anda
dari arah samping kiri sendok, bukan dari arah depan.
 Apabila soup yang dihidangkan masih terlalu panas, sabarlah menunggu sebentar. Jangan
meniup-niup soup tadi dihadapan para tamu karena sikap tersebut kurang etis.
 Setelah selesai menikmati soup, sendok diletakkan di sebelah kanan piring tatakan mangkok
soup dengan posisi tegak lurus dengan tepi meja makan atau diatas piring tadi pada bagian
bawah sejajar dengan tepi meja makan dengan tangkai sendok berada di sebelah kanan.
Menikmati Hidangan Utama (Main Course):
 Pada waktu akan menikmati main course, posisi duduk harus tetap tegak, kedua siku tangan
dirapatkan ke tubuh agar tidak mengganggu tamu di kiri kanan anda.
 Selama menunggu makanan yang belum tersaji secara lengkap, kedua tangan sebaiknya tidak
bertumpu atau dilipat diatas meja makan.
 Tunggulah sejenak, jangan memulai makan sebelum tamu lainnya yang duduk semeja dengan
anda mendapatkan hidangan juga.
 Tunjukkan sikap bahwa anda menyenangi hidangan yang disajikan di hadapan anda, namun
jangan juga tampak terlalu semanggat menyantapnya.
 Mulailah memotong makanan yang paling dekat dengan tubuh anda. Jangan sekali-kali
memotong makanan mulai dengan yang paling jauh karena tidak etis, seakan khawatir
makanan tersebut akan diminta oleh orang yang ada di hadapan anda.
 Apabila hidangan utama yang disajikan tidak anda sukai atau anda pantangi, waktu
dihidangkan jangan menolaknya, namun anda juga tidak dipaksa untuk menyantapnya.
Diwaktu tamu lain menikmati makanan tersebut, anda potong kecil-kecil hidangan tadi
seakan hidangan tersebut anda nikmati kemudian kumpulkan lagi di tengah-tengah piring
makan.
 Apabila setelah selesai makan di piring anda masih tersisa makanan, kumpulkanlah sisa-sisa
makanan tersebut dengan pisau dan garpu di tengah-tengah piring anda. Karena tidak etis,
jangan mengaduk-aduk sisa makanan tersebut.
 Apabila anda belum selesai makan dan bermaksud hendak minum, bersihkanlah terdahulu
bibir anda dengan guest napkin (serbet) agar gelas tidak terkena minyak atau sisa makanan
yang menempel di bibir anda.
 Setelah selesai menikmati semua hidangan main course, letakkan pisau dan garpu (cutlery)
sesuai dengan tata cara yang telah disampaikan sebelumnya.
Menggunakan peralatan saat menikmati Desert:
 Cara memegang desert spoon untuk menyantap hidangan yang berjenis krim adalah seperti
memegang pensil disaat menulis.
 Tea spoon untuk menyantap hidangan fruits, seperti fruid salad; fruit knipe / fork atau desert
knife / fork untuk menyantap buah-buahan yang masih utuh cara memegangnya seperti
memegang raket tennis, dengan pisau di tangan kanan dan garpu di tangan kiri. Apabila
selesai menikmati dessert, letakkan peralatan tadi seperti tata cara yang disampaikan
sebelumnya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


 Pada saat anda menikmati makanan, usahakan tidak menimbulkan bunyi baik dari cutlery
maupun piring makan dan waktu menguyah makanan.
 Jangan mengunakan peralatan makan sebagai penunjuk arah.
 Apabila ada makanan yang terselip di sela-sela gigi anda, pergunakan tusuk gigi untuk
mengeluarkannya. Jangan mengunakan jari dan kuku anda.
 Jika ingin bersin, tutuplah mulut anda dengan guest napkin.
Acara makan merupakan hal terpenting dalam hidup. Dan, orang di seluruh dunia
memiliki cara makan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, cara makan orang Italia. Biasanya,
orang Italia menghabiskan waktu sampai berjam-jam dalam sebuah acara makan.
Hidangan tradisional Italia terdiri dari empat jenis, yaitu Primo, Secondo, Contorno dan
Digestivo.  Primo berarti adalah makanan yang dihidangkan bersama makanan lain, Secondo
berarti makanan utama, Contorno berarti makanan tambahan, dan Digestivo berarti makanan
penutup atau dessert.  Melihat keempat jenis tersebut, wajar saja jika orang Italia menghabiskan
banyak waktu di meja makan.  Bahkan dalam situasi formal, seperti misalnya pesta pernikahan
dan natal, hidangan yang disajikan bisa menjadi Sembilan jenis. Atau sama saja dengan sembilan
tahapan.

Di Italia, ternyata sesi 'makan besar' atau jamuan makan punya peraturan dan tata
cara. Dipercaya, dahulu tata cara tersebut bermula dari kalangan mafia. Mereka
menggunakannya saat menjamu orang-orang penting atau rekan bisnis. Semakin lama,
kebudayaan itu semakin menyebar dan digunakan oleh para kalangan elit dalam sebuah
penjamuan. Berikut ini struktur makan ala Italia:

1.      Aperitivo atau minuman beralkohol


Layaknya appetizer, minuman beralkohol atau non alkohol menjadi sajian pembuka sebelum
menyantap hidangan selanjutnya atau utama. Biasanya aperitivo ini berupa wine, champagne,
atau sparkling yang diminum sambil berdiri.

2.      Spuntino atau camilan


Sajian pembuka setelah menikmati aperitivo ini merupakan makanan kecil atau biasa disebut
camilan dalam bentuk potongan kecil, sebelum melanjutkan sesi makan berikutnya. Cemilan
itu biasanya berbentuk cracker, potongan keju, quiche, dan sebagainya yang tergolong
makanan ringan dengan porsi yang kecil.
3.      Antipasto atau hidangan pembuka
Setelah melewati dua tahap sajian yakni spuntino dan aperitivo, baru bisa dilanjutkan dengan
antipasto atau hidangan pembuka yang sedikit lebih berat daripada camilan, namun lebih
ringan dibandingkan hidangan selanjutnya. Antipasto ini biasanya berupa salami, aneka keju
seperti mozarella, panini, bruschetta, atau udang rebus yang disajikan bersama saus.

4.      Primo atau hidangan pertama


Hidangan primo ini merupakan makanan panas dan lebih berat dari antipasto, yang tentunya
lebih ringan dari hidangan selanjutnya. Biasanya hidangan ini disajikan dari berbagai jenis
pasta, soup, risotto atau nasi berbumbu, crepes, pizza, casserole, dan sejenisnya.

5.      Secondo atau hidangan kedua


Makan kedua ini merupakan bagian utama dalam sajian menu Italia atau main course. Bahan
secondo pada umumnya berasal dari aneka daging dan seafood. Termasuk kalkun, sosis,
steak, dan berbagai makanan berat lainnya.

6.      Contorno atau hidangan kontur


Hidangan kontur ini disajikan hampir bersamaan dengan penyajian secondo. Namun sajian
ini disantap setelah menikmati hidangan secondo. Cotoh dari kontur ini adalah salad dari
jenis sayuran yang direbus, lembaran ham dan lainnya.

7.      Dolce atau hidangan manis


Dolce ini merupakan hidangan penutup sebelum menyantap sajian berikutnya. Biasanya yang
sering dihidangkan adalah tiramisu dan panna cotta, atau es krim, juga gelato.

8.      Formaggio e frutta atau buah dengan kenari


Sajian ini dihidangkan usai menikmati dolce dan termasuk dalam tahapan makan buah
sebagai pencuci mulut. Buah yang digunakan bisa segala macam buah dan dilengkapi dengan
kacang-kacangan atau beberapa keju.

9.      Digestivo atau hidangan pencernaan


Digestivo ini sebagai penutup dari sesi menikmati hidangan makan yang lengkap. Maksud
dari hidangan ini adalah makanan yang disajikan untuk membantu proses kelancaran
pencernaan. Contonya Limoncello atau lemon liqueur, minuman buah atau herbal, atau
cocktail.

10.  Caffè atau minuman kopi


Minuman ini disajikan pada tahap paling akhir pada sesi rangkaian menikmati makan secara
formal atau makan besar. Biasanya kopi yang disajikan adalah kopi yang berat seperti
espresso.

Anda mungkin juga menyukai