Anda di halaman 1dari 35

PROSEDUR KLAIM JAMINAN HARI TUA (JHT)

MELALUI APLIKASI JAMSOSTEK MOBILE (JMO)


PADA BPJS KETENAGAKERJAAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK


(LKP)

Oleh:
HABIBI RAMADHANA

NISN :
0052883812

BANDA ACEH
2022

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan Laporan Kerja Praktek dengan tepat waktu sesuai dengan waktu yang

telah ditentukan. Laporan Kerja Praktek ini diharapkan dapat menjadi acuan

penilaian terhadap hasil kerja penulis selama melaksanakan Praktek Kerja

Lapangan yang merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan untuk

memenuhi syarat sah kelulusan SMK N 2 banda aceh.Penyelesaian laporan Kerja

Praktek terlaksana dengan lancar atas bantuan serta bimbingan dari berbagai

pihak, oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Allah SWT, karena atas izin dan pertolongan-Nya penulis dapat

menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini.

2. Nabi Muhammad SAW, yang selalu mengasihi umatnya.

3. Kepada teman teman yang selalu mendukung penulis dalam hal

apapun serta seluruh keluarga besar penulis yang telah memberikan

semangat dan dukungan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

tugas akhir ini, terima kasih atas doa-doanya.

4. Bapak nasrun, S.Pd sebagai guru pembimbing sekaligus kepala

jurusan di smk 2 banda aceh

5. Berbagai pihak yang telah mendukung penulis dari awal hingga

sampai selesainya LKP ini.

Dalam penulisan Laporan ini penulis menyadari belum sepenuhnya

sempurna dalam menulis laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan ini

memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Banda Aceh, 18 Juli 2022


Penulis

HABIBI RAMADHANA
BAB I

PENDAHULUAN

3.1.1 Latar Belakang

Jaminan Sosial merupakan salah satu bentuk perlindungan sosial untuk

menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang

layak. Salah satu program yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk membantu

masyarakat dalam memenuhi kebutuhan kehidupannya dan menanggulangi setiap

risiko kehidupan masyarakat adalah jaminan sosial. Sesuai dengan Undang-

Undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial,

jaminan sosial merupakan program negara yang bertujuan untuk memberikan

kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat, serta untuk

mewujudkan tujuan sistem jaminan sosial nasional perlu dibentuk badan

penyelenggara yang berbentuk badan hukum.

BPJS Ketenagakerjaan merupakan perusahaan BUMN (Badan Usaha

Milik Negara) yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi

risiko sosial ekonomi tertentu dengan penyelenggaraannya menggunakan

mekanisme asuransi sosial. Berdasakan Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

menyelenggarakan 4 program jaminan yakni Program Jaminan Kecelakaan Kerja

(JKK), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Pensiun (JPN), dan Jaminan Kematian

(JKM). Dari keempat program yang diselenggarakan BPJS Ketenagakerjaan.


Jaminan Hari Tua (JHT) adalah program yang paling sering diambil

manfaatnya, kurang lebih 100 pemohon per satu harinya. Menurut Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 tentang Penyelenggara

Program Jaminan Hari Tua, Jaminan Hari Tua (JHT) adalah program

penghimpunan dana yang ditujukan sebagai simpanan yang dapat dipergunakan

peserta, terutama apabila penghasilan yang bersangkutan terhenti karena berbagai

sebab. Pembayaran JHT dapat diambil sekaligus apabila peserta mengalami cacat

total tetap, telah memasuki masa pensiun, meninggal dunia atau berhenti bekerja

karena PHK, mengundurkan diri, atau meninggalkan Indonesia untuk selama-

lamanya. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem

Jaminan Sosial Nasional, yang mana setiap pemberi kerja wajib mendaftarkan

pekerjanya sebagai peserta BPJS sesuai jaminan sosial yang diikuti. Jika dilihat

dari intensitas jumlah peserta yang sangat banyak, pelayanan pencairan klaim

membutuhkan waktu beberapa hari sampai saldo masuk ke rekening masing-

masing pemohon. Klaim adalah suatu permintaan salah satu dari dua pihak yang

mempunyai ikatan, agar haknya terpenuhi. Pada dasarnya terdapat empat tahap

pencairan klaim JHT di BPJS Ketenagakerjaan, yaitu validasi berkas di Customer

Service Officer (CSO), validasi penetapan oleh penata madya pelayanan, cetak

voucher di bidang keuangan, dan transfer saldo klaim oleh bank, dengan estimasi

waktu 3-5 hari kerja, dengan cara tersebut dapat dilihat bahwa proses pencairan

klaim JHT memerlukan waktu berhari hari. Maka dari itu pada saat ini proses

klaim JHT dapat lebih mudah dan praktis dilakukan melalui aplikasi Jamsostek

Mobile (JMO)
Sebelum melakukan proses klaim Jaminan Hari Tua (JHT), pemohon

haruslah mengetahui bagaimana tata cara prosedur memperoleh jaminan ini

melalui aplikasi JMO. Maka dari itu penulis tertarik menulis Laporan Kerja

Praktek dengan judul “Prosedur Klaim Jaminan Hari Tua (JHT) Melalui Aplikasi

Jamsostek Mobile (JMO) Pada BPJS Ketenagakerjaan”.


3.1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat

diidentifikasi rumusan masalah yaitu: Bagaimanakah Prosedur Klaim Jaminan

Hari Tua (JHT) Melalui Aplikasi Jamsostek Mobile (JMO) Pada BPJS

Ketenagakerjaan?

3.1.3 Tujuan Penulisan Laporam Kerja Praktek

Adapun tujuan penulisan Laporan Kerja Praktek adalah untuk mengetahui

bagaimana Prosedur Klaim Jaminan Hari Tua (JHT) Melalui Aplikasi Jamsostek

Mobile (JMO) Pada BPJS Ketenagakerjaan.

3.1.4 Manfaat Penulisan Laporan Kerja Praktek

Adapun manfaat dari penulisan Laporan Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengembangkan dan melatih kemampuan penulis dalam

penulisan laporan kerja praktek sesuai dengan kemampuan ilmu yang

dimiliki penulis.

2. Untuk memahami tata cara Prosedur Klaim Jaminan Hari Tua (JHT)

Melalui Aplikasi Jamsostek Mobile (JMO) Pada BPJS

Ketenagakerjaan.

3. Menambah wawasan penulis tentang Prosedur Klaim Jaminan Hari

Tua (JHT) Melalui Aplikasi Jamsostek Mobile (JMO) Pada BPJS

Ketenagakerjaan.
4. Dalam penulisan Laporan Kerja Praktek ini ditujukan untuk

memenuhi salah satu syarat yang sudah ditentukan untuk

menyelesaikan( PKL)

5. Hasil dari pada laporan kerja praktek ini diharapkan dapat berguna

bagi masyarakat umun dan lain lainnya dengan informasi yang telah

ditulis dan dirangkum oleh si penulis

3.1.5 Metode Penulisan Laporan Kerja Praktek

Dalam Menyusun Laporan Kerja Praktek (LKP) ini terdapat beberapa

metode pengumpulan data yang dijelaskan sebagai berikut:

a. Pengamatan (Observasi), yaitu pengumpulan data dengan mengamati

langsung pada saat penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan

tentang objek yang menjadi bahan penelitian guna memperoleh

keterangan-keterangan data dari BPJS Ketenagakerjaan Banda Aceh.

b. Wawancara (Interview), yaitu dengan menggunakan tanya jawab

(wawancara) secara langsung maupun tidak langsung (melalui mobile

phone seperti WhatsaApp) untuk mengetahui hal-hal yang dibutuhkan

dalam penyelesaian LKP.

c. Kajian Kepustakaan (Library Research), yaitu teknik pengumpulan

informasi yang bersifat teoritis yang berhubungan dengan pembahasan

pada Laporan Kerja Praktek ini. Data-data yang diperoleh dari

literatur atau karya ilmiah yang menjelaskan tentang permasalahan

yang dibahas dalam LKP ini.


BAB II

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA

2.1. Tempat Praktek Kerja

Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan pada BPJS

Ketenagakerjaan cabang Teuku Daud Beureuh, Beurawe, Kec. Kuta Alam, Kota

Banda Aceh. Pada perusahaan ini penulis di tempatkan di bagian kearsipan kantor

yang mempunyai tugas membantu para karyawan menyusun berkas berkas para

nasabah BPJS Ketenagakerjaan.

Sebagaimana diketahui bahwa BPJS Ketenagakerjaan Kota Banda Aceh

adalah suatu lembaga yang diselenggarakan oleh pemerintah yang menlindungi

pekerja agar kebutuhan minimal mereka serta keluarga terpenuhi dan

sembelumnya perusahaan asuransi ini disebut dengan Jaminan Sosial Tenaga

Kerja (JAMSOSTEK) berdiri pada tahun 1995, kemudian pada tahun 2014, PT

Jamsostek berubah nama menjadi BPJS Ketenagakerjaan.

BPJS Ketenagakerjaan juga mempunyai program jaminan sosial untuk

para pekerja dan kesejahteraan pekerja yakni, Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK),

Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT), dan Jaminan Pensiun (JP).

Masing-masing memiliki fungsi yang berbeda.

BPJS Ketenagakerjaan memiliki 28 orang karyawan tetap,2 orang

bertugas sebagai OB (office boy), 5 orang bertugas sebagai penjaga keamanan, 1

orang bertugas sebagai supir. Di BPJS Ketenagakerjaan ini memiliki 5 Divisi

diantaranya ada bagian SDM dan umum, bagian pelayanan, bagian keuangan,
begian kepesertaan, bagian pemasaran. Selain itu BPJS Ketenagakerjaan memiliki

beberapa fasilitas diantaranya mobil kantor dan tenis meja.

Masing-masing karyawan memiliki 1 unit computer, 1 unit telpon kantor,

1 unit printer. Selain itu BPJS Ketenagakerjaan juga memiliki satu fasilitas kantor

pribadi mesin fotocopy untuk memudahkan karyawan melakukan pengcopyan

berkas bila diperlukan.

2.2. Lama Waktu Praktek

Lama waktu praktek yang dilakukan di BPJS Ketenagakerjaan Cabang

Teuku Daud Bereuh, Beurawe, Kec. Kuta Alam Kota Banda Aceh terhitung mulai

tanggal 8 agustus sampai 8 november 2022 selama 3 bulan. Untuk jam masuk

praktek kerja lapangan dimulai dari jam 08.00-17.00 selama 9 jam. Kerja praktek

ini dilaksanakan untuk memenuhi penulisan Praktek kerja lapangan (PKL) dalam

rangka.untuk memenuhi syarat sah kelulusan di smk 2 banda aceh

Selama masa praktek kerja lapangan tersebut penulis diharapkan bisa

melaksanakan peraturan yang berlaku, dan tetap berkelakuan baik yang telah

diterapkan oleh pihak prodi maupun pihak BPJS Ketenagakerjaan Kota Banda

Aceh yang menjadi di bagian kearsipan, kegiatan-kegiatan tempat mahasiswa

praktek

2.3. Kegiatan Selama Praktek

Dalam kegiatan Pelaksanaan Kerja Lapangan (PKL), penulis ditempatkan

pada kearsipan diantaranya, melakukan pemeliharaan ruangan kearsipan dan

pelayanan terhadap nasabah yang baru mendaftar,dan mengisi formulir data


nasabah baru. Selama penulis menjalani On Job Training pada BPJS

Ketenagakerjaan Banda Aceh, banyak kegiatan penulis lakukan, kegiatan yang

penulis lakukan sebagai berikut:

1.Pengecekan computer atau disebut dengan pemeliharaan computer terlebih

dahulu

2.Melakukan pemeliharaan ruangan kearsipan

3.Pengimputan data-data nasabah perusahaan yang baru terdaftar

4.Melakukan penagihan iuran bulanan pada nasabah program jaminan Semua

kegiatan yang telah disebutkan diatas, penulis banyak mendapatkan pengalaman

yang berguna dalam dunia pekerjaan,diantaranya:

a. Karyawan BPJS Ketenagakerjaan cabang Banda Aceh

diharuskan melayani yang mengedepankan karakter yang baik,

dan bekerja dengan teliti dan cermat, bersikap sopan santun

dan ramah, sehingga proses interaksi sesama karyawan

berjalan dengan baik.

b. Diharuskan untuk bersifat komunikatif.

c. Diharuskan untuk memahami cara menyelesaikan

persoalan,baik dalam bidang pelayanan maupun bidang

lainnya.
2.4. Sejarah Singkat BPJS Ketenagakerjaan

Sejarah terbentuknya BPJS Ketenagakerjaan yang dahulu bernama

Jamsostek mengalami proses yang panjang, dimulai dari UU No.33/1947 UU

No.2/1951 tentang kecelakaan kerja, Peraturan Menteri Pemburuhan (PMP)

No.48/1952 jo PMP No.8/1956 tentang pengaturan usaha penyelenggaraan

kesehatan buruh, PMP No.15/1957 tentang pembentukan Yayasan dana jaminan

sosial buruh, PMP No.5/1964 tentang pembentukan Yayasan dana jaminan sosial

(YDJS), diberlakukannya UU No.14/1969 tentang Pokok-pokok Tenaga

kerja.Secara kronologis proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin

transparan.

Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut

landasan hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada tahun

1977 diperoleh suatu tonggak sejara penting dengan dikeluarkannya peraturan

pemerintah (PP) No.33 tahun 1977, tentang pelaksanaan program asuransi sosial

tenaga kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap pemberi kerja /pengusaha swasta

dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit pula PP No.34/1977

tentang pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu perum Astek.

Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992 tentang

Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP No.36/1995

ditetapkan PT Jamsostek sebagai badan Penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga


Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi

kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya,dengan memberikan

kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai

pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat risiko sosial.

Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan UU

Nomor 40 Tahun 2004 tentang sistem jaminan sosial Nasional. Undang-undang

itu berhubungan dengan Amendemen UUD 1945 tentang perubahan pasal 34 ayat

2, yang kini berbunyi: “Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi

seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu

sesuai dengan martabat kemanusiaan”. Manfaat perlindungan tersebut dapat

memberikan rasa aman kepada pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam

meningkatkan motivasi maupun produktivitas kerja.

Kiprah perusahaan yang mengedepankan kepentingan dan hak normatif

tenaga kerja di Indonesia terus berlanjut. Sampai saat ini, PT Jamsostek (Persero)

memberikan perlindungan 4 (empat) program, yang mencakup Program Jaminan

Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT), dan

Jaminan Pensiun (JP) bagi seluruh tenaga kerja dan keluarganya.

Tahun 2011, ditetapkanlah UU No.24 Tahun 2011 tentang Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial. Sesuai dengan amanat undang-undang, tanggal 1

januari 2014 PT Jamsostek akan berubah menjadi Badan Hukum Publik. PT

Jamsostek tetap dipercaya untuk menyelenggarakan program jaminan sosial

tenaga kerja, yang meliputi JKK, JKM, JHT dengan penambahan jaminan pensiun

mulai 1 juli 2015.


Pada tahun 2014 pemerintah menyelenggarakan program jaminan

kesahatan nasioal (JKN) sebagai program jaminan sosial bagi masyarakat sesuai

UU No.24 Tahun 2011. Pemerintah menganti nama Askes yang dikelola PT

Askes Indonesia (Persero) menjadi BPJS Kesehatan dan mengubah jamsostek

yang dikelola PT Jamsostek (Persero) menjadi BPJS ketenagakerjaan.

2.5. Visi & Misi BPJS Ketenagakerjaan

a. Visi:

Menjadi badan penyelenggaraan jaminan sosial kebanggaan

bangsa,yang amanah, bertata kelola baik, serta unggul dalam

operasional dan pelayanan.

b. Misi:

1. Melindungi dan mensejahterakan seluruh pekerja dan keluarganya.

2. Meningkatkan productivitas dan daya saing pekerja.

3. Mendukung pembangunan dan kemandirian perekonomian

nasional.

2.6. Struktur Organisasi BPJS Ketenagakerjaan

Dalam kontek kepemimpinan dalam pelayanan publik terdapat nilai-nilai

yang mempengaruhinya yaitu nilai tanggung jawab dan nilai profesional sebagai

pelayan publik. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kepemimpinan pelayanan

publik. Seorang pemimpin haruslah bertindak secara transformasional yaitu

memberikan tantangan dan tanggung jawab kepada bawahannya sehingga dapat


menimbulkan daya kreatifitas dan inovasi dalam memberikan pelayanan yang

berkualitas kepada masyarakat. Berdasarkan pada penjelasan di atas, maka perlu

untuk mengetahui Pengaruh Kepemimpinan, Struktur Organisasi dan Budaya

Organisasi terhadap kinerja Dinas serta implikasinya pada pelayanan publik

(Dedi, 2015). Adanya struktur organisasi yang merupakan acuan atau pedoman

dalampengelolaan suatu organisasi dalam rangka melaksanakan fungsi bagian

tugas

maupun tanggung jawab masing-masing bagian dalam organisasi. Adapun

struktur organisasi BPJS Ketenagakerjaan Kantor Banda Aceh adalah terdiri

dari :

1. Kepala Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan

Mempunyai tugas yaitu mengkoordinasikan penyusunan rencana

kerja dan anggaran, merencanakan dan menetapkan kebijakan

operasional di kantor cabang, mengarahkan dan memastikan

peningkatan pelayanan kepada pesera BPJS Ketenagakerjaan,

menentukan pelaksanaan sistem administrasi dan umum, melaksanakan

fungsi sistem teknologi informasi dan menyusun laporan kegiatan

secara tepat-waktu.

2. Kepala Bidang Pemasaran Penerima Upah

Mempunyai tugas yaitu menghimpun informasi dari berbagai

instansi dan organisasi terkait untuk mendapatkan data perusahaan

sebagai dasar untuk menyusun data potensi dan menetapkan target

kepesertaan, mengendalikan pelayanan administrasi kepesertaan.


a. Marketing Officer

Menyusun usulan program pemasaran untuk tim-nya,

mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan pemasaran untuk

mengakuisisi kepesertaan baru atau mendapatkan kembali peserta

yang telah keluar dari kepesertaan (untuk masuk kembali menjadi

peserta), serta melakukan pembinaan kepada tim, guna memastikan

tercapainya target kepesertaan dan iuran yang telah dibebankan.

b. Relationship Officer

Menyusun usulan rencana pengelolaan kepesertaan untuk tim-nya,

mengkoordinasikan atau melaksanakan kegiatan pembinaan kepada

peserta (sebagai bagian dari program Customer Relationship

Management /CRM), memberikan pelayanan dan menangani

keluhan peserta dengan cepat dan tepat, serta melakukan pembinaan

kepada tim-nya, guna tercapainya tertib administrasi, terjalinnya

hubungan baik dengan peserta, dan meningkatkan kepesertaan dan

iuran yang telah ditetapkan.

c. Penata Madya Administrasi Pekerja Penerima Upah

Menghimpun dan mengelola data yang terkait dengan kegiatan

pemasaran dan administrasi kepesertaan, melakukan pelayanan

dokumen administrasi dan penghitungan besar iuran serta denda (jika

ada), guna menyediakan data yang akurat dan dokumen yang lengkap

untuk mendukung kelancaran kegiatan pemasaran.

4. Kepala Bidang Pemasaran Bukan Penerima Gaji


Mempunyai tugas yaitu melakukan penetapan besarnya jaminan

sesuai kewenangan dan mengendalikan penyelesaian kasus klaim yang

belum/tidak ditindaklanjuti oleh peserta untuk penyelesaian klaim

pending.

a. Penata Madya Administrasi BPU

Melaksanakan kegiatan pemasaran, guna meningkatkan perluasan

kepesertaan sesuai target, menyusun dan melaksanakan rencana

kegiatan pemasaran dan melakukan pertemuan kelompok serta

kunjungan dalam rangka kepesertaan program khusus (sektor

informal dan jasa konstruksi) serta menerima pendaftaran proyek

dan peserta sektor informal.

b. Penata Madya Kepesertaan BPU

Mengembangkan kepesertaan dan pembinaan kepada peserta di

sektor informal dan jasa konstruksi, memberikan pelayanan dan

menangani keluhan peserta dengan cepat dan tepat, guna

memastikan tercapainya target kepesertaan dan iuran informal yang

telah dibebankan dan untuk menjaga kepuasan peserta.

5. Kepala Bidang Umum dan Sumber Daya Manusia

Mempunyai tugas yaitu mengirim data kepesertaan (iuran,

jaminan, dan keuangan) secara periodik, mempersiapkan pelaksanaan

diklat sesuai batas kewenangan untuk meningkatkan ketrampilan dan

wawasan karyawan dan memastikan terlaksanakannya pemberian

hukuman.
a. Penata Madya SDM Penilaian kinerja, training & development,

pengembangan karir dan remunerasi

b. Penata Madya Umum

Melakukan kegiatan pengelolaan aset, melakukan kegiatan

penyediaan barang dan jasa, melakukan pemeliharaan sarana dan

prasarana dan melakukan kegiatan

pengelolaan arsip.

c. Penata Madya Kearsipan

Memastikan dan mengkoordinasikan kegiatan penyerahan dokumen

arsip ini aktif dari unit kerja kepada Kearsipan sesuai Pedoman

Administrasi Umum

d. Staff Umum

Melakukan dan/atau menerima pendaftaran Peserta, memungut dan

mengumpulkan Iuran dari Peserta dan Pemberi Kerja, menerima

Bantuan Iuran dari Pemerintah mengelola Dana Jaminan Sosial

untuk kepentingan Peserta dan mengumpulkan dan mengelola data

Peserta program Jaminan Sosial.

e. Sekretaris K C Urusan tata kelola, Urusan sekretariat dewan

pengawas, urusan sekretariat badan, Urusan sekretariat pimpinan

badan.

6. Kepala Bidang Keuangan


Mempunyai tugas yaitu melakukan verifikasi terhadap bukti

penerimaan dan pengeluaran keungan untuk pengendalian anggaran,

mengendalikan rekening antara untuk tertib administrasi keuangan dan

merencanakan, memelihara pengamana data dan sistem komputerisasi

untuk kelangsungan operasional.

a. Manajer Kasus Kecelakaan Kerja

Melaksanakan dan menindaklanjuti penyelesaian kasus terdiagnosa

Kecelakaan Kerja Penyakit Akibat Kerja KK-PAK di lingkungan

operasional Kantor Cabang, serta melakukan koordinasidengan mitra

terkait dalam penanganan kasus KK-PAK guna hingga memastikan

peserta BPJS Ketenagakerjaan tersebut siap kembali bekerja.

b. Penata Madya JHT dan JP

Melakukan verifikasi terhadap dokumen pendukung proses klaim

program JHT & JP, menentukan besar klaim dan memproses klaim

sesuai ketentuan yang berlaku, guna memenuhi kewajiban

pembayaran klaim kepada peserta dengan tepat jumlah dan tepat

waktu.

c. Penata Madya JKK dan JKM

Melakukan verifikasi dokumen pendukung dan perhitungan biaya

sesuai ketentuan dalam proses klaim program JKK- JK, menentukan

besar klaim dan memproses klaim, serta memantau kinerja dan

melakukan pembinaan kepada mitra PPK, guna memenuhi kewajiban

proses klaim kepada peserta dengan tepat sasaran, dan tepat waktu.
d. Cosumer Service

Memberikan pelayanan kepada peserta maupun calon peserta sesuai

kebutuhan (seperti pelayanan kepesertaan, iuran, pengajuan jaminan,

permintaan informasi, dll), menangani keluhan peserta sesuai

ketentuan, guna memenuhi kebutuhan dengan tepat sasaran dan tepat

waktu.

7. Petugas Pemeriksa

Mengkompilasi usulan anggaran dari setiap Bidang di Kantor

Cabang, melaksanakan pengendalian penggunaan anggaran dan mencatat

transaksi yang terjadi, serta memenuhi kewajiban perpajakan perusahaan,

guna menghasilkan pengelolaan anggaran yang efektif dan efisien serta

dipenuhinya kewajiban yang terkait dengan perpajakan.

8. Penata Madya TI

Melaksanakan pengaturan penggunaan, perbaikan, dan

pemeliharaan hardware, software dan jejaring, serta mengelola database

dan aplikasi, guna mengoptimalkan pengoperasian perangkat sistem

informasi untuk memberikan pelayanan yang cepat dan akurat kepada

peserta dan untukefektivitas kegiatan operasional.


BAB III
GAMBARAN UMUM JAMINAN HARI TUA PADA BPJS
KETENAGAKERJAAN

3.1. Pengertian Jaminan Sosial

Pengertian jaminan sosial yang merumuskan bahwa jaminan sosial adalah

pembayaran yang diterima pihak buruh dalam hal buruh di luar kesalahannya

tidak melakukan kesalahannya tidak melakukan pekerjaannya, jadi menjamin

kepastian pendapatan (income social security) dalam hal buruh kehilangan

upahnya karena alasan di luar kehendaknya. Kata “pembayaran” dalam definisi

Iman Soepomo di atas mengandung makna bahwa pengertian yang dikemukakan

oleh beliau sangatlah sempit, jauh dari apa yang sesungguhnya berkembang dalam

praktik pemberian jaminan sosial di Indonesia saat ini. Dalam perkembangannya

sekarang, jaminan sosial bagi pekerja/buruh bukan hanya berupa pembayaran,

tetapi juga berupa pelayanan, bantuan, dan sebagainya. (Iman Soepomo, 1983)

Pengertian lain jaminan sosial adalah sebagai perlindungan yang diberikan

oleh masyarakat bagi anggota-anggotanya untuk resiko-resiko atau peristiwa-

peristiwa tertentu dengan tujuan sejauh mungkin, untuk menghindari terjadinya

peristiwa-peristiwa tersebut yang dapat mengakibatkan hilangnya atau turunnya

sebagian besar penghasilan, dan untuk memberikan pelayanan medis dan/atau

jaminan keuangan terhadap konsekuensi ekonomi dari terjadinya peristiwa

tersebut, serta jaminan untuk tunjangan keluarga dan anak.” (Kenneth Thomson,

2016)
3.2. Jenis-jenis Jaminan Sosial

Menurut Undang Undang Nomor 24 tahun 2011 pasal 6 ayat 2 bahwa

BPJS Ketenagakerjaan berhak menyelenggarakan 4 program jaminan yaitu:

1. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)

Tenaga kerja dalam menjalankan pekerjaannya tentu tidak akan

lepas dari resiko-resiko pekerjaan. Misalnya resiko kecelakaan kerja

yang bisa menyebabkan cacat bahkan kematian. Yang dimaksud

dengan Jaminan Kecelakaan Kerja yang selanjutnya disingkat JKK

adalah manfaat berupa uang tunai dan/atau pelayanan kesehatan yang

diberikan pada saat peserta mengalami kecelakaan kerja atau penyakit

yang disebabkan oleh lingkungan kerja.

2. Jaminan Hari Tua (JHT)

Yang di maksud dengan Jaminan Hari Tua yang selanjutnya

disingkat JHT adalah manfaat uang tunai yang dibayarkan sekaligus pada

saat peserta memasuki usia pensiun, meninggal dunia, atau mengalami

cacat total tetap.

3. Jaminan Pensiun (JPN)

Usia merupakan sesuatu hal atau peristiwa yang tidak mungkin

bisa di hindari. Semakin tua usia pekerja maka semakin menurun

produktivitasnya. Maka perusahaan akan mengganti dengan pekerja yang


usianya lebih muda dan perusahaan akan memutus hubungan kerja dengan

pekerja yang sudah tua tersebut dengan cara memberikan pension kerja.

Untuk menghadapi resiko tersebut, maka pekerja harus mempersiapkan

diri untuk menghadapi pensiunnya. Maka akan lebih baik jika pekerja itu

mengikuri program Jaminan Pensiu (JP). Yang dimaksud dengan Jaminan

Pensiun adalah jaminan sosial yang bertujuan untuk mempertahankan

derajat kehidupan yang layak bagi peserta dan/atau ahli warisnya dengan

memberikan penghasilan setelah peserta memasuki usia pensiun,

mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia.

4. Jaminan Kematian (JKM)

Kematian merupakan takdir yang tidak bisa di hindari oleh

manusia. Termasuk pekerja tidak mungkin bisa menghindari kematian.

Kematian di sini tidak hanya karena dalam pekerjaan, tetapi bisa juga

Diakibatkan di luar pekerjaan, maka pekerja harus mempersiapkan diri

untuk keluarganya yang ditinggalkan. Oleh sebab itu, program Jaminan

Keselakaan sangat berguna untuk jaminan social bagi pekerja. Yang

dimaksud dengan Jaminan Kematian yang selanjutnya disingkat JKM

adalah manfaat uang tunai yang diberikan kepada ahli waris ketika peserta

meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja.


BAB IV
PROSEDUR KLAIM JAMINAN HARI TUA (JHT)
MELALUI APLIKASI JAMSOSTEK MOBILE (JMO)
PADA BPJS KETENAGAKERJAAN

4.1. Karakteristik Jaminan Hari Tua Pada BPJS Ketenagakerjaan

4.1.1 Pengertian Jaminan Hari Tua Pada BPJS Ketenagakerjaan

JHT merupakan salah satu program yang dimiliki oleh bpjs

ketenagakerjaan yang dapat memberikan jaminan sosial ekonomi, salah satunya

untuk pesertanya ketika mereka menginjak masa tua. Program JHT adalah

manfaat uang tunai yang diberikan ketika Peserta memasuki usia tertentu, tidak

ingin bekerja lagi, cacat total tetap sehingga tidak mampu bekerja kembali atau

meninggal dunia. Manfaat JHT merupakan nilai akumulasi Iuran beserta hasil

pengembangannya yang tercatat dalam rekening perorangan Perserta.

Dalam peraturan Pemerintah mengenai JHT yang akan disusun sesuai

amanat dalam Pasal 37 dan Pasal 38 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004

tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional yaitu bahwa pembayaran manfaat JHT

dapat diberikan sebagaimana sampai batas waktu tertentu setelah kepesertaan

mencapai minimal 10 (sepuluh) tahun. Dalam Peraturan Pemerintah ini yang

dimaksud dengan:

1. Jaminan Hari Tua yang selanjutnya disingkat JHT adalah manfaat

uang tunai yang dibayarkan sekaligus pada saat peserta memasuki

usia pensiun, meninggal dunia, atau mengalami cacat total tetap.

2. Pemberi Kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan

hukum, atau badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga

kerja atau penyelenggara negara yang memperkerjakan pegawai


negeri dengan membayar gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk

lainnya.

3. Peserta JHT yang selanjutnya disebut Peserta adalah setiap orang,

termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan

di Indonesia yang telah membayar iuran. Peserta program

Jaminan Hari Tua (JHT) secara umum terdiri atas peserta

Penerima Upah (PU) dan peserta Bukan penerima Upah (BPU).

Untuk peserta Penerima Upah (PU) ditetapkan berdasarkan

persentase ter tentu dari upah yang dilaporkan. Sedangkan

besarnya iuran Jaminan Hari Tua (JHT) untuk Tenaga Kerja di

Luar Hubungan Kerja (TK-LHK) atau pekerja mandiri atau

peserta Bukan penerima Upah (BPU) adalah iuran opsional.

4. Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah

atau imbalan dalam bentuk lain.

5. Iuran adalah sejumlah uang yang dibayar secara teratur oleh

peserta dan pemberi kerja kepada BPJS Ketenagakerjaan. Terkait

dengan iuran JHT, masing-masing pekerja dan juga pemberi kerja

akan memiliki porsi tersendiri dalam hal ini. Besaran iuran untuk

peserta yang menerima upah adalah 5,7% dari upah yang

diterimanya, dengan porsi 2% berasal dari pekerja dan 3,7%

berasal dari pemberi kerja. Sedangkan untuk peserta yang tidak

menerima upah, besaran iuran ini bisa dipilih sesuai dengan daftar

yang telah ditetapkan oleh BPJS Ketenagakerjaan. Keterlambatan


dalam pembayaran iuran ini akan dikenakan denda sebesar 2%

dari jumlah iuran, untuk setiap bulan keterlambatan. Pembayaran

dapat dilakukan paling lambat tanggal 15 setiap bulannya.

6. Upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam

bentuk uang sebagai imbalan dari pemberi kerja kepada pekerja

yang ditetapkan dan dibayar menurut suatu perjanjian kerja,

kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk

tunjangan bagi pekerja dan keluarganya atas suatu pekerjaan

dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.

4.1.2 Persyaratan Klaim Jaminan Hari Tua Pada BPJS Ketenagakerjaan

Ada dua kategori pendaftaran BPJS Ketenagakerjaan, yaitu bagi karyawan

perusahaan dimana perusahaanlah yang mendaftarkan karyawan mereka dan yang

kedua bagi pekerja mandiri/Bukan Penerima Upah. Berikut beberapa syarat

dokumen yang perlu disiapkan oleh perusahaan dan karyawannya ketika akan

mendaftarkan diri dalam program BPJS Ketenagakerjaan guna untuk menjadi

peserta program JHT:

a) Asli dan salinan SIUP / Surat Izin Usaha Perdagangan.

b) Asli dan salinan NPWP Perusahaan.

c) Asli dan salinan Akta Perdagangan Perusahaan.

d) Salinan KTP / Kartu Tanda Penduduk masing-masing

karyawan.

e) Salinan KK / Kartu Keluarga masing-masing karyawan.


f) Pas foto warna Karyawan, ukuran 2 x 3 sebanyak 1 lembar.

Bagi pemilik perusahaan dan karyawanya bisa mengikuti 4 program yang

meliputi jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan pensiun dan

jaminan hari tua, sedangakan untuk pekerja mandiri/bukan penerima upah hanya

boleh mengikuti jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian dan jaminan hari

tua. Jika syarat untuk pendaftaran menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan tersebut

baik pemilik perusahaann, karyawan, serta pekerja Mandiri/bukan penerima upah

tersebut sudah dipenuhi maka berkas tersebut bisa langsung disetorkan kepada

pihak BPJS Ketenagakerjaan bagian pemasaran untuk segera diproses agar segera

dibuat kartu BPJS ketenagakerjaan.

4.1.3 Manfaat Klaim Jaminan Hari Tua Pada BPJS Ketenagakerjaan

Manfaat dari JHT adalah sebagai berikut:

a. Pemberian uang tunai yang besarnya merupakan nilai akumulasi

iuran ditambah hasil pengembangannya, yang dibayarkan secara

sekaligus apabila:

1) Peserta mencapai usia 56 tahun (usia pensium)

2) Meninggal dunia

3) Cacat total tetap

4) Peserta resign atau di PHK dan tidak aktif bekerja


Hasil pengembangan JHT paling sedikit sebesar rata-rata bunga

deposito counter rate bank pemerintah.

b. Manfaat JHT sebelum mencapai usia 56 tahun dapat diambil

sebagian jika mencapai kepesertaan 10 tahun dengan ketentuan

sebagai berikut:

1) Diambil max 10 % dari total saldo sebagai persiapan usia

pensiun.

2) Diambil max 30% dari total saldo untuk uang perumahan

Pengambilan sebagian tersebut hanya dapat dilakukan sekali selama

menjadi peserta. Jika setelah mencapai usia 56 tahun peserta masih bekerja dan

memilih untuk menunda pembayaran JHT maka JHT dibayarkan saat yang

bersangkutan berhenti bekerja.

BPJS Ketenagakerjaan wajib memberikan informasi kepada peserta

mengenai besarnya saldo JHT beserta hasil pengembangannya 1 (satu) kali dalam

setahun. Apabila peserta meninggal dunia, urutan ahli waris yang berhak atas

manfaat JHT adalah sebagai berikut:

1. Janda/duda

2. Anak

3. Orang tua, cucu

4. Saudara Kandung

5. Mertua

6. Pihak yang ditunjuk dalam wasiat


4.2. Aplikasi Jamsostek Mobile (JMO)

4.2.1 Pengertian Aplikasi Jamsostek Mobile (JMO)

Aplikasi Jamsostek Mobile atau yang selanjutnya disingkat JMO adalah

aplikasi layanan terbaru yang diterbitkan BPJS sejak September 2021 untuk

memberikan pelayanan yang lebih baik bagi peserta secara online. Melalui

aplikasi Aplikasi JMO ini, peserta dapat lebih mudah dan praktis tanpa harus

menyiapkan dokumen dan tidak perlu datang ke kantor BPJS Ketenagakerjaan

karena pada aplikasi JMO ini peserta dapat mengklaim program-program jaminan

sosial yang ada pada BPJS Ketenagakerjaan salah satunya program JHT. Peserta

juga bisa mengecek saldo program Jaminan Hari Tua (JHT) miliknya pada

aplikasi JMO. Dengan demikian, peserta akan dengan mudah klaim JHT BPJS

Ketegakerjaan pada saat itu juga atau one day service.

4.2.2 Fitur dan Fungsi Aplikasi Jamsostek Mobile (JMO)

Aplikasi JMO memiliki Fitur dan Fungsi sebagai berikut:

a. Pengajuan pencairan program jaminan sosial JHT

b. Dapat melakukan Tracking Klaim

c. Dapat mengecek saldo JHT

d. Penggabungan saldo lebih dari 1 (satu) kartu

4.3. Syarat Klaim Jaminan Hari Tua pada Aplikasi Jamsostek Mobile

Sebelum melakukan pengajuan klaim JHT melalui aplikasi JMO, peserta

harus memenuhi syarat yang telah ditentukan. Persyaratan klaim JHT melalui

aplikasi JMO ini berbeda dengan persyaratan pada pengajuan klaim JHT pada
kantor BPJS Ketenagakerjaan, pada aplikasi ini peserta hanya perlu menyiapkan

beberapa dokumen dalam bentuk digital sebagai berikut:

a. Kartu peserta BPJS Ketenagakerjaan

b. KTP

c. Buku Tabungan

d. Kartu Keluarga (KK)

e. Surat keterangan berhenti bekerja

f. Surat penetapan pengadilan hubungan industrial

4.4. Prosedur Klaim Jaminan Hari Tua pada Aplikasi Jamsostek Mobile

Prosedur Klaim JHT melalui aplikasi JMO dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut:

1. Sebelum melakukan pengajuan klaim JHT peserta harus mengunduh

aplikasi JMO melalui Play Store / App store pada smartphone.

2. Selanjutnya melakukan Login Account dan masukan email dan kata

sandi peserta yang telah terdaftar pada BPJS Ketenagakerjaan.

3. Setelah muncul ke halaman utama aplikasi, peserta memilih menu

“pengkinian data”. Kemudian akan muncul data kepesertaan BPJS

Ketenagakerjaan yang dimiliki peserta.

4. Selanjutnya aplikasi JMO akan melakukan pengecekann data peserta

apakah data benar atau tidak. Jika data benar peserta akan diarahkan

pada tahap selanjutnya.


5. Setelah Langkah diatas telah dilakukan maka peserta akan diminta

untuk melakukan verifikasi data dengan cara verifikasi beometrik

wajah peserta.

6. Setelah selesai aplikasi mengarahkan ke langkah selanjutnya yaitu

mengisi data-data seperti kontak berupa nomor ponsel. alamat email,

NPWP, rekening bank, data kependudukan, dan tambahan kontak

darurat peserta.

7. Selanjutnya aplikasi JMO akan menampilkan data-data peserta yang

telah diisi sebelumnya saat proses pengisian data.

8. Jika perincian data sudah benar klik “konfirmasi”. Setelah proses

pembaharuan selesai, klik menu “Jaminan Hari Tua” pada aplikasi

JMO.

9. Setelah itu peserta memilih fitur “Klaim JHT” dan pilih alasan peserta

melakukan pengajuan BPJS Ketenagakeraan pada menu pilihan yang

tertera pada aplikasi JMO.

10. Setelah itu aplikasi Kembali akan memunculkan halaman data

kepesertan. Jika sudah selesai akan muncul rincian saldo JHT yang

didapatkan oleh peserta tersebut.

11. Setelah berhasil melakukan pembaruan data pada aplikasi JMO,

peserta BPJS Ketenagakerjaan dapat langsung melakukan proses

pencairan JHT tanpa harus datang ke kantor BPJS Ketenagakerjaan.


12. Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan akan diberikan melalui nomor

rekening peserta yang telah terdaftar pada aplikasi JMO, sehingga

proses pencairan dapat lebih praktis dan cepat.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan tentang Prosedur Klaim Jaminan Hari Tua pada

aplikasi Jamsostek Mobile pada BPJS Ketenagakerjaan penulis dapat mengambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. JHT merupakan salah satu program jaminan yang dimiliki oleh BPJS

Ketenagakerjaan yang dapat memberikan jaminan sosial ekonomi,

salah satunya untuk pesertanya ketika mereka menginjak masa tua.

Program JHT adalah manfaat dari uang tunai yang diberikan ketika

Peserta memasuki usia tertentu, tidak ingin bekerja lagi, cacat total

tetap sehingga tidak mampu bekerja kembali atau meninggal dunia.

2. Prosedur Klaim JHTpada aplikasi JMO pada BPJS Ketenagakerjaan

dapat dilakukan dengan cara lebih praktis dan peserta tidak perlu

datang langsung ke kantor BPJS Ketenagakerjaan. Klaim JHT pada

aplikasi JMO dapat dilakukan hanya denagn sebagai berikut:

peserta mengajukan syarat dan dokumen apa saja yang akan

diperlukan pada saat klaim program JHT pada aplikasi JMO,

kemudian melakukan pengajuan. Setelah disetujui peserta dapat

langsung mencairkan JHT melalui rekening bank peserta sehingga

proses klaim JHT lebih cepat dibandingkan peserta datang langsung

ke kantor BPJS Ketenagakerjaan.


5.2. Saran

Sebaiknya BPJS Ketenagakerjaan tidak perlu lagi melakukan proses klaim

JHT dengan cara manual seperti datang ke kantor karena membutuhkan waktu

yang sangat lama, cukup dengan aplikasi JMO saja sudah sangat praktis dengan

proses klaim JHT dengan waktu yang relatif lebih cepat dan hanya beberapa menit

saja.
DAFTAR PUSTAKA

bpjsketenagakerjaan.go.id, Aplikasi Jamsostek Mobile, 2022. Diakses melalui


situs https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/jmo/, diakses pada tanggal 2
Juli 2022

bpjsketenagakerjaan.go.id, Informasi Program JHT, 2022. Diakses melalui situs


https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/jmo/informasi-program.html,
diakses pada tanggal 28 Juni 2022

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Tentang Penyelenggaraan Program


Jaminan Hari Tua, Pasal 1 Ayat 1

Pujileksono, Perundang-Undangan Sosial Dan Pekerjaan Sosial, Perspektif


Pemenuhan Keadilan & Kesejahteraan Sosial Masyarakat. Malang:
Setara Press, 2016, hlm. 260

Soepomo, Pengantar Hukum Perburuhan, Jakarta: Djambatan, 1983, hlm. 136

Undang-undang nomor 24 tahun 2011, Tentang Badan Penyelenggaraan Sosial

Undang-undang nomor 40 tahun 2004, Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional,


Pasal 37 & 38

Anda mungkin juga menyukai