Menurut kami isu pendidikan melalui presidensi membawa dampak yang baik karena
dapat mempercepat pemulihan ekonomi global secara inklusif yang bertujuan untuk
mengajak seluruh dunia bersama-sama mencapai pemulihan yang lebih kuat dan
berkelanjutan Selain itu dalam kesempatan ini Indonesia dapat berbagi terobosan yang
dilakukan Kemendikbud ristek melalui Merdeka belajar dalam mengatasi masalah dunia
pendidikan khususnya untuk bangkit dan pulih dari pandemi covid-19 Indonesia juga
mendapat kesempatan menguatkan implementasi pendidikan untuk semua terobosan yang
ditunjukkan melalui kenaikan dalam forum g20 di mana kita harus menguatkan komitmen
bahwa pendidikan itu untuk semua dan saling berbagi solusi antara 1 negara dengan negara
lainnya Untuk itu Indonesia harus dapat menunjukkan persepsi dan sikap yang baik atas
ekonomi Indonesia akibat dari adanya krisis dan mendorong upaya-upaya kolektif untuk
mewujudkan kebijakan efektif sehingga pemulihan ekonomi global dapat dipercepat secara
inklusif Selain itu tujuan Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia harus
dapat konsisten dalam mencapai tujuannya di tengah pandemi saat ini hal ini
dikarenakan pendidikan merupakan faktor terpenting yang dapat mendukung pemulihan
perekonomian Selain itu dalam forum g20 bahas mengenai kualitas pendidikan untuk
semua teknologi digital dalam pendidikan solidaritas dan kemitraan masa depan dunia
kerja pasca pandemi covid-19 merupakan hal yang sangat penting karena mendapat
pendidikan merupakan hak yang dimiliki oleh semua manusia hal ini selaras dengan
human rights dan menjadi sebuah tantangan dalam forum akan tetapi pendidikan Harus
dapat diimplementasikan pada semua orang
Isu kedua yang diangkat Kemendikbudristek berkaitan dengan teknologi digital dalam
pendidikan. Menurut Iwan, telah terjadi akselerasi yang luar biasa dalam pemanfaatan
teknologi digital di dunia pendidikan selama masa pandemi COVID-19.
Ia kemudian menyebut platform Guru Belajar dan Guru Berbagi yang sudah menjangkau
lebih dari 70 persen guru di sekolah-sekolah di Indonesia.
"Jadi guru-gurunya pada ikut komunitas Guru Belajar dan Guru Berbagi, bahkan 40 persen
guru di daerah 3T juga pada ikut. Jadi yang tadinya kita pikir daerah 3T itu aksesnya sulit,
ternyata ada resiliensi yang ditunjukkan guru-guru kita," ucap Direktur Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) tersebut.
Isu kedua ini juga membahas penggunaan teknologi digital dalam menjawab permasalahan
akses, kualitas, dan keadilan sosial di bidang pendidikan.
isu solidaritas dan kemitraan menegaskan tentang komitmen Indonesia untuk bekerja sama
dengan negara lain dan memiliki rasa solidaritas dalam suatu kelompok, dikaitkan dengan
budaya gotong royong bangsa Indonesia.
"Jadi gotong royong itu kan kearifan budaya Indonesia di mana jika kita melihat masalah
di komunitas kita, dan meskipun itu bukan masalah kita, tapi kita tetap harus bantu. Jadi
budaya ini juga ingin kita tonjolkan sekaligus mengangkat budaya Indonesia yang bisa kita
tawarkan untuk jadi solusi dalam konteks reimagining for the future.
Isu pendidikan keempat yang diangkat Kemendikbudristek berkaitan dengan masa depan
dunia kerja atau future of work. Menurut Iwan, prediksi mengenai kebutuhan di dunia
kerja pascapandemi COVID-19 mengalami perubahan antara kebutuhan yang diperlukan
untuk dunia masa kini dan di masa depan.dunia kemudian harus berpikir ulang tentang
bagaimana peran pendidikan dalam dunia kerja dan relevansinya, atau link and match,
seperti yang diterapkan dalam pendidikan vokasi.
Kesimpulan :