Anda di halaman 1dari 8

KONTAKT LIBRARY SULING SUNDA

SEBAGAI INOVASI DAN ALTERNATIF PENCIPTAAN


MUSIK
Arita Bagja Pramudita
Pascasarjana Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Jl. Buah Batu No. 212,
Cijagra, Kec. Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat 40265
aritabagjadm@gmail.com

Abstrak
Kontakt Library Suling Sunda merupakan sebuah karya berbentuk sample library
yang mentransformasikan karakter bunyi asli instrument Suling Sunda menjadi VST.
Kontakt terdiri dari dua bagian yaitu bagian keys dan loops. Kajian inovasi instrumen
Suling Sunda sebagai perkembangan teknologi, dibahas menggunakan metode
eksplorasi, eksperimentasi, dan perwujudan. Kontakt Library Suling Sunda dapat
digunakan sebagai sample library alternatif untuk para musisi dalam membuat musik
dengan menggunakan VST atau software Kontakt, karya ini juga dibuat sebagai alat
alternatif untuk menciptakan sebuah musik yang instan dan mudah.
Kata Kunci : Kontakt Library, Suling Sunda, Software

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alat musik tradisional adalah alat musik khas yang terdapat di daerah-daerah
seluruh Indonesia. Alat musik tradisional menjadi identitas suatu daerah di
Indonesia, salah satunya alat musik tradisional dari daerah Jawa Barat yaitu Suling.
Suling merupakan salah satu alat musik yang terkenal di Indonesia khususnya di
Jawa Barat. Hingga saat ini masih dilestarikan karena memiliki arti khusus dalam
kesenian Sunda. Terdapat ciri khas yang melekat pada suling Sunda. Terutama dari
bentuk dan bunyi yang dihasilkan. Jenis suling yang dipergunakan di daerah Sunda
adalah suling lubang enam dan suling lubang empat.
Pada perkembangan teknologi musik saat ini, tidak menutup kemungkinan
Suling Sunda sebagai alat musik tradisional bisa masuk pada ranah musik
multimedia. Perkembangan teknologi ini sebenarnya sejalan dengan kehidupan
masyarakat sehingga mampu mempengaruhi gaya hidup manusia. Teknologi
membentuk individu bagaimana cara berpikir, berperilaku dalam masyarakat, dan
teknologi tersebut mengarahkan manusia bergerak dari satu abad teknologi ke
teknologi lain (Nurudin, 2011:184).
Virtual Instrument adalah software komputer yang menghasilkan bunyi suatu
alat musik (Paul Middleton & Steven Gurevitz, 2013:39) atau sering juga disebut
VST (Virtual Studio Technology). VST khususnya digunakan untuk membuat musik
yang fungsinya adalah sebagai pengganti alat musik (bunyi instrumen) aslinya.
Secara umum VST dimainkan dengan menggunakan seperangkat komputer, dan
MIDI controller berupa; keyboard MIDI controller, wind MIDI controler dan grid MIDI
controller. Kontakt Library adalah sample library, yang dijalankan dengan
menggunakan VST Kontakt.

Gambar 1
Software VST Instrument Kontakt 5
(Sumber : https://www.google.com, 2022)

MIDI atau Musical Instrument (with) Digital Interface, dapat dikatakan sebuah
revolusi dalam perkembangan musik. Sebuah perkembangan pesat yang
menjadikan pembuatan musik sebagai ranah hampir-hampir tanpa batas. Inovasi
adalah suatu proses pembaharuan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi,
dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang
menyebabkan adanya sistem produksi, untuk membuat produk-produk baru. Dengan
demikian, inovasi itu merupakan kebudayaan yang khusus mengenai unsur
teknologi dan ekonomi (Tri Sat Fitriani, Asep Saepidin, 2022:2). Proses inovasi
sudah tentu sangat erat sangkut pautnya dengan penemuan baru dalam teknologi.

B. Tujuan dan Manfaat


Berdasarkan apa yang telah diuraikan sebelumnya, tujuan dan manfaat
menggarap sebuah karya musik multimedia dalam bentuk Kontakt Library Suling
Sunda ini adalah, mem-virtual-isasikan karakter bunyi Suling Sunda ke dalam bentuk
sample library, untuk dijadikan VST (sebuah software bunyi), sehingga user dapat
memainkan Suling Sunda beserta semua teknik yang terdapat pada alat musik
tersebut dengan menggunakan MIDI controller.

C. Metode
Dalam proses pembuatan karya Kontakt Library Suling Sunda ini, menggunakan
beberapa metode, diantaranya eksplorasi dan eksperimentasi.

Kontakt
Library

Eksplorasi Eksperimentasi

Perwujudan

1. Metode Eksplorasi
Menurut KBBI Eksplorasi merupakan penjelajahan atau pencarian lapangan
dengan tujuan mendapatkan pengetahuan lebih banyak. Untuk mendapatkan hasil
sampling yang bagus, dibutuhkan pemahaman tentang jenis-jenis microphone. Pada
tahap ini jenis dan karakteristik mikrofon dikumpulkan agar lebih tepat untuk
kebutuhan pengambilan karakter suara suling kemudian menganalisa perbedaan
respon pada setiap microphone dan merekamnya di software Studio One 5.

2. Metode Eksperimentasi
Metode Eksperimentasi yaitu mencoba bereksperimen dengan percobaan yang
bersistem dan sudah di persiapkan secara terencana. Mulai mengerjakan dan
bereksperimen dengan medianya untuk membuat karya bunyi yang diolah sampai
karyanya selesai dikerjakan (Poerwadarminta, 2008:350).

3. Metode Perwujudan
Metode perwujudan yaitu merupakan suatu proses penyampaian dalam bentuk
atau rupa yang dapat dirasakan dan didengarkan. Dalam metode inilah, Kontakt
Library Suling Sunda akan ditampilkan dan diperdengarkan kepada pendengar
sehingga karya tersebut bisa bermanfaat.

D. Pembahasan
Tahapan untuk menjadikan kontakt library ini menggunakan tahapan besarnya
yaitu; (1) Suling Sunda sample bunyi asli, (2) Sample Library yaitu hasil record dari
Suling Sunda, (3) VST yaitu software bunyi hasil record dari Sample Library, (4)
Kontakt Library merupakan sound bank bunyi (tempat penyimpanan hasil olahan
vst), yang penyelesaian akhir menjadikannya sebagai sample dari alat musik
tradisional Indonesia khususnya musik tradisional Sunda.
Tahap awal dalam pembuatan Kontakt Library ini adalah menyiapkan alat
Suling Sunda, komputer yang sudah terinstal DAW (Digital Audio Workstation),
Soundcard, microphone jenis condencor, speaker monitor flat, headphone flat, jack
dengan connector XLR male dan female, kabel jack dengan connector ¼ .
Setelah semua peralatan sudah disiapkan, tahap selanjutnya yaitu tahap
recording, kontakt library ini terbagi menjadi dua bagian keys dan bagian loop.
Pertama recording bagian keys :

1. Bagian Keys
Bagian ini adalah bagian pertama dari Kontakt Library Suling Sunda yang
terdapat dari wilayah nada C2-C3 piano roll. Bagian ini diberi nama bagian Keys
karena pada bagian ini setiap nada atau ritmis dari Suling Sunda dimainkan
menggunakan keyboard. Bagian keys tersebut dibuat dari hasil sampling nada atau
ritmis mendekati nada C mayor.
Proses selanjutnya dimulai dengan proses sampling yang dilakukan beberapa
kali untuk mendapatkan hasil yang bagus dari aspek audio. Selain itu untuk
mendapatkan hasil sampling tersebut maka, proses sampling juga dilakukan dengan
teknin micing yang berbeda-beda berdasarkan jarak dan microphone yang
digunakan terhadap sumber suara (Suling Sunda).
Setelah eksplorasi teknik micing dilakukan, selanjutnya merekam satu persatu
dari nada dan timbre suling sunda dengan menekan tombol record pada software
DAW. Sampling direkam beberapa kali untuk mendapatkan hasil terbaik seperti
terlihat pada gambar 2.

Gambar 2
Rekaman Sampling

Setelah proses sampling dilakukan, proses selanjutnya adalah mengeliminasi


satu persatu hasil sampling yang tidak bagus dengan cara menekan tombol split tool
lalu arahkan kursor ke awal dan akhir dari setiap nada yang telah di sampling untuk
dipotong satu persatu sampai akhirnya tersisa beberapa hasil sampling yang akan
digunakan untuk pembuatan bagian keys, seperti terlihat pada gambar 3.

Gambar 3.
Hasil potongan pernada

Setelah pemotongan dari beberapa nada dan timbre, sampling di mixdown


untuk mengexport kedalam format data wave (format data audio) dengan cara
mengklik panel menu song > export mixdown > klik file name song untuk pemberian
nama pada setiap nada lalu tekan ok, tahap ini dilakukan seterusnya hingga
memixdown ke beberapa nada dan timre sampling. Setelah proses mixdown,
dilakukan pengukuran frekuensi yang sudah menjadi data wave, menggunakan
tuner bawaan dari sofware DAW dengan cara memainkan satu persatu nada, seperti
terlihat pada gambar 4.

Gambar 4
Tuner

Selanjutnya, pada bagian ini sampling nada suling dibagi menjadi 1 sampai 7
tingkatan velocity (tinggi rendahnya dinamika terhadap suatu nada). Velocity
tingkatan 1, 1-16, tingkatan 2, 16-48, tingkatan 3, 48-65, tingkatan 4, 65-80,
tingkatan 5, 80-96, tingkatan 6, 96-111, tingkatan 7, 111-127, sehingga ketika
dimainkan dengan dinamik yang lembut maka akan terdengar nada low dan ketika
dimainkan dengan dinamik yang keras akan mengeluarkan nada high. Seperti yang
terlihat pada gambar 5.

Gambar 6
Pengaturan Velocity

Dari hasil sampling nada suling sunda yang sudah di export/mixdown menjadi
data wave dan diakhiri ke tahap mapping ke software kontakt, selanjutnya
melakukan proses sampling ke bagian loop.

2. Loop
Loop adalah bagian kedua dari Kontakt Library Suling Sunda yang terdapat
dari wilayah nada C10C2 piano roll. Dalam musik elektron akustik, loop adalah
bagian yang mengulang dari materi suara atau melodi (ostimato). Bagian loop
tersebut dibuat dari hasil sampling suling dari potongan melodi suling sunda
sehingga semua nada atau ritme dari suling akan tetap berbunyi selama tuts pada
controllernya ditekan. Proses pembuatan sampling pada bagian loop dilakukan
dengan peralatan dan cara yang sama dengan proses pembuatan sampling pada
bagian Keys. Hanya perbedaanya terdapat pada materi yang dijadikan sampling.
Pada bagian keys, sampling dibuat dari nada Suling Sunda sedang kan pada bagian
Loop, sampling dibuat dari potongan melodi atau ritme dari Suling Sunda. Setelah
didapatkan suara-suara pada potongan melodi dan ritme suling sunda, proses
selanjutnya juga tidak berbeda dengan proses yang dilakukan pada pembuatan
bagian keys, namun letak perbedaan adalah, pada bagian keys tidak dipasangi loop.
Proses selanjutnya adalah finishing. Pada bagian finishing ditambahkan
sebuah gambar background suling yang sudah di edit untuk Kontakt Library Suling
Sunda. Setelah pembuatan gambar background selesai dikerjakan, selanjutnya
gambar background tersebut di import ke dalam software Kontakt pada bagian
instrumen options
Proses selanjutnya adalah menyimpan Kontakt Library yang sudah menjadi
format nki dengan cara menklik gambar disket yang terdapat pada bagian atas dari
software Kontakt kemuadian save as instrument. Setelah dilakukan proses
penyimpanan, maka pembuatan Kontakt Library Suling Sunda sudah selesai dan
bisa digunakan.

SIMPULAN
Suling Sunda hanyalah sebuah media atau alat, dapat dikategorisasikan dalam
ranah konvensi atau tradisi jika diiringi atau disandingkan dengan media tradisi.
Namun, Suling Sunda juga dapat bertransformasi tergantung dari cara
penggunaanya dalam mengeksplorasi Suling. Kontakt Library Suling Sunda belum
seutuhnya menyerupai bunyi instrumen Suling Sunda karena memiliki beberapa
teknik permainan ciri khas yang susah dimainkan dengan menggunakan midi
controller, seperti memainkan teknik Ketrok1, Keleter2, Wiwiw3, Leotan4, Puruluk5,
dan Bintih6.

1
Ketrok merupakan ornamen yang berbentuk getaran pendek
2
Keleter merupakan ornamen dengan bunyi nyaring agak panjang, cepat dan teratur pada suling lubang enam
3
Wiwiw adalah ornamen yang dihasilkan dengan jalan menggerakan jari telunjuk secara perlahan-lahan
4
Leotan merupakan ornamen dalam bentuk ombak yang agak panjang, tetapi terputus-putus.
5
Puruluk merupakan ornamen dengan bunyi sedang pada suling lubang enam
6
Bintih merupakan ornamen yang dihasilkan dari gerakan jari tengah kiri atau kanan secara serentak dan
terhentak pada suatu nada
KEPUSTAKAAN
Barsoti, Marcel. 2002. Virtual Ethno Instrumen & Voice: Ethno World 5 Profesional &
Voice, Europe.
Hawkins, 2002. Erik. Studio-in-1-box : The New Era Of Computer Recording
Technology. Hal Leonard Corporation: Wisconsin.
Koentjaraningrat. 1985. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Gramedia Jakarta.
Hosken, D. 2016. An Introduction To Music Technology. Second Edition. Institut Seni
Indonesia Yogyakarta
Nurudin, 2011. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : Rajawali Press
Edmund Prier SJ, Karl. 1996. Ilmu Bentuk Musik. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi
Poerwadarminta, 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka
Susandrajaya, Yurnalis, Indriyetti, 2018. Inovasi Talempong Gandang Lasuang
dalam Upaya Pelestarian Seni Tradisi. Panggung Jurnal Seni Budaya Vol 28,
No 24. http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v28i4.713
Gelar Seftiyana, 2020. Lisunagara : Karya Kolaborasi Rebab dan Musik Digital.
Pantun Jurnal Ilmiah Seni Budaya Vol. 5 No.1.
http://dx.doi.org/10.26742/pantun.v5i1.1335
Tri Sat Fitriani, Asep Saepudin, 2022. MIDI Sebagai Inovasi Dan Alternatif Musik
Iringan Tari Di Masa Pandemi. Melayu Art And Performance Journal Vol. 5
No.1. http://dx.doi.org/10.26887/mapj.v5i1.2518
Yogi Elga Rianggi, Rafiloza, dan Wilma Sriwulan, 2019. Gema Di Waktu Subuh.
Melayu Arts And Performance Journal Vol. 2, No. 2.
http://dx.doi.org/10.26887/mapj.v2i2.977
Engkur Kurdita, 2015. Penerapan Teknik Ornamentasi Suling Sunda Lubang Enam
Pada Lagu Tembang Sunda Cianjuran. Ritme Volume 1 No. 1, Journal
Universitas Pendidikan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai