Anda di halaman 1dari 3

Devin Nuranggaputra Ramadhani

XII IPS 2
08

RANGKUMAN KELOMPOK SOSIAL – SOSIOLOGI BU HANIYAH

1. Pengertian Kelompok Sosial


Dapat kita katakan bahwa sejak dilahirkan manusia sudah mempunyai dua hasrat atau
kepentingan pokok bagi kehidupannya, yaitu:

1. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya,


2. Keinginan untuk menjadi satu dengan lingkungan alamnya.
Keterikatan dan ketergantungan antara manusia satu dengan yang mendorong manusia
untuk membentuk kelompok masyarakat yang disebut kelompok sosial atau social
group.  Berikut pandangan para ahli tentang pengertian kelompok sosial:
1. Paul B. Horton: Kelompok berarti setiap kumpulan manusia secara fisik (misal, sekelompok
orang yang sedang menunggu bus kota).
2. Roland L. Warren: Satu kelompok sosial meliputi sejumlah manusia yang berinteraksi dan
memiliki pola interaksi yang dapat dipahami oleh anggotanya secara keseluruhan.
3. Robert K. Merton: Kelompok sebagai sekumpulan orang yang saling beriteraksi sesuai dengan
pola yang telah mapan.
2. Syarat dan Ciri Kelompok Sosial
Robert K. Merton menyebutkan ada tiga kriteria, yaitu:

1. Memiliki pola interaksi,


2. Pihak yang berinteraksi mendifinisikan dirinya sebagai anggota kelompok, dan
3. Pihak yang berinteraksi didefinisikan oleh orang lain sebagai anggota kelompok.
Menurut Merton, kelompok berbeda dengan perkumpulan. Perkumpulan adalah sejumlah
orang yang mempunyai solidaritas berdasarkan nilai bersama serta memiliki kewajiban
moral untuk menjalankan peran yang diharapkan. Di dalam perkumpulan tidak ada unsur
interaksi yang menjadi kriteria utama bagi kelompok. Kelompok juga berbeda dengan
kategori sosial yang merupakan suaatu himpunan peran yang mempunyai ciri sama,
seperti jenis kelamin atau usia. Diantara himpunan orang-orang yang berperan itu, ada
interaksi.

Menurut Soerjono Soekanto, himpunan manusia baru dapat dikatakan sebagai kelompok
sosial apabila memiliki beberapa persyaratan berikut:

1. Adanya kesadaran sebagai bagian dari kelompok yang bersangkutan.


2. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan yang lain dalam kelompok itu.
3. Ada suatu faktor pengikat yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok, sehingga
hubungan di antara mereka bertambah erat. Faktor tadi dapat berupa kepentingan yang sama,
tujuan yang sama, ideologi politik yang sama, dan lain-lain.
3. Tipe-tipe Kelompok Sosial
Klasifikasi Durkheim

Durkheim membagi kelompok sosial menjadi 2: kelompok sosial yang didasarkan pada
solidaritas mekanikal dan solidaritas organic. Solidaritas mekanikal merupakan ciri dari
masyarakat yang masih sederhana dan belum mengenal pembagian kerja. Tiap-tiap
kelompok dapat memenuhi keperluan mereka masing-masing tanpa memerlukan bantuan
atau kerja sama dengan kelompok dari luar. Dalam masyarakat yang menganut solidaritas
mekanik, yang diutamakan adalah persamaan sikap dan perilaku. Seluruh warga diikat oleh
kesadaran kolektif, yaitu kesadaran bersama.

Solidaritas organik merupakan bentuk solidaritas yang telah mengenal pembagian kerja.
Bentuk solidaritas ini bersifat mengikat, sehingga unsur-unsur di dalam masyarakat
tersebut saling bergantung. Oleh karena itu, ketiadaan salah satu unsur akan
mengakibatkan gangguan pada kelangsungan hidup bermasyarakat. Pada masyarakat ini,
ikatan utama yang mempersatukan bukan lagi kesadaran kolektif, melainkan kesepakatan
yang terjadi di antara berbagai profesi.

1. Klasifikasi Ferdinand Tonnies


Menurut Ferdinand Tonnies, kelompok di dalam masyarakat dibagi menjadi 2:

1. Gemeinschaft, merupakan kehidupan bersama yang intim, pribadi, dan eksklusif, yang dibawa
sejak lahir. Contohnya ikatan perkawinan, agama, bahasa, adat, dan rumah tangga.
2. Gesellschaft, merupakan kehidupan publik sebagai sekumpulan orang yang secara kebetulan hadir
bersama, tetapi setiap orang tetap mandiri. Bersifat sementara dan semu. Contohnya ikatan
pekerja dan ikatan pengusaha.
4. Hubungan Antarkelompok dalam Masyarakat
Dimesni Hubungan Antarkelompok

Menurut Kinloch, hubungan antar kelompok memiliki beberapa kriteria sebagai berikut:

1. Kriteria fisiologis, mecakup kelompok pada persamaan jenis kelamin laki-laki dan perempuan,
usia (tua-muda), dan ras.
2. Kriteria kebudayaan, mencakup kelompok yang diikat oleh persamaan kebudayaan, seperti
kelompok etnik (Batak, Minangkabau, Sunda, Ambon, dll).
3. Kriteria ekonomi, dibedakan antara mereka yang memiliki kekuasaan ekonomi dari yang tidak
memiliki kekuasaan ekonomi.
4. Kriteria perilaku, didasarkan pada cacat fisik, cacat mental, dan penyimpangan terhadap aturan
masyarakat.
5. Pola Hubungan Antarkelompok
Michael Banton mengemukakan bahwa terdapat berbagai kemungkinan pola hubungan
antarkelompok ras. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Akulturasi, terjadi ketika kebudayaan kedua kelompok ras yang bertemu mulai berbaur dan
berpadu.
2. Dominasi, terjadi bila suatu kelompok ras menguasai kelompok lain. Contohnya kedatangan
bangsa Eropa ke benua Afrika dan Asia untuk memperoleh suber daya alam yang kemudian
dilanjutkan dengan mendominasi penduduk setempat. Dalam hal ini, Kornblum menyatakan
bahwa terdapat 4 macam kemungkinan proses yang dapat terjadi dalam suatu hubungan
antarkelompok:
3. Genosida: pembunuhan secara sengaja dan sistematis terhadap anggota kelompok tertentu.
4. Pengusiran: contohnya pengusiran warga Palestina oleh pemerintah Israel dari tepi Barat Sungai
Jordan.
5. Perbudakan: contohnya sistem kerja rodi yang dilakukan pada penjajahan Jepang di Indonesia.
6. Segresi: pemisahan antara kulit putih dengan kulit hitam di Afrika.
7. Asimilasi: interaksi antara dua kelompok yang berbeda kebudayaan sehingga memunculkan
campuran.
8. Paternalisme adalah suatu bentuk dominasi kelompok ras pendatang atas kelompok ras pribumi.
Pola ini muncul apabila kelompok pendatang, yang secara politik lebih kuat, mendirikan koloni di
daerah jajahan.
9. Integrasi adalah suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat,
tetapi tidak memberikan perhatian khusus pada perbedaan ras tersebut.
10. Pluralisme adalah suatu pola hubungan yang mengakui adanya persamaan hak politik dan hal
perdata masyarakat. Akan tetapi, pola hubungan ini lebih terfokus pada kemajemukan kelompok
ras daripada pola integrasi.
Sumber:

Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2014. Sosiologi Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta:
Esis Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai