Anda di halaman 1dari 3

Dampak Penyakit HIV AIDS

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menginfeksi sel darah putih
dan menyebabkan penurunan imunitas manusia (WHO, 2014 dalam Pusdatin Kemenkes,
2014). Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala kerusakan
sistem kekebalan tubuh bukan disebabkan oleh penyakit bawaan namun disebabkan oleh
infeksi yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) (Ovany et al., 2020).

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah jenis virus yang tergolong familia
retrovirus, sel-sel darah putih yang diserang oleh HIV pada penderita yang terinfeksi adalah
sel-sel limfosit T (CD4) yang berfungsi dalam sistem imun (kekebalan) tubuh (Satiti et al.,
2019). Akibat penurunan daya tahan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV, seseorang sangat
rentan terhadap berbagai macam peradangan seperti tuberkulosis, kandidiasis, kulit, paru-paru,
saluran pencernaan, otak dan kanker. Stadium AIDS memerlukan pengobatan antiretroviral
(ARV) untuk mengurangi jumlah virus HIV di dalam tubuh, sehingga kesehatan penderita
dapat pulih kembali (Ramni et al., 2018).

Indonesia menempati urutan pertama kasus HIV AIDS tahun 2021 di Asia Tenggara
dengan jumlah sebanyak 540.000 kasus. Menurut United Nations Programme on HIV/AIDS
(UNAIDS), jumlah infeksi HIV baru di Indonesia menurun 3,6% pada tahun 2021, tapi
Indonesia tetap menjadi salah satu negara dengan jumlah infeksi HIV baru tertinggi di kawasan
Asia dan Pasifik,"

Virus HIV menempel pada limfosit sel induk melalui gp120, sehingga akan akan terjadi
fungsi membrane HIV dengan sel induk. Inti HIV kemudian masuk ke dalam sitoplasma sel
induk. Di dalam sel induk, HIV akan membentuk DNA HIV dari RNA HIV untuk berintegrasi
dengan DNA sel induk. DNA virus yang dianggap oleh tubuh sebagai DNA sel induk akan 29
membentuk RNA dengan fasilitas sel induk, sedangkan mRNA dalam sitoplasma akan diubah
oleh enzim protase menjadi partikel HIV. Partikel itu selanjutnya mengambil selubung dari
bahan sel induk untuk dilepas sebagai virus HIV lainnya. Mekanisme penekanan pada system
imun (imunosupresi) in akan menyebabkan pengurangan dan terganggunya jumlah dan fungsi
sel limfosit T (Widoyono, 2011).

Menurut Widoyono (2011), penyakit ini menular melalui berbagai cara antara lain,
melalui cairan tubuh, seperti darah, jarum suntik, cairan genetalia, dan ASI. HIV tidak
dilaporkan terdapat dalam air mata dan keringat. Pria yang sudah disunat memiliki resiko HIV
yang lebih kecil dibandingkan dengan pria yang tidak disunat.

HIV AIDS dapat mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh, seseorang sangat rentan
terhadap berbagai macam peradangan seperti tuberkulosis, kandidiasis, kulit, paru-paru,
saluran pencernaan, otak dan kanker. Stadium AIDS memerlukan pengobatan antiretroviral
(ARV) untuk mengurangi jumlah virus HIV di dalam tubuh, sehingga kesehatan penderita
dapat pulih kembali (Ramni et al., 2018).

Pencegahan penularan infeksi HIV dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu hindari
penggunaan narkoba, jangan menjadi donor bila positif HIV AIDS, baik donor darah, plasma,
sprema, maupun organ, lakukan praktik seks yang aman, seperti penggunaan kondom, tidak
gonta-ganti pasangan, sunat pada pria dapat mengurangi resiko penularan HIV AIDS, hindari
penggunaan jarum suntik bergantian, dan tes hiv secara rutin.

Setelah dipaparkan beberapa hal di atas,dapat disimpulkan bahwa HIV AIDS sangat
mematikan, namun perlahan. Dampaknya dapat membuat sistem imun atau kekebalan tubuh
kita tidak berfungsi/ sangat lemah sehingga penyakit lain dengan mudah dapat menyerang
tubuh kita dan tubuh kita tidak mampu untuk menahan atau melawannya.
Daftar Pustaka

Susilawati, T., Sofro, M. and Sari, A., 2020. Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Kejadian
HIV/AIDS Di Magelang. Prosiding" Standar Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi
1 Terkait Rekam Medis" Yogyakarta Tahun 2018.

RI, K., 2020. Laporan Perkembangan HIV AIDS & Penyakit Infeksi Menular Seksual
(PIMS) Triwulan II Tahun 2020. Jakarta. Retrieved July, 13, p.2021.

Silvi, R., 2018. Analisis Cluster dengan Data Outlier Menggunakan Centroid Linkage dan K-
Means Clustering untuk Pengelompokkan Indikator HIV/AIDS di Indonesia. J.
Mat.“MANTIK, 4(1), pp.22-31.

SIMAMORA, E., 2022. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN


PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS PADA DEWASA MUDA KOTA
MEDAN TAHUN 2021.

Makarim, F., R. (2021) 9 Langkah yang Bisa Dilakukan untuk Mencegah Penularan HIV,
halodoc, diakses pada 24 Desember 2022, available at:
https://www.halodoc.com/artikel/9-langkah-yang-bisa-dilakukan-untuk-mencegah-
penularan-hiv

Anda mungkin juga menyukai