Anda di halaman 1dari 22

PEMAHAMAN

ASPEK HUKUM
DALAM
PEMERIKSAAN
BAB 8 STUDI KASUS

Kelompok 2C
Kelompok 2C

Sonya Dede Melin

Ratna Irfan Tillah


STUDI KASUS 1
ASPEK HUKUM DALAM
PENGELOLAAN KEUANGAN
NEGARA
Timeline Pengadaan Barang dan Jasa:
a. 6 Agustus 2018
Kemenkes melakukan proses pelelangan untuk Pengadaan Alat-Alat
Kesehatan
b. 3 September 2018
Didapatkan pemenang lelang atas nama PT. Medika Center dengan nilai
penawaran sebesar Rp. 198 Milyar (termasuk PPN dan biaya pengiriman
barang ke masing-masing RS).
c. 10 September 2018
Dibuat Perjanjian (kontrak) Pengadaan Alat-Alat Kesehatan antara PPK
dengan PT. Medika Center dengan jangka waktu pengerjaan 90 hari (10
September s/d 8 Desember 2018) dan didistribusikan ke 120 RS di 10
Provinsi
d. 8 Desember 2018
Dibuat BAST antara PPK dengan PT. Media Center
e. 20 Desember 2018
Dilakukan pembayaran sebesar 100% dengan jaminan retensi 5%.
Hasil Sampling BPK pada 35 RS pada 21 Januari s.d 8 Februari 2019:
a. Terdapat 5 RS yang belum menerima barang berupa alat-alat kesehatan dan
pimpinan RS tidak mengetahui adanya rencana pengiriman barang tersebut.
b. 10 RS baru menerima barang pada bulan Januari 2019 dan barangnya belum
diuji coba.
c. Beberapa alat kesehatan pada 3 RS tidak berfungsi dengan baik, sehingga
tidak dapat dimanfaatkan.

Aspek Hukum terkait Kasus 1 adalah

Hukum Hukum Hukum


Administrasi Negara Perdata Pidana
Dalam Tahap: Dalam Tahap: Dalam Tahap:
Persiapan dan Penandatangan Persiapan dan
Penetapan Penyedia Kontrak dan Berakhirnya Kontrak
Berakhirnya Kontrak
ASPEK ADMINISTRASI

1. PPK tidak benar-benar memastikan bahwa kegiatan telah dilakukan oleh


Penyedia sebelum menandatangani BAST.
2. PPHP lalai dalam memeriksa administrasi hasil pekerjaan PBJ.

PERATURAN
berdasarkan Perpres No. 16 Tahun 2018 Pasal 11 Ayat 1 huruf l melaporkan
pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan kepada PA/KPA.

SANKSI
Perpres No. 16 Tahun 2018 Pasal 82 Ayat 1: Sanksi administratif dikenakan
kepada PA/KPA/PPK/Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan yang lalai
melakukan suatu perbuatan yang menjadi kewajibannya.
Perpres No. 16 Tahun 2018 Pasal 82 Ayat 3: Sanksi hukuman disiplin ringan,
sedang, atau berat dikenakan kepada PA/KPA/PPK/pejabat Pengadaan/Pokja
Pemilihan yang terbukti melanggar pakta integritas berdasarkan putusan
Komisi Pengawas Persaingan Usaha, Peradilan Umum, atau Peradilan Tata
Usaha Negara.
ASPEK PERDATA
KASUS A

PERATURAN
unsur wanprestasi: tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya.
Perpres No. 16 Tahun 2018 Pasal 78 Ayat (3) huruf a dalam hal penyedia
tidak melaksanakan Kontrak, tidak menyelesaikan pekerjaan, atau tidak
melaksanakan kewajiban dalam masa pemeliharaan;
SANKSI
Perpres No. 16 Tahun 2018 Pasal 78 Ayat (5) huruf d: sanksi pencairan
Jaminan Pelaksanaan atau sanksi pencairan Jaminan Pemeliharaan dan
Sanksi Daftar Hitam selama 1 (satu) Tahun.
ASPEK PERDATA
KASUS B

PERATURAN
unsur wanprestasi: melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat.
Perpres No. 16 Tahun 2018 Pasal 78 Ayat (3) huruf f tentang
Pengadaan Barang dan Jasa apabila terlambat menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan Kontrak.
SANKSI
Perpres 16/2018 Pasal 79 (4): sanksi denda keterlambatan yang
ditetapkan oleh PPK dalam Kontrak sebesar 1% (satu permil) dari
nilai kontrak atau nilai bagian kontrak untuk setiap hari
keterlambatan.
ASPEK PERDATA
KASUS C

PERATURAN
unsur wanprestasi: melaksanakan apa yang dijanjikan, tetapi tidak
sebagaimana yang dijanjikan
Perpres No. 16 Tahun 2018 Pasal 78 Ayat (3) huruf e tentang
Pengadaan Barang dan Jasa: menyerahkan barang/jasa yang
kualitasnya tidak sesuai dengan Kontrak berdasarkan hasil audit.
SANKSI
Perpres No. 16 Tahun 2018 Pasal 78 Ayat (5) huruf e: sanksi ganti
kerugian sebesar nilai kerugian yang ditimbulkan. Dalam hal ini
sebesar alat kesehatan yang tidak berfungsi dengan baik sehingga
tidak bisa dimanfaatkan.
ASPEK PIDANA

Oleh karena terdapat RS yang belum menerima alat kesehatan dan pimpinan RS tidak
mengetahui adanya pengiriman alat kesehatan, maka adanya kemungkinan:
PPK melakukan “kongkalikong” dengan pihak Penyedia terkait pengiriman barang.
Terdapat dokumen yang tidak lengkap atau tidak sesuai (BAST) oleh pihak Penyedia.

PERATURAN
UU 20/2001 tentang Tipikor Pasal 3
“Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena
jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara,
dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu)
tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).”
STUDI KASUS 2
ASPEK HUKUM DALAM
PELAKSANAAN
PEMERIKSAAN
Sebagai seorang Pemeriksa, apa yang saudara lakukan apabila
dalam melaksanakan pemeriksaan menemukan kondisi sebagai
berikut:

Dalam TA 2018, Pemda X merealisasikan anggaran bantuan


sosial untuk kegiatan keagamaan sebesar Rp10 M. Atas
realisasi bantuan tersebut, pada tanggal 11 s.d 22 Maret 2019,
BPK melakukan pemeriksaan secara sampling atas 10 SP2D
Bantuan Sosial Keagamaan dengan hasil sebagai berikut:
a. 5 SP2D bantuan telah disalurkan dan diterima oleh
penerima bantuan serta telah dipertanggungjawabkan
penggunaannya oleh penerima bantuan;

Dalam kasus ini tidak terdapat pelanggaran dalam aspek hukum


administratif, perdata maupun pidana karena bantua telah
diterima dan laporan pertanggungjawabannya telah di terima.
b. 3 SP2D bantuan telah disalurkan dan diterima oleh penerima
bantuan, namun belum dipertanggungjawabkan penggunaannya oleh
penerima bantuan, dengan rincian sebagai berikut:

1. Peruntukan bantuan sudah tepat sesuai dengan perencanaan yaitu bantuan


sosial keagamaan
2. Pertanggungjawaban yang belum di lakukan oleh Panitia Masjid Al-Husna,
dapat diperiksa dengan:
pengecekan surat keterangan sakit dari dokter atas nama Bendahara Panitia
Masjid Al-Husna
Pengecekan SOP terkait pendelegasian tugas dan tanggungjawab
Bendahara
ASPEK HUKUM YANG DILANGGAR:
aspek hukum administrasi negara terkait belum terlaksananya penyampaian
LPJ

PERATURAN:
Peraturan Bupati Sragen No. 5 tahun 2021 tentang Pemberian Hibah dan
Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kab. Sragen dimana Laporan pertanggungjawaban diserahkan ke
Bupati paling lambat tanggal 10 Januari tahun berikutnya.

SANKSI:
pada pasal 43 dikatakan Penerima yang tidak melaksanakan dan melaporkan
pertanggungjawaban hibah dan bantuan sosial kepada Bupati melalui SKPD
terkait dikenai sanksi berupa tidak dapat diberikan hibah atau bantuan
sosial pada waktu selanjutnya.
Peruntukan bantuan sudah tepat sesuai dengan perencanaan yaitu bantuan
sosial keagamaan

Aspek hukum yang dilanggar


aspek hukum administrasi negara karena belum dibuatnya laporan
pertanggungjawaban yang dimana seharusnya di akhir tahun tetap dibuat
LPJ dan dicantumkan laporan berkala untuk mengecek progres fisik
pembangunan dengan laporan yang dibuat.
PERATURAN:
Peraturan Bupati Sragen No. 5 tahun 2021 tentang Pemberian Hibah dan
Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kab. Sragen dimana Laporan pertanggungjawaban diserahkan ke
Bupati paling lambat tanggal 10 Januari tahun berikutnya.

SANKSI:
pada pasal 43 dikatakan Penerima yang tidak melaksanakan dan
melaporkan pertanggungjawaban hibah dan bantuan sosial kepada Bupati
melalui SKPD terkait dikenai sanksi berupa tidak dapat diberikan hibah
atau bantuan sosial pada waktu selanjutnya.
1. Peruntukan bantuan tidak tepat karena seharusnya digunakan
untuk sosial keagamaan.
2. Aspek hukum yang dilanggar adalah aspek administrasi
3. Hal ini ditindaklanjuti sebagai temuan SPI
4. Pihak pemberi bansos (pemda) harus menggembalikan uang
yang tidak sesuai penggunaannya.
c. Terdapat satu SP2D Bantuan kepada Yayasan Haji dan Umroh
senilai Rp500 juta, untuk biaya pemberangkatan umroh bagi para
Imam Masjid. Hasil pemeriksaan BPK menunjukkan bahwa dana
yang digunakan untuk pemberangkatan umroh hanya sebesar
Rp400 juta, karena terdapat dua orang Imam Masjid berhalangan
berangkat. Sisa bantuan sebesar Rp100 juta, oleh pihak Yayasan
digunakan untuk renovasi kantor yayasan.

1. Aspek hukum yang dilanggar adalah aspek administrasi dalam hal


menggunakan anggaran tersebut untuk selain kegunaanya.
2. Dana yang tidak sesuai dengan peruntukkan sebesar Rp 100 juta
oleh pihak Yayasan digunakan untuk renovasi kantor Yayasan yang
seharusnya dikembalikan atau dipergunakan untuk kegiatan
keagamaan.
2. Dalam hal hasil monitoring dan evaluasi terdapat penggunaan
hibah atau bantuan sosial dalam bantuan pembinaan keagamaan
yang tidak sesuai dengan usulan yang telah disetujui bersama, baik
oleh pemberi maupun penerima hibah atau bantuan sosial dalam
bantuan pembinan keagamaan yang bersangkutan dikenakan sanksi
administrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan (Perda
Kabupaten Kolaka Timur No. 19/2018 tentang Bantuan Hibah dan
Bantuan Sosial dibidang Keagamaan).
d. Terdapat satu SP2D Bantuan kepada Ketua Panitia Pembangunan
Gereja Santa Maria atas nama Robert senilai Rp1 Milyar untuk
pembangunan gereja di kampung A. Hasil pemeriksaan fisik yang
dilakukan oleh Tim Pemeriksa menunjukkan bahwa tidak ada
pembangunan gereja Santa Maria di kampung A, dan konfirmasi
dengan Kepala Kampung menunjukkan bahwa tidak ada warga
kampung A yang bernama Robert.

1. Menelusuri pihak-pihak yang terlibat mulai dari pembentukan


spm, sp2d dan pencairan dana kepada oknum fiktif.
2. Adanya indikasi Tipikor karena pihak yang menerima bantuan
dan pelaksanaan kegiatan fiktif.
3. Hal ini kemudian ditelusuri lebih mendalam dengan pemeriksaan
investigative sebelum perkara ini diserahkan ke APH
4. Hal ini dapat diungkapkan sebagai kerugian negara dalam LHP.
Terima kasih
HARI INI CUKUP DULU YA,
BESOK SEMANGAT LAGI

Anda mungkin juga menyukai