Ajakan Beribadah
Tak terasa waktu bergulir terus kini kita berkumpul bersama menikmati persaudaraan yang rukun
dalam merayakan ulang tahun ke-55 PWGT, dan sungguh merasakan kasih Tuhan melingkupi kita
sekalipun dalam menapaki perjalanan ini suka duka silih berganti namun kasih Tuhan tidak pernah
sirna. Untuk itu mari kita datang bersyukur kepadaNya.
Persembahan Syukur :
P: Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa
memberi minum, ia sendiri akan diberi minum (Amsal 11:5)
Menyanyi: NKB: 133
Syukur padaMu, ya Allah, atas s'gala rahmatMu;
Syukur atas kecukupan dari kasihMu penuh.
Syukur atas pekerjaan, walau tubuhpun lemban;
Syukur atas kasih sayang dari sanak dan teman.
Votum
P : Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita.
U : Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama- Nya yang kudus kita percaya
P : Kasih setia-Mu, Ya Tuhan, kiranya menyertai kami seperti kami berharap kepada-Mu
U : Amin
Salam
P : Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai
engkau.
U : Haleluya, Amin.
Penyalaan Lilin
Menyanyi KJ 92:1-3” Malam Kudus”
1
Malam kudus, sunyi senyap; dunia terlelap.
Hanya dua berjaga terus ayah bunda mesra dan kudus;
Anak tidur tenang, Anak tidur tenang.
2
Malam kudus, sunyi senyap. Kabar Baik menggegap;
bala sorga menyanyikannya, kaum gembala menyaksikannya:
"Lahir Raja Syalom, lahir Raja Syalom!"
3
Malam kudus, sunyi senyap. Kurnia dan berkat
tercermin bagi kami terus di wajahMu, ya Anak kudus,
cinta kasih kekal, cinta kasih kekal.
BERITA NATAL
Doa Pembacaan Alkitab
Pembacaan Alkitab: Lukas 2:8-20
Refleksi Natal : Mewujudkan Iman Dengan Berbagi Informasi Yang Membawa Berkat”
Saat Teduh
Doa Bapa Kami
RESPON UMAT
Persembahan
PL: lalu kata Maria “jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatikubergembira karena Allah juruselamatku,
sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala
keturunan akan menyebut aku berbahagia”Lukas 1:46-48
1
Masih adakah di dalam hati, perhatian bagi yang terlantar.
Yang selalu minta perhatian, dari orang yang berbelas kasih.
Reff. Tuhan tolong kami umatMu, menyatakan kasihMu
Jadi pemberita kabar baik bagi yang lemah dan
menderita.
2
Masih banyak orang terpenjara, hidup terbelenggu dan tertawan.Sungguh mengharapkan
kekuatan, merindukan sanak dan saudara. (Reff.)
3
Masih banyak orang yang terbuang tidak dihargai dan tersingkir,
Hidup bagaikan sebatang kara, tak lagi mendapat kasih sayang. (Reff.)
Berkat
P: Kiranya kasih dan rahmat Allah kekasih jiwa kita, dengan mana akan melawat kita. Kiranya
terangNya akan menyinari kita dalam kegelapan, kiranya cintaNya akan mengarahkan kaki kita
pada jalan damai sejahtera.
U: Terpujilah Allah sahabat semua orang dan sahabat bagi semua perempuan. Amin
Pendahuluan
Ibu2 yang dikasihi Tuhan,
Kalau seorang tukang sapu di sebuah kantor misalnya datang membawa berita kepada seluruh pegawai
bahwa presiden Jokowi akan tiba sesaat lagi di kantor tersebut, tentu tidak seorangpun dapat
mempercayainya. Mengapa? Karena hampir semua orang tidak percaya jika seorang tukang sapu
memiliki informasi penting terkait Presiden Jokowi yang akan datang ke kantor tersebut. Posisinya
sekaligus menjadikannya sebagai kelompok sosial yang sulit dipercaya sebagai pembawa berita penting
dan strategis.
Allah tidak pernah memilih kepada siapa anugerah keselamatan itu diberikan. Berita Natal pertama justru
disampaikan kepada para gembala. Apa yang terjadi ketika Allah memilih orang yang tidak dilihat dunia
untuk menjadi pembawa berita keselamatan dari Allah melalui kelahiran seorang juru selamat? Seluruh
dunia takjub akan berita tersebut, berawal dari gembala, “Maka kembalilah gembala-gembala itu
sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka
lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka”
Ibu2…..Di satu sisi dunia selalu memilih yang primer, utama, terkenal dan terkemuka, tetapi Tuhan
memilih siapa saja termasuk orang yang tidak diperhitungkan dalam masyarakat. Tuhan memakai siapa
saja yang Dia mau pakai sesuai rencana-Nya. Di sisi lain dunia di mana kita hidup ini adalah dunia yang
sangat memberi ruang kepada setiap orang untuk melakukan apa saja dengan mudah.
Isi Khotbah
Ibu2 yang dikasihi Tuhan, di satu sisi dunia selalu memilih yang primer, utama, terkenal dan terkemuka,
tetapi di sisi lain Tuhan memilih siapa saja termasuk orang yang tidak diperhitungkan dalam masyarakat.
Tuhan memakai siapa saja yang Dia mau pakai untuk menjadi pemberita/pembawa berita keselamatan
sesuai rencana-Nya. Di sisi lain dunia di mana kita hidup ini adalah dunia yang sangat memberi ruang
kepada setiap orang untuk melakukan apa saja dengan mudah. Hal itu dimungkinakan oleh perkembangan
teknologi informasi. Nah bagaimana kita dapat menjadi pembawa berita suka cita/berita Natal sebagai
wujud iman kita?
Ada dua hal yang Lukas ingin tekankan dalam pembacaan kita ini yaitu: pertama, mengapa Allah
memilih gembala sebagai tujuan pertama pemberitaan kelahiran Yesus. dan kedua bagaimana gembala
merespons berita tersebut dan menjadi pemberita kelahiran Kristus.
Mengapa gembala?
Gembala dalam konteks Alkitab adalah kelompok sosial yang tidak diperhitungkan posisinya di dalam
masyarakat Yahudi. Mereka bekerja sebagai penjaga kambing dan domba. Dalam masyarakat Yahudi,
para gembala dianggap sebagai kalangan kelas bawah dan karena itu, mereka tidak mendapatkan
perhatian yang sesungguhnya mereka butuhkan.
Namun apa yang diperhadapkan Lukas kepada kita ini menjadi sesuatu yang perlu kita renungkan lebih
jauh. Mengapa Allah memilih gembala sebagai tempat pertama memberitakan kelahiran Kristus? Kenapa
bukan kepada para petinggi, pejabat pemerintah atau gereja. Padahal pejabat, petinggi gereja dan
pemerintah punya kuasa yang tentu dapat menjadi alat gerak dan daya paksa agar berita tersebut cepat
tersebar dan dipercaya karena dari sumber yang legal dan dapat dipercaya. Lalu kenapa mesti gembala?
Kenapa bukan kepada tokoh-tokoh adat, atau kelompok yang memiliki status yang jelas dan kuat untuk
kemudian berita itu dapat dipercaya? Ada banyak jawaban yang bisa kita berikan.
Mungkin para gembala kebetulan berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat. Atau mungkin
merekalah satu-satunya yang terjaga pada malam ajaib itu untuk mendengarkan konser Natal pertama
yang diberikan oleh pasukan malaikat Tuhan.
Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka
pada waktu malam (2:8) Tuhan memilih orang-orang tidak diperhitungkan ini untuk menerima
pengumuman pertama tentang Inkarnasi. Sementara bagian dunia yang lain tertidur, sekelompok gembala
di dekat Betlehem tetap waspada. Apakah kita juga selalu menempatkan diri pada tempat dan waktu yang
tetap dan selalu waspada?
Mengapa Tuhan memilih para gembala? Di tengah hiruk pikuk Yerusalem, tak seorang pun akan
memiliki telinga untuk mendengar suara malaikat atau memiliki waktu luang untuk melihat ke langit
untuk melihat pertunjukan besar yang pernah dipentaskan di langit. Semua orang sibuk dengan dirinya
sendiri kecuali gembala. Jika itu adalah pakar agama, mereka mungkin berdiri di sana berdebat dengan
Malaikat tentang nubuatan dalam kitab suci dan dengan demikian kehilangan sukacita mendengar paduan
suara surgawi pada malam itu."Jangan takut,sebab sesungguhnya aku memberi-
takan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa (2:10). Apakah kita juga terlalu sibuk untuk
duduk tenang mendengarkan berita sukacita dari Allah?
Para gembala memiliki kapasitas untuk takjub dan rendah hati bahwa Allah akan memilih mereka
untuk menyampaikan berita-Nya. Dia tahu mereka akan bersedia untuk membagikan peristiwa yang
menarik ini dengan semua orang yang mereka kenal, tidak seperti para pemimpin agama saat itu, yang
sangat menghargai aturan, peraturan, dan interpretasi mereka tentang Kitab Suci sehingga mereka
mungkin kehilangan pesannya. "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di
sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita." (2:15b) Apakah kita juga bersedia
membagikan pesan Allah tanpa terlalu terikat oleh berbagai aturan yang ditetapkan manusia?
Mengapa para gembala dipilih sebagai yang pertama di bumi untuk mendengar berita mulia tentang
kelahiran Juruselamat dunia? Untuk menunjukkan bahwa Tuhan peduli pada yang terabaikan atau
terlupakan. Gembala di zaman Alkitab, dan bahkan hari ini, dianggap miskin atau masyarakat kelas
bawah. Yang lain telah menduga bahwa salah satu alasan Tuhan memilih para gembala adalah karena
gaya hidup mereka yang tenang, yang berarti hati yang reseptif siap menerima pesan. Selain itu, para
gembala sangat bersemangat untuk pergi dan memberi tahu orang lain tentang hal itu! Dan semua
orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka (2:18).
Semua jawaban-jawaban di atas dapat saja kita kemukakan untuk menjawab pertanyaan, “mengapa Allah
memilih gembala” sebagai tempat Allah memberitakan maksud dan rencananya? Dan dengan demikian
juga menjadi refleksi bagi kita bahwa kitapun dapat menempatkan diri sebgai seorang gembala. Atau kita
juga salah satu kelompok dalam masyarakat yang selama ini tidak terlalu diperhitungkan untuk melayani
sebagai pemberita atau pembawa berita keselamatan/suka cita. Kisah Lukas ini dapat menjadi inspirasi
untuk meneguhkan bahwa setiap kita diberi kesempatan untuk menjadi bagian dari misi Allah.
Penekanan Lukas memang adalah keselamtan bagi semua orang termasuk bagi orang bukan Yahudi.
Seperti dikatakan dalam bagian ini: “Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut
sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa (Luk
2:10). Kata ‘untuk seluruh bangsa’ atau at gentes, menjadi kata kunci bahwa Allah tidak memilih-milih
siapa yang akan diselamatkan, termasuk kepada siapa berita tentang keselamatan itu disampaikan pertama
kali.
Kelahiran Yesus diwartakan kepada mereka dengan cara yang menunjukkan bahwa Allah juga merasakan
bagaimana keterpinggiran mereka. Artinya Allah mau memberitahukan kepada para gembala bahwa
Allah peduli kepada mereka, bahwa berita suca cita itu adalah milik semua orang termasuk para gembala
dan bukan itu saja Allah menunjukkan keperpihakan itu dengan konsekuen. Para gembala itu juga
diberitahu bahwa Mesias yang lahir itu, terbaring di palungan, dengan kata lain Yesus lahir dalam
kontekas mereka. Yesus mau menunjukkan solidaritas bagi mereka yang tidak memiliki tempat. Dan
sepanjang hidupnya Yesus menunjukkan bahwa Ia adalah bagian dari setiap mereka yang tidak mendapat
tempat dalam masyarakat. “Serigala mempunyai liang, dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak
Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya (Mat.8:20).
Ibu2 yang dikasihi Tuhan,
Dalam sejarah kekristenan maupun sejarah sosial, perempuan juga adalah kelompok yang tidak
mempunyai tempat. Perempuan tidak diperhitungkan, buktinya dalam hitungan lima ribu orang yang
diberi makan oleh Tuhan Yesus tidak termasuk perempuan dan anak-anak di dalamnya. Tetapi juga pada
saat yang sama Tuhan memilih anak kecil itu untuk memperlihatkan bahwa Allah sedang
memproklamasikan bahwa “anak kecil” yang masyarakat tidak perhitungkan ini juga dapat berpartisipasi
dalam pelayanan dan pemberitaan kasih Allah yang luar biasa itu. Dua ikan dari anak kecil menjadi bukti
bahwa orang yang tidak diperhitungkan dapat menjadi berkat.
Demikian juga perempuan, Lukas secara khusus benyak menekankan peran perempuan dalam
pelayanannya. Lukas 8:1-3 memperlihatkan bahwa perempuan-perempuan punya andil dan peran penting
dalam pelayanan, namun sayang sangat sedikit diceritakan perannya dalam Alitab.
Bagaimana Respons Gembala?
Bagian kedua memperlihatkan bagaimana gembala merespons dengan semangat dan antusias tanpa
mengingat bahwa diri mereka adalah kelompok yang tidak diperhitungkan dan mungkin juga tidak dapat
dipercaya membawa berita besar itu. Tetapi itu tidak mengurungkan niat dan semangat gembala untuk
pergi melihat peristiwa Natal tersebut dan memberitakannya ke seluruh pelosok negeri saat itu. Apa yang
dilakukan para gembala ketika menjadi bentara perpanjangan tangan Allah menyampaikan berita
sukacita, berita keselamatan itu? Ada empat hal yang mereka lakukan:
1. Segera bergegas berangkat. "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi
di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.” (2:15) Mereka segera bergegas,
tanpa berpikir panjang, apalagi berdebat…mereka sangat antusias, bahkan hal yang terpenting
dari hidup mereka yaitu pekerjaan, ditinggalkan sejenak untuk melihat “apa yang terjadi di
sana”. Adakah kita juga untuk pelayanan tidak terlau banyak pertimbangan? Namun kita segera
bergegas untuk melaksanakan tugas dan misi dari Allah.
2. Segera memberitahukan apa yang mereka alami tentang Anak itu. “Dan ketika mereka melihat-
Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu
(2:17). Adakah kita juga sering memberitahukan atau menceritakan pengalaman rohani/spiritual
kita kepada orang lain terutama keluarga kita. Salah satu pendektan feminis adalah berteologi dari
pengalaman. Ceritakanlah pengalaman spiritual yang anda alami kepada anak-cucu, suami dan
kerabat, itu sudah cukup sebagai media berteologi, menceritakan Allah yang berkarya dalam
sepanjang pengalaman hidup. Pengalaman menangis karena tekanan hihdup tapi Allah terus
menopang, akan menjadi spiritualitas yang membentuk sikap anak-anak kita, dst.
3. Dampak dari pemberitaan: “Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang
dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka (2:18); semua orang yang mendengar menjadi
takjub dan heran. Adakah kita juga membuat orang di sekitar kita takjub dan heran atas
pemberitaan dan perilaku kita sebgai perempuan Kristen?
4. Gembala kembali dengan sesuatu yang baru, mereka mengalami transformasi,
“Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil
memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka
lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka (2:20). Para
gembala kembali dengan wawasan baru tentang diri mereka yang diperkenankan Tuhan ambil
bagian dalam pelayanan, memuji dan memuliakan Allah. Dan yang menarik terkait dengan
konteks ibu-ibu saat ini yang sangat dekat dengan media, dekat dengan godaan hoax dan posttruth
ialah mengatakan menyampaikan dengan baik sesuai dengan apa yang mereka dengar dan lihat. “
apa yang mereka dengar dan lihat, semuanhya sesuai dengan apa yang dikatakan kepada mereka”.
Para gembala meskipun dekat sekali dengan informasi atau berita tersebut, tidak sedikitpun mau
mengubah isi berita tersebut. Mereka mendengar, menyampaikan secara benar dan factual. Kita
pun sebgai perempuan yang anggota PWGT dapat menjadi pemberita hal-hal yang membawa
sukacita melalui Medsos. Di dunia modern saat ini sukacita dan berkat dapat berawal dari ujung
jari anda menyampaikan kebenaran dan kasih Tuhan.
Refleksi
Perempuan, anak kecil dan gembala adalah kelompok sosial yang sesungguhnya sampai saat ini masih
dilihat sebagai kelompok yang “tidak terlalu diperhitungkan”. Di atas kertas oleh masyarakat mungkin
diperhitungkan tetapi perlakuan dan kepercayaan kepada mereka, jujur saja masih diberi pelan-pelan,
tidak sepenuhnya (dalam istilah pak A.J Anggui “ diberi secara cicil”). Bahkan parahnya, perempuan
sendiri kadang merasa tidak mampu atau merasa bukan tempatnya (inferioritas complex). Mengapa?
Karena sekian lama dikonstruksi untuk tidak diperhitungkan dan bahkan mengalami keterpinggiran dalam
berbagai hal. Gereja Toraja sendiri lama disebut sebgai “gereja Laki-laki” nanti pada SSA ke-7 tahun
1984 di Palopo baru diterima untuk memilihdan dipilih dalam jabatan gereja. Selama 37 tahun perempuan
terpinggirkan dalam Gereja Toraja. Selama itu juga perempuan terkonstruksi sebagai orang pinggiran dan
tidak diperhitungkan. Menjelang 75 tahun Gereja Toraja terus berusaha memberi peran pada perempuan
dan kelompok-kelompok yang terpinggirkan dalam maysarakat.
Allah tidak memperhitungkan semua itu. Allah malahan memakai para gembala orang yang tidak punya
kedudukan dalam masyarakat, tapi mereka adalah orang-orang yang responsif mau menerima berita kasih
dan kebaikan Allah. Kitab Injil menempatkan gembala, perempuan dan anak kecil pada sentral bukan
pinggiran atau margin sebagaimana masyarakat bahkan gereja kadang tempatkan mereka. Kisah Lukas ini
memberi inspirasi bagi kita bahwa semua orang dapat menjadi pembawa berita yang memberi sukacita
dan berkat, seperti para gembala.
Tema kita, “Mewujudkan Iman Melalui Berbagi Informasi yang membawa berkat” mengajak kita dalam
konteks kita bagaimana menghargai kedirian kita apapun posisi dan bentuknya, adalah posisi yang Tuhan
bias pakai sebagai tempat menyemaikan berita sukacita. Natal yang kita rayakan ini berawal dari berita
yang disampaikan oleh para gembala. Gembala tersebut segera menuju kandaing domba dan melihat apa
yang terjadi di sana. Dari sana pun gembala kembali dan bertekad untuk menyampaikan apa yang bereka
terima itu sebagai kenyataan yang faktual, Allah mejadi manusia dan diam di antara kita.
Penutup
Apakah Anda ingin menjadi seperti para gembala?
Ini membuat saya berpikir bahwa hidup kita juga direncanakan dengan banyak arti dan tujuan. Tidak ada
yang terjadi secara kebetulan tetapi karena anugerah. Saudara adalah diri saudara sendiri karena Tuhan
menciptakan saudara untuk menjadi diri saudara sendiri. Dan Tuhan punya rencana untukmu. Pertama-
tama untuk menyelamatkan saudara, itu sebabnya Yesus lahir. Tetapi Tuhan juga memiliki rencana bagi
saudara untuk menjadi saksi Yesus yang penuh kasih seperti para gembala itu. Silakan berlari seperti para
gembala kepada Yesus. Dan memuji dan memuliakan Tuhan untuk semua yang telah dia lakukan untuk
saudara. Itulah rahasia Natal dan kehidupan.
Bagaimana kita sebagai perempuan merespons kondisi seperti digambarkan di atas? Tentunya dalam
kondisi sekarang kita diberi kesempatan dan peluang menjadi pemberita-pemberita kabar baik yang dapat
membawa penguatan, semangat dan inspirasi sebagai wujud iman di era revolusi industri 4.0 dan society
5.0. Pertanyaannya adalah dapatkah kita menjadi pembawa berita yang membawa berkat? dan berita yang
bagaimana yang akan anda bawa? Sudah pasati dalam konteks kita saat ini beritanya adalah
“kesukaan besar untuk seluruh bangsa: hari ini telah lahir bagimu Kristus Tuhan di kota Daud”.
Apakah kita menjadikan perkembangan teknologi ini sebagai kesempatan untuk mengajak orang
memuliakan Allah karena sesuatu yang mereka lihat dan dengar? Ataukah kita juga tergilas arus zaman
yang menjadi kurir-kurir membawa berita dan informasi yang tidak membawa suka cita. Apalagi dunia di
mana kita tinggal ini juga adalah dunia yang tidak membatasi siapa saja untuk mengalami hal-hal yang
luar biasa karena kemajuan teknologi informasi. Ini menjadi kesempatan bagi kita untuk menjadi
pemberita-pemberita yang membawa kabar baik. Setiap orang tidak dibatasi untuk dapat mengalami
peristiwa-peristiwa yang luar biasa dan spektakuler. Peristiwa kelahiran juruselamat Yesus Kristus Tuhan
adalah peristiwa luar biasa yang diberitakan kepada orang biasa tetapi memberi dampak luar biasa. Jadi
marilah kita juga sebagai apapun kita saat ini, khususnya sebagai perempuan, bertekad untuk mejadi
pesemaian berita Natal dan pemberita Suka Cita Natal."Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa
yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita." (2:15)
“Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala
sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah
dikatakan kepada mereka” (2:20) Terpujilah Tuhan, Amin.