:
J. MANUSIA PENGELOLAAN
DAN LINGKUNGAN, 2, Juli. 2013: 229 -229
SUNGAI
Vol. 20, No. 239
Abstrak
Dalam kehidupan manusia, ternyata ada hubungan yang saling terkait antara manusia dengan
sungai. Manusia memerlukan sungai untuk mendukung keperluan dan aktivitasnya, sebaliknya
keberadaan sungai juga dapat dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Dalam memanfaatkan dan memelihara
sungai tidak terlepas dari pemanfaatan air di dalam sungai dan alur sungainya. Dalam memgelola sungai
tidak terpisahkan antara pengelolaan air sungai dan alur sungainya. Hal tersebut juga tergantung dari
karakteristik sungai dan kondisi sosial budaya masyarakat. Penelitian yang dilakukan di lereng selatan
Gunungapi Merapi dengan cara survei di lapangan. Data dikumpulkan dengan observasi lapangan dan
wawancara dengan masyarakat. Selanjutnya dikuti dengan analisis data secara deskriptif kualitatif. Sungai
sungai besar di daerah penelitian telah dikelola oleh pemerintah, sedangkan masyarakat lebih berperan
kepada pemanfaatan dan pemeliharaan sungai kecil. Berbagai penggunaan dilakukan terhadap sungai-
sungai kecil, untuk keperluan rumah tangga, irigasi dan perikanan. Teknik pengambilan dan pemanfaatan
air dilakukan dengan cara sederhana dengan beaya yang relatif murah, tetapi tetap mengedepankan azas
kebersamaan dan keadilan. Pemeliharaan terhadap alur sungai terhadap kerusakkan lingkungan dilakukan
berdasarkan atas kesadaran untuk keberlangsungan lingkungan dengan yang dilakukan secara perorangan
dan berkelompok. Dalam pemeliharaan dikedepankan asas kegotongroyongan tanpa mengabaikan budaya
masyarakat setempat.
Kata kunci: Alur sungai, pemanfaatan, pemeliharaan, masyarakat setempat kebersamaan kesadaran.
Abstract
In human life, there was a relationship between human activities with rivers. Humans need rivers
to support their need and their activities; otherwise the existence of rivers can also be affected by human
activities. The management of river cannot be separated from managing water in the river and its
channels. It also depends on rivers characteristics as well as social and culture of the community.
This research was conducted in the southern slopes of Merapi volcano using field survey. Data were
collected through field observation and interviewing of local community, followed with descriptive-
qualitative analyses. Big rivers in the study area have been managed by the government, while for
smaller rivers the involvement in the utilization and maintenance by local community is dominant. Some
small rivers are used for domestic, irrigation and fishery purposes. The way of managing rivers have
been done in a simple way with relatively low cost of technique based on solidarity and local wisdom
principles. Preventing the river from the environmental damage has been done individually or by
groups, considering the awareness of the local community for environmental sustainability. It is also
based on the principle of mutual cooperation without neglecting the characteristics of local culture.
kecil dan 2) mengetahui dan menganalisis Pemanfaatan air sungai telah banyak
cara masyarakat memanfaatkan dan diketahui untuk berbagai macam keperluan.
memelihara alur sungai-sungai kecil yang Pemanfaatan air sungai besar dan
terdapat di lereng selatan Gunungapi Merapi pemeliharaan alur memang banyak dilakukan
berdasarkan atas kebiasaan yang oleh pemerintah dengan cara membuat
dimilikinya. bendungan untuk keperluan irigasi dan
keperluan lain.
Pembuatan dam pengendali lahar sudah
TINJAUAN PUSTAKA dilakukan untuk mengurangi bahaya sedimen.
Pembuatan talud juga sudah banyak
Suatu alur yang panjang di atas dilakukan, seperti yang dikemukakan oleh
permukaan bumi tempat mengalirnya air Sumaryono, (2002). Namun demikian, bagi
yang berasal dari hujan disebut alur sungai sungai-sungai kecil pemanfaatan dan
(Sosrodarsono, 1985). Alur sungai berfungsi pemeliharaan sungai serta alur sungai lebih
untuk mengalirkan air sungai, sehingga banyak dilakukan oleh masyarakat setempat.
perpaduan antara alur sungai dan aliran Oleh sebab itu partisipasi masyarakat
airnya disebut dengan sungai. Karena di setempat di dalam pengelolaan sungai dan
dalam air yang mengalir terdapat sedimen alur-alur sungai diperlukan. Terkait dengan
serta zat-zat kimia serta unsur hara, maka pengelolaan sumberdaya air secara
fungsi alur sungai tidak hanya mengalirkan keseluruhan, termasuk di dalamnya
air, tetapi juga mengalirkan sedimen, zat-zat pengelolaan sungai, Sudarmadji dkk., (2011)
kimia dan unsur hara yang terkandung di telah melakukan penelitian di daerah
dalam air. Alur sungai banyak dimanfaatkan Fisiografi Karst Gunungsewu dan Fisiografi
oleh masyarakat untuk berbagai keperluan. Lereng Selatan Gunungapi Merapi. Penelitian
Pemanfaatan tersebut dipengaruhi oleh pengelolaan sumberdaya air yang melibatkan
berbagai macam faktor antara lain adalah masyarakat sebelumnya juga telah dilakukan
karakteristik alur sungai dan kondisi sosial oleh Sudarmadji, dkk., (2009) dan
ekonomi masyarakat. Sudarmadji dkk., (2010).
Darmanto (2012) telah melakukan Partisipasi. masyarakat di dalam
penelitian untuk disertasi pada tiga buah mengelola sumberdaya air lebih nampak
sungai besar yang mengalir di lereng selatan kepada pengelolaan mata air untuk berbagai
Gunungapi Merapi. Dalam penelitiannya keperluan. Budaya masyarakat perdesaan
disebutkan bahwa erupsi Gunungapi Merapi nampak sangat menonjol di dalam mengelola
memberikan material sedimen yang mata air, terutama di dalam memecahkan
mendatangkan manfaat ekonomi bagi berbagai macam persoalan yang dihadapinya
masyarakat penambang, walaupun juga mengedepankan kepada musyawarah dan
diakui bahwa erupsi Gunungapi Merapi juga kebersamaan dan gotong royong.
menimbulkan bahaya sedimen yang tidak Pemeliharaan terhadap alur sungai belum
kecil. Alur sungai dari tiga buah sungai yang dikemukakan dengan baik, walaupun sudah
ditelitinya pada awalnya tidak banyak disinggungnya bahwa pengelolaan sungai-
berbeda karena terletak pada topografi yang sungai besar lebih menjadi tanggung jawab
sama, namun erupsi Gunungapi Merapi yang pemerintah daripada masyarakat setempat.
baru terjadi pada tahun 2010 menyebabkan
perubahan yang mendasar. Kali Gendol di
sisi Timur daerah penelitiannya telah banyak METODE
mengalami perubahan dibandingkan Kali
Kuning dan Kali Code yang berada di Penelitian ini dilakukan di daerah lereng
bagian tengah dan bagian barat daerah selatan Gunungapi Merapi, Kabupaten
penelitiannya, karena material erupsi Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan
Gunungapi Merapi pada tahun tersebut lebih mengambil objek penelitian pada sungai-
banyak mengarah ke Kali Gendol. sungai kecil yang dimanfaatkan dan
232 J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN Vol. 20, No. 2
dipelihara oleh masyarakat setempat. yang halus dan ringan lebih jauh, sementara
Pengamatan lebih mendetail difokuskan material yang berat dan kasar tidak
pada dua Kecamatan, yaitu Kecamatan Turi terangkut; dengan demikian maka
dan Kecamatan Pakem, dua kecamatan yang penambangan pasir tidak banyak dilakukan
terletak bersebelahan. Kecamatan Turi pada sungai-sungai kecil. Penambangan batu
terletak di bagian Barat sedang juga tidak banyak dilakukan, karena hal ini
Kecamatan Pakem terletak tepat di sebelah akan menimbulkan kerusakan pada sungai-
timurnya. sungai kecil. Penambangan batu
Penelitian dilakukan dengan survei memerlukan angkutan kendaraan berat,
langsung di lapangan. Data dikumpulkan truck yang dapat merusak lingkungan sekitar
dengan cara melakukan observasi, sungai. Hal ini berbeda dengan kondisi
pengukuran dan dokumentasi terhadap sungai-sungai besar, karena pada saat erupsi
karakteristik sungai-sungai kecil. Gunungapi Merapi sungai-sungai besar
Wawancara di lapangan dilakukan dengan merupakan jalan aliran material volkanik,
cara tidak terstruktur terhadap masyarakat dari abu, pasir, kerikil sampai boulders. Pada
yang memanfaatkan air sungai dan alur sungai-sungai kecil erupsi gunungapi
sungai, agar lebih dapat secara bebas Merapi tarakhir tahun 2010 tidak melewati
menggali pemahaman masyarakat terhadap sungai-sungai kecil.
pemanfaatan dan pemeliharaan alur sungai.
Wawancara mendalam yang dilakukan Pemanfaatan Air Sungai
terhadap tokoh masyarakat setempat, Air sungai di daerah penelitian telah
terutama yang berdekatan dengan sungai dimanfaatkan, baik oleh masyarakat di
kecil yang dimanfaatkan oleh masyarakat dekat sungai tersebut maupun oleh
setempat. masyarakat yang tinggal di daerah hilirnya.
Hasil wawancara direkam dan Secara umum pemanfaatan air oleh
dicatat kemudian diolah dengan cara masyarakat diberikan pada bagian berikut.
kualitatif selanjutnya dianalisis untuk
mendapatkan gambaran yang menyeluruh Irigasi
tentang pemanfaatan dan pemeliharaan alur Pemanfaatan air sungai untuk
sungai di daerah penelitian. keperluan irigasi dilakukan dengan terlebih
dahulu membuat bendungan, dari
bendungan tersebut dialirkan airnya ke
HASIL PENELITIAN DAN daerah-daerah di sebelah hilirnya. Hal ini
PEMBAHASAAN dapat dilakukan karena sungai mempunyai
kemiringan yang cukup, sehingga secara
Karakteristik Sungai gravitasi air dapat dialirkan ke arah hilir.
Pada umumnya sungai di derah Dari saluran-saluran dialirkan air ke dalam
penelitian mempunyai aliran yang sangat petak-petak sawah yang memerlukan.
ditentukan oleh musim, yaitu musim hujan
dan musim kemarau. Kebanyakan lembah Perikanan
sungai yang ada di daerah penelitian Sungai dibendung, kemudian dengan pipa-
mempunyai bentuk V, ditandai dengan pipa paralon airnya dialirkan ke dalam
lereng yang curam dan mempunyai lebar kolam-kolam ikan, yang di dalamnya
yang lebih besar di bagian atas dan dipelihara berbagai jenis ikan (ikan nila,
menyempit di bagian bawah dekat dengan gurami, ikan mas). Dengan menggunakan
dasar sungai. Material penyusun dasar air dari sungai tersebut maka keuntungan
sungai didominasi oleh batu boulder dan yang diperoleh adalah bahwa air selalu
gravel, sedangkan pasir relatif sangat sedikit berganti. Air yang mengalir dengan deras
(Gambar 1). Hal ini disebabkan karena lebih menjamin ketersediaan kadar oksigen
kuatnya aliran air yang mengangkut material terlarut yang dibutuhkan oleh ikan.
Juli. 2013 DARMANTO, D. DAN SUDARMADJI.: PENGELOLAAN SUNGAI 233
Di daerah hilir sampah yang terkumpul Tanggul dibuat dari bahan yang diambil dari
dapat menyebabkan penyumbatan alur daerah sekitar, dalam pelaksanaan
sungai dan selanjutnya dapat menyebabkan pembuatannya dilakukan secara bergotong
banjir. Pembuangan sampah dapat juga royong. Gotong royog dilakukan berdasarkan
dilakukan oleh warga yang tinggalnya jauh atas kemampuan warga masyarakat. Warga
dari alur sungai. Sampah yang dibuang masyarakat dapat berpartisipasi dalam bentuk
sembarangan sering dijumpai di alur sungai pemberian dana maupun dapat juga dalam
yang dilintasi jembatan. Hal ini diduga bentuk tenaga. Gotong royong dikenal
bahwa pembuangan sampah dibuang ketika dengan kerja bakti, yang dilakukan pada saat-
orang melintas di jembatan, sambil lewat saat libur.
sampah dibuang di tempat itu.
Larangan melakukan perusakan dan
Pemeliharaan alur sungai pencemaran lingkungan
Baik air sungai maupun alur sungai Untuk mencegah alur sungai digunakan
telah banyak dimanfaatkan oleh warga sebagai tempat pembuangan sampah
masyarakat perdesaan, sesuai dengan diberikan rambu-rambu untuk tidak
kebutuhannya. Namun demikian sungai membuang sampah di alur sungai dengan
tidak hanya diambil manfaatnya, baik dari kata “dilarang membuang sampah
sisi airnya maupun dari sisi alur sungainya. sembarangan” Dengan rambu peringatan ini
Warga masyarakat menyadari bahwa sungai paling tidak orang segan untuk membuang
perlu dipelihara dengan sebaik-baiknya. Hal sampah di alur sungai. Larangan-larangan
tersebut dapat ditunjukkan dengan usaha lain dapat juga disampaikan melalui rambu-
pemeliharaan terhadap sungai, terutama dari rambu yang ditulis berdekatan dengan sungai,
sisi alur sungainya. bahkan dapat juga ditempelkan di pohon,
seperti misalnya dilarang untuk menangkap
Menanam dan menjaga tanaman penguat ikan dengan menyetrum, menembak burung
Pencegahan terhadap bahaya erosi dan dan larangan lain sejenisnya. Rambu yang
longsor dilakukan dengan menanami daerah berupa anjuran untuk melakukan sesuatu
dekat dengan alur sungai dan tebing sungai dalam rangka menjaga kondisi lingkungan
dengan tanaman penguat. Dalam hal ini agar tetap baik dan terjaga sering juga
tanaman bambu sering digunakan untuk dipasang, seperti anjuran untuk menjaga
keperluan tersebut. Masyarakat dilarang pohon agar tumbuh dan tarawat dengan baik.
untuk menebangi pohon di dekat alur sungai,
sehingga daerah dekat alur sungai dibiarkan Pembahasan
alami dengan berbagai macam pohon Sungai-sungai kecil di daerah lereng
tumbuh di daerah tersebut. Gunungapi Merapi kebanyakan masih
Dengan adanya tanaman yang cukup, bersifat alamiah, kondisinya masih relatif
maka lingkungan menjadi terjaga, bahkan baik, mempunyai kemiringan sungai yang
kehidupan satwa di tempat tersebut masih cukup tinggi dan kebanyakan bertebing
nampak berjalan dengan baik. Kadangkala curam, sehingga mudah mengalami erosi
masih didapatkan berbagai jenis satwa, dan longsor lahan. Dasarnya berupa material
seperti berbagai reptil dan burung masih hasil erupsi Gunungapi Merapi. Namun di
banyak didapatkan di daerah semacam ini. sungai kecil tidak dilakukan kegiatan
penambangan, sehingga kondisinya masih
Pembuatan tanggul dan talud tetap terjaga. Airnya banyak dimanfaatkan
Di daerah-daerah penelitian sering oleh masyarakat dengan berbagai cara untuk
terjadi longsor, karena tebing sungainya keperluan masyarakat setempat, bahkan
curam, ditambah dengan batuan penyusun dimanfaatkan juga oleh masyarakat di
tebing yang terdiri dari material lepas. Oleh daerah hilirnya. Dengan demikian sungai-
sebab itu di daerah-daerah yang berpotensi sungai ini banyak memberikan manfaat bagi
terjadi longsor dan erosi dibuat tanggul. masyarakat.
Juli. 2013 DARMANTO, D. DAN SUDARMADJI.: PENGELOLAAN SUNGAI 237
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Beberapa kesimpulan yang dapat
diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut. Darmanto, D., 2012. Pengelolaan
Sungai kecil di daerah penelitian masih Lingkungan Alur Sungai Lereng
merupakan sungai alami yang kondisinya Selatan Gunungapi Merapi di Daerah
masih relatif baik, ditandai dengan aliran air Istimewa Yogyakarta. Disertasi
yang jernih dan dasar yang masih belum Doktor. Sekolah Pascasarjana,
banyak terganggu oleh kegiatan manusia. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
Pemanfaatan air sungai oleh Fetter, C.W., 1994. Applied Hydrogeology.
masyarakat sangat beragam dari mulai air 3rd Edition. Prentice Hall Inc,
untuk irigasi, air untuk perikanan, sampai Englewood Cliffs, New Jersey.
kepada untuk keperluan rumah tangga, Kuntowijoyo. 1987. Budaya dan
dengan cara yang relatif sederhana. Masyarakat. Yogyakarta : PT. Tiara
Juli. 2013 DARMANTO, D. DAN SUDARMADJI.: PENGELOLAAN SUNGAI 239