Anda di halaman 1dari 2

a.

Pengertian pengembangan kurikulum

Pengembangan kurikulum oleh Oemar Hamalik (2008), didefinisikan sebagai


perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membawa
siswa ke arah perubahan-perubahan yang diinginkan dan menilai sampai di
mana perubahan perubahan itu telah terjadi pada diri siswa.

Sedangkan Dakir (2010) menjelaskan bahwa pengembangan kurikulum ialah


proses mengarahkan kurikulum sekarang ke tujuan pendidikan yang diharapkan
karena adanya berbagai pengaruh yangsifatnya positif yang datangnya dari luar
atau dari dalam sendiri, dengan harapan agar peserta didik dapat menghadapi masa
depannya dengan baik.

Istilah pengembangan kurikulum sebagaimana disebut di atas mencakup dimensi


yang luas. Pengembangan kurikulum merupakan istilah yang komprehensif, yang
meliputi perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Perencanaan kurikulum yaitu
langkah terdepan dalam membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum
membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan rencana yang
akan dipakai oleh guru dan siswa. Pada dasarnya pengembangan kurikulum adalah
proses memaksimalkan pelaksanaan kurikulum dalam mencapai tujuan pembelajaran
yang ditetapkan sebagaimana dalam kurikulm yang ditetapkan pemerintah setelah
dilaksanakan dalam waktu tertentu.

b. Prinsip efektifitas.

Mengembangkan kurikulum pendidikan perlu mempertimbangkan prinsip


efektivitas, yang dimaksud dengan efektivitas di sini adalah sejauh mana
rencana program pembelajaran dicapai atau diimplementasikan. Dalam prinsip ini
ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu: efektivitas mengajar guru dan
efektivitas belajar siswa (Soetopo & Soemanto, 1986). Dalam aspek mengajar
guru, jika masih kurang efektif dalam mengajar bahan ajar atau program, maka
itu menjadi bahan dalam mengembangkan kurikulum di masa depan, yaitu
dengan mengadakan pelatihan, workshop dan lain-lain. dalam hal ini dapat
dilihat bahwa efektivitas mengajar guru berkaitan langsung dengan efektivitas
pembelajaran yang dilakukan. Miarso(2004) mengatakan bahwa efektivitas
pembelajaran merupakan salah satu standart mutu pendidikan dan sering kali
diukur dengan tercapainya tujuan, atau dapat juga diartikan sebagai ketepatan
dalam mengelola suatu situasi, ”doing the right things”.Menurut Supardi
(2013) pembelajaran efektif adalah kombinasi yang tersusun meliputi
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur diarahkan untuk mengubah
perilaku siswa ke arah yang positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan
perbedaan yang dimiliki siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan. Hamalik (2001) menyatakan bahwa pembelajaran yang
efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri
atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar. Penyediaan
kesempatan belajar sendiri dan beraktivitas seluas-luasnya diharapkan dapat
membantu siswa dalam memahami konsep yang sedang di pelajari.

Sedangkan pada aspek efektivitas belajar siswa, perlu dikembangkan kurikulum


yang terkait dengan metodologi pembelajaran sehingga apa yang sudah
direncanakan dapat tercapai dengan metode yang relevan dengan materi
atau materi pembelajaran.

Prinsip efektivitas merujuk pada pengertian kurikulum itu selalu berorientasi pada
tujuan tertentu yang ingin dicapai. Walaupun kurikulum tersebut harus murah dan
sederhana tetapi keberhasilan pencapaian tujuan tetap harus diperhatikan.
Keberhasilan pelaksanaan kurikulum ini baik secara kuantitas maupun kualitas.
Pengembangan suatu kurikulum tidak dapat dilepaskan dan merupakan penjabaran
dari perencanaan pendidikan. Perencanaan dibidang pendidikan juga merupakan
bagian yang dijabarkan dari kebijakan-kebijakan pemerintah dibidang pendidikan.
Keberhasilan kurikulum akan mempengaruhi keberhasilan pendidikan.Prinsip
efektivitas mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan
tanpa adanya kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas. Oleh
karena itu, tujuan yang ingin dicapai dari pengembangan kurikulum harus jelas.
Kejelasan tujuan akan mengarahkan pada pemilihan dan penentuan isi, metode dan
sistem evaluasi serta model kurikulum apa yang akan digunakan serta akan
mempermudah dalam implementasi kurikulum itu sendiri.

Implementasi penerapan prinsip efektivitas ini sebagai berikut: apabila guru


menetapkan dalam satu semester harus menyelesaikan sepuluh program
pembelajaran sesuai dengan pedoman kurikulum, ternyata dalam jangka waktu
tersebut hanya dapat menyelesaikan enam program saja, berarti dapat dikatakan
bahwa pelaksanaan program itu tidak efektif. Contoh lainnya: apabila ditetapkan
dalam satu semester siswa harus dapat mencapai sejumlah tujuan pembelajaran,
ternyata hanya sebagian saja dapat dicapai siswa, maka dapat dikatakan bahwa,
proses pembelajaran siswa tidak efektif.

Prinsip efektifitas pada pengembangan kurikulum merupakan prinsip yang


menekankan bahwa tujuan dari sutu kurikulum harus tercapai dengan cara yang
paling sederhana dan cepat namun tujuan tercapai dengan mutu yang baik.

Referensi
Dakir. (2010). Perencanaan dan pengembangan kurikulum. Jakarta: bumi aksara
Hamalik, O. (2008). Managemen pengembangan kurikulum. Bandung: remaja
rosdakarya.
Soetopo, H. & Soemanto. (1986). Pembinaan dan pengembangan kurikulum sebagai
subtansi problem administrasi pendidikan. jakarta: bina aksara

Anda mungkin juga menyukai