Anda di halaman 1dari 30

AMDAL

“ KA – ANDAL RUMAH SAKIT “

Disusun Oleh : Kelompok A

Ade Hilman Pandu Yuniar M.


Aldi Afriudin Ratu Siti Nur Aida
Alyn Dyah Savitri Rofika Ainin Holila
Arsya Aulia Isfahani Silvi Amelia
Delvina Sheila P. Sri Amamal Afiah
Fasya Aghnia S. Vina Nur Elisa
Ibnu Sina Alfarisi Yohana Saputri
M. Sidiq Surya F. M. Rizka Ali Nurdin S.
Meliana M. Nidhom Fahmi
M. Daffa

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS FALETEHAN

TAHUN AJARAN 2022/2023


A. DESKRIPSI KEGIATAN
Studi AMDAL pembangunan Rumah Sakit Metro Hospitals M.Toha di lakukan
pada tahap pra konstruksi yang meliputi kegiatan perizinan dan sosialisasi rencana
kegiatan. Kondisi eksisting rencana lokasi kegiatan adalah bangunan yang sebelumnya
adalah gedung Tangerang City Mall Karawaci Kota Tangerang dengan kegiatan
sebelumnya adalah pusat perbelanjaan.
Nama : PT Bintang langit
Alamat Perusahaan : Jl. Graha Cempaka Mas Blok D No 16 LT 3 Kelurahan Sumur
Batu, Kecamatan Kemayoran – Kota Administrasi Jakarta Pusat
Telp : (021) 5519115
Fax/email : (021) 5519280
Lokasi kegiatan : Jl. Muhammad Toha KM 2 No 1 RT 003 RW 001 Kelurahan
Nambo Jaya Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang
Nama Penanggung Jawab : Henry Kembaren
Jabatan : Direktur Utama

B. KERANGKA ACUAN
1. MATRIK IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL

Prakonstruksi Konstruksi Operasional


1 2 3 1 2 3 4 1 2
Kesehatan Masyarakat
Penurunan Kesehatan Lingkungan
Kualitas Udara X
Kebisingan X
Peningkatan Limbah B3 dan Sampah X
Gangguan Kualitas Air Tanah X X X
Gangguan Kualitas Air Permukaan X X X
Air Larian X X X
Vektor Penyakit X
Nosokonial X
Interaksi Sosial X
Gangguan Penyakit
Gangguan Pernapasan X X
Gangguan Iritasi Mata X X
Gangguan Pendengaran X X
Kanker X
Diare X X
Typus X X
Keterangan :
Tahap Prakonstruksi :
1. Perizinan
2. Penyusunan Perencanaan teknis
3. Sosialisasi Kegiatan
Tahap konstruksi :
1. Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi
2. Pekerjaan Persiapan (Penyediaan sarana penunjang/utilitas Proyek)
3. Mobilisasi Bahan atau Material
4. Konstruksi Utilitas Gedung & Fasilitas Ruangan atau sarana penunjangnya
Tahap operasional :
1. Penerimaan Tenaga Kerja Operasional
2. Operasional Rumah sakit (Kegiatan Pelayanan RS dan Sarana Penunjangnya)

2. BAGAN ALIR DAMPAK POTENSIAL ASEK KESEHATAN


MASYARAKAT

TAHAP
KONSTRUKSI
Kualitas Udara
Mobilisasi Alat/ Gangguan : ISPA ,
Material Pendengaran
Kemacetan Kesling : Debu,
Kebisingan

TAHAP
OPERASIONAL Adanya Limbah
B3 dan Sampah
Gangguan :
Kanker, Diare,
Operasional Typus
Rumah sakit Vektor Penyakit
(Kegiatan
Pelayanan RS dan
Sarana gangguan
Kebisingan
Penunjangnya) pendengaran

Gangguan Kualitas
Air Larian Air Tanah Dan
Permukaan
3. DAFTAR HASIL IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL ASPEK
KESEHATAN MASYARAKAT
Identifikasi dampak potensial dihasilkan dari interaksi antara komponen
kegiatan, rona lingkungan awal, informasi tentang kegiatan di sekitar. Pada tahap
ini, kegiatan pelingkupan dimaksudkan untuk mengidentifikasi dampak lingkungan
hidup (dampak primer, sekunder, dst) yang berpotensi timbul akibat adanya
kegiatan. Identifikasi dampak dilakukan dengan melakukan inventarisasi dampak
tanpa memperhatikan penting-tidaknya dampak. Identifikasi dampak dilakukan
dengan menggunakan matriks interaksi dan bagan alir sehingga dengan mudah
dapat ditampilkan interaksi antara rencana kegiatan dengan komponen
lingkungan.Identifikasi dampak potensial dilakukan terhadap setiap tahapan
kegiatan, yang meliputi Tahap Pra-Konstruksi, Konstruksi dan Tahap Operasi
Pembangunan Rumah Sakit Metro Hospitals M.Toha adalah sebagai berikut :
Komponen kegiatan yang menimbulkan dampak dan komponen lingkungan terkena
dampak dapat dilihat pada daftar (cek list) dampak potensial dan matrik identifikasi
dampak potensial.

Kegiatan Sumber Dampak Dampak Potensial


Tahap Konstruksi Penurunan kesehatan lingkungan
Kualitas Udara - Karena adanya debu
sehingga menurunkan
kualitas udara yang ada di
daerah sekitar
Kebisingan - Dapat menyebabkan
menurunkan indra
pendengaran yang bersifat
semntara atau permanen
Gangguan Kualitas Air Tanah - Kualitas air tanah akan
menurun dan bisa jadi tidak
bisa dimanfaatkan atau di
konsumsi
Gangguan Kualitas Air Permukaan - Rusaknya ekosistem didaerah
sekitar
- Adanya virus yang menjadi
sumber penyebab penyakit

Air Larian - Adanya virus yang menjadi


sumber penyebab penyakit
- Adanya aroma bau tidak
sedap
Vector Penyakit - Adanya virus/ vector yang
menjadi sumber penyebab
penyakit
Gangguan Penyakit
Gangguan Pernafasan - Adanya penyakit yang akan
timbul seperti ISPA, TBC,
Asma.
Gangguan Iritasi Mata - Adanya penyakit yang akan
timbul seperti konjungtivitis
Gangguan Pendengaran - Adanya penyakit yang akan
timbul seperti GPAB,Tuli,
dll
Diare - Adanya penyakit yang akan
timbul seperti Dehidrasi
ringan hingga berat, infeksi
berat, malnutrisi
Typus - Adanya penyakit yang akan
timbul seperti peradangan
akut saluran pencernaan.
Tahap Operasional Penurunan kesehatan lingkungan
Peningkatan Limbah B3&Sampah - Merusak system tubuh
- Merusak system ekologis
- Menyebarkan penyakit
- Menyebabkan bau tidak
sedap
- Menyebabkan terjadinya
banjir
Kualitas Air Tanah - Kualitas air tanah akan
menurun dan bisa jadi tidak
bisa dimanfaatkan atau di
konsumsi
Gangguan Kualitas Air Permukaan - Rusaknya ekosistem didaerah
sekitar
- Adanya virus yang menjadi
sumber penyebab penyakit
Air Larian - Adanya virus yang menjadi
sumber penyebab penyakit
- Adanya aroma bau tidak sedap
Nosokonial - Infeksi saluran kemih
- Infeksi aliran darah primer
Interaksi Sosial - Interaksi social terganggu
- Perubahan pola fikir akibat
pengaruh buruk
Gangguan Penyakit
Gangguan Pernafasan - Adanya penyakit yang akan
timbul seperti ISPA, TBC,
Asma.
Gangguan Iritasi Mata - Adanya penyakit yang akan
timbul seperti konjungtivitis
Gangguan Pendengaran - Adanya penyakit yang akan
timbul seperti GPAB,Tuli, dll
Kanker - Paparan zat kimia dan radiasi
sehingga angka kanker
meningkat
Diare - Adanya penyakit yang akan
timbul seperti Dehidrasi ringan
hingga berat, infeksi berat,
malnutrisi
1. Table Evaluasi Dampak Potensial Hingga Menjadi Dampak Penting Hipotetik

Kegiatan/Sumber Dampak Potensial Evaluasi Dph Keterangan


Dampak 1 2 3 4
Tahap Konstruksi Kualitas Udara Terganggu TP P TP TP DTPH
Adanya Kebisingan P P P P DPH
Peningkatan Limbah B3 Dan Sampah P P P P DPH
Gangguan Kualitas Air Tanah P P P P DPH
Gangguan Kualitas Air Permukaan P P P P DPH
Air Larian P P P P DPH
Tahap Peningkatan Limbah B3 dan Sampah P P P P DPH
Operasional
Gangguan Pernapasan P P P P DPH
Gangguan Iritasi Mata P P P P DPH
Gangguan Pendengaran P P P P DPH
Kanker P P P P DPH
Diare P P P P DPH
Typus P P P P DPH
2. Daftar Dampak Penting Hipotetik/DPH

Kegiatan Dampak Penting Hipotetik Komponen Kegiatan


Konstruksi Penurunan Kesling
Kualitas Udara - Mobilisasi Bahan atau Material

Kebisingan - Mobilisasi Bahan atau Material


Gangguan Kualitas Air Tanah - Mobilisasi Bahan atau Material
- konstruksi utilitas Gedung dan
fasilitas ruangan atau sarana
penunjangnya
Gangguan Kualitas Air - Mobilisasi Bahan atau Material
Permukaan - konstruksi utilitas Gedung dan
fasilitas ruangan atau sarana
penunjangnya
Air Larian - Mobilisasi Bahan atau Material
- konstruksi utilitas Gedung dan
fasilitas ruangan atau sarana
penunjangnya
Vector Penyakit - Pekerjaan persiapan
(penyediaan sarana penunjang
atau utilitas proyek)
Gangguan Penyakit
Gangguan Pernafasan - Mobilisasi Bahan atau Material
Gangguan Iritasi Mata - Mobilisasi Bahan atau Material
Gangguan Pendengaran - Mobilisasi Bahan atau Material
Diare - Mobilisasi Bahan atau Material
Typus - Mobilisasi Bahan atau Material
Operasional Penurunan Kesling
Peningkatan Limbah B3 & - Operasional Rumah Sakit
Sampah (Kegiatan pelayanan RS/sarana
penunjangnya)
Kualitas Air Tanah - Operasional Rumah Sakit
(Kegiatan pelayanan RS/sarana
penunjangnya)
Gangguan Kualitas Air - Operasional Rumah Sakit
Permukaan (Kegiatan pelayanan RS/sarana
penunjangnya)
Air Larian - Operasional Rumah Sakit
(Kegiatan pelayanan RS/sarana
penunjangnya)
Nosokonial - Operasional Rumah Sakit
(Kegiatan pelayanan RS/sarana
penunjangnya)
Interaksi Sosial - Operasional Rumah Sakit
(Kegiatan pelayanan RS/sarana
penunjangnya)
Gangguan Penyakit
Gangguan Pernafasan - Operasional Rumah Sakit
(Kegiatan pelayanan RS/sarana
penunjangnya)
Gangguan Iritasi Mata - Operasional Rumah Sakit
(Kegiatan pelayanan RS/sarana
penunjangnya)
Gangguan Pendengaran - Operasional Rumah Sakit
(Kegiatan pelayanan RS/sarana
penunjangnya)
Kanker - Operasional Rumah Sakit
(Kegiatan pelayanan RS/sarana
penunjangnya)
Diare - Operasional Rumah Sakit
(Kegiatan pelayanan RS/sarana
penunjangnya)
Typus - Operasional Rumah Sakit
(Kegiatan pelayanan RS/sarana
penunjangnya)
3. Kesimpulan, Bagan Alir Proses Pelingkupan
Rencana Kegiatan
a. Tahap Konstruksi a. Konstruksi
- Konstruksi
1. Penurunan Kesehatan Lingkungan 1. Penurunan Kesehatan
- Operasi - Kualitas Udara Lingkungan
Kegiatan lain - Kebisingan - Kualitas Udara
disekitarnya - Gangguan Kualitas Air Tanah Terganggu
- Gangguan Kualitas Air - Adanya Kebisingan
Permukaan - Peningkatan Limbah B3
- Air Larian dan Sampah
- Vektor Penyakit - Gangguan Kualitas Air
2. Gangguan Penyakit Tanah
- Gangguan Pernapasan EVALUASI - Gangguan Kualitas Air
IDENTIFIKASI - Gangguan Iritasi Mata DAMPAK Permukaan
DAMPAK - Gangguan Pendengaran - Air Larian
POTENSIAL
POTENSIAL - Diare 2. Gangguan penyakit
Menjadi DPH - Gangguan Pernapasan
- Typus
b. Tahap Operasional - Gangguan Iritasi Mata
1. Penurunan Kesehatan Lingkungan - Gangguan Pendengaran
- Peningkatan Limbah B3 dan - Diare
- Typus
Sampah
Saran dan tanggapan - Gangguan Kualitas Air Tanah b. Operasional
masyarakat - Gangguan Kualitas Air 1. Penurunan Kesehatan
Metode; Permukaan
- Diskusi antara
lingkungan
- Interaksi - Air Larian tenaga ahli - Peningkatan Limbah B3
Komponen Lingkungan kelompok - Nosokomial - Konsultasi - Gangguan Kualitas Air
- Matrik - Interaksi Sosial Tanah
- Gangguan Kualitas Air
- Bagan alir 2. Gangguan Penyakit
Permukaan
- Gangguan Pernapasan
- Air Larian
- Gangguan Iritasi Mata - Nosokinial
- Gangguan Pendengaran - Interaksi Sosial
- Kanker 2. Gangguan Penyakit
- Diare - Kanker
- Typus - Diare
- Typus

DTPH
- Gangguan Kualitas
Udara
C. ANDAL RS

1. Daftar DPH (Aspek Kesmas)


Kegiatan Dampak Penting Hipotetik Komponen Kegiatan
Konstruksi Penurunan Kesling
Kualitas Udara - Mobilisasi Bahan atau Material

Kebisingan - Mobilisasi Bahan atau Material


Gangguan Kualitas Air Tanah - Mobilisasi Bahan atau Material
- konstruksi utilitas Gedung dan
fasilitas ruangan atau sarana
penunjangnya
Gangguan Kualitas Air - Mobilisasi Bahan atau Material
Permukaan - konstruksi utilitas Gedung dan
fasilitas ruangan atau sarana
penunjangnya
Air Larian - Mobilisasi Bahan atau Material
- konstruksi utilitas Gedung dan
fasilitas ruangan atau sarana
penunjangnya
Vector Penyakit - Pekerjaan persiapan
(penyediaan sarana penunjang
atau utilitas proyek)
Gangguan Penyakit
Gangguan Pernafasan - Mobilisasi Bahan atau Material
Gangguan Iritasi Mata - Mobilisasi Bahan atau Material
Gangguan Pendengaran - Mobilisasi Bahan atau Material
Diare - Mobilisasi Bahan atau Material
Typus - Mobilisasi Bahan atau Material
Operasional Penurunan Kesling

Peningkatan Limbah B3 & - Operasional Rumah Sakit


Sampah (Kegiatan pelayanan RS/sarana
penunjangnya)
Kualitas Air Tanah - Operasional Rumah Sakit
(Kegiatan pelayanan RS/sarana
penunjangnya)
Gangguan Kualitas Air - Operasional Rumah Sakit
Permukaan (Kegiatan pelayanan RS/sarana
penunjangnya)
Air Larian - Operasional Rumah Sakit
(Kegiatan pelayanan RS/sarana
penunjangnya)
Nosokonial - Operasional Rumah Sakit
(Kegiatan pelayanan RS/sarana
penunjangnya)
Interaksi Sosial - Operasional Rumah Sakit
(Kegiatan pelayanan RS/sarana
penunjangnya)
Gangguan Kesehatan
Gangguan Pernafasan - Operasional Rumah Sakit
(Kegiatan pelayanan RS/sarana
penunjangnya)
Gangguan Iritasi Mata - Operasional Rumah Sakit
(Kegiatan pelayanan RS/sarana
penunjangnya)
Gangguan Pendengaran - Operasional Rumah Sakit
(Kegiatan pelayanan RS/sarana
penunjangnya)
Kanker - Operasional Rumah Sakit
(Kegiatan pelayanan RS/sarana
penunjangnya)
Diare - Operasional Rumah Sakit
(Kegiatan pelayanan RS/sarana
penunjangnya)
Typus - Operasional Rumah Sakit
(Kegiatan pelayanan RS/sarana
penunjangnya)

2. Proses Perkiraan Dampak Penting

Kegiatan Komponen Lingkungan Sumber Penyebab Metode Perkiraan


Besaran Dampak
Tahap Konstruksi
Kesehatan Lingkungan
1. Penurunan Kualitas - Debu Perhitungan Matematis
Udara - Gas
- Asap
2. Vector Penyakit - Nyamuk Profesional judgemen
- Lalat Tenaga Ahli Biologi
- Tikus
3. Peningkatan timbunan - Adanya Profesional judgemen
limbah B3 operasional Tenaga Ahli lingkungan
rumah sakit
4. Peningkatan timbunan - Kurangnya TPS Profesional judgemen
Sampah - Sampah tidak Tenaga Ahli lingkungan
diolah dengan
baik
5. Penurunan kualitas air - Membuang Profesional judgemen
permukaan limbah di Tenaga Ahli lingkungan
sungai
- membuang
limbah di
air larian
6. Penurunan Kualitas tanah - air lindi dari Perhitungan Matematis
tumpukan
sampah
Gangguan Penyakit
7. Gangguan pernapasan - Debu Perhitungan Matematis
- Asap
- Gas
8. Gangguan iritasi mata - Debu Perhitungan Matematis
- Asap
- Serpihan bahan
bangunan
- Pasir
9. Gangguan pendengaran - Aktivitas Perhitungan Matematis
Kendaraan
- Aktivitas
peralatan yang
sedang
beroperasi

10. Nosokomial - Adanya Profesional judgemen


kegiatan Tenaga Ahli Biologi
pasien
/pengunjung
di wilayah
rumah sakit
Kegiatan Komponen Lingkungan Sumber Penyebab Metode Perkiraan
Besaran Dampak
Tahap Operasional
Kesehatan Lingkungan
1. Peningkatan Limbah B3 - Debu Perhitungan Matematis
& Sampah - Gas
- Asap
2. Kualitas Air Tanah - Nyamuk Profesional judgemen
- Lalat Tenaga Ahli Biologi
- Tikus
3. Gangguan Kualitas Air - Membuang Profesional judgemen
Permukaan limbah di Tenaga Ahli lingkungan
sungai
- membuang
limbah di air
larian
4. Air Larian - Kurangnya TPS Profesional judgemen
5. Nosokomial - Pasien
- Pengunjung
- Alat Yang
Terkontaminasi
6. Interaksi Sosial - Interaksi social
terganggu
- Perubahan pola
fikir akibat
pengaruh buruk
Gangguan Penyakit
1. Gangguan Pernafasan - Debu
- Asap
- Gas
2. Gangguan Iritasi Mata - Debu
- Asap
- Serpihan bahan
bangunan
- Pasir
3. Gangguan Pendengaran - Aktivitas
Kendaraan
- Aktivitas
peralatan yang
sedang
beroperasi
4. Kanker - Adanya limbah
B3 dan radiasi
disekitar RS
5. Diare - Adanya
kontaminasi
pada air
3. Evaluasi Secara Holistik Dampak Lingkungan

Evaluasi secara holistik dan telaahan keterkaitan dan interaksi seluruh dampak penting
hipotetik dari kegiatan RS Metro Hospitals M.Toha dapat diperoleh informasi antara lain :
a) Hubungan keterkaitan dan interaksi dampak penting hipotetik beserta karakteristiknya
seperti frekuensi terjadinya dampak, durasi dan intensitas dampak yang dapat
digunakan untuk menentukan sifat penting dampak
b) Komponen-komponen rencana kegiatan yang paling banyak menimbulkan dampak
lingkungan
c) Area yang perlu mendapat perhatian penting yang mendapat paparan berbagai dampak
dan banyak dihuni oleh masyarakat.

Berdasarkan hasil telaahan tersebut maka dilakukan telaahan atas berbagai opsi
pengelolaan dampak lingkungan yang mungkin bisa dilakukan oleh pemrakarsa ditinjau
dari:
a) Ketersediaan opsi pengelolaan terbaik (best available technology)
b) Kemampuan melakukan opsi pengelolaan terbaik (best achievable technology)
c) Relevansi opsi pengelolaan yang tersedia dengan karakteristik lingkungan lokal.

Berdasarkan hasil telaahan tersebut maka dirumuskan arahan pengelolaan dan


pemantauan lingkungan hidup yang menjadi dasar bagi penyusunan RKL-RPL yang lebih
detail / rinci dan operasional.
4. Arahan Pengelolaan Lingkungan

Pengelolaan lingkungan hidup perlu dilakukan dengan strategi yang tepat untuk
mencegah dan menanggulangi dampak negatif penting yang diprakirakan terjadi serta
berbagai upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan dampak positif penting yang
diprakirakan terjadi. Dalam hal ini pengelolaan lingkungan diprioritaskan pada unsur
lingkungan yang sensitif dikaitkan dengan dampak penting yang terjadi. Berbagai strategi
pengelolaan lingkungan perlu dirancang secara cermat dan mendalam serta dituangkan
dalam dokumen tersendiri, yakni Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
yang dilengkapi dengan Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). RKL-RPL
harus memuat mengenai upaya untuk menangani dampak dan memantau komponen
lingkungan hidup yang terkena dampak terhadap keseluruhan dampak. Dampak yang
dikelola tidak hanya dampak penting hipotetik dari pelingkupan, namun ada beberapa
dampak tidak penting hipotetik yang juga perlu dikelola dan dipantau dalam RKL-RPL
dengan dasar argumentasi yang kuat. Berdasarkan aspek lingkungan yang sensitif terkena
dampak dari rencana kegiatan RS Metro Hospitals M.Toha, maka dasar pengelolaan
lingkungan yang perlu disiapkan diuraikan pada bagian berikut ini.
4.1 Gangguan Kesehatan Masyarakat

Dampak yang akan terjadi terhadap gangguan Kesehatan masyarakat terjadi pada
Operasional Rumah Sakit & Sarana Penunjangnya serta Operasional Pemeliharaan Sarana
Pendukung. Arahan pengelolaan lingkungan sebagai berikut :

• Mematuhi peraturan yang di dalamnya diantaranya mengatur : - Penerapan SMK3


(Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja) sesuai Undang-Undang No.
1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan dengan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem ManagemenKesehatan dan
Keselamaan Kerja (melaksanakan Penetapan kebijakan K3,Perencanaan K3,
Pelaksanaan rencana K3, Pemantauan dan evaluasi kinerja K3);
• Membuat SOP K3 RS seperti evaluasi SOP RS dan SOP kebersihan; system kegawat
daruratan yang sesuai dengan Permenaker No 5 Tahun 2018;
• Melakukan koordinasi dengan Dinas Ketenagakerjaan Kota Tangerang atau Dinas
Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Prov Banten;
• Melakukan general check up kepada karyawan RS;
• Menyediakan APAR pada beberapa titik didalam RS seperti yang sudah terlampir
dalam dokumen untuk peletakan APAR sesuai peraturan yang berlaku.
5. Penilaian Kelayakan Lingkungan

Dari hasil evaluasi dampak di atas, menunjukkan bahwa rencana kegiatan RS Metro
Hospitals M.Toha memiliki dampak penting yang harus dikelola dan dipantau sebaik-
baiknya. Memperhatikan dampak-dampak negatif yang mungkin terjadi, melalui
pendekatan teknologi, sosial ekonomi dan penguatan kelembagaan setempat yang dapat
dilakukan maka diprakirakan dampak tersebut dapat diminimalisir sesuai dengan arahan
pengelolaan dan pemantauan yang dipaparkan. Dampak positif yang terjadi dapat
ditingkatkan pula besarannya melalui pendekatan teknologi, sosial ekonomi, dan
penguatan kelembagaan setempat. Berdasarkan kajian di dalam dokumen ANDAL maka
Kegiatan Penyelenggaraan rencana kegiatan RS Metro Hospitals M.Toha dinyatakanlayak
lingkungan. Penilaian kelayakan lingkungan berdasarkan pertimbangan- pertimbangan
dalam 10 kriteria kelayakan lingkungan sebagai berikut :
Tabel 5.1. Kriteria Kelayakan Lingkungan

No Kriteria Kesimpulan
Rencana tata ruang sesuai ketentuan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 6 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Perda Tahun 2012 Tentang
1 peraturan perundangan. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Tangerang 2012-2032, lokasi rencana kegiatan sesuai dengan peruntukannya
yaitu kegiatan Rumah Sakit (perdagangan dan Jasa). Ketentuan dalam kawasan tersebut adalah Koefisien Dasar Bangunan
(KDB) maksimal 50%, Koefisien Dasar Hijau (KDH) minimal 20%, Koefisien Lantai Bangunan (KLB) 1, Garis Sepadan
Bangunan (GSB) 5 meter
Kebijakan dibidang perlindungan dan Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta sumber daya alam untuk rencana kegiatan RS
2 pengelolaan lingkungan hidup serta Metro Hospitals M.Toha telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yaitu dalam rangka menyediakan bangunan
sumberdaya alam (PPLH dan PSDH) yang untuk fasilitas kesehatan di Kota Tangerang
diatur dalam peraturan perundangundangan
Kepentingan pertahanan dan keamanan. Rencana kegiatan tidak berada dalam zona pertahanan dan keamanan nasional maupun regional, sehingga tidak
3 mengganggu/menimbulkan dampak terhadap kepentingan pertahanan keamanan nasional maupun regional.
Prakiraan secara cermat mengenai besaran Besaran dan sifat penting dampak dari rencana kegiatan RS Metro Hospitals M.Toha telah dilakukan secara cermat
4 dan sifat dampak dari aspek biogeofisik mengenai besaran dan sifat penting dampak dari aspek biogeofisik kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang dan kesehatan
kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, masyarakat pada tahap pra-konstruksi, konstruksi dan operasi.
dan kesehatan masyarakat pada tahap
prakonstruksi, konstruksi, operasi dan pasca
operasi usaha dan/atau kegiatan.
Hasil evaluasi secara holistik terhadap Hasil evaluasi secara holistik dari RS Metro Hospitals M.Toha dilakukan dan saling terkait dan saling mempengaruhi
5 seluruh dampak penting sebagai sebuah sehingga diketahui pertimbangan dampak penting yang bersifat positif dengan yang bersifat negatif. Dampak peningkatan
kesatuan yang saling terkait dan saling kesempatan kerja pada tahap konstruksi dan operasi mempengaruhi dampak persepsi masyarakat sebagai dampak yang bersifat
mempengaruhi sehingga diketahui positif, Dampak peningkatan peluang berusaha pada tahap operasi mempengaruhi dampak persepsi masyarakat sebagai
perimbangan dampak penting yang bersifat dampak yang bersifat positif . Pada tahap konstruksi dampak penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan, dangangguan
positif dengan bersifat negatif. lalu lintas mempengaruhi dampak perubahan persepsi masyarakat yang bersifat negatif. Sedangkan pada tahap operasi dampak
penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan, peningkatan air larian, gangguan kesehatan masyarakat, dan gangguan
lalu lintas mempengaruhi dampak perubahan persepsi masyarakat yang bersifat positif
Kemampuan pemrakarsa sebagai Pemrakarsa kegiatan sanggup melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan terkait dengan rencana kegiatan dan
6 penanggung jawab kegiatan dapat dampak penting lingkungan yang terjadi dengan seluruh pendekatan yang telah disebutkan.
melakukan penganggulangan dampak
penting negatif yang akan ditimbulkan dari
usaha dan/ atau kegiatan yang direncanakan
dengan pendekatan teknologi, sosial dan
kelembagaan
Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak Rencana kegiatan sudah dilakukan sosialisasi dengan masyarakat di sekitar kegiatan dan tidak menganggu nilai-nilai sosial
7 menganggu nilai-nilai sosial atau pandangan atau pandangan masyarakat (emic view)
masyarakat (emic view).
Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan Rencana kegiatan RS Metro Hospitals M.Toha tidak menyebabkan terganggunya intensitas dan/atau spesies kunci, nilai
8 mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas penting secara ekologis, nilai penting secara ekonomi dan nilai penting secara ilmiah.
ekologis yangmerupakan:
• entitas dan/atau spesies kunci (key
species)
• nilai penting secara ekologis
(ecological importance)
• nilai penting secara ekonomi
(economic importance)
• nilai penting secara ilmiah (scientic
importance).
Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak Rencana kegiatan RS Metro Hospitals M.Toha diperkirakan tidak menimbulkan gangguan terhadap usaha dan/atau kegiatan
9 menimbulkan gangguan terhadap usaha yang berada di sekitar rencana kegiatan. Karena lokasi rencana kegiatan RS Metro Hospitals M.Toha yang sudah sesuai
dan/atau kegiatan yang telah berada disekitar peruntukanya perdagangan dan jasa, sudah dilakukan kajian teknis besaran dampaknya dan sudah disusun rencana
rencana lokasi usaha dan/ataukegiatan. pengelolaannya

Tidak dilampauinya daya dukung dan daya Pemrakarsa kegiatan telah berupaya akan melakukan kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup dari
10 tampung lingkungan hidup dari lokasi usaha kegiatannya, untuk meminimalkan seluruh dampak yang akan ditimbulkan dari kegiatannya tersebut. Sehingga dengan
dan/atau kegiatan, dalam hal tedapat demikian daya dukung dan daya tampung lingkungan tidak akan terlampaui. Jika dikaitkan dengan komponen fisik kimia
perhitungan daya dukung dan daya tampung tidak melebihi baku mutu lingkungan yang sudah ditetapkan (Hasil kualitas udara ambien masih di bawah baku mutu menurut
lingkungan yang dimaksud PP RI No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Lampiran VII, tingkat
kebisingan sudah melebihi baku mutu menurut Kep.Men LH No 48 tahun 1996 tentang nilai ambang batas kebisingan, hal ini
disebabkan karena lokasi pengambilan sampling berada di lokasi yang ramai kegiatan penduduk dan aktivitas kendaraan lalu
lintas. Untuk dampak gangguan lalu lintas sudah dilakukan kajian Andal lalin
6. RKL/RPL
Dampak besar dan penting yang sudah di analisis dalam studi ANDAL, komponen
lingkungan berdasarkan hasil kajian hidup yang diperkirakan mengalami perubahan
mendasar akibat rencana kegiatan RS Metro Hospitals M.Toha Kota Tangerang adalah
sebagai berikut:
A. Dampak Penting yang Dikelola
I. Pada tahap konstruksi, dampak penting yang dikelola adalah
Kesehatan Lingkungan
1) Penurunan Kualitas Udara
2) Vector Penyakit
3) Peningkatan Timbulan Sampah
4) Gangguan Kualitas Air
5) Gangguan Kualitas Tanah

Gangguan Penyakit

1) Gangguan Pernapasan
2) Gangguan Iritasi Mata
3) Gangguan Pendengaran

II. Pada tahap operasi, dampak penting yang dikelola adalah


Kesehatan Lingkungan
1) Penurunan Kualitas Udara
2) Peningkatan Timbulan Limbah B3
3) Peningkatan Timbulan Sampah
4) Gangguan Kualitas Air
5) Gangguan Kualitas Tanah

Gangguan Penyakit
1) Nosokomial
Tabel 6.1. RKL/RPL
NO Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantuan Lingkungan Hidup
Bentuk Upaya Pengelolaan Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi
Lingkungan Hidup Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantuan Pemantauan Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan dan
Hidup Hidup Hidup Hidup Pemantauan
1 2 3 4 5 6 7 8
TAHAP KONSTRUKSI
Kesehatan Lingkungan
1. Penurunan Kualitas Udara
• Melaksanakan pemenuhan baku mutu emisi; Lokasi kegiatan Pengelolaan Melakukan Sampling kualitas udara • Pemukiman di 6 (enam) bulan Pelaksana:
• Membatasi kecepatan kendaraan pengangkut pengelolaan dilakukan selama ambient oleh Lab terakrediasi KAN Kelurahan sekali selama PT Bintang Langit
bahan/material yaitu 25 – 40 km/jam; lingkungan kegiatan sesuai SNI Nambo Jaya masa
• Menyiram tapak proyek dan jalan akses hidup mobilisasi bahan NOx → SNI 19-7119.2-2005 (1 jam) • Tapak konstruksi Pengawas:
secara berkala untuk mengantisipasi debu saat dilakukan atau material SOx → SNI 19-7119.7-2005 (1 jam) Kegiatan berlangsung. ▪ DLHK Provinsi
musim kemarau; diwilayah tahap konstruksi CO → SNI 19-7119.10-2005 (1 jam) • R. Genset Banten
• Membatasi muatan kendaraan disesuaikan pembangunan berlangsung. HC → SNI 19-7119.13-2005 (3 jam) ▪ DLH Kota
dengan kelas jalan yang dilalui; RS Metro TSP → SNI 19-7119.7-2005 (24 jam) Tangerang
• Menggunakan genset yang laik pakai dan Hospitals Sampling emisi genset oleh lab terakretiasi KAN
hanya digunakan untuk energi cadangan M.Toha dan sesuai SNI Penerima Laporan:
• Melakukan perawatan secara periodik sekitarnya ▪ DLHK Provinsi
terhadap alat berat yang digunakan; Metode analisis data: Banten
Hasil analisis lab udara ambien dibandingkan ▪ DLH Kota
• Mewajibkan para pekerja untuk memakai
dengan baku mutu lingkungan PPRI No. 22 tahun Tangerang
Alat Pelindung Diri (APD) dan menjalankan
2021lampiran VII.
protokol kesehatan Covid 19 di area proyek
seperti memakai masker, mencuci tangan dan
Hasil analisis lab emisi genset dibandingkan dengan
menjaga jarak;
BML Permen LHK No. 15 Tahun 2019 tentang
• Memperhatikan kebersihan, ketertiban dan
Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak
keindahan disekitar lokasi kegiatan;
• Menyediakan Ruang Terbuka Hijau.
2. Vector Penyakit
• Menghilangkan tempat perindukan vektor seperti Lokasi kegiatan Pengelolaan Pengumpulan data: • Pemukiman di 3 (tiga) bulan Pelaksana:
genangan air, tumpukan sampah pengelolaan dilakukan selama Pengumpulan data primer dan sekunder tentang Kelurahan sekali selama PT Bintang Langit
• Bersama sama pengungsi melakukan : lingkungan kegiatan jenis-jenis vektor penyakit melalui wawancara, Nambo Jaya masa
✓ Memberi tutup pada tempat sampah hidup mobilisasi bahan pengamatan, dan data sekunder. • Tapak konstruksi Pengawas:
✓ Menimbun sampah yang dapat menjadi dilakukan atau material Kegiatan berlangsung. ▪ DLHK Provinsi
sarang nyamuk diwilayah tahap konstruksi Analisis data: Banten
✓ Membuat saluran air limbah pembangunan berlangsung. Data yang diperoleh selanjutnya di analisis secara ▪ DLH Kota
✓ Menjaga kebersihan lingkungan RS Metro Hospitals deskriptif yaitu dengan cara perhitungan, evaluasi Tangerang
✓ Membersihkan dan menjaga kebersihan M.Toha dan dan klasifikasi
jamban sekitarnya Penerima Laporan:
• Pendekatan teknologi: ▪ DLHK Provinsi
- Membuat TPS untuk sampah domestik Banten
- melakukan monitoring terhadap keberadaan vektor, ▪ DLH Kota
adanya sampah dan genangan air Tangerang
3. Peningkatan Timbulan Sampah
• Melakukan pengelolaan sampah dengan Lokasi kegiatan Pengelolaan Pengukuran volume sampah dilakukan dengan cara • Di area Tapak Setiap hari untuk Pelaksana:
menyediakan tempat sampah di dalam area lokasi pengelolaan dilakukan selama pengukuran timbulan sampah dan komposisi Proyek melihat volume PT Bintang Langit
kegiatan lingkungan kegiatan sampah Data diolah secara deskriptif • TPS Domestik timbulan sampah di
• Menyediakan TPS di lokasi proyek hidup mobilisasi bahan RS TPS Pelaporan 6 Pengawas:
• Melakukan konsep 3R dengan pemilahan sampah dilakukan atau material (enam) bulan sekali ▪ DLHK Provinsi
ekonomis dan non ekonomis diwilayah tahap konstruksi selama tahap Banten
• Mengangkut sampah secara berkala agar tidak pembangunan berlangsung. konstruksi ▪ DLH Kota
terjadi penumpukan sampah
RS Metro Hospitals berlangsung Tangerang
• Mengangkut sampah domestik ke TPA
M.Toha dan
bekerjasama dengan DLH Kota Tangerang
sekitarnya Penerima Laporan:
• Memisahkan sampah domestik dan konstruksi
• Menyediakan TPS Sampah domestik yang
▪ DLHK Provinsi
tertutup dan terpilah Banten
• Mengangkut sampah secara berkala agar tidak ▪ DLH Kota
terjadi penumpukan sampah Tangerang
4. Gangguan Kualitas Air
• Melaksanakan pemenuhan baku mutu air limbah; Lokasi kegiatan Pengelolaan • Melakukan pengukuran kualitas air limbah • Outlet IPAL 1(satu) bulan Pelaksana:
• Mengikuti arahan rekomendasi Persetujuan pengelolaan dilakukan selama domestik dengan analisa laboratorium dari • badan air sekali untuk outlet PT Bintang Langit
Teknis Air Limbah; lingkungan kegiatan sampel yang diambil, dengan mengacu penerima (Kali IPAL dan 3 (tiga)
• Memelihara IPAL eksisting untuk mengolah air hidup mobilisasi bahan kepada pada PerMen LHK No.P. Cipabuaran) bulan sekali untuk Pengawas:
limbah domestik pekerja di tapak proyek dengan dilakukan atau material 68/Menlhk/ Setjen/ Kum.1/8/ 2016. air permukaan ▪ DLHK Provinsi
kapasitas 200 m3/hari; diwilayah tahap konstruksi • Melakukan pengukuran kualitas air dengan selama tahap Banten
• Memisahkan saluran air limbah dan saluran air pembangunan berlangsung. analisa laboratorium dari sampel yang konstruksi ▪ DLH Kota
bersih. RS Metro Hospitals diambil, dengan mengacu kepada pada PPRI Tangerang
M.Toha dan No.22 Tahun 2021 kelas II Lampiran VI.
sekitarnya • Pengambilan debit air pada saluran dengan Penerima Laporan:
metode rasional ▪ DLHK Provinsi
Banten
▪ DLH Kota
Tangerang
5. Gangguan Kualitas Tanah
a) Memperbaharui prosedur Pengelolaan Lokasi kegiatan Pengelolaan a. Melakukan inspeksi fasilitas penyimpanan • Area di dalam a. Inspeksi awal Pelaksana:
Material B3 dan melakukan pengelolaan dilakukan selama material dan limbah B3 sebelum digunakan lokasi kegiatan RS fasilitas PT Bintang Langit
sosialisasi/pelatihan ke karyawan terkait lingkungan kegiatan sesuai dengan prosedur yang berlaku Metro Hospitals penyimpanan
b) Memperbaharui prosedur tanggap darurat hidup mobilisasi bahan b. Melakukan Inspeksi mingguan terhadap wadah, M.Toha dan dilakukan Pengawas:
dan melakukan pelatihan terhadap tim dilakukan atau material system penyimpanan, kondisi Gudang sekitarnya 1 kali sebelum ▪ DLHK Provinsi
penanganan keadaan darurat diwilayah tahap konstruksi penyimpanan, sistem tanggap darurat yang tersedia fasilitas Banten
c) Memiliki Tim Penanganan Keadaan Darurat pembangunan berlangsung. serta fasilitas lainnya sesuai dengan prosedur yang tersebut digunakan ▪ DLH Kota
untuk mengatasi kejadian tumpahan bahan RS Metro Hospitals berlaku b. Inspeksi rutin Tangerang
bakar dan bahan kimia M.Toha dan dilakukan
d) Memastikan wadah penyimpanan sesuai sekitarnya mingguan Penerima Laporan:
dengan material yang disimpan dan dalam ▪ DLHK Provinsi
kondisi baik Banten
e) Memastikan lokasi penyimpanan dan ▪ DLH Kota
pengisian bahan bakar dan bahan kimia Tangerang
merupakan daerah bebas banjir, atau daerah
yang diupayakan melalui pengurukan
sehingga aman dari kemungkinan banjir
f) Persyaratan minimum fasilitas penyimpanan
sebagai berikut:
1) Dilengkapi dengan bunded area dengan
volume yang 110% dari volume wadah
terbesar atau 25% dari total volume di
dalam fasilitas penyimpanan.
2) Konstruksi bangunan, baik lantai maupun
bunded area, harus dibuat dari material
kedap air.
3) Konstruksi lantai memiliki kemiringan
minimal 1% ke arah sump pit atau Unit
Pemisah Minyak (OWS)
4) Menyediakan sump pit untuk fasilitas
yang dilengkapi dengan atap.
5) Menyediakan Unit Pemisah Minyak
(OWS) untuk fasilitas yang tidak
dilengkapi dengan atap.
6) Dilengkapi dengan alat penanggulangan
tumpahan.
7) Dilengkapi dengan informasi MSDS
g) Melakukan pembersihan secara berkala
terhadap air terkontaminasi hidrokarbon yang
terperangkap di dalam sump pit dan OWS
untuk proses pengelolaan lebih lanjut
h) Memasang label dan simbol pada wadah dan
tempat penyimpanan
i) Melalukan inspeksi/audit secara regular
j) Mengelola tanah yang terkontaminasi
tumpahan dengan digali, dipisahkan dan
dikumpulkan ke Tempat Penyimpanan
Sementara Limbah B3 untuk pengelolaan
lebih lanjut
k) Memastikan bahwa proses pembersihan
dilakukan dengan baik, jika perlu melakukan
uji TPH tanah sesuai KepMen LH No. 128
Tahun 2003.
Gangguan Penyakit
1. Gangguan Pernapasan
• Dilakukan pemantauan kualitas udara ambien Lokasi kegiatan Pengelolaan Melakukan pengamatan, survei dan wawancara Diarea lokasi Pemantauan Pelaksana:
dengan metode analisa perhitungan ISPU pengelolaan dilakukan selama kepada masyarakat dan pekerja sekitar lokasi pembangunan RS dilakukan PT Bintang Langit
yaitu membandingkan kualitas udara ambien lingkungan kegiatan pembangunan RS RS Metro Hospitals M.Toha Metro Hospitals minimal 2
yang diperoleh dengan Baku Mutu Udara hidup mobilisasi bahan M.Toha dan kali dalam 1 Pengawas:
Ambien. dilakukan atau material sekitarnya tahun selama ▪ DLHK Provinsi
• Memberikan informasi kepada pekerja dan diwilayah tahap konstruksi kegiatan mobilisasi Banten
masyarakat agar memakai masker disekitar pembangunan berlangsung. bahan ▪ DLH Kota
area pembangunan RS Metro Hospitals atau material Tangerang
M.Toha dan tahap konstruksi
sekitarnya berlangsung. Penerima Laporan:
▪ DLHK Provinsi
Banten
▪ DLH Kota
Tangerang
2. Gangguan Iritasi Mata
• Dilakukan pemantauan dan pengambilan Lokasi kegiatan Pengelolaan Melakukan pengamatan, survei dan wawancara Diarea lokasi Pemantauan Pelaksana:
sampel debu untuk dilakukan analisis pengelolaan dilakukan selama kepada masyarakat dan pekerja sekitar lokasi pembangunan RS dilakukan PT Bintang Langit
• Memberikan informasi kepada pekerja agar lingkungan kegiatan pembangunan RS RS Metro Hospitals M.Toha Metro Hospitals minimal 2
menggunakan APD (Kacamata) disekitar area hidup mobilisasi bahan M.Toha dan kali dalam 1 Pengawas:
pembangunan dilakukan atau material sekitarnya tahun selama ▪ DLHK Provinsi
diwilayah tahap konstruksi kegiatan mobilisasi Banten
pembangunan berlangsung. bahan ▪ DLH Kota
RS Metro Hospitals atau material Tangerang
M.Toha dan tahap konstruksi
sekitarnya berlangsung. Penerima Laporan:
▪ DLHK Provinsi
Banten
▪ DLH Kota
Tangerang
3. Gangguan Pendengaran
• Dilakukan pemantaun terhadap mesin – mesin Lokasi kegiatan Pengelolaan Melakukan pengamatan, survei dan wawancara Diarea lokasi Pemantauan Pelaksana:
konstrusi pengelolaan dilakukan selama kepada masyarakat dan pekerja sekitar lokasi pembangunan RS dilakukan PT Bintang Langit
• Kegiatan dilakukan siang hari, apabila lingkungan kegiatan pembangunan RS RS Metro Hospitals M.Toha Metro Hospitals minimal 2
mengharuskan sampai malam hari maka perlu hidup mobilisasi bahan M.Toha dan kali dalam 1 Pengawas:
pemberitahuan terlebih dahulu kepada dilakukan atau material sekitarnya tahun selama ▪ DLHK Provinsi
masyarakat setempat diwilayah tahap konstruksi kegiatan mobilisasi Banten
• Penjadwalan penggunaan alat berat pembangunan berlangsung. bahan ▪ DLH Kota
• Memberikan informasi kepada pekerja RS Metro Hospitals atau material Tangerang
konstrusi bangunan RS untuk mengurangi M.Toha dan tahap konstruksi
tingkat kebisingan sekitarnya berlangsung. Penerima Laporan:
▪ DLHK Provinsi
Banten
▪ DLH Kota
Tangerang
NO Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantuan Lingkungan Hidup
Bentuk Upaya Pengelolaan Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi
Lingkungan Hidup Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantuan Pemantauan Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan dan
Hidup Hidup Hidup Hidup Pemantauan
1 2 3 4 5 6 7 8
TAHAP OPERASIONAL
Kesehatan Lingkungan
1. Penurunan Kualitas Udara
Pengelolaan Kualitas udara ambient Pengelolaan Pengelolaan • Metode pengumpulan data: • Pemukiman di 6 (enam) bulan Pelaksana:
• Melakukan pemeliharaan kendaraan dilakukan dilakukan selama sampling kualitas udara ambient dan Kelurahan sekali selama PT Bintang Langit
operasional secara berkala pada kegiatan dianalisis di laboratorium sesuai SNI Nambo Jaya tahap operasi
• Mengatur kecepatan kendaraan keluar masuk masyarakat Operasional 2017 • Tapak Kegiatan berlangsung. Pengawas:
RS Metro Hospitals M Toha Kota Tangerang; yang tinggal berlangsung. NOx → SNI 19-7119.2-2005 (1 jam) • Ruang genset ▪ DLHK Provinsi Banten
• Menggunakan Kendaraan operasional yang laik di sekitar SOx → SNI 19-7119.7-2005 (1 jam) (Cerobong ▪ DLH Kota Tangerang
jalan dan memenuhi baku mutu emisi gas RS Metro Hospitals CO → SNI 19-7119.10-2005 (1 jam) Genset)
buang sehingga tidak melebihi baku mutu yang M.Toha TSP → SNI 19-7119.7-2005 (24 jam) • Ruang kerja di Penerima Laporan:
dipersyaratkan; dalam RS ▪ DLHK Provinsi Banten
• Merawat dan memelihara Ruang Terbuka Hijau • Metode analisis data: • Ruang rawat ▪ DLH Kota Tangerang
serta menanam jenis tanaman yang bisa Hasil analisis lab dibandingkan dengan inap
mengabsorpsi polusi udara seperti Flamboyan baku mutu lingkungan PPRI No. 22
(Delonix regia), Tanjung (Mimusop elengi), tahun 2021 lampiran VII
Mahoni (Swietenia macrophylla), Cemara Parameter dan BML
gembel (Cupressus papuana), Johar (Senna CO10000 µg/m3
siamea), dll.
• Melakukan pemenuhan baku mutu emisi genset Udara Lingkungan Kerja/udara dalam
dengan melengkapi genset dengan sarana ruangan Rumah sakit berdasarkan
pendukung dan alat pengaman (cerobong PMK No 7 Tahun 2019 lampiran II
emisi,lubang samping, selubung pengaman); Tentang kesehatan Lingkungan rumah
• Merawat genset dan melakukan pengujian Sakit
emisi genset secara berkala;
Emisi
Pengelolaan kualitas udara lingkungan kerja/indoor RS Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
No. P.15 Tahun 2019 tentang Baku
• Merawat secara berkala dan kontinyu setiap Mutu Emisi Pembangkit Listrik Tenaga
ventilasi /Air Handling Filter (AHU) yang ada Termal, lampiran 9 tentang baku mutu
di ruangan RS sehingga tidak menjadi emisi mesin penunjang produksi untuk
perindukan bakteri, debu dan jamur. pengoperasian mesin dengan
pembakaran dalam atau genset.
• Melengkapi dengan HEPA filter untuk unit-
unit khusus( ruang operasi, ICU, kamar isolasi
& ruang steril).
• Menjaga ventilasi ruang isolasi penyakit
menular seperti covid 19 pada teikanan lebih
negative dari lingkungan luar
• Melakukan pengukuran suhu kelembaban,
aliran dan tekanan udara ruangan secara
mandiri menggunakan peralatan ukur
kesehatan lingkungan yang sesuai, atau dapat
dilakukan oleh alat ukur dari laboratorium luar
yang telah terakreditasi nasional.
• Melakukan Pemantauan kualitas udara ruang
minimum 2 (dua) kali setahun dilakukan
pengambilan sampel dan pemeriksaan
parameter kualitas udara (kuman, debu, dan
gas).
2. Peningkatan Timbulan Limbah B3
Tahap pewadahan Pengelolaan Pengelolaan Metode kuantitatif dengan mengumpulkan catatan • Area di dalam Setiap hari Pelaksana:
• Melaksanakan pengelolaan limbah B3 sesuai dilakukan dilakukan selama volume limbah B3 lokasi kegiatan selama musim PT Bintang Langit
peraturan yang berlaku dan Standar Prosedur di Area di dalam kegiatan • ▪ TPS LB3 RS hujan
Operasional (SPO) khususnya dimasa pandemi lokasi kegiatan Operasional Analisis Data : Pelaporan 6 Pengawas:
covid 19 dan dilakukan pemutakhiran secara ,TPS LB3 berlangsung. Metode aritmetika dengan penjumlahan (enam) bulan ▪ DLHK Provinsi Banten
berkala dan berkesinambungan; limbah B3 sekali selama ▪ DLH Kota Tangerang
• Mengidentifikasi semua limbah B3 mulai dari tahap operasi
sumber/unit penghasil limbah berlangsung. Penerima Laporan:
• Melakukan pewadahan limbah B3 diruangan ▪ DLHK Provinsi Banten
sumber sebelum dibawa ke TPS Limbah B3 ▪ DLH Kota Tangerang
harus ditempatkan pada tempat/wadah khusus
yang kuat dan anti karat dan kedap air, terbuat
dari bahan yang mudah dibersihkan, dilengkapi
penutup, dilengkapi dengan simbol B3, dan
diletakkan pada tempat yang jauh dari jangkauan
orang umum
• Memasang simbol dan label limbah B3 untuk
setiap jenis limbah B3
• Menggunakan warna pada setiap kemasan
dan/atau wadah
• Limbah sesuai karakteristik Limbah B3. Warna
kemasan dan/atau wadah limbah B3 tersebut
adalah:
-Merah, untuk limbah radioaktif;
-Kuning, untuk limbah infeksius (seperti salah
satunya limbah pasien Covid 19) dan limbah
patologis;
- Ungu, untuk limbah sitotoksik; dan
- Cokelat, untuk limbah bahan kimia
kedaluwarsa, tumpahan, atau sisa kemasan, dan
limbah farmasi.
• Menyediakan selalu perangkat alat pembersih
(spill kit) atau alat metode pembersih lain untuk
limbah B3 di ruangan sumber dan dilengkapi
cara penggunaan dan data keamanan bahan
(MSDS)
• Menyerahkan Limbah B3 di ruangan sumber
atau diambil petugas limbah B3 rumah sakit
untuk dilakukan pengangkutan ke TPS limbah
B3, harus dilengkapi dengan berita acara
penyerahan, yang minimal berisi hari dan
tanggal penyerahan, asal limbah (lokasi
sumber), jenis limbah B3, bentuk limbah B3,
volume limbah B3 dan cara
pewadahan/pengemasan limbah B3. (Membuat
log book dan neraca limbah B3)
• Melakukan pembersihan tempat
sampah/wadah/bin setelah selesai digunakan,
wadah/bin di desinfeksi dengan desinfektan
KLORIN 0,5%, Lysol, Karbol dan lain-lain
khususnya pula wadah sisa limbah infeksius
(seperti salah satunya limbah pasien Covid 19)

Tahap Pengangkutan
• Melakukan pengangkutan limbah B3 secara
periodic
• Mengangkut limbah B3 dari ruangan sumber ke
TPS limbah B3 harus menggunakan kereta
angkut khusus berbahan Kedap air, mudah
dibersihkan, dilengkapi penutup, tahan karat dan
bocor.
3. Peningkatan Timbulan Sampah
Tahap pewadahan Pengelolaan Pengelolaan - Pengukuran volume sampah dilakukan dengan • Area di dalam Setiap hari Pelaksana:
• Melakukan upaya pewadahan yang berbeda antara dilakukan dilakukan selama cara pengukuran timbulan sampah dan lokasi kegiatan untuk melihat PT Bintang Langit
limbah organik dan anorganik mulai dari ruangan pada Area di dalam kegiatan komposisi sampah • TPS Domestik volume
sumber; lokasi kegiatan, Operasional - Data diolah secara deskriptif RS timbulan Pengawas:
• Menyediakan tong sampah dengan jumlah dan TPS Domestik berlangsung. sampah di TPS ▪ DLHK Provinsi Banten
volume yang memadai pada setiap ruangan yang Pelaporan 6 ▪ DLH Kota Tangerang
terdapat aktivitas pasien, pengunjung dan (enam) bulan
karyawan;
sekali selama Penerima Laporan:
• Mengangkut sampah tidak boleh dibiarkan dalam Tahap operasi ▪ DLHK Provinsi Banten
wadahnya melebihi 1 x 24 jam atau apabila 2/3
berlangsung ▪ DLH Kota Tangerang
bagian kantong sudah terisi oleh sampah, maka
harus diangkut supaya tidak menjadi perindukan
vektor penyakit dan binatang pembawa penyakit
• Menempatkan tempat sampah di lokasi yang aman
dan strategis, dengan jumlah dan jarak yang
memadai;
• Melakukan pembersihan tempat sampah/wadah/bin
setelah selesai digunakan, wadah/bin di desinfeksi
dengan desinfektan KLORIN 0,5%, Lysol, Karbol
dan lain-lain Tahap Pengangkutan
• Melakukan pengangkutan secara periodik sampah
dari ruangan sumber ke TPS menggunakan troli
khusus dan terbungkus kantong plastik hitam;
• Melakukan pengangkutan pada jam tidak sibuk
pagi dan sore dan melalui jalur/koridor yang tidak
padat pengunjung RS, tidak melalui jalur pelayanan
yang padat.
• Menggunakan troli yang kuat, kedap air, tidak
berkarat dam dilengkapi penutup serta bertuliskan
“troli sampah domestic”; dilakukan oleh petugas
yang sudah mendapatkan pelatihan
4. Gangguan Kualitas Air
• Melaksanakan pemenuhan baku mutu air limbah Pengelolaan Pengelolaan - Sarana Penunjangnya serta Operasional • Badan air 1 (satu) bulan Pelaksana:
sesuai arahan rekomendasi Persetujuan Teknis Air dilakukan dilakukan selama Pemeliharaan penerima Kali sekali untuk air PT Bintang Langit
Limbah; Badan air kegiatan - Sarana Pendukung Melakukan pengukuran Cipabuaran limbah dan 3
• Melakukan pengelolaan air limbah dari kegiatan penerima (kali Operasional kualitas air dengan analisa laboratorium dari • Outlet IPAL (tiga) bulan Pengawas:
Rumah Sakit dengan menggunakan IPAL terdiri Cipabuaran),Outlet berlangsung. sampel yang diambil, untuk air limbah domestik sekali untuk ▪ DLHK Provinsi Banten
atas proses sedimentasi awal, proses biologis (aerob IPAL sesuai PerMen LHK No.P. 68/Menlhk/ Setjen/ kualitas air ▪ DLH Kota Tangerang
dan/atau anaerob), sedimentasi akhir, penanganan Kum.1/8/ 2016 dan Kualitas Air Permukaan permukaan
lumpur , dan desinfeksi dengan KLORINASI sesuai Peraturan Pemerintah No 22. Tahun 2021, dilakukan Penerima Laporan:
dengan kapasitas 200 m3/hari;
Kelas II selama tahap ▪ DLHK Provinsi Banten
• Melakukan kerjasama dengan pihak ketiga berizin
operasi ▪ DLH Kota Tangerang
jasa pengolah LB3 untuk penyedotan lumpur/sludge
IPAL secara berkala;
berlangsung.
• Membuat SOP terkait Operasional IPAL untuk
memastikan semua unit operasi dan unit proses
IPAL bekerja optimal sesuai baku mutu yang di
syaratkan;
• Menugaskan operator IPAL terlatih dan
bersertifikat;
• Memastikan dan melakukan pemeriksaan selalu
terhadap jaringan pipa penyaluran limbah cair dari
sumber menuju unit pengolahan air limbah melalui
jaringan pipa tertutup dan dipastikan tidak
mengalami kebocoran.
• Melengkapi IPAL dengan fasilitas penunjang sesuai
ketentuan perundangan yaitu :
1. Bak pengambilan contoh air limbah yang
dilengkapi dengan tulisan “Tempat Pengambilan
Contoh Air Limbah Influen” - 66 - dan/ atau
“Tempat Pengambilan Contoh Air Limbah Efluen”
2. Alat ukur debit air limbah pada pipa inflen
dan/atau pipa efluen
3. Pagar pengaman area IPAL dengan lampu
penerangan yang cukup dan papan larangan masuk
kecuali yang berkepentingan
4. Papan tulisan titik koordinat IPAL menggunakan
Global Positioning Sistem (GPS)
5. Fasilitas keselamatan IPAL
5. Gangguan Kualitas Tanah
a) Memperbaharui prosedur Pengelolaan Material Pengelolaan Pengelolaan a. Melakukan inspeksi fasilitas penyimpanan material Area di dalam lokasi a. Inspeksi awal Pelaksana:
B3 dan melakukan sosialisasi/pelatihan ke dilakukan dilakukan selama dan limbah B3 sebelum digunakan kegiatan RS Metro fasilitas PT Bintang Langit
karyawan terkait pada kegiatan sesuai dengan prosedur yang berlaku Hospitals M.Toha dan penyimpanan
b) Memperbaharui prosedur tanggap darurat dan masyarakat Operasional b. Melakukan Inspeksi mingguan terhadap wadah, sekitarnya dilakukan Pengawas:
melakukan pelatihan terhadap tim penanganan yang tinggal berlangsung. system penyimpanan, kondisi Gudang penyimpanan, 1 kali sebelum ▪ DLHK Provinsi Banten
keadaan darurat di sekitar sistem tanggap darurat yang tersedia serta fasilitas fasilitas ▪ DLH Kota Tangerang
c) Memiliki Tim Penanganan Keadaan Darurat RS Metro Hospitals lainnya sesuai dengan prosedur yang berlaku tersebut
untuk mengatasi kejadian tumpahan bahan M.Toha digunakan Penerima Laporan:
bakar dan bahan kimia b. Inspeksi rutin ▪ DLHK Provinsi Banten
d) Memastikan wadah penyimpanan sesuai dilakukan ▪ DLH Kota Tangerang
dengan material yang disimpan dan dalam mingguan
kondisi baik
e) Memastikan lokasi penyimpanan dan pengisian
bahan bakar dan bahan kimia merupakan
daerah bebas banjir, atau daerah yang
diupayakan melalui pengurukan sehingga aman
dari kemungkinan banjir
f) Persyaratan minimum fasilitas penyimpanan
sebagai berikut:
1) Dilengkapi dengan bunded area dengan
volume yang 110% dari volume wadah
terbesar atau 25% dari total volume di
dalam fasilitas penyimpanan.
2) Konstruksi bangunan, baik lantai
maupun bunded area, harus dibuat dari
material kedap air.
3) Konstruksi lantai memiliki kemiringan
minimal 1% ke arah sump pit atau Unit
Pemisah Minyak (OWS)
4) Menyediakan sump pit untuk fasilitas
yang dilengkapi dengan atap.
5) Menyediakan Unit Pemisah Minyak
(OWS) untuk fasilitas yang
tidakdilengkapi dengan atap.
6) Dilengkapi dengan alat penanggulangan
tumpahan.
7) Dilengkapi dengan informasi MSDS

g) Melakukan pembersihan secara berkala


terhadap air terkontaminasi hidrokarbon yang
terperangkap di dalam sump pit dan OWS
untuk proses pengelolaan lebih lanjut
h) Memasang label dan simbol pada wadah dan
tempat penyimpanan
i) Melalukan inspeksi/audit secara regular
j) Mengelola tanah yang terkontaminasi
tumpahan dengan digali, dipisahkan dan
dikumpulkan ke Tempat Penyimpanan
Sementara Limbah B3 untuk pengelolaan lebih
lanjut
k) Memastikan bahwa proses pembersihan
dilakukan dengan baik, jika perlu melakukan
uji TPH tanah sesuai KepMen LH No. 128
Tahun 2003.
Gangguan Penyakit
1. Nosokomial
Pendekatan teknologi : Pengelolaan Pengelolaan Metode Pengumpulan data: Area RS Metro Setiap enam Pelaksana:
• Melaksanakan pencegahan dan pengendalian dilakukan dilakukan selama dilakukan dengan cara pengumpulan jumlah penderita Hospitals M.Toha bulan selama PT Bintang Langit
infeksi nosokomial dengan penerapan di RS Metro kegiatan infeksi infeksi nosokomial baik karyawan, pasien penyebab dampak
Kewaspadaan Standar (Standard Protection) Hospitals M.Toha Operasional maupun pengunjung dengan wawancara secara berlangsung Pengawas:
untuk mengurangi resiko infeksi pada berlangsung. langsung. Metode Analisa data: dengan ▪ DLHK Provinsi Banten
petugas/karyawan rumah sakit, yang meliputi: mengidentifikasi jenis infeksi yang diderita serta ▪ DLH Kota Tangerang
- Kebersihan tangan mengevaluasi penyebab terjadinya infeksi penyekit
- Alat Pelindung Diri (APD) tersebut. Penerima Laporan:
- Pemrosesan peralatan pasien dan ▪ DLHK Provinsi Banten
pentatalaksanaan linen ▪ DLH Kota Tangerang
- Pengelolaan limbah
- Pengendalian lingkungan rumah sakit
- Kesehatan karyawan
- Penempatan pasien
- Hygiene respirasi / etika batuk
• Melaksanakan pencegahan dan pengendalian
infeksi nosokomial untuk pengunjung:
- Pengunjung yang setelah sakit sudah
tidak menunjukkan gejala, perlu
dibatasi kunjungannya.
- Kebijakan ini agar dicantumakan di
papan pengumuman fasilitas kesehatan.
- Pengunjung harus memakai APD
lengkap (masker, gaun, sarung tangan
dan kaca mata) jika kontak langsung
dengan pasien dan lingkungan pasien.
- Petugas kesehatan mengawasi
pemakaian APD dan masker secara
benar pada pengunjung.
- Petugas kesehatan mendidik
pengunjung tentang cara penularan
penyakit dan mengajurkan untuk
menghindari kontak dengan pasien
selama masa penularan.

Anda mungkin juga menyukai