Anda di halaman 1dari 5

Paku Alam VIII

7 bahasa
 Halaman
 Pembicaraan
 Baca
 Sunting
 Sunting sumber
 Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya
dapat dipastikan. Mohon bantu kami mengembangkan artikel ini dengan
cara menambahkan rujukan ke sumber tepercaya. Pernyataan tak bersumber bisa
saja dipertentangkan dan dihapus.
Cari sumber: "Paku Alam VIII" – berita · surat
kabar · buku · cendekiawan · JSTOR (September 2022)

Artikel ini sudah memiliki referensi, tetapi tidak disertai kutipan yang


cukup. Anda dapat membantu mengembangkan artikel ini dengan menambahkan
lebih banyak kutipan pada teks artikel. (September 2022) (Pelajari cara dan kapan
saatnya untuk menghapus pesan templat ini)

Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya

Paku Alam
ꦦꦏꦸꦄꦭꦩ꧀꧇꧘꧇

Penguasa Paku Alam di Yogyakarta ke-8

Masa jabatan

13 April 1937 – 11 September 1998

Pendahulu Paku Alam VII


Pengganti Paku Alam IX

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta ke-2

Masa jabatan

3 Oktober 1988[a] – 11 September 1998

Presiden Soeharto

Bacharuddin Jusuf Habibie

Pendahulu Hamengkubuwana IX

Pengganti Hamengkubuwana X

Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta ke-1

Masa jabatan

4 Maret 1950 – 3 Oktober 1988[a]

Presiden Soekarno

Soeharto

Gubernur Hamengkubuwana IX

Pendahulu Tidak ada, jabatan baru

Pengganti Paku Alam IX

Informasi pribadi

Lahir BRMH Sularso Kunto Suratno

10 April 1910

Pakualaman, masa Hindia Belanda

Meninggal 11 September 1998 (umur 88)

Yogyakarta, Indonesia
Kebangsaan Indonesia

Suami/istri KRAy. Ratnaningrum

KRAy. Purnamaningrum

Anak Dari KRAy. Ratnaningrum:

* Ir. KPH. H. Probokusumo

* BRAy. Retno Sundari

* BRAy. Retno Sewayani

* KPH. Anglingkusumo

* KPH. Songkokusumo

* BRAy. Retno Pudjawati (wafat ketika bayi)

* KPH. Ndoyokusumo

* KPH. Wijoyokusumo

Dari KRAy. Purnamaningrum:

* KPH. Ambarkusumo

* BRAy. Retno Martani

* KPH. Gondhokusumo

* BRAy. Retno Suskamdani

* BRAy. Retno Rukmini

* KPH. H. Tjondrokusumo

* BRAy. Hj. Retno Widanarni

* KPH. Indrokusumo

Orang tua Paku Alam VII

Tanda tangan

Mayor Jenderal TNI. (Tit.)[1] BRMH Sularso Kunto Suratno (10 April 1910 – 11


September 1998) adalah Raja Pakualaman VIII yang diangkat sebagai KPH Prabu
Suryodilogo pada 4 September 1936. Dengan masa jabatan selama 61 tahun, ia
adalah penguasa Paku Alam dan juga penguasa negeri pecahan Mataram yang
berkuasa paling lama.
Pada tahun 2022, Ia ditetapkan sebagai pahlawan nasional Indonesia karena
perannya di dalam integrasi Pakualaman bersama dengan Kraton Ngayogyakarta
Hadiningrat ke dalam Indonesia pada masa awal proklamasi. Hal tersebut ditetapkan
dalam Keputusan Presiden RI Nomor 96/TK/2022 tanggal 3 November 2022. [2]

Sejarah hidup[sunting | sunting sumber]


KPH Prabu Suryadilaga, sebelum menyandang gelar Paku Alam VIII pada tahun 1938.

Pendidikan yang ditempuh adalah Europesche Lagere


School Yogyakarta, Christelijke MULO Yogyakarta, AMS
B Yogyakarta, Rechtshoogeschool te Batavia (Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta -
sampai tingkat candidaat).[3] Pada 13 April 1937 ia ditahtakan sebagai Kanjeng
Gusti Pangeran Adipati Ario Prabu Suryodilogo menggantikan mendiang
ayahnya. Setelah kedatangan Bala Tentara Jepang pada tahun 1942 ia mulai
menggunakan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam VIII.
Pada 19 Agustus 1945 bersama Hamengkubuwono IX, Paku Alam VIII
mengirimkan telegram kepada Sukarno dan Hatta atas berdirinya RI dan terpilihnya
mereka sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Pada 5 September 1945 secara
resmi KGPAA Paku Alam VIII mengeluarkan amanat/maklumat (semacam dekret
kerajaan) bergabungnya Kadipaten Pakualaman dengan Negara Republik
Indonesia. Sejak saat itulah kerajaan terkecil pecahan Mataram ini menjadi daerah
istimewa. Melalui Amanat Bersama antara Hamengkubuwono IX dan Paku Alam VIII
dan dengan persetujuan Badan Pekerja Komite Nasional Daerah Yogyakarta pada
tanggal 30 Oktober tahun yang sama, ia berdua sepakat untuk menggabungkan
Daerah Kasultanan dan Kadipaten dengan nama Daerah Istimewa Yogyakarta.
Jabatan yang dipangku selanjutnya adalah Wakil Kepala Daerah Istimewa, Wakil
Ketua Dewan Pertahanan DIY (Oktober 1946), Gubernur Militer DIY dengan pangkat
Kolonel (1949 setelah agresi militer II). Mulai tahun 1946-1978 Paku Alam VIII sering
menggantikan tugas sehari-hari Hamengkubuwono IX sebagai kepala daerah
istimewa karena kesibukan Hamengkubuwono IX sebagai menteri dalam berbagai
kabinet RI. Selain itu ia juga menjadi Ketua Panitia Pemilihan Daerah DIY dalam
pemilu tahun 1951, 1955, dan 1957; Anggota Konstituante (November 1956);
Anggota MPRS (September 1960) dan terakhir adalah Anggota MPR RI masa bakti
1997-1999 Fraksi Utusan Daerah.
Setelah Hamengkubuwono IX mangkat pada tahun 1988, Paku Alam VIII
menggantikan sang mendiang menjadi Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta sampai akhir hayatnya pada tahun 1998. Perlu ditambahkan bahwa
pada 20 Mei 1998 ia bersama Hamengkubuwono X mengeluarkan Maklumat untuk
mendukung Reformasi Damai untuk Indonesia. Maklumat tersebut dibacakan di
hadapan masyarakat dalam acara yang disebut Pisowanan Agung. Beberapa bulan
setelahnya ia menderita sakit dan meninggal pada tahun yang sama. Sri Paduka
Paku Alam VIII tercatat sebagai wakil Gubernur terlama (1945-1998) dan Pelaksana
Tugas Gubernur terlama (1988-1998) serta Pangeran Paku Alaman terlama (1937-
1998).

Penghargaan[sunting | sunting sumber]

 Bintang Mahaputera Utama


 Bintang Mahaputera Pratama
 Bintang Gerilya
 Knight Commander's Cross of the Order of Merit of the Federal Republic of
Germany
 Grand Honorary Cross with Star of the Order of the Crown (Belanda)
 Grand Officer of the Order of Leopold II (Belgia)
 Bintang Bhayangkara Nararya
 Satyalancana Pembangunan
 Satyalancana Wira Karya
 Satyalancana Pendidikan
 Pahlawan Nasional

Keluarga[sunting | sunting sumber]
Ia memiliki dua istri, yaitu;
Dari KRAy. Ratnaningrum:

1. Ir. KPH. H. Probokusumo


2. BRAy. Retno Sundari
3. BRAy. Retno Sewayani
4. KPH. Anglingkusumo
5. KPH. Songkokusumo
6. BRAy. Retno Pudjawati (wafat ketika bayi)
7. KPH. Ndoyokusumo
8. KPH. Wijoyokusumo
Dari KRAy. Purnamaningrum:

1. KPH. Ambarkusumo
2. BRAy. Retno Martani
3. KPH. Gondhokusumo
4. BRAy. Retno Suskamdani
5. BRAy. Retno Rukmini
6. KPH. H. Tjondrokusumo
7. BRAy. Hj. Retno Widanarni

Anda mungkin juga menyukai