UNIVERSITAS FALETEHAN
B. KERANGKA ACUAN
1. MATRIK IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL
TAHAP
KONSTRUKSI
Kualitas Udara
Mobilisasi Alat/ Gangguan : ISPA ,
Material Pendengaran
Kemacetan Kesling : Debu,
Kebisingan
TAHAP
OPERASIONAL Adanya Limbah
B3 dan Sampah
Gangguan :
Kanker, Diare,
Operasional Typus
Rumah sakit Vektor Penyakit
(Kegiatan
Pelayanan RS dan
Sarana gangguan
Kebisingan
Penunjangnya) pendengaran
Gangguan Kualitas
Air Larian Air Tanah Dan
Permukaan
3. DAFTAR HASIL IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL ASPEK
KESEHATAN MASYARAKAT
Identifikasi dampak potensial dihasilkan dari interaksi antara komponen
kegiatan, rona lingkungan awal, informasi tentang kegiatan di sekitar. Pada tahap
ini, kegiatan pelingkupan dimaksudkan untuk mengidentifikasi dampak lingkungan
hidup (dampak primer, sekunder, dst) yang berpotensi timbul akibat adanya
kegiatan. Identifikasi dampak dilakukan dengan melakukan inventarisasi dampak
tanpa memperhatikan penting-tidaknya dampak. Identifikasi dampak dilakukan
dengan menggunakan matriks interaksi dan bagan alir sehingga dengan mudah
dapat ditampilkan interaksi antara rencana kegiatan dengan komponen
lingkungan.Identifikasi dampak potensial dilakukan terhadap setiap tahapan
kegiatan, yang meliputi Tahap Pra-Konstruksi, Konstruksi dan Tahap Operasi
Pembangunan Rumah Sakit Metro Hospitals M.Toha adalah sebagai berikut :
Komponen kegiatan yang menimbulkan dampak dan komponen lingkungan terkena
dampak dapat dilihat pada daftar (cek list) dampak potensial dan matrik identifikasi
dampak potensial.
DTPH
- Gangguan Kualitas
Udara
C. ANDAL RS
Evaluasi secara holistik dan telaahan keterkaitan dan interaksi seluruh dampak penting
hipotetik dari kegiatan RS Metro Hospitals M.Toha dapat diperoleh informasi antara lain :
a) Hubungan keterkaitan dan interaksi dampak penting hipotetik beserta karakteristiknya
seperti frekuensi terjadinya dampak, durasi dan intensitas dampak yang dapat
digunakan untuk menentukan sifat penting dampak
b) Komponen-komponen rencana kegiatan yang paling banyak menimbulkan dampak
lingkungan
c) Area yang perlu mendapat perhatian penting yang mendapat paparan berbagai dampak
dan banyak dihuni oleh masyarakat.
Berdasarkan hasil telaahan tersebut maka dilakukan telaahan atas berbagai opsi
pengelolaan dampak lingkungan yang mungkin bisa dilakukan oleh pemrakarsa ditinjau
dari:
a) Ketersediaan opsi pengelolaan terbaik (best available technology)
b) Kemampuan melakukan opsi pengelolaan terbaik (best achievable technology)
c) Relevansi opsi pengelolaan yang tersedia dengan karakteristik lingkungan lokal.
Pengelolaan lingkungan hidup perlu dilakukan dengan strategi yang tepat untuk
mencegah dan menanggulangi dampak negatif penting yang diprakirakan terjadi serta
berbagai upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan dampak positif penting yang
diprakirakan terjadi. Dalam hal ini pengelolaan lingkungan diprioritaskan pada unsur
lingkungan yang sensitif dikaitkan dengan dampak penting yang terjadi. Berbagai strategi
pengelolaan lingkungan perlu dirancang secara cermat dan mendalam serta dituangkan
dalam dokumen tersendiri, yakni Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
yang dilengkapi dengan Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). RKL-RPL
harus memuat mengenai upaya untuk menangani dampak dan memantau komponen
lingkungan hidup yang terkena dampak terhadap keseluruhan dampak. Dampak yang
dikelola tidak hanya dampak penting hipotetik dari pelingkupan, namun ada beberapa
dampak tidak penting hipotetik yang juga perlu dikelola dan dipantau dalam RKL-RPL
dengan dasar argumentasi yang kuat. Berdasarkan aspek lingkungan yang sensitif terkena
dampak dari rencana kegiatan RS Metro Hospitals M.Toha, maka dasar pengelolaan
lingkungan yang perlu disiapkan diuraikan pada bagian berikut ini.
4.1 Gangguan Kesehatan Masyarakat
Dampak yang akan terjadi terhadap gangguan Kesehatan masyarakat terjadi pada
Operasional Rumah Sakit & Sarana Penunjangnya serta Operasional Pemeliharaan Sarana
Pendukung. Arahan pengelolaan lingkungan sebagai berikut :
Dari hasil evaluasi dampak di atas, menunjukkan bahwa rencana kegiatan RS Metro
Hospitals M.Toha memiliki dampak penting yang harus dikelola dan dipantau sebaik-
baiknya. Memperhatikan dampak-dampak negatif yang mungkin terjadi, melalui
pendekatan teknologi, sosial ekonomi dan penguatan kelembagaan setempat yang dapat
dilakukan maka diprakirakan dampak tersebut dapat diminimalisir sesuai dengan arahan
pengelolaan dan pemantauan yang dipaparkan. Dampak positif yang terjadi dapat
ditingkatkan pula besarannya melalui pendekatan teknologi, sosial ekonomi, dan
penguatan kelembagaan setempat. Berdasarkan kajian di dalam dokumen ANDAL maka
Kegiatan Penyelenggaraan rencana kegiatan RS Metro Hospitals M.Toha dinyatakanlayak
lingkungan. Penilaian kelayakan lingkungan berdasarkan pertimbangan- pertimbangan
dalam 10 kriteria kelayakan lingkungan sebagai berikut :
Tabel 5.1. Kriteria Kelayakan Lingkungan
No Kriteria Kesimpulan
Rencana tata ruang sesuai ketentuan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 6 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Perda Tahun 2012 Tentang
1 peraturan perundangan. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Tangerang 2012-2032, lokasi rencana kegiatan sesuai dengan peruntukannya
yaitu kegiatan Rumah Sakit (perdagangan dan Jasa). Ketentuan dalam kawasan tersebut adalah Koefisien Dasar Bangunan
(KDB) maksimal 50%, Koefisien Dasar Hijau (KDH) minimal 20%, Koefisien Lantai Bangunan (KLB) 1, Garis Sepadan
Bangunan (GSB) 5 meter
Kebijakan dibidang perlindungan dan Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta sumber daya alam untuk rencana kegiatan RS
2 pengelolaan lingkungan hidup serta Metro Hospitals M.Toha telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yaitu dalam rangka menyediakan bangunan
sumberdaya alam (PPLH dan PSDH) yang untuk fasilitas kesehatan di Kota Tangerang
diatur dalam peraturan perundangundangan
Kepentingan pertahanan dan keamanan. Rencana kegiatan tidak berada dalam zona pertahanan dan keamanan nasional maupun regional, sehingga tidak
3 mengganggu/menimbulkan dampak terhadap kepentingan pertahanan keamanan nasional maupun regional.
Prakiraan secara cermat mengenai besaran Besaran dan sifat penting dampak dari rencana kegiatan RS Metro Hospitals M.Toha telah dilakukan secara cermat
4 dan sifat dampak dari aspek biogeofisik mengenai besaran dan sifat penting dampak dari aspek biogeofisik kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang dan kesehatan
kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, masyarakat pada tahap pra-konstruksi, konstruksi dan operasi.
dan kesehatan masyarakat pada tahap
prakonstruksi, konstruksi, operasi dan pasca
operasi usaha dan/atau kegiatan.
Hasil evaluasi secara holistik terhadap Hasil evaluasi secara holistik dari RS Metro Hospitals M.Toha dilakukan dan saling terkait dan saling mempengaruhi
5 seluruh dampak penting sebagai sebuah sehingga diketahui pertimbangan dampak penting yang bersifat positif dengan yang bersifat negatif. Dampak peningkatan
kesatuan yang saling terkait dan saling kesempatan kerja pada tahap konstruksi dan operasi mempengaruhi dampak persepsi masyarakat sebagai dampak yang bersifat
mempengaruhi sehingga diketahui positif, Dampak peningkatan peluang berusaha pada tahap operasi mempengaruhi dampak persepsi masyarakat sebagai
perimbangan dampak penting yang bersifat dampak yang bersifat positif . Pada tahap konstruksi dampak penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan, dangangguan
positif dengan bersifat negatif. lalu lintas mempengaruhi dampak perubahan persepsi masyarakat yang bersifat negatif. Sedangkan pada tahap operasi dampak
penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan, peningkatan air larian, gangguan kesehatan masyarakat, dan gangguan
lalu lintas mempengaruhi dampak perubahan persepsi masyarakat yang bersifat positif
Kemampuan pemrakarsa sebagai Pemrakarsa kegiatan sanggup melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan terkait dengan rencana kegiatan dan
6 penanggung jawab kegiatan dapat dampak penting lingkungan yang terjadi dengan seluruh pendekatan yang telah disebutkan.
melakukan penganggulangan dampak
penting negatif yang akan ditimbulkan dari
usaha dan/ atau kegiatan yang direncanakan
dengan pendekatan teknologi, sosial dan
kelembagaan
Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak Rencana kegiatan sudah dilakukan sosialisasi dengan masyarakat di sekitar kegiatan dan tidak menganggu nilai-nilai sosial
7 menganggu nilai-nilai sosial atau pandangan atau pandangan masyarakat (emic view)
masyarakat (emic view).
Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan Rencana kegiatan RS Metro Hospitals M.Toha tidak menyebabkan terganggunya intensitas dan/atau spesies kunci, nilai
8 mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas penting secara ekologis, nilai penting secara ekonomi dan nilai penting secara ilmiah.
ekologis yangmerupakan:
• entitas dan/atau spesies kunci (key
species)
• nilai penting secara ekologis
(ecological importance)
• nilai penting secara ekonomi
(economic importance)
• nilai penting secara ilmiah (scientic
importance).
Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak Rencana kegiatan RS Metro Hospitals M.Toha diperkirakan tidak menimbulkan gangguan terhadap usaha dan/atau kegiatan
9 menimbulkan gangguan terhadap usaha yang berada di sekitar rencana kegiatan. Karena lokasi rencana kegiatan RS Metro Hospitals M.Toha yang sudah sesuai
dan/atau kegiatan yang telah berada disekitar peruntukanya perdagangan dan jasa, sudah dilakukan kajian teknis besaran dampaknya dan sudah disusun rencana
rencana lokasi usaha dan/ataukegiatan. pengelolaannya
Tidak dilampauinya daya dukung dan daya Pemrakarsa kegiatan telah berupaya akan melakukan kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup dari
10 tampung lingkungan hidup dari lokasi usaha kegiatannya, untuk meminimalkan seluruh dampak yang akan ditimbulkan dari kegiatannya tersebut. Sehingga dengan
dan/atau kegiatan, dalam hal tedapat demikian daya dukung dan daya tampung lingkungan tidak akan terlampaui. Jika dikaitkan dengan komponen fisik kimia
perhitungan daya dukung dan daya tampung tidak melebihi baku mutu lingkungan yang sudah ditetapkan (Hasil kualitas udara ambien masih di bawah baku mutu menurut
lingkungan yang dimaksud PP RI No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Lampiran VII, tingkat
kebisingan sudah melebihi baku mutu menurut Kep.Men LH No 48 tahun 1996 tentang nilai ambang batas kebisingan, hal ini
disebabkan karena lokasi pengambilan sampling berada di lokasi yang ramai kegiatan penduduk dan aktivitas kendaraan lalu
lintas. Untuk dampak gangguan lalu lintas sudah dilakukan kajian Andal lalin
6. RKL/RPL
Dampak besar dan penting yang sudah di analisis dalam studi ANDAL, komponen
lingkungan berdasarkan hasil kajian hidup yang diperkirakan mengalami perubahan
mendasar akibat rencana kegiatan RS Metro Hospitals M.Toha Kota Tangerang adalah
sebagai berikut:
A. Dampak Penting yang Dikelola
I. Pada tahap konstruksi, dampak penting yang dikelola adalah
Kesehatan Lingkungan
1) Penurunan Kualitas Udara
2) Vector Penyakit
3) Peningkatan Timbulan Sampah
4) Gangguan Kualitas Air
5) Gangguan Kualitas Tanah
Gangguan Penyakit
1) Gangguan Pernapasan
2) Gangguan Iritasi Mata
3) Gangguan Pendengaran
Gangguan Penyakit
1) Nosokomial
Tabel 6.1. RKL/RPL
NO Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantuan Lingkungan Hidup
Bentuk Upaya Pengelolaan Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi
Lingkungan Hidup Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantuan Pemantauan Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan dan
Hidup Hidup Hidup Hidup Pemantauan
1 2 3 4 5 6 7 8
TAHAP KONSTRUKSI
Kesehatan Lingkungan
1. Penurunan Kualitas Udara
• Melaksanakan pemenuhan baku mutu emisi; Lokasi kegiatan Pengelolaan Melakukan Sampling kualitas udara • Pemukiman di 6 (enam) bulan Pelaksana:
• Membatasi kecepatan kendaraan pengangkut pengelolaan dilakukan selama ambient oleh Lab terakrediasi KAN Kelurahan sekali selama PT Bintang Langit
bahan/material yaitu 25 – 40 km/jam; lingkungan kegiatan sesuai SNI Nambo Jaya masa
• Menyiram tapak proyek dan jalan akses hidup mobilisasi bahan NOx → SNI 19-7119.2-2005 (1 jam) • Tapak konstruksi Pengawas:
secara berkala untuk mengantisipasi debu saat dilakukan atau material SOx → SNI 19-7119.7-2005 (1 jam) Kegiatan berlangsung. ▪ DLHK Provinsi
musim kemarau; diwilayah tahap konstruksi CO → SNI 19-7119.10-2005 (1 jam) • R. Genset Banten
• Membatasi muatan kendaraan disesuaikan pembangunan berlangsung. HC → SNI 19-7119.13-2005 (3 jam) ▪ DLH Kota
dengan kelas jalan yang dilalui; RS Metro TSP → SNI 19-7119.7-2005 (24 jam) Tangerang
• Menggunakan genset yang laik pakai dan Hospitals Sampling emisi genset oleh lab terakretiasi KAN
hanya digunakan untuk energi cadangan M.Toha dan sesuai SNI Penerima Laporan:
• Melakukan perawatan secara periodik sekitarnya ▪ DLHK Provinsi
terhadap alat berat yang digunakan; Metode analisis data: Banten
Hasil analisis lab udara ambien dibandingkan ▪ DLH Kota
• Mewajibkan para pekerja untuk memakai
dengan baku mutu lingkungan PPRI No. 22 tahun Tangerang
Alat Pelindung Diri (APD) dan menjalankan
2021lampiran VII.
protokol kesehatan Covid 19 di area proyek
seperti memakai masker, mencuci tangan dan
Hasil analisis lab emisi genset dibandingkan dengan
menjaga jarak;
BML Permen LHK No. 15 Tahun 2019 tentang
• Memperhatikan kebersihan, ketertiban dan
Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak
keindahan disekitar lokasi kegiatan;
• Menyediakan Ruang Terbuka Hijau.
2. Vector Penyakit
• Menghilangkan tempat perindukan vektor seperti Lokasi kegiatan Pengelolaan Pengumpulan data: • Pemukiman di 3 (tiga) bulan Pelaksana:
genangan air, tumpukan sampah pengelolaan dilakukan selama Pengumpulan data primer dan sekunder tentang Kelurahan sekali selama PT Bintang Langit
• Bersama sama pengungsi melakukan : lingkungan kegiatan jenis-jenis vektor penyakit melalui wawancara, Nambo Jaya masa
✓ Memberi tutup pada tempat sampah hidup mobilisasi bahan pengamatan, dan data sekunder. • Tapak konstruksi Pengawas:
✓ Menimbun sampah yang dapat menjadi dilakukan atau material Kegiatan berlangsung. ▪ DLHK Provinsi
sarang nyamuk diwilayah tahap konstruksi Analisis data: Banten
✓ Membuat saluran air limbah pembangunan berlangsung. Data yang diperoleh selanjutnya di analisis secara ▪ DLH Kota
✓ Menjaga kebersihan lingkungan RS Metro Hospitals deskriptif yaitu dengan cara perhitungan, evaluasi Tangerang
✓ Membersihkan dan menjaga kebersihan M.Toha dan dan klasifikasi
jamban sekitarnya Penerima Laporan:
• Pendekatan teknologi: ▪ DLHK Provinsi
- Membuat TPS untuk sampah domestik Banten
- melakukan monitoring terhadap keberadaan vektor, ▪ DLH Kota
adanya sampah dan genangan air Tangerang
3. Peningkatan Timbulan Sampah
• Melakukan pengelolaan sampah dengan Lokasi kegiatan Pengelolaan Pengukuran volume sampah dilakukan dengan cara • Di area Tapak Setiap hari untuk Pelaksana:
menyediakan tempat sampah di dalam area lokasi pengelolaan dilakukan selama pengukuran timbulan sampah dan komposisi Proyek melihat volume PT Bintang Langit
kegiatan lingkungan kegiatan sampah Data diolah secara deskriptif • TPS Domestik timbulan sampah di
• Menyediakan TPS di lokasi proyek hidup mobilisasi bahan RS TPS Pelaporan 6 Pengawas:
• Melakukan konsep 3R dengan pemilahan sampah dilakukan atau material (enam) bulan sekali ▪ DLHK Provinsi
ekonomis dan non ekonomis diwilayah tahap konstruksi selama tahap Banten
• Mengangkut sampah secara berkala agar tidak pembangunan berlangsung. konstruksi ▪ DLH Kota
terjadi penumpukan sampah
RS Metro Hospitals berlangsung Tangerang
• Mengangkut sampah domestik ke TPA
M.Toha dan
bekerjasama dengan DLH Kota Tangerang
sekitarnya Penerima Laporan:
• Memisahkan sampah domestik dan konstruksi
• Menyediakan TPS Sampah domestik yang
▪ DLHK Provinsi
tertutup dan terpilah Banten
• Mengangkut sampah secara berkala agar tidak ▪ DLH Kota
terjadi penumpukan sampah Tangerang
4. Gangguan Kualitas Air
• Melaksanakan pemenuhan baku mutu air limbah; Lokasi kegiatan Pengelolaan • Melakukan pengukuran kualitas air limbah • Outlet IPAL 1(satu) bulan Pelaksana:
• Mengikuti arahan rekomendasi Persetujuan pengelolaan dilakukan selama domestik dengan analisa laboratorium dari • badan air sekali untuk outlet PT Bintang Langit
Teknis Air Limbah; lingkungan kegiatan sampel yang diambil, dengan mengacu penerima (Kali IPAL dan 3 (tiga)
• Memelihara IPAL eksisting untuk mengolah air hidup mobilisasi bahan kepada pada PerMen LHK No.P. Cipabuaran) bulan sekali untuk Pengawas:
limbah domestik pekerja di tapak proyek dengan dilakukan atau material 68/Menlhk/ Setjen/ Kum.1/8/ 2016. air permukaan ▪ DLHK Provinsi
kapasitas 200 m3/hari; diwilayah tahap konstruksi • Melakukan pengukuran kualitas air dengan selama tahap Banten
• Memisahkan saluran air limbah dan saluran air pembangunan berlangsung. analisa laboratorium dari sampel yang konstruksi ▪ DLH Kota
bersih. RS Metro Hospitals diambil, dengan mengacu kepada pada PPRI Tangerang
M.Toha dan No.22 Tahun 2021 kelas II Lampiran VI.
sekitarnya • Pengambilan debit air pada saluran dengan Penerima Laporan:
metode rasional ▪ DLHK Provinsi
Banten
▪ DLH Kota
Tangerang
5. Gangguan Kualitas Tanah
a) Memperbaharui prosedur Pengelolaan Lokasi kegiatan Pengelolaan a. Melakukan inspeksi fasilitas penyimpanan • Area di dalam a. Inspeksi awal Pelaksana:
Material B3 dan melakukan pengelolaan dilakukan selama material dan limbah B3 sebelum digunakan lokasi kegiatan RS fasilitas PT Bintang Langit
sosialisasi/pelatihan ke karyawan terkait lingkungan kegiatan sesuai dengan prosedur yang berlaku Metro Hospitals penyimpanan
b) Memperbaharui prosedur tanggap darurat hidup mobilisasi bahan b. Melakukan Inspeksi mingguan terhadap wadah, M.Toha dan dilakukan Pengawas:
dan melakukan pelatihan terhadap tim dilakukan atau material system penyimpanan, kondisi Gudang sekitarnya 1 kali sebelum ▪ DLHK Provinsi
penanganan keadaan darurat diwilayah tahap konstruksi penyimpanan, sistem tanggap darurat yang tersedia fasilitas Banten
c) Memiliki Tim Penanganan Keadaan Darurat pembangunan berlangsung. serta fasilitas lainnya sesuai dengan prosedur yang tersebut digunakan ▪ DLH Kota
untuk mengatasi kejadian tumpahan bahan RS Metro Hospitals berlaku b. Inspeksi rutin Tangerang
bakar dan bahan kimia M.Toha dan dilakukan
d) Memastikan wadah penyimpanan sesuai sekitarnya mingguan Penerima Laporan:
dengan material yang disimpan dan dalam ▪ DLHK Provinsi
kondisi baik Banten
e) Memastikan lokasi penyimpanan dan ▪ DLH Kota
pengisian bahan bakar dan bahan kimia Tangerang
merupakan daerah bebas banjir, atau daerah
yang diupayakan melalui pengurukan
sehingga aman dari kemungkinan banjir
f) Persyaratan minimum fasilitas penyimpanan
sebagai berikut:
1) Dilengkapi dengan bunded area dengan
volume yang 110% dari volume wadah
terbesar atau 25% dari total volume di
dalam fasilitas penyimpanan.
2) Konstruksi bangunan, baik lantai maupun
bunded area, harus dibuat dari material
kedap air.
3) Konstruksi lantai memiliki kemiringan
minimal 1% ke arah sump pit atau Unit
Pemisah Minyak (OWS)
4) Menyediakan sump pit untuk fasilitas
yang dilengkapi dengan atap.
5) Menyediakan Unit Pemisah Minyak
(OWS) untuk fasilitas yang tidak
dilengkapi dengan atap.
6) Dilengkapi dengan alat penanggulangan
tumpahan.
7) Dilengkapi dengan informasi MSDS
g) Melakukan pembersihan secara berkala
terhadap air terkontaminasi hidrokarbon yang
terperangkap di dalam sump pit dan OWS
untuk proses pengelolaan lebih lanjut
h) Memasang label dan simbol pada wadah dan
tempat penyimpanan
i) Melalukan inspeksi/audit secara regular
j) Mengelola tanah yang terkontaminasi
tumpahan dengan digali, dipisahkan dan
dikumpulkan ke Tempat Penyimpanan
Sementara Limbah B3 untuk pengelolaan
lebih lanjut
k) Memastikan bahwa proses pembersihan
dilakukan dengan baik, jika perlu melakukan
uji TPH tanah sesuai KepMen LH No. 128
Tahun 2003.
Gangguan Penyakit
1. Gangguan Pernapasan
• Dilakukan pemantauan kualitas udara ambien Lokasi kegiatan Pengelolaan Melakukan pengamatan, survei dan wawancara Diarea lokasi Pemantauan Pelaksana:
dengan metode analisa perhitungan ISPU pengelolaan dilakukan selama kepada masyarakat dan pekerja sekitar lokasi pembangunan RS dilakukan PT Bintang Langit
yaitu membandingkan kualitas udara ambien lingkungan kegiatan pembangunan RS RS Metro Hospitals M.Toha Metro Hospitals minimal 2
yang diperoleh dengan Baku Mutu Udara hidup mobilisasi bahan M.Toha dan kali dalam 1 Pengawas:
Ambien. dilakukan atau material sekitarnya tahun selama ▪ DLHK Provinsi
• Memberikan informasi kepada pekerja dan diwilayah tahap konstruksi kegiatan mobilisasi Banten
masyarakat agar memakai masker disekitar pembangunan berlangsung. bahan ▪ DLH Kota
area pembangunan RS Metro Hospitals atau material Tangerang
M.Toha dan tahap konstruksi
sekitarnya berlangsung. Penerima Laporan:
▪ DLHK Provinsi
Banten
▪ DLH Kota
Tangerang
2. Gangguan Iritasi Mata
• Dilakukan pemantauan dan pengambilan Lokasi kegiatan Pengelolaan Melakukan pengamatan, survei dan wawancara Diarea lokasi Pemantauan Pelaksana:
sampel debu untuk dilakukan analisis pengelolaan dilakukan selama kepada masyarakat dan pekerja sekitar lokasi pembangunan RS dilakukan PT Bintang Langit
• Memberikan informasi kepada pekerja agar lingkungan kegiatan pembangunan RS RS Metro Hospitals M.Toha Metro Hospitals minimal 2
menggunakan APD (Kacamata) disekitar area hidup mobilisasi bahan M.Toha dan kali dalam 1 Pengawas:
pembangunan dilakukan atau material sekitarnya tahun selama ▪ DLHK Provinsi
diwilayah tahap konstruksi kegiatan mobilisasi Banten
pembangunan berlangsung. bahan ▪ DLH Kota
RS Metro Hospitals atau material Tangerang
M.Toha dan tahap konstruksi
sekitarnya berlangsung. Penerima Laporan:
▪ DLHK Provinsi
Banten
▪ DLH Kota
Tangerang
3. Gangguan Pendengaran
• Dilakukan pemantaun terhadap mesin – mesin Lokasi kegiatan Pengelolaan Melakukan pengamatan, survei dan wawancara Diarea lokasi Pemantauan Pelaksana:
konstrusi pengelolaan dilakukan selama kepada masyarakat dan pekerja sekitar lokasi pembangunan RS dilakukan PT Bintang Langit
• Kegiatan dilakukan siang hari, apabila lingkungan kegiatan pembangunan RS RS Metro Hospitals M.Toha Metro Hospitals minimal 2
mengharuskan sampai malam hari maka perlu hidup mobilisasi bahan M.Toha dan kali dalam 1 Pengawas:
pemberitahuan terlebih dahulu kepada dilakukan atau material sekitarnya tahun selama ▪ DLHK Provinsi
masyarakat setempat diwilayah tahap konstruksi kegiatan mobilisasi Banten
• Penjadwalan penggunaan alat berat pembangunan berlangsung. bahan ▪ DLH Kota
• Memberikan informasi kepada pekerja RS Metro Hospitals atau material Tangerang
konstrusi bangunan RS untuk mengurangi M.Toha dan tahap konstruksi
tingkat kebisingan sekitarnya berlangsung. Penerima Laporan:
▪ DLHK Provinsi
Banten
▪ DLH Kota
Tangerang
NO Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantuan Lingkungan Hidup
Bentuk Upaya Pengelolaan Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi
Lingkungan Hidup Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantuan Pemantauan Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan dan
Hidup Hidup Hidup Hidup Pemantauan
1 2 3 4 5 6 7 8
TAHAP OPERASIONAL
Kesehatan Lingkungan
1. Penurunan Kualitas Udara
Pengelolaan Kualitas udara ambient Pengelolaan Pengelolaan • Metode pengumpulan data: • Pemukiman di 6 (enam) bulan Pelaksana:
• Melakukan pemeliharaan kendaraan dilakukan dilakukan selama sampling kualitas udara ambient dan Kelurahan sekali selama PT Bintang Langit
operasional secara berkala pada kegiatan dianalisis di laboratorium sesuai SNI Nambo Jaya tahap operasi
• Mengatur kecepatan kendaraan keluar masuk masyarakat Operasional 2017 • Tapak Kegiatan berlangsung. Pengawas:
RS Metro Hospitals M Toha Kota Tangerang; yang tinggal berlangsung. NOx → SNI 19-7119.2-2005 (1 jam) • Ruang genset ▪ DLHK Provinsi Banten
• Menggunakan Kendaraan operasional yang laik di sekitar SOx → SNI 19-7119.7-2005 (1 jam) (Cerobong ▪ DLH Kota Tangerang
jalan dan memenuhi baku mutu emisi gas RS Metro Hospitals CO → SNI 19-7119.10-2005 (1 jam) Genset)
buang sehingga tidak melebihi baku mutu yang M.Toha TSP → SNI 19-7119.7-2005 (24 jam) • Ruang kerja di Penerima Laporan:
dipersyaratkan; dalam RS ▪ DLHK Provinsi Banten
• Merawat dan memelihara Ruang Terbuka Hijau • Metode analisis data: • Ruang rawat ▪ DLH Kota Tangerang
serta menanam jenis tanaman yang bisa Hasil analisis lab dibandingkan dengan inap
mengabsorpsi polusi udara seperti Flamboyan baku mutu lingkungan PPRI No. 22
(Delonix regia), Tanjung (Mimusop elengi), tahun 2021 lampiran VII
Mahoni (Swietenia macrophylla), Cemara Parameter dan BML
gembel (Cupressus papuana), Johar (Senna CO10000 µg/m3
siamea), dll.
• Melakukan pemenuhan baku mutu emisi genset Udara Lingkungan Kerja/udara dalam
dengan melengkapi genset dengan sarana ruangan Rumah sakit berdasarkan
pendukung dan alat pengaman (cerobong PMK No 7 Tahun 2019 lampiran II
emisi,lubang samping, selubung pengaman); Tentang kesehatan Lingkungan rumah
• Merawat genset dan melakukan pengujian Sakit
emisi genset secara berkala;
Emisi
Pengelolaan kualitas udara lingkungan kerja/indoor RS Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
No. P.15 Tahun 2019 tentang Baku
• Merawat secara berkala dan kontinyu setiap Mutu Emisi Pembangkit Listrik Tenaga
ventilasi /Air Handling Filter (AHU) yang ada Termal, lampiran 9 tentang baku mutu
di ruangan RS sehingga tidak menjadi emisi mesin penunjang produksi untuk
perindukan bakteri, debu dan jamur. pengoperasian mesin dengan
pembakaran dalam atau genset.
• Melengkapi dengan HEPA filter untuk unit-
unit khusus( ruang operasi, ICU, kamar isolasi
& ruang steril).
• Menjaga ventilasi ruang isolasi penyakit
menular seperti covid 19 pada teikanan lebih
negative dari lingkungan luar
• Melakukan pengukuran suhu kelembaban,
aliran dan tekanan udara ruangan secara
mandiri menggunakan peralatan ukur
kesehatan lingkungan yang sesuai, atau dapat
dilakukan oleh alat ukur dari laboratorium luar
yang telah terakreditasi nasional.
• Melakukan Pemantauan kualitas udara ruang
minimum 2 (dua) kali setahun dilakukan
pengambilan sampel dan pemeriksaan
parameter kualitas udara (kuman, debu, dan
gas).
2. Peningkatan Timbulan Limbah B3
Tahap pewadahan Pengelolaan Pengelolaan Metode kuantitatif dengan mengumpulkan catatan • Area di dalam Setiap hari Pelaksana:
• Melaksanakan pengelolaan limbah B3 sesuai dilakukan dilakukan selama volume limbah B3 lokasi kegiatan selama musim PT Bintang Langit
peraturan yang berlaku dan Standar Prosedur di Area di dalam kegiatan • ▪ TPS LB3 RS hujan
Operasional (SPO) khususnya dimasa pandemi lokasi kegiatan Operasional Analisis Data : Pelaporan 6 Pengawas:
covid 19 dan dilakukan pemutakhiran secara ,TPS LB3 berlangsung. Metode aritmetika dengan penjumlahan (enam) bulan ▪ DLHK Provinsi Banten
berkala dan berkesinambungan; limbah B3 sekali selama ▪ DLH Kota Tangerang
• Mengidentifikasi semua limbah B3 mulai dari tahap operasi
sumber/unit penghasil limbah berlangsung. Penerima Laporan:
• Melakukan pewadahan limbah B3 diruangan ▪ DLHK Provinsi Banten
sumber sebelum dibawa ke TPS Limbah B3 ▪ DLH Kota Tangerang
harus ditempatkan pada tempat/wadah khusus
yang kuat dan anti karat dan kedap air, terbuat
dari bahan yang mudah dibersihkan, dilengkapi
penutup, dilengkapi dengan simbol B3, dan
diletakkan pada tempat yang jauh dari jangkauan
orang umum
• Memasang simbol dan label limbah B3 untuk
setiap jenis limbah B3
• Menggunakan warna pada setiap kemasan
dan/atau wadah
• Limbah sesuai karakteristik Limbah B3. Warna
kemasan dan/atau wadah limbah B3 tersebut
adalah:
-Merah, untuk limbah radioaktif;
-Kuning, untuk limbah infeksius (seperti salah
satunya limbah pasien Covid 19) dan limbah
patologis;
- Ungu, untuk limbah sitotoksik; dan
- Cokelat, untuk limbah bahan kimia
kedaluwarsa, tumpahan, atau sisa kemasan, dan
limbah farmasi.
• Menyediakan selalu perangkat alat pembersih
(spill kit) atau alat metode pembersih lain untuk
limbah B3 di ruangan sumber dan dilengkapi
cara penggunaan dan data keamanan bahan
(MSDS)
• Menyerahkan Limbah B3 di ruangan sumber
atau diambil petugas limbah B3 rumah sakit
untuk dilakukan pengangkutan ke TPS limbah
B3, harus dilengkapi dengan berita acara
penyerahan, yang minimal berisi hari dan
tanggal penyerahan, asal limbah (lokasi
sumber), jenis limbah B3, bentuk limbah B3,
volume limbah B3 dan cara
pewadahan/pengemasan limbah B3. (Membuat
log book dan neraca limbah B3)
• Melakukan pembersihan tempat
sampah/wadah/bin setelah selesai digunakan,
wadah/bin di desinfeksi dengan desinfektan
KLORIN 0,5%, Lysol, Karbol dan lain-lain
khususnya pula wadah sisa limbah infeksius
(seperti salah satunya limbah pasien Covid 19)
Tahap Pengangkutan
• Melakukan pengangkutan limbah B3 secara
periodic
• Mengangkut limbah B3 dari ruangan sumber ke
TPS limbah B3 harus menggunakan kereta
angkut khusus berbahan Kedap air, mudah
dibersihkan, dilengkapi penutup, tahan karat dan
bocor.
3. Peningkatan Timbulan Sampah
Tahap pewadahan Pengelolaan Pengelolaan - Pengukuran volume sampah dilakukan dengan • Area di dalam Setiap hari Pelaksana:
• Melakukan upaya pewadahan yang berbeda antara dilakukan dilakukan selama cara pengukuran timbulan sampah dan lokasi kegiatan untuk melihat PT Bintang Langit
limbah organik dan anorganik mulai dari ruangan pada Area di dalam kegiatan komposisi sampah • TPS Domestik volume
sumber; lokasi kegiatan, Operasional - Data diolah secara deskriptif RS timbulan Pengawas:
• Menyediakan tong sampah dengan jumlah dan TPS Domestik berlangsung. sampah di TPS ▪ DLHK Provinsi Banten
volume yang memadai pada setiap ruangan yang Pelaporan 6 ▪ DLH Kota Tangerang
terdapat aktivitas pasien, pengunjung dan (enam) bulan
karyawan;
sekali selama Penerima Laporan:
• Mengangkut sampah tidak boleh dibiarkan dalam Tahap operasi ▪ DLHK Provinsi Banten
wadahnya melebihi 1 x 24 jam atau apabila 2/3
berlangsung ▪ DLH Kota Tangerang
bagian kantong sudah terisi oleh sampah, maka
harus diangkut supaya tidak menjadi perindukan
vektor penyakit dan binatang pembawa penyakit
• Menempatkan tempat sampah di lokasi yang aman
dan strategis, dengan jumlah dan jarak yang
memadai;
• Melakukan pembersihan tempat sampah/wadah/bin
setelah selesai digunakan, wadah/bin di desinfeksi
dengan desinfektan KLORIN 0,5%, Lysol, Karbol
dan lain-lain Tahap Pengangkutan
• Melakukan pengangkutan secara periodik sampah
dari ruangan sumber ke TPS menggunakan troli
khusus dan terbungkus kantong plastik hitam;
• Melakukan pengangkutan pada jam tidak sibuk
pagi dan sore dan melalui jalur/koridor yang tidak
padat pengunjung RS, tidak melalui jalur pelayanan
yang padat.
• Menggunakan troli yang kuat, kedap air, tidak
berkarat dam dilengkapi penutup serta bertuliskan
“troli sampah domestic”; dilakukan oleh petugas
yang sudah mendapatkan pelatihan
4. Gangguan Kualitas Air
• Melaksanakan pemenuhan baku mutu air limbah Pengelolaan Pengelolaan - Sarana Penunjangnya serta Operasional • Badan air 1 (satu) bulan Pelaksana:
sesuai arahan rekomendasi Persetujuan Teknis Air dilakukan dilakukan selama Pemeliharaan penerima Kali sekali untuk air PT Bintang Langit
Limbah; Badan air kegiatan - Sarana Pendukung Melakukan pengukuran Cipabuaran limbah dan 3
• Melakukan pengelolaan air limbah dari kegiatan penerima (kali Operasional kualitas air dengan analisa laboratorium dari • Outlet IPAL (tiga) bulan Pengawas:
Rumah Sakit dengan menggunakan IPAL terdiri Cipabuaran),Outlet berlangsung. sampel yang diambil, untuk air limbah domestik sekali untuk ▪ DLHK Provinsi Banten
atas proses sedimentasi awal, proses biologis (aerob IPAL sesuai PerMen LHK No.P. 68/Menlhk/ Setjen/ kualitas air ▪ DLH Kota Tangerang
dan/atau anaerob), sedimentasi akhir, penanganan Kum.1/8/ 2016 dan Kualitas Air Permukaan permukaan
lumpur , dan desinfeksi dengan KLORINASI sesuai Peraturan Pemerintah No 22. Tahun 2021, dilakukan Penerima Laporan:
dengan kapasitas 200 m3/hari;
Kelas II selama tahap ▪ DLHK Provinsi Banten
• Melakukan kerjasama dengan pihak ketiga berizin
operasi ▪ DLH Kota Tangerang
jasa pengolah LB3 untuk penyedotan lumpur/sludge
IPAL secara berkala;
berlangsung.
• Membuat SOP terkait Operasional IPAL untuk
memastikan semua unit operasi dan unit proses
IPAL bekerja optimal sesuai baku mutu yang di
syaratkan;
• Menugaskan operator IPAL terlatih dan
bersertifikat;
• Memastikan dan melakukan pemeriksaan selalu
terhadap jaringan pipa penyaluran limbah cair dari
sumber menuju unit pengolahan air limbah melalui
jaringan pipa tertutup dan dipastikan tidak
mengalami kebocoran.
• Melengkapi IPAL dengan fasilitas penunjang sesuai
ketentuan perundangan yaitu :
1. Bak pengambilan contoh air limbah yang
dilengkapi dengan tulisan “Tempat Pengambilan
Contoh Air Limbah Influen” - 66 - dan/ atau
“Tempat Pengambilan Contoh Air Limbah Efluen”
2. Alat ukur debit air limbah pada pipa inflen
dan/atau pipa efluen
3. Pagar pengaman area IPAL dengan lampu
penerangan yang cukup dan papan larangan masuk
kecuali yang berkepentingan
4. Papan tulisan titik koordinat IPAL menggunakan
Global Positioning Sistem (GPS)
5. Fasilitas keselamatan IPAL
5. Gangguan Kualitas Tanah
a) Memperbaharui prosedur Pengelolaan Material Pengelolaan Pengelolaan a. Melakukan inspeksi fasilitas penyimpanan material Area di dalam lokasi a. Inspeksi awal Pelaksana:
B3 dan melakukan sosialisasi/pelatihan ke dilakukan dilakukan selama dan limbah B3 sebelum digunakan kegiatan RS Metro fasilitas PT Bintang Langit
karyawan terkait pada kegiatan sesuai dengan prosedur yang berlaku Hospitals M.Toha dan penyimpanan
b) Memperbaharui prosedur tanggap darurat dan masyarakat Operasional b. Melakukan Inspeksi mingguan terhadap wadah, sekitarnya dilakukan Pengawas:
melakukan pelatihan terhadap tim penanganan yang tinggal berlangsung. system penyimpanan, kondisi Gudang penyimpanan, 1 kali sebelum ▪ DLHK Provinsi Banten
keadaan darurat di sekitar sistem tanggap darurat yang tersedia serta fasilitas fasilitas ▪ DLH Kota Tangerang
c) Memiliki Tim Penanganan Keadaan Darurat RS Metro Hospitals lainnya sesuai dengan prosedur yang berlaku tersebut
untuk mengatasi kejadian tumpahan bahan M.Toha digunakan Penerima Laporan:
bakar dan bahan kimia b. Inspeksi rutin ▪ DLHK Provinsi Banten
d) Memastikan wadah penyimpanan sesuai dilakukan ▪ DLH Kota Tangerang
dengan material yang disimpan dan dalam mingguan
kondisi baik
e) Memastikan lokasi penyimpanan dan pengisian
bahan bakar dan bahan kimia merupakan
daerah bebas banjir, atau daerah yang
diupayakan melalui pengurukan sehingga aman
dari kemungkinan banjir
f) Persyaratan minimum fasilitas penyimpanan
sebagai berikut:
1) Dilengkapi dengan bunded area dengan
volume yang 110% dari volume wadah
terbesar atau 25% dari total volume di
dalam fasilitas penyimpanan.
2) Konstruksi bangunan, baik lantai
maupun bunded area, harus dibuat dari
material kedap air.
3) Konstruksi lantai memiliki kemiringan
minimal 1% ke arah sump pit atau Unit
Pemisah Minyak (OWS)
4) Menyediakan sump pit untuk fasilitas
yang dilengkapi dengan atap.
5) Menyediakan Unit Pemisah Minyak
(OWS) untuk fasilitas yang
tidakdilengkapi dengan atap.
6) Dilengkapi dengan alat penanggulangan
tumpahan.
7) Dilengkapi dengan informasi MSDS