Anda di halaman 1dari 11

Juli. 2013 DARMANTO, D. DAN SUDARMADJI.

:
J. MANUSIA PENGELOLAAN
DAN LINGKUNGAN, 2, Juli. 2013: 229 -229
SUNGAI
Vol. 20, No. 239

PENGELOLAAN SUNGAI BERBASIS MASYARAKAT LOKAL DI DAERAH


LERENG SELATAN GUNUNGAPI MERAPI
(River Management Based on Local Community in the
Southern Slope of Marapi Volcano)

Darmakusuma Darmanto* dan Sudarmadji**


*Jurusan Geografi Lingkungan Fakultas Geografi UGM
** Prodi Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UGM
*
Alamat korespondisi: Fak. Geografi, UGM, Sekip Utara, Yogyakarta 55281

Diterima: 14 Mei 2013 Disetujui: 1 Juli 2013

Abstrak

Dalam kehidupan manusia, ternyata ada hubungan yang saling terkait antara manusia dengan
sungai. Manusia memerlukan sungai untuk mendukung keperluan dan aktivitasnya, sebaliknya
keberadaan sungai juga dapat dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Dalam memanfaatkan dan memelihara
sungai tidak terlepas dari pemanfaatan air di dalam sungai dan alur sungainya. Dalam memgelola sungai
tidak terpisahkan antara pengelolaan air sungai dan alur sungainya. Hal tersebut juga tergantung dari
karakteristik sungai dan kondisi sosial budaya masyarakat. Penelitian yang dilakukan di lereng selatan
Gunungapi Merapi dengan cara survei di lapangan. Data dikumpulkan dengan observasi lapangan dan
wawancara dengan masyarakat. Selanjutnya dikuti dengan analisis data secara deskriptif kualitatif. Sungai
sungai besar di daerah penelitian telah dikelola oleh pemerintah, sedangkan masyarakat lebih berperan
kepada pemanfaatan dan pemeliharaan sungai kecil. Berbagai penggunaan dilakukan terhadap sungai-
sungai kecil, untuk keperluan rumah tangga, irigasi dan perikanan. Teknik pengambilan dan pemanfaatan
air dilakukan dengan cara sederhana dengan beaya yang relatif murah, tetapi tetap mengedepankan azas
kebersamaan dan keadilan. Pemeliharaan terhadap alur sungai terhadap kerusakkan lingkungan dilakukan
berdasarkan atas kesadaran untuk keberlangsungan lingkungan dengan yang dilakukan secara perorangan
dan berkelompok. Dalam pemeliharaan dikedepankan asas kegotongroyongan tanpa mengabaikan budaya
masyarakat setempat.

Kata kunci: Alur sungai, pemanfaatan, pemeliharaan, masyarakat setempat kebersamaan kesadaran.

Abstract

In human life, there was a relationship between human activities with rivers. Humans need rivers
to support their need and their activities; otherwise the existence of rivers can also be affected by human
activities. The management of river cannot be separated from managing water in the river and its
channels. It also depends on rivers characteristics as well as social and culture of the community.
This research was conducted in the southern slopes of Merapi volcano using field survey. Data were
collected through field observation and interviewing of local community, followed with descriptive-
qualitative analyses. Big rivers in the study area have been managed by the government, while for
smaller rivers the involvement in the utilization and maintenance by local community is dominant. Some
small rivers are used for domestic, irrigation and fishery purposes. The way of managing rivers have
been done in a simple way with relatively low cost of technique based on solidarity and local wisdom
principles. Preventing the river from the environmental damage has been done individually or by
groups, considering the awareness of the local community for environmental sustainability. It is also
based on the principle of mutual cooperation without neglecting the characteristics of local culture.

Keywords: river channel, usage, management, local community, mutual cooperation.


230 J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN Vol. 20, No. 2

PENDAHULUAN yang melakukannya dengan menggunakan


teknologi yang relatif baru. Kondisi
Sudah sejak dahulu terdapat hubungan lingkungan setempat mempunyai pengaruh
antara kehidupan manusia dengan sungai. pada cara masyarakat memanfaatkan dan
Tempat tinggal manusia banyak yang berada memelihara alur sungai.
berdekatan dengan sungai, karena di dalam Gunungapi Merapi yang terletak di sisi
kehidupannya manusia membutuhkan air, utara Daerah Istimewa Yogyakarta,
yang dengan mudah didapatkan dari sungai. berbatasan dengan Provinsi Jawa tengah
Sungai juga sudah lama dimanfaatkan merupakan gunungapi yang teraktif didunia
sebagai sumber air untuk berbagai macam secera berkala melakukan erupsi dengan
kebutuhan hidup manusia, dari air untuk mengeluarkan material volkanik berupa abu,
keperluan rumah tangga, irigasi, perikanan, pasir, kerikil dan leleran lava. Material ini
pariwisata bahkan sungai pun dapat banyak dialirkan melalui alur sungai yang
digunakan sebagai sarana transportasi. berasal dari daerah puncak menuju ke
Sungai tidak hanya dimanfaatkan airnya, daerah hilirnya. Dengan demikan maka
tetapi alur sungai juga dimanfaatkan untuk sungai-sungai yang berada di daerah lereng
keperluan hidup manusia. Pemanfaatan alur Gunungapi Merapi mempunyai material
sungai dilakukan oleh masyarakat setempat yang berasal dari erupsi gunungapi tersebut.
untuk berbagai keperluan, dari pertanian Sungai-sungai yang berada di daerah lereng
sampai ke permukiman. selatan gunungapi ini juga mempunyai
Di dalam Undang-Undang No. 32 tahun material yang berasal dari erupsi gunungapi
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan tersebut. Daerah lereng Gunungapi Merapi
Lingkungan Hidup disebutkan bahwa mempunyai banyak sungai, baik sungai
perlindungan dan pengelolaan lingkungan besar maupun sungai yang kecil yang
hidup adalah upaya sistematis dan terpadu dicirikan dengan kemiringan yang tinggi,
yang dilakukan untuk melestarikan fungsi tebing yang curam dan material yang
lingkungan hidup dan mencegah terjadinya terdapat di dalamnya berupa hasil erupsi
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan Gunungapi Merapi, baik erupsi yang masih
hidup yang meliputi perencanaan, baru maupun hasil erupsi yang lama. Sungai
pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, -sungai tersebut juga mempunya debit yang
pengawasan, dan penegakan hukum. Oleh bervariasi, dari yang mempunyai debit
sebab itu pemanfaatan dan pemeliharaan sepanjang tahun bagi sungai-sungai besar,
sungai dan alur sungai merupakan bagian sampai yang hanya terisi air ketika musim
dari pelindungan dan pengelolaan hujan saja. Hal tersebut merupakan faktor
lingkungan hidup. Fakta di lapangan yang berpengaruh terhadap pemanfaatan dan
menunjukkan bahwa pemanfaatan alur pemeliharaan alur sungai. Budaya masyarakat
sungai tersebut tidak sesuai dengan setempat dengan tradisi yang dimilikinya
perundangan yang berlaku. Daerah bantaran merupakan hal yang berpengaruh juga
sungai yang seharusnya tidak boleh terhadap cara masyarakat memanfaatkan air
digunakan untuk berbagai keperluan sudah sungai dan memelihara alur sungai.
dimanfaatkan untuk permukiman. Pemeliharaan sungai-sungai yang besar
Selain memanfaatkan alur sungai, biasanya dilakukan oleh pemerintah, baik
masyarakat setempat juga melakukan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah,
pemeliharaan agar alur sungai terhindar dari namun pemanfaatan dan pemeliharaan sungai-
kerusakan yang timbul, baik kerusakan yang sungai yang kecil yang seringkali juga tidak
timbul secara alamiah maupun kerusakan dikenal namanya banyak dilakukan oleh
yang timbul karena aktivitas manusia. Di masyarakat setempat dengan menggunakan
dalam memanfaatkan dan memelihara alur kebiasaan yang dimilikinya.
sungai masyarakat banyak yang melakukan Makalah ini bertujuan untuk: 1)
berdasarkan kebiasaan yang diwariskan mengetahui serta menkaji cara masyarakat
secara turun temurun, namun juga ada juga setempat memanfaatkan air sungai-sungai
Juli. 2013 DARMANTO, D. DAN SUDARMADJI.: PENGELOLAAN SUNGAI 231

kecil dan 2) mengetahui dan menganalisis Pemanfaatan air sungai telah banyak
cara masyarakat memanfaatkan dan diketahui untuk berbagai macam keperluan.
memelihara alur sungai-sungai kecil yang Pemanfaatan air sungai besar dan
terdapat di lereng selatan Gunungapi Merapi pemeliharaan alur memang banyak dilakukan
berdasarkan atas kebiasaan yang oleh pemerintah dengan cara membuat
dimilikinya. bendungan untuk keperluan irigasi dan
keperluan lain.
Pembuatan dam pengendali lahar sudah
TINJAUAN PUSTAKA dilakukan untuk mengurangi bahaya sedimen.
Pembuatan talud juga sudah banyak
Suatu alur yang panjang di atas dilakukan, seperti yang dikemukakan oleh
permukaan bumi tempat mengalirnya air Sumaryono, (2002). Namun demikian, bagi
yang berasal dari hujan disebut alur sungai sungai-sungai kecil pemanfaatan dan
(Sosrodarsono, 1985). Alur sungai berfungsi pemeliharaan sungai serta alur sungai lebih
untuk mengalirkan air sungai, sehingga banyak dilakukan oleh masyarakat setempat.
perpaduan antara alur sungai dan aliran Oleh sebab itu partisipasi masyarakat
airnya disebut dengan sungai. Karena di setempat di dalam pengelolaan sungai dan
dalam air yang mengalir terdapat sedimen alur-alur sungai diperlukan. Terkait dengan
serta zat-zat kimia serta unsur hara, maka pengelolaan sumberdaya air secara
fungsi alur sungai tidak hanya mengalirkan keseluruhan, termasuk di dalamnya
air, tetapi juga mengalirkan sedimen, zat-zat pengelolaan sungai, Sudarmadji dkk., (2011)
kimia dan unsur hara yang terkandung di telah melakukan penelitian di daerah
dalam air. Alur sungai banyak dimanfaatkan Fisiografi Karst Gunungsewu dan Fisiografi
oleh masyarakat untuk berbagai keperluan. Lereng Selatan Gunungapi Merapi. Penelitian
Pemanfaatan tersebut dipengaruhi oleh pengelolaan sumberdaya air yang melibatkan
berbagai macam faktor antara lain adalah masyarakat sebelumnya juga telah dilakukan
karakteristik alur sungai dan kondisi sosial oleh Sudarmadji, dkk., (2009) dan
ekonomi masyarakat. Sudarmadji dkk., (2010).
Darmanto (2012) telah melakukan Partisipasi. masyarakat di dalam
penelitian untuk disertasi pada tiga buah mengelola sumberdaya air lebih nampak
sungai besar yang mengalir di lereng selatan kepada pengelolaan mata air untuk berbagai
Gunungapi Merapi. Dalam penelitiannya keperluan. Budaya masyarakat perdesaan
disebutkan bahwa erupsi Gunungapi Merapi nampak sangat menonjol di dalam mengelola
memberikan material sedimen yang mata air, terutama di dalam memecahkan
mendatangkan manfaat ekonomi bagi berbagai macam persoalan yang dihadapinya
masyarakat penambang, walaupun juga mengedepankan kepada musyawarah dan
diakui bahwa erupsi Gunungapi Merapi juga kebersamaan dan gotong royong.
menimbulkan bahaya sedimen yang tidak Pemeliharaan terhadap alur sungai belum
kecil. Alur sungai dari tiga buah sungai yang dikemukakan dengan baik, walaupun sudah
ditelitinya pada awalnya tidak banyak disinggungnya bahwa pengelolaan sungai-
berbeda karena terletak pada topografi yang sungai besar lebih menjadi tanggung jawab
sama, namun erupsi Gunungapi Merapi yang pemerintah daripada masyarakat setempat.
baru terjadi pada tahun 2010 menyebabkan
perubahan yang mendasar. Kali Gendol di
sisi Timur daerah penelitiannya telah banyak METODE
mengalami perubahan dibandingkan Kali
Kuning dan Kali Code yang berada di Penelitian ini dilakukan di daerah lereng
bagian tengah dan bagian barat daerah selatan Gunungapi Merapi, Kabupaten
penelitiannya, karena material erupsi Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan
Gunungapi Merapi pada tahun tersebut lebih mengambil objek penelitian pada sungai-
banyak mengarah ke Kali Gendol. sungai kecil yang dimanfaatkan dan
232 J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN Vol. 20, No. 2

dipelihara oleh masyarakat setempat. yang halus dan ringan lebih jauh, sementara
Pengamatan lebih mendetail difokuskan material yang berat dan kasar tidak
pada dua Kecamatan, yaitu Kecamatan Turi terangkut; dengan demikian maka
dan Kecamatan Pakem, dua kecamatan yang penambangan pasir tidak banyak dilakukan
terletak bersebelahan. Kecamatan Turi pada sungai-sungai kecil. Penambangan batu
terletak di bagian Barat sedang juga tidak banyak dilakukan, karena hal ini
Kecamatan Pakem terletak tepat di sebelah akan menimbulkan kerusakan pada sungai-
timurnya. sungai kecil. Penambangan batu
Penelitian dilakukan dengan survei memerlukan angkutan kendaraan berat,
langsung di lapangan. Data dikumpulkan truck yang dapat merusak lingkungan sekitar
dengan cara melakukan observasi, sungai. Hal ini berbeda dengan kondisi
pengukuran dan dokumentasi terhadap sungai-sungai besar, karena pada saat erupsi
karakteristik sungai-sungai kecil. Gunungapi Merapi sungai-sungai besar
Wawancara di lapangan dilakukan dengan merupakan jalan aliran material volkanik,
cara tidak terstruktur terhadap masyarakat dari abu, pasir, kerikil sampai boulders. Pada
yang memanfaatkan air sungai dan alur sungai-sungai kecil erupsi gunungapi
sungai, agar lebih dapat secara bebas Merapi tarakhir tahun 2010 tidak melewati
menggali pemahaman masyarakat terhadap sungai-sungai kecil.
pemanfaatan dan pemeliharaan alur sungai.
Wawancara mendalam yang dilakukan Pemanfaatan Air Sungai
terhadap tokoh masyarakat setempat, Air sungai di daerah penelitian telah
terutama yang berdekatan dengan sungai dimanfaatkan, baik oleh masyarakat di
kecil yang dimanfaatkan oleh masyarakat dekat sungai tersebut maupun oleh
setempat. masyarakat yang tinggal di daerah hilirnya.
Hasil wawancara direkam dan Secara umum pemanfaatan air oleh
dicatat kemudian diolah dengan cara masyarakat diberikan pada bagian berikut.
kualitatif selanjutnya dianalisis untuk
mendapatkan gambaran yang menyeluruh Irigasi
tentang pemanfaatan dan pemeliharaan alur Pemanfaatan air sungai untuk
sungai di daerah penelitian. keperluan irigasi dilakukan dengan terlebih
dahulu membuat bendungan, dari
bendungan tersebut dialirkan airnya ke
HASIL PENELITIAN DAN daerah-daerah di sebelah hilirnya. Hal ini
PEMBAHASAAN dapat dilakukan karena sungai mempunyai
kemiringan yang cukup, sehingga secara
Karakteristik Sungai gravitasi air dapat dialirkan ke arah hilir.
Pada umumnya sungai di derah Dari saluran-saluran dialirkan air ke dalam
penelitian mempunyai aliran yang sangat petak-petak sawah yang memerlukan.
ditentukan oleh musim, yaitu musim hujan
dan musim kemarau. Kebanyakan lembah Perikanan
sungai yang ada di daerah penelitian Sungai dibendung, kemudian dengan pipa-
mempunyai bentuk V, ditandai dengan pipa paralon airnya dialirkan ke dalam
lereng yang curam dan mempunyai lebar kolam-kolam ikan, yang di dalamnya
yang lebih besar di bagian atas dan dipelihara berbagai jenis ikan (ikan nila,
menyempit di bagian bawah dekat dengan gurami, ikan mas). Dengan menggunakan
dasar sungai. Material penyusun dasar air dari sungai tersebut maka keuntungan
sungai didominasi oleh batu boulder dan yang diperoleh adalah bahwa air selalu
gravel, sedangkan pasir relatif sangat sedikit berganti. Air yang mengalir dengan deras
(Gambar 1). Hal ini disebabkan karena lebih menjamin ketersediaan kadar oksigen
kuatnya aliran air yang mengangkut material terlarut yang dibutuhkan oleh ikan.
Juli. 2013 DARMANTO, D. DAN SUDARMADJI.: PENGELOLAAN SUNGAI 233

Sumber: Dokumentasi lapangan

Gambar 1. Kondisi sungai di bagian hulu

Sumber: Dokumentasi lapangan

Gambar 2. Bendung untuk irigasi (kiri) dan distribusi air (kanan)

Sumber: Dokumentasi lapangan

Gambar 3. Mencuci pakaian di sungai


234 J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN Vol. 20, No. 2

Keperluan rumah tangga dan mengalirkan air ke dalam kolam


Ada sungai-sungai tertentu yang (Gambar 4).
dimanfaatkan untuk keperluan rumah
tangga, terutama adalah untuk mencuci Pertanian
pakaian yang dilakukan di dalam sungai, Alur sungai ada juga yang
sehingga mempermudah untuk melakukan dimanfaatkan untuk usaha pertanian
pembilasan dari cucian tersebut. Hal ini terutama tanaman sayuran seperti kangkung,
dilakukan karena air sungai yang berada di selada air dan bahkan ada pula sawah,
daerah penelitian jernih, angka walaupun tidak luas justru dibuat di daerah
kekeruhannya rendah, hampir mendekati nol alur sungai. Dengan dibuatnya lahan
pada waktu tidak banjir, sehingga sangat pertanian di daerah alur memang
baik digunakan untuk mencuci pakaian. Air ketersediaan air lebih terjamin, tetapi dari
sungai juga tidak hanya digunakan untuk sisi lain akan mengganggu aliran sungai.
mencuci pakaian, mencuci kendaraan pun Kalaupun lahan pertanian tidak dibuat di
dilakukan dengan menggunakan air sungai. alur sungai, lokasi lahan pertanian tersebut
Dengan demikian biaya dan tenaga yang tidak jauh dari alur sungai agar dapat lebih
dikeluarkan akan lebih murah. mudah memperoleh air (Gambar 5).

Pemanfaatan Alur Sungai Bangunan perumahan


Alur sungai memang berfungsi untuk Permukiman memang seharusnya tidak
mengalirkan air, tetapi ketika air dalam boleh didirikan di alur sungai. Tetapi di
keadaan surut maka daerah yang merupakan beberapa sungai kecil orang membuat
jalan air telah dimanfaatkan oleh masyarakat bangunan sebagian dari rumah
untuk berbagai keperluan. Berikut adalah menggunakan lahan yang seharusnya
beberapa pemanfaatan alur sungai yang merupakan alur sungai. Hal ini disebabkan
dilakukan oleh masyarakat. Tentu saja keterbatasan lahan yang dimilikinya, namun
pemanfaatan ini juga mengandung risiko secara sadar atau tidak sadar hal ini
bahaya dan kerugian apabila terjadi aliran merupakan pelanggaran peraturan yang
tinggi (banjir). melarang untuk menggunakan bantaran
sungai sebagai tempat yang digunakan,
Kolam ikan apalagi untuk bagian dari hunian. Contoh
Di beberapa tempat dijumpai alur rumah yang dibangun dengan menggunakan
sungai telah dimanfaatkan oleh masyarakat sebagian dari alur sungai ditunjukkan pada
untuk membuat kolam dan juga karamba Gambar 6.
sering juga dibuat di alur sungai. Di daerah
perdesaan memang kolam ikan yang dibuat Pembuangan Sampah
di alur sungai tidak besar, yang terdiri dari Penggunaan alur sungai ternyata tidak
beberapa petak berukuran kurang dari 3m x harus seperti yang seharusnya. Kesulitan
3m. Dengan dibuatnya kolam ikan pada alur tempat pembuangan sampah di beberapa
sungai, memang sangat mudah untuk tempat merupakan hal yang meyebabkan
mendapatkan air yang secara terus-menerus alur sungai sering digunakan untuk
mengalir. Di beberapa tempat memang pembuangan sampah oleh beberapa warga
kolam ikan tidak dibuat pada alur sungai, masyarakat. Hal ini dapat menimbulkan
tetapi dibuat agak jauh dari alur sungai, pemandangan yang secara estetika tidak
sedangkan airnya diperoleh dari sungai menyenangkan, dan selanjutnya dapat
tersebut dengan cara membendung sungai menyebabkan pencemaran air.
Juli. 2013 DARMANTO, D. DAN SUDARMADJI.: PENGELOLAAN SUNGAI 235

Sumber: Dokumentasi lapangan

Gambar 4. Kolam ikan di dekat alur sungai

Sumber: Dokumentasi lapangan

Gambar 5. Lahan sawah dekat dengan alur sungai

Sumber: Dokumentasi lapangan

Gambar 6. Rumah yang dibangun pada bagian dari alur sungai


236 J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN Vol. 20, No. 2

Di daerah hilir sampah yang terkumpul Tanggul dibuat dari bahan yang diambil dari
dapat menyebabkan penyumbatan alur daerah sekitar, dalam pelaksanaan
sungai dan selanjutnya dapat menyebabkan pembuatannya dilakukan secara bergotong
banjir. Pembuangan sampah dapat juga royong. Gotong royog dilakukan berdasarkan
dilakukan oleh warga yang tinggalnya jauh atas kemampuan warga masyarakat. Warga
dari alur sungai. Sampah yang dibuang masyarakat dapat berpartisipasi dalam bentuk
sembarangan sering dijumpai di alur sungai pemberian dana maupun dapat juga dalam
yang dilintasi jembatan. Hal ini diduga bentuk tenaga. Gotong royong dikenal
bahwa pembuangan sampah dibuang ketika dengan kerja bakti, yang dilakukan pada saat-
orang melintas di jembatan, sambil lewat saat libur.
sampah dibuang di tempat itu.
Larangan melakukan perusakan dan
Pemeliharaan alur sungai pencemaran lingkungan
Baik air sungai maupun alur sungai Untuk mencegah alur sungai digunakan
telah banyak dimanfaatkan oleh warga sebagai tempat pembuangan sampah
masyarakat perdesaan, sesuai dengan diberikan rambu-rambu untuk tidak
kebutuhannya. Namun demikian sungai membuang sampah di alur sungai dengan
tidak hanya diambil manfaatnya, baik dari kata “dilarang membuang sampah
sisi airnya maupun dari sisi alur sungainya. sembarangan” Dengan rambu peringatan ini
Warga masyarakat menyadari bahwa sungai paling tidak orang segan untuk membuang
perlu dipelihara dengan sebaik-baiknya. Hal sampah di alur sungai. Larangan-larangan
tersebut dapat ditunjukkan dengan usaha lain dapat juga disampaikan melalui rambu-
pemeliharaan terhadap sungai, terutama dari rambu yang ditulis berdekatan dengan sungai,
sisi alur sungainya. bahkan dapat juga ditempelkan di pohon,
seperti misalnya dilarang untuk menangkap
Menanam dan menjaga tanaman penguat ikan dengan menyetrum, menembak burung
Pencegahan terhadap bahaya erosi dan dan larangan lain sejenisnya. Rambu yang
longsor dilakukan dengan menanami daerah berupa anjuran untuk melakukan sesuatu
dekat dengan alur sungai dan tebing sungai dalam rangka menjaga kondisi lingkungan
dengan tanaman penguat. Dalam hal ini agar tetap baik dan terjaga sering juga
tanaman bambu sering digunakan untuk dipasang, seperti anjuran untuk menjaga
keperluan tersebut. Masyarakat dilarang pohon agar tumbuh dan tarawat dengan baik.
untuk menebangi pohon di dekat alur sungai,
sehingga daerah dekat alur sungai dibiarkan Pembahasan
alami dengan berbagai macam pohon Sungai-sungai kecil di daerah lereng
tumbuh di daerah tersebut. Gunungapi Merapi kebanyakan masih
Dengan adanya tanaman yang cukup, bersifat alamiah, kondisinya masih relatif
maka lingkungan menjadi terjaga, bahkan baik, mempunyai kemiringan sungai yang
kehidupan satwa di tempat tersebut masih cukup tinggi dan kebanyakan bertebing
nampak berjalan dengan baik. Kadangkala curam, sehingga mudah mengalami erosi
masih didapatkan berbagai jenis satwa, dan longsor lahan. Dasarnya berupa material
seperti berbagai reptil dan burung masih hasil erupsi Gunungapi Merapi. Namun di
banyak didapatkan di daerah semacam ini. sungai kecil tidak dilakukan kegiatan
penambangan, sehingga kondisinya masih
Pembuatan tanggul dan talud tetap terjaga. Airnya banyak dimanfaatkan
Di daerah-daerah penelitian sering oleh masyarakat dengan berbagai cara untuk
terjadi longsor, karena tebing sungainya keperluan masyarakat setempat, bahkan
curam, ditambah dengan batuan penyusun dimanfaatkan juga oleh masyarakat di
tebing yang terdiri dari material lepas. Oleh daerah hilirnya. Dengan demikian sungai-
sebab itu di daerah-daerah yang berpotensi sungai ini banyak memberikan manfaat bagi
terjadi longsor dan erosi dibuat tanggul. masyarakat.
Juli. 2013 DARMANTO, D. DAN SUDARMADJI.: PENGELOLAAN SUNGAI 237

Sumber: Dokumentasi lapangan


Gambar 7. Sampah yang dibuang di dalam alur sungai

Sumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 8. Pohon dibiarkan secara alami tumbuh di tebing sungai

Sumber : Dokumentasi lapangan

Gambar 9. Talud untuk mencegah tebing sungai agar tidak longsor

Sumber: Dokumentasi lapangan

Gambar 10. Anjuran dan larangan untuk memelihara sungai


238 J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN Vol. 20, No. 2

Dengan manfaat yang diperoleh, Dengan mempertimbangkan manfaatnya,


masyarakat tetap menjaga dalam masyarakat tetap memelihara kondisi sungai
pemanfaatannya, tidak hanya pada airnya, dengan baik, baik terhadap airnya maupun alur
tetapi juga pada alur sungainya. Dalam sungainya
pemanfaatan sungai oleh masyarakat tetap Pemeliharaan alur sungai dengan cara
nampak karasteristik dari masyarakat membiarkan pohon tumbuh secara alami dan
pedesaan yang mengedepankan terjaga dengan baik merupakan bukti adanya
kebersamaan yang berupa gotong royong, kearifan lokal masyarakat setempat yang
dengan kontribusi dan partisipasi sesuai sudah sejak turun-turun mengakar pada
dengan kemampuan yang dimilikinya. Hal masyarakat.
ini tidak hanya terdapat di daerah penelitian Sifat kegotongroyongan masyarakat
tetapi juga nampak di daerah-daerah lain, dalam menjaga sungai dari kerusakan yang
khususnya di daerah perdesaan. berupa erosi dan longsor lahan merupakan ciri
Pemeliharaan alur sungai dengan masyarakat perdesaan dalam menjaga kualitas
menanam dan memelihara pohon secara lingkungan.
alamiah sudah dilakukan sejak dahulu, dan Keterbatasan lahan untuk membuang
sampai sekarang masih tetap dipertahankan. sampah dan kebutuhan mendesak dalam hal
Dalam menanggulangi perusakan dan perumahan menyebabkan beberapa alur sungai
pencemaran air tetap dijaga, walaupun di digunakan untuk hal-hal yang tidak terpuji,
beberapa tempat ada yang sudah mulai yaitu membuang sampah dan membangun
menurun. sebagian perumahannya di alur sungai.
Alur sungai masih saja digunakan oleh
sebagian masyarakat sebagai tempat UCAPAN TERIMAKASIH
membuang sampah, namun demikian
dengan memperhatikan tempat Penelitian ini dapat selesai karena
pembuangannya kebanyakan berada di dibantu oleh banyak pihak, sehingga kepada
sekitar jembatan dapat diduga bahwa yang pihak yang telah banyak membantu
membuang sampah bukan masyarakat yang diucapkan terimakasih, khususnya ucapan
tinggal di sekitar sungai, namun merupakan terimakasih disampaikan kepada para
masyarakat yang tinggal jauh dari sungai, mahasiswa Prodi Ilmu Lingkungan Sekolah
ketika melintas di jembatan tersebut Pascasarjana UGM yang telah membantu
melakukan pembuangan sampah. Hal ini melaksanakan pengumpulan data di
dimungkinkan karena di tempat mereka lapangan. Ucapan terimakasih juga
tinggal tidak tersedia lahan cukup untuk disampaikan kepada staf Laboratorium
mengelola sampah. Hidrologi dan Kualitas Air, Fak Geografi
yang membantu pelaksanaan penelitian ini.

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Beberapa kesimpulan yang dapat
diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut. Darmanto, D., 2012. Pengelolaan
Sungai kecil di daerah penelitian masih Lingkungan Alur Sungai Lereng
merupakan sungai alami yang kondisinya Selatan Gunungapi Merapi di Daerah
masih relatif baik, ditandai dengan aliran air Istimewa Yogyakarta. Disertasi
yang jernih dan dasar yang masih belum Doktor. Sekolah Pascasarjana,
banyak terganggu oleh kegiatan manusia. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
Pemanfaatan air sungai oleh Fetter, C.W., 1994. Applied Hydrogeology.
masyarakat sangat beragam dari mulai air 3rd Edition. Prentice Hall Inc,
untuk irigasi, air untuk perikanan, sampai Englewood Cliffs, New Jersey.
kepada untuk keperluan rumah tangga, Kuntowijoyo. 1987. Budaya dan
dengan cara yang relatif sederhana. Masyarakat. Yogyakarta : PT. Tiara
Juli. 2013 DARMANTO, D. DAN SUDARMADJI.: PENGELOLAAN SUNGAI 239

Wacana Yogya untuk Mengantisipasi Perubahan Iklim.


MacDonalds and Partners. 1984. Greater Laporan Penelitian. Sekolah
Yogyakarta – Groundwater Resources Pascasarjana UGM, Yogyakarta.
Study. Vol 2: Hydrology. Yogyakarta, Sudarmadji, Suyono, Darmanto, D.,
Directorate General of Water Wiryatmo, B., Poedjiastuti, H., dan
Resources Development Project Sihotang, I. 2012. Pengelolaan
(P2AT) Sumberdaya Air berbasis Kearifan
Sosrodarsono, S. dan Tominga, M. 1985. Lokal Masyarakat Perdesaan di Daerah
Perbaikan dan Pengaturan Sungai. PT Fisiografi Gunungapi dan Daerah
Pradya paramita, Jakarta. Fisiografi Karst. Laporan Penelitian
Soetrisno, 1995. Partisipasi dan Hibah. Sekolah Pascasarjana
Pemberdayaan Masyarakat: Sebuah Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Tinjauan. Laporan Penelitain. Sudarmadji, 2013. Mata Air, Perspektif
Unpublised. Yogyakarta. Hidrologis dan Lingkungan. Sekolah
Sudarmadji, Widyastuti, M., Harini, R., Pascasarjana, Universitas Gadjah
Ritohardoyo, S., Farda, N.M., Adji, Mada, Yogyakarta.
T.N. 2009. Konservasi Sumberdaya Air Sumaryono, A. 2002. Dampak
Berbasis Masyarakat pada Daerah Penanggulangan Dampak Sedimen
Tangkapan Hujan Sungai Bawah Tanah terhadap Kelestarian Sumber Daya Air.
di Gua Seropan Kabupaten Prosiding. Dept. Permukiman dan
Gunungkidul Propinsi DIY. Penelitian Prasarana Wilayah DirJen Sumberdaya
WCRU, Fakultas Geografi UGM, Air. Jakarta.
Yogyakarta. ----------Undang Undang RI No. 32 tahun
Sudarmadji, Slamet Suprayogi dan Setiadi., 2009. Perlindungan dan Pengelolaan
2010. Konservasi Mata Air Berbasis Lingkungan Hidup. Kementerian
Masyarakat di Kabupaten Gunungkidul Negara Lingkungan Hidup, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai