Anda di halaman 1dari 4

SURAT PERJANJIAN UTANG – PIUTANG

Pada hari ini Selasa tanggal Dua Puluh Tujuh bulan Desember Tahun Dua Ribu
Dua Puluh Dua kami yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Nama : Muhammad Nur Mappesona


Umur : 41 tahun
Pekerjaan : Guru PNS
Alamat : Bone-bone

Bertindak untuk dan atas nama diri sendiri dan untuk selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA.

2. Nama : Umar Ibsal


Umur : 38 tahun
Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Kp Bojong Salam RT 01 RW 06 Desa
Karangtengah Kecamatan
Kadungora Kab. Garut

Bertindak untuk dan atas nama diri sendiri dan untuk selanjutnya
disebut PIHAK KEDUA.

a. Dengan ini menyatakan, bahwa PIHAK PERTAMA telah dengan sah dan
benar mempunyai utang uang karena pinjaman kepada PIHAK KEDUA,
sebesar [(Rp. 160.000.000,00) (---- Seratus Enam Puluh Juta Rupiah---- )].

b. Uang dari Pinjaman tersebut digunakan untuk pembelian 1 unit Mobil


yang akan digunakan oleh Pihak Pertama.

c. PIHAK PERTAMA mengakui telah menerima jumlah uang tersebut


secara lengkap dari PIHAK KEDUA sebelum penandatanganan Surat
Perjanjian ini, sehingga Surat Perjanjian ini diakui oleh kedua belah pihak
dan berlaku sebagai tanda penerimaan yang sah.

d. PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan telah menerima pengakuan


berhutang dari PIHAK PERTAMA tersebut di atas.

e. Kedua belah pihak telah bersepakat untuk mengadakan serta


mengikatkan diri terhadap syarat-syarat serta ketetapan-ketetapan dalam
perjanjian ini.

f. Selama Perjanjian Hutang Piutang ini berlangsung, Pihak Pertama berjanji


untuk tidak berhutang lagi ke Pihak Bank, melakukan pembelian
melalui leasing, maupun aktifitas hutang piutang berbasis Riba.

1|
Pasal 1
PEMBAYARAN

PIHAK PERTAMA berjanji akan membayar hutang uang sebesar minimal [(Rp.
2.000.000,00) (---- Dua juta rupiah---- )] tersebut dalam waktu 80 bulan kepada
PIHAK KEDUA yang dimulai pembayarannya pada tanggal 10 bulan Januari
2023.

Pasal 2
PELANGGARAN

Jika PIHAK PERTAMA lalai atau tidak dapat memenuhi seluruh


kewajibannya sebagaimana ditetapkan dalam Surat Perjanjian ini dan atau
apabila terjadi pelanggaran oleh PIHAK PERTAMA atas salah satu atau
beberapa kewajibannya sebagaimana yang disebutkan dalam Surat Perjanjian
ini , maka PIHAK KEDUA berhak menagih segera secara sekaligus jumlah
hutang pinjaman tersebut meskipun jatuh tempo perjanjian ini belum dicapai.

Pasal 3
HAL-HAL YANG TIDAK DIINGINKAN

PIHAK KEDUA berhak menagih kembali seluruh uang hutang PIHAK


PERTAMA secara sekaligus, apabila:
1. PIHAK PERTAMA meninggal dunia sebelum tanggal jatuh tempo
perjanjian ini, kecuali jika ahli waris PIHAK PERTAMA sanggup dan
bersedia memenuhi kewajiban-kewajiban yang berkaitan dengan isi Surat
Perjanjian ini.

Pasal 4
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang telah mengikatkan diri


dalam perjanjian utang-piutang ini telah bersepakat untuk menempuh
jalan kekeluargaan atau musyawarah untuk mufakat guna menyelesaikan
hal-hal atau perselisihan yang mungkin timbul.

Pasal 5
PENUTUP

Surat perjanjian ini dibuat di atas kertas yang ditandatangani dan dibuat
rangkap dua berkekuatan hukum yang sama serta masing-masing dipegang
oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.

Garut-Luwu Utara, 27 Desember 2022

2|
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

[Muhammad Nur Mappesona] [ Umar Ibsal]

SAKSI-SAKSI:

SAKSI I SAKSI II

Arman Ibsal Rudi Ibsal

QS. Al-Baqarah: 282

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan
hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan
benar.............
Persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di
antaramu). Jika tidak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua
orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang
lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu
enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil. 

QS. Al-Baqarah: 276

Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak


menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.

Al Baqarah Ayat 278-280:

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, tinggalkanlah apa yang tersisa dari


riba, jika kalian adalah orang-orang yang beriman. Maka jika kalian tidak
meninggalkan, maka umumkanlah perang kepada Allah dan Rasul-Nya.

Al Imran Ayat 130:

3|
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat
ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan.

An Nisa 160-161
Dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan
disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah
dilarang darinya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang
batil. Dan Kami telah menjadikan untuk orang-orang kafir di antara mereka itu
siksa yang pedih.

4|

Anda mungkin juga menyukai