Anda di halaman 1dari 7

UKL – UPL ‘PEMBANGUNAN SEKOLAH TERPADU’

BAB III
DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN DITIMBULKAN
DAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

3.1. Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Rencana Usaha dan/atau Kegiatan


Kehadiran aktivitas dari pembangunan PLTD Tepuai Baru akan berpotensi menimbulkan dampak
positif juga akan menimbulkan dampak negatif terhadap berbagai komponen lingkungan hidup.
Komponen kegiatan penyebab dampak yang akan berlangsung yang terdiri dari beberapa tahapan
kegiatan, yakni; tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, tahap operasi dan tahap pasca operasi. Untuk
meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan, pemrakarsa melakukan upaya pengelolaan
terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan PLTD.
Identifikasi dampak lingkungan yang ditimbulkan usaha dan/atau kegiatan PLTD dilakukan dengan
menginteraksikan antara komponen kegiatan penyebab dampak (tahap pra konstruksi, konstruksi,
operasi dan tahap pasca operasi) dengan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak
(komponen lingkungan fisik-kimia, biologi, sosial, ekonomi dan budaya serta kesehatan
masyarakat).

Selanjutnya interaksi antara komponen kegiatan penyebab dampak dengan komponen lingkungan
hidup yang terkena dampak dapat dilihat pada matrik identifikasi yang disajikan pada Tabel 3.1.
berikut:

Tabel 3.1 Matrik Identifikasi Dampak Lingkungan

Dampak Lingkungan Yang Akan Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
I-1
Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL ‘PEMBANGUNAN SEKOLAH TERPADU’

Kegiatan Pembangunan PLTD Tepuai Baru


Tahapan Kegiatan
No. Komponen Lingkungan Hidup I II III IV
1 2 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2
A. Fisik – Kimia
1. Kualitas Udara X X X X
2. Tingkat Kebisingan X X X X
2. Kualitas Air Permukaan X X X X
3. Potensi Kebakaran X X X
B. Biologi
1. Penurunan Keanekaragaman Jenis Flora X
C. Sosekbud
1. Kesempatan Kerja X X X
2. Pendapatan Masyarakat X X X
3. Persepsi Masyarakat X X X X X
D. Kesehatan Masyarakat
1. Kecelakaan Kerja X X X X
2. Tingkat Kesehatan Masyarakat X X
Keterangan :
I. Tahap Pra Konstruksi : III. Tahap Operasi
1. Pengurusan Perizinan; 1. Mobilisasi Tenaga Kerja Operasi;
2. Pengadaan Lahan dan Tata Batas; 2. Pengadaan dan Penampungan Bahan
Bakar;
II. Tahap Konstruksi 3. Pengoperasian sistem pembangkit dan
1. Mobilisasi Tenaga Kerja konstruksi; penyaluran listrik;
2. Pembukaan dan Pematangan Lahan ; 4. Pemeliharaan dan Perawatan mesin
3. Mobilisasi Peralatan dan Pengadaan Material; Pembangkit;
4. Pembangunan Bangunan Control, Area
Pembangkit Listrik dan Fasilitas Pendukung;
5. Pengadaan Mesin Pembangkit dan IV. Tahap Pasca Operasi
Pemasangan Instalasi Elektrikal Sistem 1. Demobilisasi tenaga kerja dan
Pembangkit. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK);
2. Pembongkaran dan Pembersihan Lahan.
X : Dampak Potensial

Berdasarkan hasil identifikasi dampak lingkungan hidup, maka dampak-dampak lingkungan yang
ditimbulkan dengan adanya usaha dan/atau kegiatan PLTD yang berlokasi di Desa Pinang Laka,
Kecamatan Pengkadan, Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat, selanjutnya dirangkum
dalam bentuk matriks yang disajikan pada Tabel 3.2. berikut :

Dampak Lingkungan Yang Akan Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
I-2
Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL ‘PEMBANGUNAN SEKOLAH TERPADU’

Tabel 3.2
Matriks Dampak Lingkungan Hidup Yang Ditimbulkan Kegiatan Pembangunan PLTD Tepuai Baru
di Desa Pinang Laka, Kecamatan Pengkadan, Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat

No. Jenis Dampak Sumber Dampak Besaran Dampak


I. Tahap Pra-Konstuksi
II. Tahap Konstruksi
1. Penurunan Kualitas Udara  Mobilisasi peralatan dan pengadaan material. Peningkatan kadar debu di udara yang bersumber dari akibat pergerakan
Ambien  Pembangunan Bangunan Control, Area Pembangkit kendaraan pengangkut, aktivitas pembangunan bangunan konstuksi, dan juga
Listrik dan Fasilitas Pendukung dapat timbul secara alami, yakni dengan adanya hembusan angin yang menerpa
permukaan tanah yang terbuka. Terjadinya penurunan kualitas udara ambien
seperti: S02, CO, NO2, hidrokarbon (karena emisi gas buang beberapa kendaraan
berat yang beroperasi pada lokasi kegiatan).
2. Peningkatan Kebisingan  Mobilisasi peralatan dan pengadaan material. Gangguan akibat kebisingan salah satunya dari parameter suara itu sendiri, seperti
 Pembangunan Bangunan Control, Area Pembangkit intensitas suara, keteraturan suara dan frekuensi suara. Waktu dari timbulnya
Listrik dan Fasilitas Pendukung suara: suara akan lebih mengganggu pada malam hari dibandingkan pada siang
hari. Peningkatan suara bising (noise) ini akan mengganggu ketenangan penduduk
yang bermukim disekitar lokasi.
3. Penurunan Kualitas Air  Pembukaan dan Pemantangan Lahan; Hilangnya vegetasi tepian sungai, pohon sekunder dan semak belukar yang
Permukaan berfungsi sebagai biofilter alami dan penyerap air. Adanya material yang masuk
ke badan air akibat kegiatan yang sedang berlangsung akan meningkatkan
kandungan padatan tersuspensi (TSS) badan air sekitar lokasi kegiatan.
4. Penurunan Keanekaragaman  Pembukaan dan Pemantangan Lahan; Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan akan menyebabkan hilangnya jenis-
jenis flora jenis vegetasi penutup lahan pada areal tapak proyek sehingga akan berdampak
terhadap menurunnya keanekaragaman jenis flora di lokasi kegiatan.
5. Terbukanya Kesempatan kerja  Mobilisasi tenaga kerja Konstruksi Terserapnya angkatan kerja lokal yang ada di wilayah Kapuas Hulu khususnya
desa Desa Pinang Laka, Kecamatan Pengkadan,. Tenaga kerja diutamakan tenaga
kerja lokal sepanjang memenuhi kualifikasi yang diperlukan. Tenaga kerja ini
hanya sebatas untuk kegiatan tahap konstruksi.
6. Peningkatan pendapatan  Mobilisasi tenaga kerja Konstruksi Diterimanya masyarakat sebagai pekerja konstruksi memberikan dampak positif
masyarakat terhadap ada tambahan pendapatan yang diterima oleh masyarakat.
7. Persepsi Masyarakat  Mobilisasi peralatan dan pengadaan material. Adanya harapan untuk turut merasakan manfaat dari pembukaan jalan akses
 Pengadaan Mesin Pembangkit dan Pemasangan terkait masa konstruksi berlangsung. namun juga dapat menimbulkan dampak
Instalasi Elektrikal Sistem Pembangkit negatif jika dalam pelaksanaannya menimbulkan kerusakan jalan, debu,
Dampak Lingkungan yang akan Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup III -
3
UKL – UPL ‘PEMBANGUNAN SEKOLAH TERPADU’

No. Jenis Dampak Sumber Dampak Besaran Dampak


kebisingan yang berdampak pada permukiman disekitar lokasi PLTD terkait
mobilisasi peralatan dan material.
8. Kecelakaan Kerja  Pembangunan Bangunan Control, Area Pembangkit Frekwensi kejadian kecelakaan kerja yang dialami para pekerja proyek yang dapat
Listrik dan Fasilitas Pendukung terjadi karena kelalaian dari para pekerja (human error) yang tidak
 Pengadaan Mesin Pembangkit dan Pemasangan memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Untuk itu, para pekerja
Instalasi Elektrikal Sistem Pembangkit selalu dituntut untuk bekerja dengan mentaati prosedur Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) yang ditetapkan.
III. Tahap Operasi
1. Penurunan Kualitas Udara  Pengoperasian sistem pembangkit dan penyaluran Peningkatan kadar emisi gas buang dari setiap mesin-mesin pembangkit Yng
listrik; beroperasi seperti sulfur dioksida (SO2), Carbon Monoksida (CO), Nitrogen
 Pemeliharaan dan Perawatan mesin Pembangkit. oksida (NO2), partikel debu Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun
1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
2. Peningkatan Kebisingan  Pengoperasian sistem pembangkit dan penyaluran Tingginya intensitas suara, keteraturan suara dan frekuensi suara dari setiap
listrik; mesin-mesin pembangkit pada saat operasional, serta waktu dari timbulnya suara:
 Pemeliharaan dan Perawatan mesin Pembangkit. suara akan lebih mengganggu pada malam hari dibandingkan pada siang hari.
Peningkatan suara bising (noise) ini akan mengganggu ketenangan penduduk yang
bermukim disekitar lokasi dan peningkatan kebisingan berdasarkan Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor Kep. 48/MENLH/II/1996 Tentang Baku
Tingkat Kebisingan.
3. Penurunan Kualitas Air  Pengadaan dan Penampungan Bahan Bakar; Dampak penurunan kualitas air permukaan akan terjadi sebagai akibat dari
Permukaan  Pengoperasian sistem pembangkit dan penyaluran kegiatan operasional, Kegiatan tersebut akan menyebabkan menurunnya kualitas
listrik; air permukaan seperti sungai dan perairan parit-parit di sekitar lokasi kegiatan,
 Pemeliharaan dan Perawatan mesin Pembangkit. sehingga air menjadi keruh dan meningkatnya konsentrasi BOD dan COD yang
selanjutnya berdampak terhadap penurunan kualitas air.
Peningkatan konsentrasi beberapa parameter uji kualitas air berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran.
4. Potensi Kebakaran  Pengadaan dan Penampungan Bahan Bakar; Proses pengoperasian PLTD yang menggunakan bahan bakar minyak dan sistem
 Pengoperasian sistem pembangkit dan penyaluran elektrikal berpotensi terjadinya kebakaran.
listrik; Potensi kebakaran dapat terjadi akibat adanya kelalaian tindakan manusia (Human
 Pemeliharaan dan Perawatan mesin Pembangkit. Error).
5. Peningkatan Kesempatan Kerja  Mobilisasi Tenaga Kerja Operasi; Terserapnya tenaga kerja lokal yang bekerja pada PLTD khususnya masyarakat
setempat yang berasal dari desa-desa di sekitar lokasi.
6. Peningkatan Pendapatan  Mobilisasi Tenaga Kerja Operasi; Meningkatnya pendapatan masyarakat setempat yang bekerja pada perusahaan
Masyarakat yang menerima gaji baik harian maupun bulanan. Selain itu, dengan meningkatnya
Dampak Lingkungan yang akan Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup III -
4
UKL – UPL ‘PEMBANGUNAN SEKOLAH TERPADU’

No. Jenis Dampak Sumber Dampak Besaran Dampak


peluang usaha di sekitar lokasi kegiatan dapat memberikan penghasilan bagi
pelaku usaha sehingga dapat berdampak terhadap peningkatan pendapatan
masyarakat.
7. Persepsi Masyarakat  Pengoperasian sistem pembangkit dan penyaluran Dengan beroperasinya PLTD akan menimbulkan dampak terhadap persepsi
listrik. masyarakat. Adanya harapan untuk turut merasakan manfaat dari kehadiran PLTD
seperti ketersediaannya listrik.
8. Kecelakaan Kerja  Pengoperasian sistem pembangkit dan penyaluran Terjadinya kecelakaan kerja yang dialami para pekerja dapat terjadi disebabkan
listrik; karena kelalaian dari para pekerja (human error) yang tidak memperhatikan
 Pemeliharaan dan Perawatan mesin Pembangkit. keselamatan kerja. Kegiatan operasional PLTD berpotensi menyebabkan
terjadinya kecelakaan kerja, untuk itu para pekerja selalu dituntut untuk bekerja
dengan hati-hati agar tidak terjadi kelalaian (human error) dan kecelakaan kerja.
9. Tingkat Kesehatan Masyarakat  Pengoperasian sistem pembangkit dan penyaluran Munculnya gangguan kesehatan pada masyarakat dan pekerja proyek karena
listrik; adanya dampak penurunan kualitas udara dan kebisingan (air born deseases) serta
 Pemeliharaan dan Perawatan mesin Pembangkit. penurunan kualitas air (water born deseases) seperti gangguan sistem
pernafasan/ISPA dan diare.
IV. Tahap Pasca Operasi
1. Penurunan Kesempatan Kerja  Demobilisasi tenaga kerja dan Pemutusan Hubungan Pemutusan hubungan kerja (PHK) pada tahap pasca operasi, mengakibatkan
Kerja (PHK). hilangnya pekerjaan bagi masyarakat yang bekerja.
2. Penurunan Pendapatan  Demobilisasi tenaga kerja dan Pemutusan Hubungan Dampak terhadap penurunan pendapatan masyarakat karena tidak lagi menerima
Masyarakat Kerja (PHK). gaji baik harian maupun bulanan.
3. Persepsi Masyarakat  Pembongkaran dan pembersihan lahan Persepsi masyarakat akan timbul apabila terjadinya pengalihan asset pemda tidak
sesuai dengan perencanaan yang ada.

Dampak Lingkungan yang akan Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup III -
5
UKL – UPL
PLTD TEPUAI BARU

3.2. Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
(UKL-UPL)
Berdasarkan hasil identifikasi dampak lingkungan hidup yang ditimbulkan usaha dan/atau kegiatan
PLTD Tepuai Baru yang berlokasi di Desa Pinang Laka, Kecamatan Pengkadan, Kabupaten Kapuas
Hulu Provinsi Kalimantan Barat, maka dilakukan perumusan upaya pengelolaan dan pemantauan
terhadap segenap komponen lingkungan hidup yang terkena dampak, baik komponen lingkungan
fisik–kimia, biologi maupun komponen lingkungan sosial, ekonomi dan budaya serta kesehatan
masyarakat.
Selanjutnya bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup (UKL-UPL) kegiatan PLTD Tepuai Baru dirangkum dalam bentuk matriks yang disajikan
pada Tabel 3.3 berikut :

Dampak Lingkungan yang akan Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
III - 6
UKL – UPL
PLTD TEPUAI BARU

Dampak Lingkungan yang akan Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup III - 8

Anda mungkin juga menyukai