Anda di halaman 1dari 2

Busur refleks adalah involuntary pathway di mana stimulus ke tendon

memunculkan respons otot. Refleks yang melibatkan tendon merupakan refleks


monosinaptik karena hanya dua neuron yang terlibat; neuron sensorik dan
motorik, dengan sinaps tunggal di antaranya. Neuron sensorik menyediakan
komponen aferen dan terdiri dari badan sel yang terletak di dorsal root ganglion
dan menginervasi otot atau organ tendon golgi yang berhubungan dengan otot.
Neuron motorik menyediakan komponen eferen dan terdiri dari motoneuron alfa
yang terletak di tanduk anterior. Dalam fungsi normal, korteks serebral
mengirimkan impuls penghambatan ke sumsum tulang belakang untuk meredam
refleks (Sherwood et al., 2015).
Peregangan merangsang gelendong otot, yang mengaktifkan serat-serat la
yang kemudian merangsang neuron motorik. Peregangan juga merangsang organ
tendon Golgi, yang mengaktifkan serat Ib untuk kemudian merangsang
antarneuron yang mengeluarkan mediator inhibitorik glisin. Pada peregangan
yang kuat, hiperpolarisasi yang terjadi di neuron motorik sedemikian besar
sehingga neuron tersebut berhenti mengeluarkan impuls. Gelendong otot, yang
tersebar di seluruh bagian daging otot rangka, terdiri dari kumpulan serat otot
khusus yang dikenal sebagai serat intrafusal, yang terletak di dalam kapsul
jaringan ikat berbentuk gelendong yang sejajar dengan serat ekstrafusal. Jika
sebuah otot utuh diregangkan secara pasif, serat-serat intrafusal gelendong ototnya
juga teregang sehingga terjadi peningkatan frekuensi lepas muatan di serat saraf
aferen yang ujung-ujung sensoriknya berakhir di serat gelendong yang teregang.
Neuron aferen secara langsung bersinaps dengan neuron motorik alfa yang
menyarafi serat ekstrafusal otot yang sama sehingga terjadi kontraksi otot
tersebut. Refleks regang monosinaptik ini berfungsi sebagai mekanisme umpan-
balik negatif lokal untuk menginderai setiap perubahan panjang otot ketika ada
beban tambahan.
Ketukan pada tendon dengan palu karet akan secara pasif meregangkan
otot bicep dan tricep, mengaktitkan reseptor-reseptor gelendongnya. Refleks
regang yang terpicu menimbulkan kontraksi otot trisep dan bisep. Hal ini juga
menunjukkan keseimbangan masukan eksitatorik dan inhibitorik ke neuron-
neuron motorik dari pusat-pusat di otak yang lebih tinggi. Kedutan otot juga
rnungkin lenyap atau berkurang akibat hilangnya masukan eksitatorik dari pusat
yang lebih tinggi, atau mungkin rnenjadi berlebihan karena hilangnya masukan
inhibitorik ke neuron motorik dari pusat-pusat otak yang lebih tinggi (Sherwood et
al., 2015; Ganong et al., 2019).
Refleks bisep merupakan refleks yang diakibatkan oleh motorik tendon
biseps yang diberikan ketukan atau rangsangan Refleks ini memiliki myotome
pada saraf spinalis cranial ke-5 dan ke-6. Saraf perifer dari refleks bisep adalah
saraf muskulokutaneus, dengan efektornya berupa tendon bisep itu sendiri (Lin-
Wei et al., 2021).
Refleks trisep merupakan refleks yang diakibatkan oleh di atas insersinya
pada prosesus olekranon ulna yang diberikan ketukan atau rangsangan Refleks ini
memiliki myotome pada saraf spinalis cranial ke-7 dan ke-8. Saraf perifer dari
refleks bisep adalah saraf radialis, dengan efektornya berupa tendon trisep itu
sendiri (Lin-Wei et al., 2021).

DAFTAR PUSTAKA
Barrett, K., Barman, S., Yuan, J., & Brooks, H. (2019). Ganong's Review
of Medical Physiology (26th ed.). New York, N.Y.: McGraw-Hill
Education LLC.
Lin-Wei, O., Xian, L. L. S., Shen, V. T. W., Chuan, C. Y., Halim, S. A.,
Ghani, A. R. I., ... & Abdullah, J. M. (2021). Deep tendon reflex: The
tools and techniques. What surgical neurology residents should know.
The Malaysian Journal of Medical Sciences: MJMS, 28(2), 48.
Sherwood, L. (2015). Human physiology: from cells to systems. Cengage
learning.

Anda mungkin juga menyukai