Anda di halaman 1dari 5

Presidensi G20 dan Isu Pendidikan Melalui Presidensi G20

Indonesia dapat mendorong upaya kolektif dunia mewujukan kebijakan yang


dapat mempercepat pemulihan ekonomi global secara inklusif. Salah satu isu yang jadi
pembahasan di forum tersebut adalah isu di dunia pendidikan. Indonesia secara resmi
memegang Presidensi G20 mulai 1 Desember 2021 hingga KTT G20 di November 2022.
Tema yang diangkat adalah “Recover Together, Recover Stronger” dengan tujuan
mengajak seluruh dunia untuk bersama-sama mencapai pemulihan yang lebih kuat dan
berkelanjutan. Melalui forum ini, Indonesia dapat mendorong upaya kolektif dunia
mewujukan kebijakan yang dapat mempercepat pemulihan ekonomi global secara inklusif.
Salah satu isu yang jadi pembahasan di forum tersebut adalah isu di dunia pendidikan.
Pendidikan merupakan faktor penting dalam mendukung tercapainya pemulihan
kedepannya. Sesuai dengan Undang Undang Dasar 1945, pendidikan bertujuan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Inilah menjadi tugas dan “pekerjaan rumah” bangsa ini,
untuk dapat konsisten menuju cita-cita kedepannya ditengah kondisi pandemi yang masih
terus berlangsung. Empat isu pendidikan yang akan dibahas oleh anggota G20 di tahun
2022 ini diantaranya adalah: kualitas pendidikan untuk semua (universal quality
education), teknologi digital dalam pendidikan (digital technologies in education),
solidaritas dan kemitraan (solidarity and partnership), masa depan dunia kerja
pascapandemi Covid-19 (the future of work post Covid-19). Isu pertama terkait dengan
kualitas pendidikan untuk semua adalah sangat penting. Selaras dengan prinsip Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu "no one left behind". Ini menjadi tantangan dalam
pembahasan di forum G20 nantinya. Dan ini benar-benar harus dapat ditemukan cara dan
solusi yang dapat diimplementasikan. Di Indonesia, isu ini menjadi poin penting
mengingat pendidikan luas cakupannya, termasuk anak berkebutuhan khusus dan
masyarakat atau kelompok marjinal yang rentan. Berdasarkan Peraturan kemendikbud
Ristek No. 46/2017 tentang pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus di mana
layanan pendidikan diberikan bagi mahasiswa berkebutuhan khusus dan juga pendidikan
layanan khusus bagi pembelajar yang berasal dari daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan
terluar), termasuk pada pembelajar yang mengalami bencana alam, bencana sosial, dan
tidak mampu dari segi ekonomi. Keanggotaan Rusia di G20 Terancam Dicabut Kendala
yang terjadi pada isu ini adalah bagaimana akses, mutu dan keberagaman dan kesetaraan.
Indonesia sebagai negara yang secara geografis mengalami kendala akses menjadi
tantangan tersendiri yang perlu dihadapi untuk dapat menjaga kualitas pendidikan ini.
Layanan pendidikan khusus ini perlu menjadi perhatian, agar tujuan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan dapat merata kepada semua pihak. Isu kedua adalah teknologi digital
dalam pendidikan.
Terjadinya pandemi Covid-19 ini telah mengubah berbagai pola dan bentuk
pembelajaran di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Pola pembelajaran daring telah
menjadi satu kebutuhan utama dalam pendidikan saat ini mulai dari anak usia dini hingga
pendidikan tinggi.Hal ini telah menimbulkan kesenjangan sosial dan kesenjangan digital
dalam pendidikan. Penelitian yang dilakukan Basuki dkk (2021) BPSDM DKI
menunjukkan ada beberapa kesenjangan yang terjadi dapat proses pembelajaran
menggunakan teknologi. Tantangan yang masih terus dihadapi oleh guru dan siswa dalam
penggunaaan teknologi digital adalah bagaimana menggunakan, memanfaatkan dan
mengelolanya sebagai suatu proses dan sumber teknologi yang tepat dalam pendidikan. Isu
ketiga adalah solidaritas dan kemitraan. Salah satu tokoh sosial modern yaitu Emile
Durkheim menyebutkan bahwa solidaritas ini terkait dengan rasa percaya, kesetiakawanan
yang menunjuk pada satu keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang
didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh
pengalaman emosional bersama. Melalui hal inilah, dalam menjalin kemitraan, pentingnya
nilai-nilai seperti rasa saling percaya, kesamaan tujuan dan cita-cita, adanya
kesetiakawanan dan rasa sepenanggungan dalam pemulihan dan memperkuat bersama-
sama. Isu keempat adalah masa depan dunia kerja pascapandemi covid-19 (the future of
work post Covid-19). Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD,
2020) menyebutkan bahwa tantangan dunia kerja pasca pandemi Covid-19 adalah
bagaimana membantu para pekerja dapat memanfaatkan ketrampilan sebaik mungkin di
dunia kerja yang terus berubah. Penggunaan teknologi telah banyak menggantikan
manusia di dunia kerja. Saat ini, telah terjadi transformasi yang menggeser tenaga kerja
dengan teknologi. Inilah yang menjadi tantangan bagaimana forum G20 dapat melihat
situasi ini dan tidak hanya mempersiapkan tenaga kerja ke depan melalui training,
workshop. Akan tetapi juga informasi cepat untuk mendukung para pekerja memperoleh
informasi dunia kerja dengan skills yang mumpuni hingga dapat bersaing di tingkat global.
Di Perhelatan G20, Indonesia sebagai tuan rumah harus dapat benar-benar menjadikan
momen ini mendapatkan solusi yang tepat agar tujuan "recover together, recover stronger"
di bidang pendidikan dapat terwujud..
 Argumentasi

Menurut kami isu pendidikan melalui presidensi membawa dampak yang baik karena
dapat mempercepat pemulihan ekonomi global secara inklusif yang bertujuan untuk
mengajak seluruh dunia bersama-sama mencapai pemulihan yang lebih kuat dan
berkelanjutan Selain itu dalam kesempatan ini Indonesia dapat berbagi terobosan yang
dilakukan Kemendikbud ristek melalui Merdeka belajar dalam mengatasi  masalah dunia
pendidikan khususnya untuk bangkit dan pulih dari pandemi covid-19 Indonesia juga
mendapat kesempatan  menguatkan implementasi pendidikan untuk semua terobosan yang
ditunjukkan melalui kenaikan dalam forum g20 di mana kita harus menguatkan komitmen
bahwa pendidikan itu untuk semua dan saling berbagi solusi antara 1 negara dengan negara
lainnya Untuk  itu Indonesia harus dapat menunjukkan persepsi dan sikap yang baik atas
ekonomi Indonesia akibat dari adanya krisis dan mendorong upaya-upaya kolektif untuk
mewujudkan kebijakan efektif sehingga pemulihan ekonomi global dapat dipercepat secara
inklusif Selain itu tujuan Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia harus
dapat konsisten   dalam mencapai tujuannya  di tengah pandemi saat ini hal ini
dikarenakan pendidikan merupakan faktor terpenting yang dapat mendukung pemulihan
perekonomian Selain itu dalam forum g20 bahas mengenai kualitas pendidikan untuk
semua teknologi digital dalam pendidikan solidaritas dan kemitraan masa depan dunia
kerja pasca pandemi covid-19 merupakan hal yang sangat penting karena mendapat
pendidikan merupakan hak yang dimiliki oleh semua manusia hal ini selaras dengan
human rights dan menjadi sebuah tantangan dalam forum  akan tetapi pendidikan Harus
dapat diimplementasikan pada semua orang 

 Masalah dan solusi dalam pendidikan

1. Kualitas Pendidikan untuk Semua


Ketua Kelompok Kerja Pendidikan G20, Iwan Syahril mengatakan, isu kualitas pendidikan
untuk semua merupakan penegasan kembali komitmen Indonesia untuk mewujudkan
pendidikan yang berkualitas bagi semua golongan.
"Jadi pendidikan ini inklusif untuk hal yang sangat luas, bukan hanya buat anak disabilitas,
tapi juga kelompok-kelompok marjinal yang rentan, komitmen tersebut juga menegaskan
keberpihakan Indonesia dalam Sustainable Development Goal (SDG) 4 tahun 2030 tentang
tujuan pendidikan global, di mana dunia membutuhkan pemulihan di sektor pendidikan
pascapandemi COVID-19.

2. Teknologi Digital dalam Pendidikan

Isu kedua yang diangkat Kemendikbudristek berkaitan dengan teknologi digital dalam
pendidikan. Menurut Iwan, telah terjadi akselerasi yang luar biasa dalam pemanfaatan
teknologi digital di dunia pendidikan selama masa pandemi COVID-19.
Ia kemudian menyebut platform Guru Belajar dan Guru Berbagi yang sudah menjangkau
lebih dari 70 persen guru di sekolah-sekolah di Indonesia.
"Jadi guru-gurunya pada ikut komunitas Guru Belajar dan Guru Berbagi, bahkan 40 persen
guru di daerah 3T juga pada ikut. Jadi yang tadinya kita pikir daerah 3T itu aksesnya sulit,
ternyata ada resiliensi yang ditunjukkan guru-guru kita," ucap Direktur Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) tersebut.
Isu kedua ini juga membahas penggunaan teknologi digital dalam menjawab permasalahan
akses, kualitas, dan keadilan sosial di bidang pendidikan.

3. Solidaritas dan Kemitraan

isu solidaritas dan kemitraan menegaskan tentang komitmen Indonesia untuk bekerja sama
dengan negara lain dan memiliki rasa solidaritas dalam suatu kelompok, dikaitkan dengan
budaya gotong royong bangsa Indonesia.
"Jadi gotong royong itu kan kearifan budaya Indonesia di mana jika kita melihat masalah
di komunitas kita, dan meskipun itu bukan masalah kita, tapi kita tetap harus bantu. Jadi
budaya ini juga ingin kita tonjolkan sekaligus mengangkat budaya Indonesia yang bisa kita
tawarkan untuk jadi solusi dalam konteks reimagining for the future.

4. Masa Depan Dunia Kerja Pascapandemi COVID-19

Isu pendidikan keempat yang diangkat Kemendikbudristek berkaitan dengan masa depan
dunia kerja atau future of work. Menurut Iwan, prediksi mengenai kebutuhan di dunia
kerja pascapandemi COVID-19 mengalami perubahan antara kebutuhan yang diperlukan
untuk dunia masa kini dan di masa depan.dunia kemudian harus berpikir ulang tentang
bagaimana peran pendidikan dalam dunia kerja dan relevansinya, atau link and match,
seperti yang diterapkan dalam pendidikan vokasi.

 Kesimpulan :

Kesimpulan g20 melalui isu pendidikan yang bertema  recover together Recovery


strong(  pemulihan bersama pemulihan yang kuat) Melalui tema tersebut Indonesia ingin
mengajak seluruh dunia untuk bahu-membahu saling mendukung untuk pulih bersama dan
tumbuh lebih kuat serta berkelanjutan selain itu juga untuk menemukan jalan Bagaimana
membantu perekonomian dunia bisa bangkit kembali usai dihantam pandemi covid-19
akan tetapi tampaknya ketegangan terkait perang rusia-ukraina dapat menghambat diskusi
perekonomian.  G20 dalam isu pendidikan yaitu untuk membantu perekonomian dunia
agar bisa bangkit kembali usai dihantam pandemi virus Corona  terhadap yang merupakan
bentuk pengakuan atas status Indonesia sebagai salah satu negara dengan perekonomian
terbesar di dunia yang dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memberi nilai tambah
bagi pemulihan Indonesia baik dari sisi aktif aktivitas ekonomi maupun kepercayaan
masyarakat domestik dan internasional
Selain itu g20 juga mendukung dan berdampak positif dalam pemulihan aktivitas
perekonomian dunia  kepemimpinan Indonesia dalam bidang diplomasi internasional dan
ekonomi di kawasan ini mengingatkan Indonesia untuk menjadi satu-satunya negara
ASEAN yang termasuk dalam anggota g20.Selain itu dalam isu yang ada juga membuat
Indonesia untuk optimis dan bangkitkan dunia pendidikan Oleh karena itu dia perlu
melakukan perubahan bagaimana pendidikan dapat memiliki jawaban atas tantangan dunia
pada masa depan  tersebut harus dimanfaatkan untuk memperjuangkan kepentingan
nasional di bidang ketenagakerjaan yang memberikan dampak pada perekonomian Global
termasuk pasar tenaga kerja ini merupakan momentum yang sangat berharga bagi
Indonesia dengan adanya pembahasan isu-isu dalam presidensi g20 diharapkan dapat
saling memperkuat satu dengan yang lain agar bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat
untuk Indonesia maupun dunia 

Anda mungkin juga menyukai