Anda di halaman 1dari 2

Putaran Energi Positif Kebaikan

Ani Nursalikah

Energi positif itu sesungguhnya tidak akan pernah hilang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diriwayatkan dalam kitab “Adabul-Mufrad Lil-Imam Al-


Bukhari” dan juga Imam As-Suyuthi, yang dinukil oleh ulama kharismatik asal Yaman, Habib
Umar bin Hafidz dalam salah satu ceramahnya. Dulu, ada seorang yang meminta-minta datang
mengetuk pintu rumah Rasulullah. “Wahai Rasul, jika engkau berkenan aku ingin meminta
sedekah darimu.” Rasulullah yang saat itu sedang bersama Aisyah r.a. bersabda, “Wahai Aisyah
berikan jubah itu kepada orang itu”. Sayyidah ‘Aisyah pun melaksanakan perintah Rasul.

Dengan hati penuh rasa syukur, peminta itu menerima pemberian beliau. Ia segera bergegas
menuju pasar dan berseru di keramaian, “Wahai manusia, siapakah di antara kalian yang mau
membeli jubah Rasulullah?”

Karena menyebut nama Rasulullah, orang-orang pun cepat berkumpul. Semua ingin membeli-
nya. Di pinggiran kerumunan itu, ada seorang kaya namun buta yang mendengar seruan
tersebut. Ia lalu menyuruh budaknya agar membelinya dengan harga berapapun yang diminta.
“Idzhab wa-hdhur al-‘abaa’ah mahmaa ghalaa tsamanuha”. Bahkan, si kaya itu berjajnji, “Jika
kamu berhasil mendapatkannya, maka kamu akan kumerdekakan.”

Luar biasa. Dengan ijin Allah budak itu berhasil mendapatkannya. Diserahkan jubah itu pada
majikannya yang buta tadi. Alangkah bahagianya si buta itu. Dengan memegang baju Rasulullah
itu, orang buta tersebut kemudian berdoa, “Ya Rabb, bi haqqi Rasulillah shalallahu alaihi wa
sallam wa barakati ‘abaa’atihi ath-thaahirah baina yadayya a‘id ilayya bashari (Ya Allah,
kembalikanlah pandanganku ini dengan kemuliaan jubahnya Rasulullah SAW).” Ucapnya
berdoa sambil mengusap-usap jubahnya Rasulullah SAW ke matanya yang buta itu.
Subhanallah, dengan izin Allah si buta itu disembuhkan oleh Allah dan dapat melihat kembali.

Keesokan harinya, ia pergi menghadap Rasulullah dengan penuh rasa bahagia. “Ya Rasulullah,
qad ‘aada bashari wa ilaikal-‘aba’ah hadiyah minni. “Wahai Rasulullah, pandanganku sudah
kembali dan aku kembalikan baju Anda sebagai hadiah dariku.”

Sebelum orang itu menceritakan kejadiannya, Rasulullah tertawa hingga tampak gigi geraham-
nya. Padahal, biasanya Rasulullah jarang sekali tertawa seperti itu. Kemudian Rasulullah
bersabda kepada Aisyah, “Perhatikanlah jubah itu wahai Aisyah, dengan izin dan berkah dari
Allah, ia telah mencukupi orang yang miskin, menyembuhkan yang buta, memerdekakan
seorang budak dan kembali lagi kepada kita.”

Sedekah jubah yang dilakukan Rasulullah adalah energi yang disalurkan kepada si peminta.
Energi itu memberi kesembuhan pada si kaya. Kemudian memerdekakan si budak dan kembali
lagi kepada Rasulullah. Dalam hidup manusia, Tuhan adalah Pemilik Sumber Energi. Energi-
Nya tidak memiliki stigma dan prasangka buruk terhadap manusia. Semua akan dibagikan
sebanyak yang manusia inginkan dan semampu mereka menampungnya. Tidak ada anak emas,
tidak ada anak tiri.

Para Nabi mendapat curahan energi lebih banyak, karena ia mampu menerimanya. Seandainya
seluruh makhluk di alam semesta ini berlomba mendapatkan curahan energi-Nya, kata Jamil
Az-Zaini, dosen Institut Pertanian Bogor dan juga seorang motivator inspiratif Sukses Mulia,
energi itu tidak akan pernah habis, bahkan akan bertambah dan tidak akan berkurang
sedikitpun. Allah akan terus-menerus menjadi sumber energi yang melimpah tiada henti.
Menyalurkan berbagai bentuk energi positif kepada hamba-Nya. Hanya saja, sumber energi
positif itu disalurkan melalui proses, yakni melalui “gardu-gardu perantara” (di dalamnya
adalah manusia seperti kita) agar kita sanggup menerimanya.

Bagi manusia yang ingin mendapatkan limpahan energi positif dari Tuhan, jadilah “gardu
perantara”. Caranya, jika limpahan energi itu ada pada diri kita, berbagi dan sebarkanlah energi
itu kepada orang lain dan alam semesta. Semakin besar gardu energi yang kita siapkan, maka
akan semakin besar pula energi yang bisa kita salurkan. Dan, semakin besar gardu energi kita,
maka akan semakin dekat pula kita kepada Yang Maha Pencipta. Begitulah, energi positif itu
sesungguhnya tidak akan pernah hilang, tapi ia selalu bermetamorfosis ke dalam bentuk-bentuk
energi positif lainnya.

Dalam bahasa yang sering kita sampaikan, “Jika kalian bersyukur, maka Allah akan menambah-
kan nikmat-Nya kepada kalian.” Energi dan segala kebaikan yang ada pada kita itu sering
disebut ‘rahmat”. “Dan tidaklah Aku mengutusmu, wahai Muhammad (dan tentu saja juga kita
sebagai penebar kebaikan dari Rasulullah), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh sekalian alam
semesta.” (QS. Al-Anbiya’: 107). Wallahu a’lamu.

Bahrus Surur-Iyunk, penulis buku-buku motivasi Islam, Guru SMA Muhamamdiyah I


Sumenep.

https://www.suaramuhammadiyah.id/2020/09/03/putaran-energi-positif-kebaikan/
sumber : Suara Muhammadiyah

Anda mungkin juga menyukai