Anda di halaman 1dari 39

Terjadi pergantian

musim sepanjang Perputaran


tahun sumbu rotasi
akj
Terjadi siang dan Peredaran
Gerak semu tahuan bumi mengedari
bumi
malam matahari sumbu bidang Gerak irregular
Gerakan bumi mengelilingi
Gerak semu harian ekliptika dalam order
matahari berputar pada matahari
beberapa detik
porosnya. busur pada sumbu
rotasi bumi
Rotasi Revolusi Gerak Gerak
Bumi Bumi Presi Nutasi
Waktu sideris
Sikap bola
ditentukan dengan
langit tegak
Waktu sideris pengamatan
Bumi dan Gerak
dan waktu bintang
Pengamat di Benda Langit
surya Waktu surya
Ekuator Bumi
berkaitan dengan
rotasi dan
Pengamat berada Kedudukan Bumi dalam Penentuan Garis tanggal revolusi bumi
Sikap bola dalam Bola Bola Langit waktu internasional
diantara kutub
langit miring Langit
dan ekuator
Sepanjang
Tata Koordinat Kalender meridian 180o,
Pengamat berada di Bola Langit garis tanggal ini
Kutub Utara Bumi
terletak kira-kira
Satuan
Sikap bola di pertengahan
alamiah terdiri
langit sejajar Tata Koordinat Tata Koordinat Tata Koordinat lautan Pasifik.
dari hari,
Horison Ekuator Ekliptika
minggu, bulan,
Bidang datar yang menjadi dan tahun.
pijakan pengamat, yang
Suatu lingkaran besar semu,
menjadi batas antara belahan
yang dapat dibuat dengan Suatu bidang edar berupa garis khayal yang 1
langit yang dapat diamati
membesarkan ekuator bumi menjadi jalur lintasan benda-benda langit
dengan yang tidak dapat
sampai berpotongan dengan dalam mengelilingi suatu titik pusat sistem tata
diamati
bola langit surya
INDIKATOR PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari konten ini, mahasiswa diharapkan dapat:


menjelaskan gerak bumi dalam bola langit
menjelaskan kedudukan bumi dalam bola langit.
menjelaskan tata koordinat horison pada bola langgit.
menjelaskan tata koordinat ekuator
menjelaskan tata koordinat ekuator
menjelaskan dasar penentuan waktu

A. Bumi dan Gerak Langit


Angkasa dan bintang-bintang yang bersinar pada malam hari telah
menimbulkan rasa kekaguman tersendiri dan rasa ingin tahu yang besar
mengenai keberadaan benda-benda langit yang berada di luar angkasa. Oleh
karena itu, manusia mencari tahu keberadaan benda-benda langit tersebut
dengan menggunakan ilmu astronomi. Dimana ilmu ini mempelajari asal-usul,
evolusi, sifat fisik dan kimiawi benda-benda langit serta proses yang melibatkan
mereka. Benda langit merupakan sebutan bagi semua benda yang berada di
langit atau luar angkasa, seperti planet, bintang, matahari, satelit, nebula,
galaksi, asteroid, meteoroid, komet, kluster, super kluster, dan lain lain. Benda-
benda langit di luar angkasa diselubungi oleh kubah raksasa yang disebut bola
langit. Dalam istilah astronomi dan navigasi, bola langit merupakan bola khayal
dengan radius tak hingga yang tampak berotasi, konsentrik, dan koaksial
dengan bumi dan semua objek langit dibayangkan berada pada kulit bola
sebelah dalam. Dalam hal ini, bola langit diperlukan dalam menentukan
kedudukan benda angkasa lain tehadap bumi misalkan sebuah bintang dan
planet.
Apabila diperhatikan, benda-benda langit nampak bergerak di bola langit
dari timur ke barat dalam 24 jam. Gerak yang diamati dari Bumi, di mana benda-
benda langit terlihat terbit di timur dan tenggelam di barat disebut gerak semu.
Gerak semu ini teramati karena Bumi kita yang bergerak dengan arah
sebaliknya, dari barat ke timur. Lintasan gerak benda-benda langit yang terbit

1
di timur dan terbenam di barat, dinamakan lintasan harian benda langit. Lintasan
harian ini terlihat berbeda jika kita mengamatinya dari lintang berbeda. Apabila
kita berada tepat di khatulistiwa, kita akan mengamati lintasan harian benda-
benda langit tersebut, tegak lurus terhadap horizon/ufuk. Jika kita berada di
bumi belahan selatan (sebelah selatan khatulistiwa), kita akan mengamati
lintasan harian benda-benda langit tidak lagi tegak lurus terhadap horizon, tapi
condong ke arah utara. Besarnya kemiringan lintasan harian ini tergantung
sejauh mana posisi kita dari khatulistiwa. Semakin ke arah selatan, maka garis
lintasan gerak harian benda-benda langit akan semakin condong ke arah utara.
Begitu juga sebaliknya jika kita bergerak ke arah utara. Semakin ke utara dari
khatulistiwa, maka semakin besar kecondongan lintasan harian benda-benda
langit itu ke arah selatan.

Gambar 1. Gerak Semu Langit


Sumber: https://langitselatan.com/2007/07/08/mengenal-gerak-langit/
Gerak semu langit tidak sama periodenya dengan gerak Matahari di langit
(diamati dari Bumi). Gerak semu langit periodenya 23 jam 56 menit 4.1 detik,
sedangkan gerak harian Matahari di langit periodenya 24 jam. Terdapat
perbedaan sekitar 4 menit. Perbedaan ini menyebabkan penampakan langit
sedikit berbeda dilihat pada jam yang sama tiap harinya. Sebagai contoh:
misalnya sebuah bintang hari in terbit pukul 18:00 sore. Maka keesokan harinya
ia akan terbit pukul 17:56, lusa pukul 17:52, dst. Bintang itu akan terbit 4 menit
lebih cepat dari hari sebelumnya. Karena itu, perlahan-lahan penampakan langit
akan bergeser dari hari ke hari. Kira-kira enam bulan dari sekarang, bagian
langit yang berada di atas kepala kita pada (misalnya) jam 9 malam, akan berada

2
di bawah kaki kita. Dengan kata lain, jika kita mengamati langit dengan waktu
pengamatan yang terpisah 6 bulan, kita akan mengamati dua belahan bola langit
yang berbeda.
Objek-objek langit seperti Matahari, Bulan, dan planet-planet, memiliki
geraknya sendiri diantara bintang-bintang. Matahari bergerak secara perlahan
ke arah timur relatif terhadap bintang-bintang. Karena itu, untuk menyelesaikan
satu putaran mulai dari misalnya posisi tepat di atas kepala kita, terbenam,
terbit, kembali di atas kepala kita, matahari membutuhkan waktu 24 jam (selang
waktu sehari semalam). Bintang-bintang membutuhkan waktu sama denga
periode rotasi Bumi. Bulan membutuhkan waktu sedikit bervariasi, kira-kira 50
menit lebih panjang dari 24 jam. Planet-planet bergerak di langit dengan
kecepatan yang lebih besar lagi variasinya, tergantung pada seberapa dekat
planet tersebut ke Matahari, dan dimana posisinya (dalam orbitnya) relatif
terhadap Bumi.
Langit tampaknya seperti kubah raksasa yang melingkupi bumi kita dan
benda-benda langit seperti bulan, bintang dan matahari seolah-olah menempel
pada kubah tersebut. Kubah inilah yang kita namakan bola langit. Bola yang
dilihat hanyalah sebagian yang dibatasi oleh bidang atau lingkaran yang disebut
horizon atau kaki langit. Namun dilihat dari kutub utara, semua benda langit ini
tampak memutar mengitari kutub utara langit. Adanya pergantian siang dan
malam serta gerak memutar benda langit mengitar kutub langit
mengindikasikan adanya gerak rotasi bumi. Bukti langsung adanya gerak rotasi
bumi, ditemukan pada tahun 1851 oleh Faucault dengan percobaannya dikenal
dengan ayunan Faucault. Gerak rotasi ini pulalah yang menyebabkan terjadinya
pembelokan arah angin (Hukum Boys-Ballot).
Bumi yang bulat ini, melakukan 2 gerakan sekaligus yaitu Rotasi bumi dan
Revolusi bumi. Bumi kita berputar seperti gasing. Rotasi bumi yaitu gerakan
bumi berputar pada porosnya. Putaran bumi dalam berotasi menyerupai gasing.
Rotasi bumi dapat mengakibatkan peristiwa-peristiwa sebagai berikut yaitu
terjadinya siang dan malam, matahari terlihat terbit di timur dan tenggelam di
barat. Terbit dan tenggelamnya matahari disebut gerak semu harian matahari.
Gerak semu ini, mengakibatkan terjadinya perbedaan dan pembagian waktu di

3
bumi. Kala rotasi bumi memerlukan waktu 24 jam (23 jam 56 menit 4,1 detik).
Satu kali rotasi semua tempat di permukaan bumi putarannya 3600 bujur. Bumi
kita dibagi menjadi 24 daerah waktu, sehingga setiap daerah waktu meliputi 15˚
bujur. Garis bujur 0˚ melewati kota Greenwich, sehingga waktu pangkal
ditetapkan di Greenwich. Jika waktu standar di sebelah barat bujur 0˚ waktunya
dikurangi sebaliknya di sebelah timur 0˚ waktunya ditambah. Sumbu rotasi
Bumi tidak sebidang dengan bidang edarnya mengelilingi Matahari. Bidang
edar Bumi mengelilingi Matahari ini dinamakan ekliptika. Terhadap ekliptika
ini, equator Bumi membentuk sudut 23,5˚. Dengan kata lain, sumbu rotasi Bumi
membentuk sudut 23,5˚ terhadap normal bidang ekliptika. Sumbu rotasi Bumi
sendiri tidak tetap mengarak ke posisi tertentu di langit. Sumbu rotasi ini
bergerak perlahan relatif terhadap ekliptika, mengitari normal ekliptika dengan
periode 25.800 tahun. Gerak sumbu rotasi Bumi ini dinamakan gerak presesi.
Maksudnya adalah perputaran sumbu rotasi bumi mengedari sumbu bidang
ekliptika. Periode gerak presesi bumi = 26.000 tahun. Terjadi akibat kemiringan
sumbu bumi terhadap bidang ekliptika sebesar 66o30’. Matahari berusaha
menarik bulatan bumi untuk jatuh ke bidang ekliptika, namun karena bumi
berotasi, akibatnya sumbu bumi berputar bagaikan sebuah gasing yang mau
jatuh.
Bumi kita bergerak mengedari Matahari. Revolusi bumi adalah peredaran
bumi mengelilingi matahari.Revolusi bumi mengakibatkan suatu gerak semu
tahunan matahari. Gerak semu tahunan matahari berlangsung terus antara garis
balik utara dan garis balik selatan. Revolusi bumi tidak dapat kita rasakan, tetapi
adanya revolusi bumi ditunjukkan oleh terjadinya pergeseran lintasan mental
sepanjang tahun. Revolusi bumi mengakibatkan terjadinya pergantian musim
sepanjang tahun di daerah iklim.Musim yang terjadi di belahan bumi utara dan
selatan selama 3 bulan. Efek dari revolusi Bumi adalah perubahan penampakan
posisi Matahari relatif terhadap bintang - bintang yang berada di latar belakang.
Dilihat dari Bumi, Matahari bergerak diantara bintang-bintang. Bumi bergerak
mengitari Matahari berlawanan arah dengan jarum jam jika dilihat dari kutub
utara ekliptika. Akibatnya, arah gerak Matahari ini pada bola langit berlawanan
dengan arah gerak semu langit, yaitu dari Barat ke Timur. Gerak Matahari

4
sepanjang bidang ekliptika ini dikenal sebagai gerak tahunan matahari.
Kecepatan gerak Matahari sepanjang ekliptika tidaklah konstan, karena
pengaruh dari bentuk orbit Bumi yang elips. Karena bentuk orbit yang elips ini,
jarak Bumi-Matahari berubah-ubah. Dan menurut Hukum Kepler yang
mengatur pergerakan planet, semakin dekat jarak planet-Matahari, maka
kecepatan orbitnya semakin besar. Akibatnya, efek bentuk orbit Bumi yang
elips tercermin pada perubahan kecepatan gerak Matahari diantara bintang-
bintang di bola langit. Bidang ekliptika membentuk sudut 23,5˚ terhadap
equator langit. Titik-titik potong antara ekliptika dan equator ini dinamakan
titik-titik equinox. Titik-titik terjauh dari equator yang bisa dicapai oleh
Matahari, dinamakan titik-titik solstice. Titik terjauh di utara equator yang bisa
dicapai Matahari dinamakan titik summer solstice, dan titik terjauh di selatan
equator yang bisa dicapai Matahari dinamakan titik winter solstice. Dalam
gerak tahunannya, Matahari mencapai titik vernal equinox sekitar tanggal 21
Maret, titik summer solstice sekitar tanggal 22 Juni, titik autumnal equinox
sekitar tanggal 23 September, dan titik winter solstice sekitar tanggal 22
Desember.
● Tanggal 22 Desember
Sumbu bumi dan poros bumi – matahari membuat sudut 90 + 23,5 – 113,5.
Letak kutub utara paling jauh terhadap matahari. Akibatnya ialah :
a. Daerah kutub utara terus-menerus terlindung dari sinar matahari atau
malam terus-menerus. Daerah malam total ini makin hari makin sempit.
Saat demikian disebut sedang terjadi musim dingin di daerah bumi utara.
b. Kita di khatulistiwa pada tanggal 22 Desember melihat matahari berada
di daerah langit sebelah selatan. Pada jam 12.00 siang sinar matahari
jatuh tegak lurus pada garis 23,5 lintang selatan. Garis 23,5 lintang
selatan itu kita sebut garis balik selatan.
c. Pada saat yang sama letak kutub selatan berada paling dekat dengan
matahari, sehingga terjadi siang terus-menerus, karena selalu menghadap
ke matahari. Daerah total siang ini makin hari makin sempit dan berahir
pada tanggal 21 maret. Selama itu didaerah bumi selatan kita sebut letak
bumi berada didaerah perihelium. Bumi berada dititik perihelium tanggal

5
1 Januari. Kecepatan rrevolusi bumi didaerah perihelium rata-rata 30,2
km sejam yang merupakan kecepatan revolusi bumi tercepat. Sehingga
bumi berada didaerah perihelium. waktunya tidak lama atau kurang dari
0,25 tahun. Dengan perkataan lain musim dingin di belahan bumi utara
atau musim panas di daerah bumi selatan berlangsung lebih pendek, atau
kurang dari 3 bulan. Hal ini dipandang lebih menguntungkan, karena
sebagian besar dari benua berada di belah bumi utara yang lebih singkat
menderita karena musim dingin.
● Tanggal 21 Maret dan 23 September
Pada kedua tanggal itu, bumi berada diarah yang berlawanan terhadap
matahari. Siumbu bumi membuat sudut 90 terhadap pporos bumi-matahari,
sehingga kutub utara dan kutub selatan terletak sama jauh terhadap
matahari. Akibatnya ialah lamanya waktu siang sama dengan lamanya
waktu malam, masing-masing. Pada jam 12.00 siang sinar matahari jatuh
tegak lurus pada katulistiwa. Kita sebut matahari berada pada titik Okinoksi,
artinya waktu siang sama dengan waktu malam 12 jam.
● Tanggal 21 Juni
Pada tanggal itu sunmbu bumi dan poros bumi-matahari membuat sudut 90-
23,5 = 66,5. Kutub utara terletak paling dekat dengan matahari. Akibatnya
ialah :
a. Daerah kutub utara terus-menerus mendapat sinar matahari atau terjadi
siang terus-menerus. Daerah total siang ini semakin lama semakin
sempit. Selama waktu ini didaerah belah bumi utara sedang terjadi
musim panas.
b. Kita dikatulistiwa melihat matahari berada dilangit sebelah utara. Pada
jam 12.00 siang sinar matahari jatuh tegak lurus pada garis 23,5 lintang
utara. Garis itu kita sebut garis balik (matahari) utara.
c. Pada saat yang persamaan kkutub selatan terus-menerus terlindung dari
sinar matahari, sehingga terjadi malam terus-menerus. Kita katakan
disebelah bumi selatan sedang terjadi musim dingin.
Pada saat itu bumi ini sedang berada didaerah Aphelium. Bumi berada
dititik Aphelium tanggal 1 Juli. Kecepatan revolusi didaerah Aphelium rata-rata

6
29,2 km sejam, yang merupakan kecepatan rata-rata rendah. Sehingga bumi
berada didaerah Aphelium lebih lama. Dengan perkataan lain musim panas
didaerah bumi utara atau musim dingin di daerah bumi selatan berlangsung
lebih lama. Hal ini menguntungkan lagi bagi belah bumi utara. Berdasarkan
pengamatan dari bumi, matahari berada searah dengan rasi bintang cancer.
Sehingga pada tanggal 21 Juni itu disebut juga matahari berada dititik Cancer.
Revolusi bumi juga mengakibatkan terlihatnya rasi bintang yang
membedakan dari bulan ke bulan. Rasi bintang adalah kumpulan beberapa
bintang yang membentuk planet tertentu misalnya pada malam musim dingin
yang nampak menonjol adalah rasi Orion, sedangkan pada musim panas tidak
tampak karena dia ada dilangit pada siang hari. Sebaliknya Scorpio dan
Sagitarius tampak dilangit pada malam musim panas, tetapi tidak tampak pada
malam-malam bulan musim dingin.

B M B

Gambar 2. Kedudukan bumi yang berubah selama setahun terhadap matahari dan
bintang
Sumber: https://images.app.goo.gl/zLUtfUnfb47DmVta6
Jaman dahulu, rasi bintang digunakan oleh para petani sebagai permulaan
musim. Revolusi bumi digunakan sebagai dasar dalam perhitungan kalender
Masehi atau kalender Syamsiah.Jumlah hari dalam satu tahun masehi 365 hari.
Kala revolusi bumi 365,25 hari efemeris, sehingga sisanya 0,25 hari
dikumpulkan menjadi 1 hari. Sehingga setiap 4 tahun jumlah hari dalam 1 tahun
masehi 366 hari disebut tahun kabisat yang artinya tahun yang bisa dibagi 4.
Satu hari efemeris adalah 86.400 detik efemeris, dan 1 detik efemeris adalah
panjang interval yang diukur dengan jam atom standar. Panjang interval waktu

7
yang dibutuhkan oleh Bumi untuk satu kali mengelilingi Matahari ini
dinamakan sebagai tahun sideris.

Gambar 3. Akibat revolusi bumi, dalam satu tahun rasi bintang yang
tampak di langit malam berbeda.

Kemiringan sumbu bumi (23,50) terhadap orbitnya, dan revolusi bumi


mengitari matahari menyebabkan muka bumi yang menghadap langsung ke
matahari berubah-ubah selama setahun sehingga intensitas penyinaran matahari
terhadap bumi berubah-ubah pula. Perubahan intensitas penyinaran
menyebabkan pemanasan terhadap muka bumi berubah-ubah dan inilah yang
menyebabkan terjadinya perubahan musim selama setahun. Gejala ini yang
dihasilkan oleh gerak revolusi bumi mengitari matahari adalah terjadinya
paralaksis bintang, dan perubahan kecepatan radial bintang-bintang karena
bumi bergerak menuju dan menjauhi bintang.
Horizon tampak disegala penjuru mengelilingi permukaan benda yang
terjauh dari pandangan mata dan karena horizon itu nampak disegala penjuru,
maka terlihatlah suatu lingkaran raksasa yang biasa disebut dengan istilah
“Lingkaran Horizon”. Setiap tempat di bumi, horizonnya berbeda-beda, ini
disebabkan karena bentuk bumi yang bulat. Apabila kita berdiri tegak lurus dan
dari tempat berdiri itu dihubungkan dengan satu garis lurus yang melewati titik

8
pusat bumi ke arah atas sampai memotong titik puncak pada bola langit, maka
titik potong di bola langit bagian atas disebut Zenith atau titik potong di bola
langit bagian bawah disebut dengan Nadir, dan karena garis yang kita buat itu
tegak lurus, maka dengan sendirinya garis itu tegak lurus juga pada bidang
lingkaran horizon.
Mengingat bumi ini bulat, sedang langit juga dilukiskan bulat seperti bola,
maka untuk setiap tempat di bumi, masing-masing memiliki zenith dan nadir
yang berbeda-beda. Dari titik zenith ke titik nadir melalui dan tegak lurus pada
lingkaran horizon, dapat dibuat lingkaran yang jauhnya tak terbatas, lingkaran-
lingkaran itu disebut dengan istilah “Lingkaran vertikal” dan diantara
lingkaran-lingkaran itu, ada yang melalui titik utara dan titik selatan, lingkaran
yang melaluinya disebut dengan istilah “Lingkaran meridian” disamping itu ada
juga lingkaran vertikal yang melalui titik timur dan titik barat, dan lingkarannya
disebut dengan istilah “Lingkaran vertikal terutama”. Selanjutnya perhatikan
gambar berikut :

Keterangan gambar :
P = titik pusat bumi/ titik pusat bola langit.
Z = Zenith ; N = Nadir
U = Titik Utara ; T = Titik timur
S = titik Selatan ; B = titik Barat
U – T – S – B = Lingkaran Horizon

Sumber : https://falakiyah.wordpress.com/2008/09/04/bola-langit-dan-
peredaran-matahari/
Dalam Gambar terlihat bahwa Z – P – N bila dihubungkan dengan garis,
posisi garis itu akan tegak lurus pada bidang lingkaran horizon (bidang yang
berpusat pada titik P dan dilingkari oleh lingkaran U – T – S – B). Dari titik Z
ke titik N melalui dan tegak lurus pada lingkaran horizon, dapat dibuat
lingkaran-lingkaran yang jumlahnya tidak terbatas.Lingkaran-lingkaran itulah
yang dimaksud dengan lingkaran vertikal. Dengan demikian, maka yang

9
dimaksud dengan lingkaran vertikal ialah lingkaran yang berpusat pada titik
bola langit, berposisi tegak lurus pada lingkaran horizon.
Dalam gambar tersebut juga nampak, ada lingkaran yang melalui titik Z ke
titik U ke titik N dan juga dari titik Z ke titik S ke titik N. Lingkaran tersebut
dinamakan lingkaran Meridian. Dengan demikian, maka yang dimaksud dengan
lingkaran Meridian adalah lingkaran vertikal yang melalui titik utara dan titik
selatan. Disamping itu juga dilihat adanya lingkaran vertikal yang melalui titik
timur dan titik barat. Lingkaran tersebut dinamakan dengan Lingkaran vertikal
terutama. Jadi yang dimaksud dengan lingkaran vertikal terutama adalah
lingkaran vertikal yang melalui titik timur dan titik barat.
Lingkaran vertikal terutama ini membagi bola langit menjadi dua bagian
sama besar, yakni belahan Utara dan belahan Selatan. Sedangkan lingkaran
Meridian, membagi bola langit kepada belahan Barat dan belahan timur

Gambar 4. Lingkaran Meridian


Sumber: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/bola-langit-2.pdf

B. Kedudukan dalam Bola Langit


Benda-benda langit seperti matahari, bulan, dan bintang-bintang yang
bergerak di langit dari timur ke barat dan semua lintasan benda langit ini
memiliki bentuk busur lingkaran. Ini menandakan bahwa langit berbentuk bola
yang kita namakan bola langit. Bola yang terlihat hanyalah sebagian saja yang
dibatasi oleh lingkaran yang disebut horizon atau kaki langit. Gambar 5

10
memperlihatkan pengamat (O) merupakan pusat bola langit dan garis vertikal
yang dibuat melalui pusat bola langit ini memotong bola langit di titik atas yang
disebut titik Zenith (Z) dan titik di bawah dinamakan titik Nadir (N). Bidang
datar yang melalui pusat bola langit dan titik S, B, U dan T serta tegak lurus
garis vertikal (ZN) ini disebut horizon (SBUT). Sumbu bumi berimpit dengan
sumbu bola langit di dua titik yaitu di titik kutub langit utara (KLU) dan kutub
langit selatan (KLS). Bidang datar yang meliputi pusat bola langit dan tegak
lurus sumbu langit KLU-KLS disebut bidang ekuator langit (EQ). Lingkaran
besar yang meliputi Z,N, KLU, dan KLS disebut meridian langit.

Z Z

B KLS B EKUATOR
KLU
S O U S O U
HORIZON
T HORIZON T

(a).
N (b). N

Gambar 5 (a) pengamat O ada di pusat bola langit


(b) ekuator langit dan kutub bola langit

Sumber : https://123dok.com/document/zw0wxd7y-bumi-oleh-dan-bola-
langit.html
Semua benda-benda langit dipandang menempel pada bola langit dan bola
langit seluruh benda-benda langit ini berputar pada sumbu Utara - Selatan dari
Timur ke Barat dalam waktu 24 jam (23 jam 56 menit 4 detik). Gerak ini
mencerminkan gerak rotasi bumi (dari barat ke timur).
Bila diperhatikan bentuk-bentuk lintasan masing-masing dalam gerakannya
dari timur ke barat seperti misalnya bintang P, terbitnya di A mencapai puncak
(kulminasi) di C dan terbenam di B. Namun ada juga bintang yang lintasannya
berbentuk lingkaran dan seluruhnya berada di atas bidang horizon, seperti

11
mislanya bintang Q. Bintang seperti ini tidak pernah terbenam dan dinamakan
Bintang Sirkumpolar.

Gambar 6. Sistem tinggi dan Azimuth


Sumber: https://docplayer.info/88097289-Rumus-tinggi-benda-langit.html

Kemiringan sumbu putar bola langit KLU-KLS bergantung dari tempat


pengamat. Bagi pengamat yang berada di belahan bumi utara maka KLU berada
di atas horizon dan KLS di bawah horizon. Besarnya busur dari horizon sampai
ke kutub langit disebut tinggi kutub (ф), seperti misalnya di Tokyo yang berada
35˚ lintang utara, maka KLU akan berada 35˚ di atas horizon. Jadi tinggi kutub
(ф) itu sama dengan lintang geografis tempat pengamat. Makin ke utara tempat
pengamat, KLU makin tinggi, dan makin banyak tampak bintang sirkumpolar.
Dikatakan bahwa tempat ini memiliki kedudukan langit condong. Gambar
tersebut memperlihatkan kedudukan langit condong ke belahan bumi selatan
dimana KLS berada di atas horizon.

Z Z

E KLU E

B KLS T
ф
0
35 300
S O U S O U
T HORIZON
HORIZON
B KLU
KLS
Q Q
N
(a).
N (b).

12
Gambar 7. tinggi kutub langit sama dengan letak lintang pengamat
(a) untuk pengamat di 35˚ LU. (b)untuk pengamat di 30˚ LS
Sumber :
Bagi daerah yang berada di ekuator seperti misalnya di Pontianak, semua
bintang lintasannya membentuk setengah lingkaran, dan bidang lintasannya ini
tegak lurus horizon dan tidak ada bintang sirkumpolar. Akhirnya kutub di kutub
utara, poros langit tegak lurus horizon, dan semua bintang-bintang adalah
bintang sirkumpolar, lintasan bintang semua sejajar bidang horizon. Dikatakan
bahwa di kutub bumi di kedudukan langit itu sejajar. Gambar (1.8b)

Z/E

KLS
KLU

N/Q
KLS
Gambar 8. (a) langit dari ekuator (b) langit dari kutub utara Bintang jauh
Sumber :
C. Tata Koordinat Bola Langit
Kedudukan suatu tempat di bumi dapat ditentukan dengan sistem koordinat
“bujur dan lintang” geografis. Koordinat di suatu titik di bidang permukaan bola
langit dapat ditentukan dengan menetapkan lingkaran dasar dan titik asal
koordinat. Jika kita melihat sebuah komet di langit, bagaimana cara kita
memberitahu teman kita di tempat lain untuk melihat komet yang sama? Jika
kita ingin pergi ke rumah teman, pasti kita tanyakan alamatnya bukan? Begitu
juga dengan komet di langit, beserta bintang-bintang, galaksi dan bermacam
objek lainnya, mereka semua memiliki “alamat” tertentu yang tidak mungkin
kembar satu sama lain. Alamat yang dimaksud di sini adalah koordinat. Semua

13
benda langit bisa kita cari asalkan kita mengetahui koordinatnya. Jadi, teman
kita pasti bisa menemukan komet yang kita maksud. Seperti apa koordinat yang
digunakan untuk mengenali objek langit? Namanya adalah koordinat langit.
Terdapat tiga jenis sistem koordinat yaitu tata koordinat horizon, tata koordinat
ekuator dan tata koordinat ekliptika.
1. Tata Koordinat Horizon
Koordinat alt-azimuth adalah menentukan posisi benda langit yang
hanya berlaku secara lokal di sekitar pengamat saja. Nama koordinat ini
ditentukan dari dua kata yang didefinisikan sebagai penentu posisi benda,
yaitu altitud (disingkat alt) dan azimuth. Istilah-istilah penting lainnya yang
digunakan dalam koordinat ini adalah horison, zenith, dan nadir.
Horison adalah bidang datar yang menjadi pijakan pengamat, yang
menjadi batas antara belahan langit yang dapat diamati dengan yang tidak
dapat diamati. Apabila kita berada di tengah-tengah laut, kita akan melihat
horison ini sebagai pertemuan antara langit dengan permukaan laut.
Kemudian zenith adalah sebuah titik khayal di langit yang berada tepat di
atas pengamat. Sedangkan nadir adalah kebalikan dari zenith, yaitu sebuah
titik yang berada di bawah pengamat. Kedua titik ini terletak tegak lurus
terhadap horison.

14
Gambar 9. Sistem koordinat Horison
Sumber: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/bola-langit-2.pdf

Apabila sebuah bintang baru terbit atau tenggelam, ketinggiannya dari


horison adalah 0˚. Dan bintang yang berada di zenith memiliki altitud 90˚.
Azimuth (A) menyatakan sudut yang dibentuk antara bintang dengan titik
utara atau selatan. Pengamat yang berada di belahan bumi utara menghitung
azimuth bintang dari titik utara ke arah timur (searah putaran jarum jam).
Sedangkan pengamat yang berada di belahan bumi selatan menghitung
azimuth bintang dari titik selatan ke arah timur (berlawanan arah putaran
jarum jam). Besarnya azimuth adalah dari 0˚ hingga 360˚.
Penentuan nilai altitud dan azimuth dari sebuah objek yang relatif
mudah menjadi kelebihan sistem koordinat ini. Untuk menentukan altitud,
kita bisa gunakan sextant, sedangkan untuk menentukan azimuth kita dapat
gunakan kompas. Titik acuan koordinatnya (horison dan titik utara atau
selatan) pun jelas dan dapat kita tentukan dengan mudah. Hal ini jauh lebih
mudah jika dibandingkan dengan menentukan titik gamma, ekuator langit,
asensiorekta dan deklinasi pada sistem koordinat ekuatorial.
Sementara kekurangan sistem koordinat ini adalah bahwa, seperti yang
sudah disebutkan di atas, koordinat alt-azimuth hanya berlaku lokal (di
sekitar pengamat) saja. Ketinggian dan azimuth sebuah bintang pada saat
yang sama akan memiliki nilai yang berbeda jika dilihat dari tempat yang
jauh. Misalkan seorang pengamat di Semarang ingin memberitahukan
sebuah objek yang ditemukannya kepada pengamat lain di Bandung dengan
memberikan koordinat alt-azimuth objek tersebut, maka pengamat di
Bandung akan kesulitan menemukan objek yang dimaksud.
2. Tata Koordinat Ekuator
Ekuator langit adalah suatu lingkaran besar semu, yang dapat dibuat
dengan membesarkan ekuator Bumi sampai berpotongan dengan bola
langit. Untuk mendapatkan lingkaran dasar dan titik asal yang letaknya
selalu tetap di bola langit, maka yang cenderung digunakan adalah tata
koordinat ekuator. Bila bidang ekuator bumi diperluas sampai menyentuh

15
bola langit maka bidang ini dinamakan bidang ekuator langit. Demikian
pula bila sumbu Utara-Selatan bumi diperluas sampai menyentuh bola langit
akan didapat kutub utara langit (KUL) dan kutub selatan langit (KSL)..

Gambar10. Tata Koordinat Ekuator


Sumber :
Ekuator langit mempunyai inklinasi sebesar ~23.5˚, terhadap bidang
ekliptika; sebagai hasil dari kemiringan sumbu. Koordinat ekuatorial ini
dibuat dengan cara membayangkan sebuah bola langit yang memiliki
ekuator dan kutub yang sejajar dengan ekuator dan kutub bumi. Itulah
mengapa koordinat ini disebut dengan koordinat ekuatorial.

Gambar 11. Tata Koordinat Ekuator


(Sumber : http://duniaastronomi.com/2009/02/koordinat-langit-ekuatorial/ )

16
Sama seperti bumi, koordinat langit ini ditentukan berdasarkan dua
sumbu atau titik asal. Jika di bumi digunakan lintang yang dihitung dari
ekuator dan bujur yang dihitung dari Greenwich, maka koordinat langit
memiliki deklinasi yang dihitung dari ekuator langit dan asensiorekta yang
dihitung dari titik aries (vernal equinox) yang didefinisikan sebagai titik
perpotongan antara ekuator dengan ekliptika (bidang orbit bumi terhadap
matahari).

Gambar 12. Deklinasi dan assenosiorekta


Sumber : http://duniaastronomi.com/2009/02/koordinat-langit-
ekuatorial
Deklinasi dihitung 0˚ untuk ekuator, positif hingga 90˚ ke arah kutub
utara langit, dan negatif hingga - 90˚ ke arah kutub selatan langit. Sedangkan
asensiorekta dihitung berlawanan arah jarum jam hingga 24 jam (360˚)
dengan 0 jam di titik aries. Untuk memperjelas, jika titik aries ada di
meridian (garis yang menghubungkan kutub utara dengan kutub selatan
melewati zenith), maka RA di hitung ke timur.

17
Gambar 13. Lintasan bintang pada equator langit
Sumber : http://duniaastronomi.com/2009/02/koordinat-langit-ekuatorial
Dalam koordinat ini, semua benda langit terbit dan tenggelam mengikuti
lintasan yang sejajar dengan ekuator langit. Jadi apabila kita berada di
Semarang misalnya, dengan lintang sekitar 6˚ di selatan, ilustrasi bola
langitnya dapat dilihat pada gambar. Untuk kasus ketika kita berada di
Kutub Utara misalnya, maka kita akan dapat melihat bintang-bintang yang
tidak tenggelam sepanjang hari, yang disebut juga sebagai bintang
circumpolar atau bintang kutub.
Jadi, apabila kita mau mengamati objek yang redup (tidak mudah dilihat
dengan mata) menggunakan teleskop, dengan mengetahui koordinat objek
tersebut dan dengan melakukan kalibrasi pada teleskop kita, mencari objek
manapun akan terasa lebih mudah.
3. Tata Koordinat Ekliptika
Sebelumnya telah dibahas mengenai gerak semu matahari. Matahari
disamping gerak hariannya dari timur ke barat, juga mempunyai gerak
tahunan pada bola langit sepanjang lingkaran besar yang dinamakan
ekliptika. Bumi bergerak mengelilingi matahari (revolusi), dan juga berotasi
terhadap sumbu bola bumi. Namun sumbu rotasi bumi itu tidak tegak lurus
terhadap sumbu revolusi.

18
Gambar 14. Rotasi bumi itu tidak tegak lurus terhadap sumbu revolusi.
Sumber : https://www.gurupendidikan.co.id/akibat-rotasi-bumi/
Karena kemiringan itu, wilayah yang diterangi matahari sepanjang
tahun berbeda-beda. Selama setengah tahun, matahari lebih banyak
menerangi wilayah utara ketimbang wilayah selatan, dan setengah tahun
berikutnya hal sebaliknya yang terjadi. Jika fenomena ini diamati sepanjang
tahun dari bumi, maka terlihat seolah-olah matahari itu bergerak dari utara
ke selatan selama setengah tahun, dan kemudian balik lagi bergerak dari
selatan ke utara pada setengah tahun berikutnya. Dalam bola langit, lintasan
gerak semu matahari itu disebut ekliptika. Ekliptika adalah jalur yang dilalui
oleh suatu benda dalam mengelilingi suatu titik pusat sistem koordinat
tertentu.
Ekliptika pada benda langit merupakan suatu bidang edar berupa garis
khayal yang menjadi jalur lintasan benda-benda langit dalam mengelilingi
suatu titik pusat sistem tata surya. Seandainya bumi dijadikan sebagai titik
pusat sistem koordinat, maka ekliptika merupakan bidang edar yang dilalui
oleh benda-benda langit seperti planet dan matahari untuk mengelilingi
bumi. Dan bila matahari dijadikan sebagai titik pusat sistem koordinat,
maka ekliptika merupakan bidang yang terbentuk sebagai lintasan orbit
bumi yang berbentuk elips dengan matahari berada pada titik pusat elips
tersebut.
Ekliptika memotong ekuator langit di dua titik yaitu titk pertama aries
atau vernal equinox (titik musim semi) dan di titik autumnal equinox (titik

19
musim gugur). Gambar 15 memperlihatkan perpotongan bidang ekuator
langit dengan bidang ekliptika.

Gambar 15. Hubungan ekliptika dan ekuator langit yang berpotongan di dua titik
equinox. Saat matahari di bawah equator langit, terjadi musim dingin di belahan
bumi utara.
Sumber :

Matahari berada di Vernal Equinox (  ) pada tanggal 21 Maret dan di

autumnal equinox (  ) pada tanggal 23 September. Ketika matahari dalam


lintasannya sepanjang ekliptika mencapai Vernal Equinox, dia melintas dari
sisi selatan ke sisi utara dari ekuator langit. Dalam tata koordinat ekliptika
ini, benda langit ditentukan oleh kedudukan benda ini terhadap bidang
ekliptika langit dan titik aries sebagai titik asal.

20
Gambar 16 Memperlihatkan kedudukan bola langit pada 60˚ LS dengan bidang
ekuator EQ dan bidang ekliptika KT.
Sumber : https://123dok.com/document/zw0wxd7y-bumi-oleh-dan-bola-
langit.html
Keterangan:
Q = ekuator langit
KT = ekliptika
R = bintang

A = titik aries (  ) atau vernal equinox

B = titik musim gugur atau autumnal equinox (  )

AR1 = bujur astronomis bintang (  )

RR1 = lintang astronomis (  )

AR2 = ascencio recta (  )

RR2 = deklinasi (  )

Bujur astronomis (  ) adalah bujur pada lingkaran ekliptika yang

dihitung mulai dari titik aries (  ) sampai titik perpotongan busur yang

menghubungkan kutub utara dan kutub selatan ekliptika (KUE dan KSE)
yang melalui bintang yang bersangkutan (busur AR1). lintang astronomis (

 ) adalah busur sepanjang lingkaran lintang ekliptika yang dimulai dari

titik kaki bintang di lingkaran ekliptika (R1) sampai ke bintang tersebut (R).
Lintang astronomis ini dihitung dari 0˚ sampai 90˚, positif untuk bagian
utara dan negatif untuk bagian selatan ekliptika. Karena posisi bidang
ekliptika di bola langit itu tidak berubah terhadap waktu, demikian pula
kedudukan titik aries selalu tetap, ini berarti bujur dan lintang astronomis
tetap dan tidak berubah terhadap waktu

21
D. PENENTUAN (PERHITUNGAN) WAKTU
Satuan waktu yang banyak digunakan dalam berbagai aktifitas kita
didapatkan dari dua gerak bumi. Yang pertama adalah hari, yang sama dengan
periode rotasi bumi, atau penampakan periode rotasi langit yang sebenarnya
diakibatkan gerak rotasi bumi, dimana satu periode sama dengan satu kali rotasi
yang dibagi-bagi menjadi satuan yang lebih kecil yaitu jam (h), menit (m), dan
detik (s). Satu hari dibagi menjadi 24 jam, tiap jam dibagi lagi menjadi 60 menit,
dan tiap menit dibagi lagi menjadi 60 detik. Yang kedua adalah tahun yaitu
periode revolusi bumi mengitari matahari.
Perhitungan waktu ditentukan oleh posisi objek di bola langit yang dipilih
sebagai acuan. Selang waktu antara dua kali objek tersebut melewati meridian.
Hari adalah dalam kehidupan keseharian orang menggunakan kedudukan
matahari sebagai acuan waktu.
1. Waktu Sideris dan Waktu Surya
a. Waktu Sideris
Waktu bintang (sidereal time) berkaitan langsung dengan rotasi
bumi. Epok waktu bintang secara numerik adalah sudut waktu dari titik
semi (vernal equinox). Waktu bintang biasanya ditentukan dengan
pengamatan bintang.

Gambar 17. Sudut waktu dari titik semi sejati (masih dipengaruhi oleh presesi dan
nutasi) dinamakan Waktu Bintang Sejati (Apparent Sideral Time, ST).
Sumber : https://www.scribd.com/document/343775204/PENENTUAN-WAKTU
Satu hari bintang adalah interval waktu antara dua kulminasi atas
yang berurutan dari titik semi menengah di meridian tertentu. Jam nol
(00:00) suatu hari bintang adalah pada saat titik semi (menengah)

22
berkulminasi atas. Waktu bintang sejati tidak digunakan sebagai ukuran
interval waktu karena kecepatannya yang tidak uniform, yang
disebabkan oleh bervariasinya kecepatan rotasi bumi dan juga arah dari
sumbu rotasi bumi itu sendiri. Karena titik semi menengah masih
dipengaruhi oleh presesi, maka satu hari bintang akan lebih pendek
sekitar 0.0084 s dari periode bumi yang sebenarnya.
b. Waktu Surya
Waktu surya (solar or universal time) berkaitan dengan rotasi bumi
dan juga revolusi bumi sekeliling matahari. Epok waktu surya secara
numerik adalah sudut waktu dari matahari. Waktu surya benar
ditentukan oleh kedudukan sebenarnya matahari di bola langit. Hari
surya benar dimulai ketika matahari mencapai meridian bawah,
sehingga saat itu waktu surya benar menunjukkan jam 00.00, satu hari
surya benar dibagi dalam 24 jam. Pergerakan surya benar (apparent sun)
sepanjang ekliptika tidak uniform, sehingga surya benar kurang ideal
untuk pendefinisian sistem waktu.
Untuk mengatasi ketidaktepan waktu surya benar ini maka
dibayangkan suatu matahari khayal yang bergerak sepanjang equator
langit dengan kecepatan konstan dan periode yang sama dengan periode
matahari benar dalam menyelesaikan lintasannya di ekliptika dengan
kecepatan sekitar 1˚ perhari (360˚ dalam 365,25 hari). Waktu yang
ditentukan dengan kedudukan rerata matahari ini dinamakan waktu
surya rerata. Waktu surya rerata merupakan satuan dasar untuk semua
pengukuran waktu dan perhitungan astronomis.
Hari surya rerata dimulai saat surya rerata mencapai meridian bawah
yaitu jam 00.00 surya rerata. Waktu surya rerata pada bujur yang melalui
kota Greenwich (Inggris) disebut Greenwich Mean Time (GMT). Waktu
GMT sering digunakan untuk menandai peristiwa-peristiwa
internasional.

23
Gambar 18. Waktu matahari (surya)
Sumber : https://www.scribd.com/document/343775204/PENENTUAN-WAKTU
Jam nol (00:00) suatu hari matahari adalah pada saat matahari

menengah berkulminasi bawah→ tengah malam. Satu hari matahari

adalah interval waktu antara dua kulminasi bawah yang berurutan

dari matahari menengah di meridian tertentu→dari tengah malam ke

tengah malam berikutnya.


c. Waktu Standar atau Waktu Daerah
Waktu surya rerata untuk tiap tempat berbeda-beda sesuai dengan
perbedaan bujur tempat tersebut. Karena rotasi bumi itu 360˚ dalam 24
jam dan juga garis bujur dihitung 360˚, yaitu 180˚ BT dan 180˚ BB,
maka setiap perbedaan garis bujur 15˚ akan terdapat perbedaan waktu
surya rerata 1 jam. Karena rotasi bumi itu dari barat ke timur, maka
tempat yang disebelah timur waktunya lebih maju. Waktu surya rerata
dari meridian yang melalui Greenwich dinamakan waktu universal yang
disingkat dengan GMT.

24
Gambar 19. Waktu standar international
Sumber :
Ini berarti waktu surya rerata di berbagai tempat tidak sama dan ini
akan menimbulkan kesukaran, seperti misalnya bagi orang yang
berpergian kearah timur ataupun ke barat dia harus mengubah jam
arlojinya untuk menyesuaikan dengan waktu surya rerata setempat.
Untuk menghindari kekacauan ini maka dilakukan standarisasi waktu
menurut wilayah, sehingga dalam suatu wilayah semua tampat
menetapkan waktu yang sama yang disebut waktu standar. Berdasarkan
hasil konfrensi internasional 1884, ditetapkan sistem 24 zone (wilayah)
waktu internasional untuk seluruh dunia dimana tiap zona rentangnya
15˚ bujur. Setiap zone diberi nomor berurutan yang dimulai dari
meridian Greenwich, ke barat diberi tanda negatif (-) dan ketimur tanda
positif (+).
2. Garis tanggal internasional
Kenyataan makin ke timur waktu makin maju, hal ini menimbulkan
masalah. Misalnya seorang berangkat keliling dunia ke arah timur, maka
setiap lewat 15˚ garis bujur dan harus memajukan arlojinya 1 jam, sehingga
setelah menyelesaikan perjalanan dia telah memajukan arlojinya 24 jam
atau sehari penuh. Ini berarti dia telah mendapat tambahan satu hari lebih

25
dari mereka yang tingggal di rumah, sehingga orang bisa menyarankan
dengan keliling dunia arah ke timur maka kita bisa menuju ke masa depan.
Untuk mengatasi masalah ini, berdasarkan persetujuan internasional
maka ditetapkan garis tanggal internasional, yaitu sepanjang meridian 180˚,
garis tanggal ini terletak kira-kira di pertengahan lautan Pasifik.
Berdasarkan konvensi, pada garis tanggal ini tanggal kalender harus
berubah satu hari. Bila melewati garis tanggal ini dari barat ke timur, karena
waktunya maju maka sebagai imbalan dia harus memundurkan tanggalnya,
dan bila melewatinya dari timur ke barat, dia harus menambahkan
tanggalnya satu hari.
3. Kalender
Satuan alamiah dari kalender adalah hari, minggu, bulan, dan tahun.
Hari didasarkan pada periode rotasi bumi, bulan didasarkan pada periode
bulan mengitari bumi dan tahun didasarkan pada periode revolusi bumi.
Namun susahnya, ketiga periode berdasarkan pada pengukuran yang tidak
sama.
Satuan berikutnya adalah bulan yang didasarkan periode revolusi bulan
terhadap bintang disebut bulan sideris yang lamanya sekitar 27 1/3 hari.
Sedangkan selang antara dua fase bulan yang dikenal dengan 1 bulan,
sebenarnya merupakan periode revolusi bulan terhadap matahari, dan ini
disebut sinodis yang lamanya sekitar 29 ½ hari.
Satuan yang ketiga adalah tahun yang didasarkan periode revolusi bumi.
Paling tidak ada tiga jenis tahun, yang pertama adalah periode revolusi bumi
mengelilingi matahari terhadap bintang yang disebut tahun sideris yang
lamanya dalah 365,2564 hari surya rerata atau 365d 6h 9m 10s. Yang kedua
adalah periode revolusi bumi terhadap titik musim semi (vernal equinox),
yaitu terhadap permulaan berbagai musim yang disebut tahun tropis. Tahun
ini lamanya 365,242199 hari surya rerata, atau 365d 10h 48m 46s. Kalender
kita karena dipakai untuk menetapkan musim, didasarkan pada tahun tropis.
Tahun yang ketiga adalah tahun anomalistik yaitu selang waktu dua kali
berturut bumi melewati titik perihelion. Tahun ini lamnya 365,2596 hari
surya rerata, atau 365d 6h 13m 53s. Tahun ini sedikit berbeda dengan tahun

26
sideris karena sumbu panjang orbit bumi bergeser pelan-pelan dalma bidang
orbit revolusi bumi. Pergeseran ini disebabkan oleh pertubasi oleh planet-
planetnya.
Minggu mungkin diambil dari seperempat (kuarter) dari fase bulan yang
lamanya tujuh hari. Nama dari ketujuh hari tersebut diambil dari nama tujuh
planet (termasuk bulan dan matahari), yaitu saturnus (Saturday), hari kedua
matahari (Sunday), hari ketiga bulan (Monday) dan hari keempat, kelima,
keenam, dan ketujuah berturut adalah, Mars, Merkurius, Jupiter, dan Venus,
dan keempat nama ini diambil dari nama-nama dewa romawi kuno.
a. Kalender kuno
Cikal bakal kalender modern sekarang ini berasal dari kalender
Romawi dan Yunani kuno abad delapan SM yang pada mulanya
mungkin terdiri dari 10 bulan, dan nama empat bulan yang terakhir
adalah September, Oktober, November, dan Desember. Tetapi sejak
abad pertama SM ditambahkan dua bulan lagi yaitu Januari dan
Februari.
Kalender Romawi aslinya menggunakan tahun bulan, satu bulan
didasarkan pada periode sinodis bulan yang lamanya rerata 29 ½ hari
dan dimulai dari bulan baru. Karena satu tahun bulan lamanya 354 hari,
sedangkan tahun tropis 365½ hari, sehingga dalam tiga tahun
perbedaannya menjadi satu bulan penuh. Untuk dapat mengikuti tahun
musim, maka setiap tiga tahun ditambahkan bulan ke-13. Kalender
Romawi disebarkan tahun 70 SM memiliki 12 bulan yaitu Martius (31),
Aprilis (29), Mains (31), Junius (29), Quintilis (31), Sextilis (29),
September (29), Oktober (31), Nopember (29), Desember (29),
Januarius (29), Februarius (28). Jadi satu tahun jumlahnya 355 hari.
Pada pertengahan abad kedua SM, mulai dipakai 1 Januari sebagai
permulaan tahun.
b. Kalender Julian
Atas nasihat astronom Sosigenes dari Alexandria, Julius Caesar 46
SM, mengadakan perubahan terhadap kalender Romawi dengan
membuat ke-12 bulan itu hampir sama panjang rerata sekitar 30 ½ hari.

27
Kalender ini didasarkan pada tahun tropis yang lamanya 365 ¼ hari. Jadi
biasanya satu tahun berisikan 365 hari, dan setiap 4 bulan ditambah satu
hari pada bulan Februari sehingga menjadi 366 hari dan tahun ini disebut
tahun kabisat. Kalender Julian ini mulai diperkenalkan sejak 1 Januari
45 SM.
Setelah Caesar meninggal pada tahun 44 SM untuk
menghormatinya, maka bulan Quintilis (aslinya bula kelima kalender
Romawi) diubah namanya menjadi bulan Juli (dari nama Julius). Lebih
jauh lagi, senat Romawi juga memperbaiki kalender Julian dengan
mengubah nama bulan Sextilis (aslinya bulan keenam) menjadi bulan
Agustus untuk menghormati Augustus Caesar pengganti Julius.
c. Kalender Gregorian
Walaupun tahun Julian sudah mendekati tahun tropis dengan lama
rerata 365,25 hari, tetapi masih terdapat kelebihan 11m 14s tiap
tahunnya. Bila ini dibiarkan terus maka titik musim semi (vernal
equinox) makin maju, dan tidak lagi pada 21 Maret. Pada tahun 325 M
telah ditemukan bahwa venal equinox telah bergeser menjadi 11 Maret.
Untuk memecahkan masalah ini, dalam tahun 1582, Puas Gregorius
XIII memperbaharui lagi kalender Julian dengan dua langkah. Pertama,
untuk mengembalikan vernal equinox ke 21 maret. Paus Gregorius
mengumumkan bahwa tanggal 4 Oktober 1582 hari itu, esok harinya
melompat menjadi 15 Oktober 1582.
Langkah kedua adalah untuk menghilangkan kelebihan 11m 14s tiap
tahunnya yang berakumulasi menjadi satu hari penuh setiap 128 tahun,
dan ini sudah diperbaiki. Lalu Paus Gregorius mengeluarkan dekrit
menghilangkan 3 hari setiap 400 tahun dengan menetapkan tahun abad
yang tidak bisa dibagi 400 pada kalender Julian yaitu 1700, 1800, dan
1900, tahunnya tidak melompat dan tetap 365 hari. Dengan demikian
lama rerata tahun Gregorius adalah 365,2425 hari surya rerata dan
meskipun masih ada selisih yang kecil dan baru harus dikoreksi 1 hari
dalam 3300 tahun.

28
Dewasa ini tahun Gregorius sedikit dimodifikasi lagi agar lebih
mendekati tahun tropis dengan menetapkan tahun 4000, 8000, 12000,
dan seterusnya bukan tahun kabisat, tetapi merupakan tahun biasa
(panjang tahun 365 hari). Perbaikan ini menghasilkan kalender yang
sangat cermat, dan baru perlu dikoreksi 1 hari dalam 20.000 tahun.

SOAL LATIHAN MATERI BOLA LANGIT

Soal Pilihan Ganda


1. Arah kedudukan tahunan Matahari di langit bila diamati oleh pengamat dari
Bumi yaitu?
a. melewati seluruh rasi bintang
b. hanya melewati kawasan 13 rasi bintang
c. melewati lebih dari 15 kawasan rasi bintang
d. hanya melewati 6 rasi utama di ekliptika
e. paling banyak melewati 24 rasi bintang
2. Matahari paling lama berada di atas horizon bila:
a. pengamat berada di ekuator pada tanggal 21 Maret
b. pengamat berada di kutub Selatan pada tanggal 22 Desember
c. pengamat berada di kutub Utara pada tanggal 22 Desember
d. pengamat di kutub Utara pada tanggal 21 Maret

29
e. pengamat berada di ekuator pada tanggal 22 Desember
3. Dari sebuah lokasi, sebuah planet terlihat (dengan mata telanjang) cemerlang
di langit malam sekitar tengah malam, hampir tepat di zenit. Maka
kemungkinan itu adalah planet:
a. Merkurius
b. Venus
c. Jupiter
d. Neptunus
e. Pluto
4. Bagi pengamat di ekuator Bumi, hasil pengamatan titik Aries sepanjang tahun
adalah:
a. titik Aries terbit dan terbenam di titik yang sama di horizon
b. titik Aries terbenam di titik Barat hanya pada tanggal 21 Maret dan 23
September
c. titik Aries tidak pernah terbenam kecuali pada tanggal 21 Maret
d. titik Aries tidak pernah terbit kecuali pada tanggal 23 September
e. titik Aries selalu terbenam di titik Barat dan terbit tidak selalu di titik
Timur
5. Jika dilihat dari tempat dengan lintang 41 LU, semua bintang sirkumpolar
mempunyai....
a. Deklinasi lebih kecil dari +49
b. Deklinasi lebih besar dari +49
c. Asensiorekta lebih besar dari 14h
d. Deklinasi lebih kecil dari +41
e. Deklinasi lebih besar dari +41
6. Lamanya periode revolusi bulan terhadap bintang dan periode revolusi bulan
terhadap matahari secara berturut-turut yaitu…
1
A. 27 3dan 29 ½ hari
1
B. 29 ½ dan 27 3 hari
1
C. 29 3dan 27 ½ hari
1
D. 27 ½ dan 29 3hari

30
E. 27 ½ dan 29 ½ hari
7. Seseorang berada di sebuah pulau kecil yang dilalui garis khatulistiwa bumi,
dan melihat sebuah bintang XYZ terbit pukul 19.30. Arah titik terbit bintang
tersebut di horizon membentuk sudut 130˚ dengan arah utara. Apabila seseorang
tidak memperhitungkan pengaruh atmosfer bumi pada cahaya bintang, waktu
terbenam bintang tersebut adalah…
A. Pukul 7.30 tepat
B. Pukul 4.30 tepat
C. Pukul 7.30 kurang sedikit
D. Pukul 4.30 lebih sedikit
E. Pukul 4.30 kurang sedikit
8. Apabila dilihat dari tempat dengan lintang 41˚ LU, semua bintang sirkumpolar
memiliki…
A. Deklinasi lebih kecil dari +49
B. Deklinasi lebih besar dari +49
C. Asensiorekta lebih besar dari 14h
D. Deklinasi lebih kecil dari +41
E. Deklinasi lebih besar dari +41
9. Diketahui LS = Lintang Selatan, LU= Lintang Utara, BT= Bujur Timur, BB=
Bujur Barat, ZT= Zone Time, GMT= Greenwich Mean Time. Pada tanggal 23
September, waktu Sideris lokal Kota Surabaya (7,14˚ LS, 112,45˚ BT, ZT=
GMT +7,0 jam) menunjukkan pukul 06.00. Pada waktu yang bersamaan, posisi
matahari di Kota Bandung (6,57˚ LS, 107,34˚ BT, ZT= GMT +7,0 jam)
adalah…
A. 75˚ di barat meridian
B. 75˚ di timur meridian
C. 95˚ di barat meridian (matahari sudah terbenam)
D. Hampir 0˚ (matahari berada dekat meridian)
E. 95˚ di timur meridian (matahari baru akan terbit)
10. Apabila seseorang tinggal di tempat dengan lintang 300 LU, maka tinggi
matahari pada tengah hari lokal saat vernal equinox adalah…
A. 15˚

31
B. 30˚
C. 45˚
D. 60˚
E. 75˚

Soal Uraian
1. Jelaskan yang dimaksud dengan gerak semu langit!
2. Jelaskan yang dimaksud dengan rasi bintang!
3. Lukislah kedudukan suatu bintang dengan sistem/ tata koordinat equator
apabila lintang tempat +45˚ (LU), waktu bintang pukul 11, assensiorekta
90˚ dan deklinasi +50˚. Berilah penjelasan cara melukisnya!
4. Pada tanggal 23 September pukul 12.00 WIB, bagaimana panjang bayang-
bayang sebuah tongkat oleh matahari di Kota Bonjol Sumatera (lokasi di
ekuator)? Jelaskan!

Kunci Jawaban Soal Pilihan Ganda


1. Jawaban : B
o Jumlah rasi bintang di seluruh langit yang disepakati ada 88 buah,
fungsi utamanya adalah untuk membagi-bagi langit menjadi
daerahdaerah yang kecil dan hal ini akan mempermudah pengamat
untuk mencari lokasi dari benda-benda langit.
o Karena Matahari beredar di langit hanya pada rentang + 23,450 dari
ekuator langit dalam setahun, maka tentu saja tidak semua rasi bintang
dilewati oleh Matahari (berada di belakang Matahari).
o Dulu jumlah rasi bintang yang dilewati Matahari hanya ada 12 buah
setiap tahunnya dan ke-12 rasi yang istimewa ini disebut dengan
Zodiak, dan banyak dihubungkan dengan kehidupan manusia melalui
astrologi.
o Karena sumbu rotasi Bumi mengalami presisi, perlahan demi perlahan
orientasi ekuator langit akan ikut bergeser, hingga saat ini Matahari
melintasi 13 rasi bintang setiap tahunnya (tambahannya adalah rasi
Ophiucus).
o Karena zodiak tertentu selalu berada di belakang matahari pada selang
waktu tertentu, maka rasi zodiak pada waktu tertentu tersebut tidak

32
pernah bisa kita amati pada malam hari
2. Jawaban: B
o Matahari akan lebih lama di atas horizon artinya siang lebih panjang
daripada malam.
o Ada dua faktor yang mempengaruhi hal ini agar terjadi, yaitu faktor
lintang pengamat dan faktor deklinasi matahari. Kedua faktor ini
dirumuskan dalam salah satu rumus di segitiga bola, yaitu : cos HA=
- tan δ tan φ
HA = Hour Angle Matahari, artinya setengah dari panjang siang
δ = Deklinasi Matahari saat itu (bisa negatif atau positif)
φ = lintang pengamat, positif jika LU atau negatif jika LS Catatan :
1) Rumus ini tidak memperhitungkan semidiameter matahari dan
koreksi refraksi atmosfir
2) Rumus ini bisa diterapkan untuk terbit dan terbenamya bintang
(HA = setengah dari panjang terbit-terbenam) tanpa harus
dikoreksi terhadap semidiameter maupun refraksi atmosfer
3. Jawaban: C
Planet inferior (Merkurius dan Venus) di langit selalu bergerak tidak jauh
dari Matahari, yang terjauh adalah Venus pada saat elongasi maksimum
yaitu di langit Venus dan Matahari akan terlihat terpisah sejauh sekitar 480
. Jadi pada malam hari planet Venus paling tinggi hanya 480 saja, itupun
ketika Matahari sedang terbenam (ada di horizon) dan Venus sedang berada
pada fase elongasi maksimum. Artinya tidak mungkin planet inferior bisa
berada di zenit pengamat (ketinggian 900 ) di tengah malam.
Jadi planet yang sangat mungkin untuk berada di posisi zenit di tengah
malam hanyalah planet superior (Mars – Neptunus) dan jika planet berada
pada posisi ini disebut sedang berada pada fase oposisi.
Dari lima buah planet Superior, hanya tiga yang bisa tampak dengan mata
telanjang, yaitu Mars, Jupiter dan Saturnus. Melihat Uranus dan Neptunus
harus memakai teleskop.
4. Jawaban: A
Titik Aries adalah titik koordinat acuan (0,0) untuk koordinat ekuator langit

33
-Titik ini terletak dan beredar di sepanjang ekuator langit, yang merupakan
perpanjangan ekuator Bumi.
-Lingkaran ekuator langit adalah lingkaran besar yang menghubungkan titik
Timur, dan Barat, tepat di atas ekuator Bumi.
-Jadi bagi pengamat di ekuator, titik Aries setiap hari selalu terbit tegak
lurus horizon tepat di titik Timur, mencapai zenit dan selalu terbenam tegak
lurus horizon tepat di titik Barat.
5. Jawaban : B
− Bintang sirkumpolar adalah bintang yang tidak pernah terbit dan tidak
pernah tenggelam di langit, selalu berada di atas horizon pengamat.
− Untuk pengamat di belahan bumi utara, deklinasi
bintang sirkumpolar haruslah memenuhi hubungan :
deklinasi ≥ 90˚ - Lintang pengamat.
− Untuk pengamat di belahan bumi selatan, deklinasi
bintang sirkumpolar haruslah memenuhi hubungan :
deklinasi ≤ 90˚ + Lintang pengamat.
− Jadi deklinasi bintang sirkumpolar di 410 LU adalah : deklinasi ≥
900 – 410 ≥ + 490.
6. Jawaban : A
Periode revolusi bulan terhadap bintang disebut sebagai bulan sideris
1
dengan lamanya revolusi 27 hari. Sedangkan periode revolusi bulan
3

terhadap matahari disebut bulan sinodis yang lamanaya 29 ½ hari.


7. Jawaban: C
Pulau kecil yang dilalui garis khatulistiwa artinya lintasan semu harian
matahari (termasuk semua benda langit) ialah 12 jam setiap harinya.
Lintasan semu harian bintang di langit memiliki periode 23j 56m dalam
waktu matahari (selisih 4 menit lebih cepat setiap hari). Jadi, dri terbiit
sampai terbenamnya bintang tidaklah tepat 12 jam, tetapi ada selisih sekitar
2 menit lebih cepat. Jika bintang terbit pukul 19.30, maka akan terbenam
setelah 19.30 + 11.58 = 07.28
8. Jawaban: B

34
Bintang sirkumpolar ialah bintang yang tidak pernah terbit dan tidak pernah
tenggelam di langit, selalu berada di atas horizon pengamat. Untuk
pengamat di belahan bumi utara, deklinasi bintang sirkumpolar haruslah
memenuhi hubungan 𝛿 ≥ 90˚ – lintang pengamat. Sedangkan untuk
pengamat di belahan bumi selatan, deklinasi bintang sirkumpolar harus
memenuhi hubungan 𝛿 ≤ - 90˚ + |𝑙𝑖𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡|. Jadi, deklinasi
bintang sirkumpolar di 410 LU ialah: 𝛿 ≥ 90˚ - 41˚ ≥ 49˚.
9. Jawaban: E
Pertama, mencari selisih bujur kedua kota tersebut.
112,45˚ - 107,34˚ = 5,11˚.
Kedua, asumsikan pada LST 6h matahari terbit dan ketika matahari terbit
HA - 6h. karena perbedaan bujur sebesar 5,11˚, maka 6h x 15˚ + 5,11˚ =
95,1˚ di timur meridian. Atau secara logika, tanggal 23 September ialah
waktunya autumnal equinox, artinya lingkaran ekliptika berimpit dengan
lingkaran ekuator (atau matahari tepat berada di atas ekuator). Pada posisi
ini, titik Aries dan matahari bersebrangan (selisih 180˚ atau 12 jam). Jadi,
jika waktu sideris 06.00 LST (artinya titik Aries tepat berada di titik barat
sedang terbenam) maka matahari tepat berada di titik timur (sedang terbit).
Karena Kota Bandung ada di sebelah barat Kota Surabaya, jika matahari
tepat berada di horizon titik timur di Kota Surabaya, maka tentu saja bagi
pengamat di Kota Bandung matahari berada 5˚ di bawah horizon titik timur
(baru akan terbit) karena selisih bujur geografis Bandung dan Surabaya
sekitar 5˚.
10. Jawaban: D
Pada saat vernal ekuinoks yaitu tanggal 21 Maret, matahari memiliki
deklinasi 0˚, yang artinya matahari berada di ekuator. Tengah hari ialah saat
matahari ada di lingkaran meridian atau sedang transit, maka gambar bola
langit untuk pengamat di lintang 30˚ LU:

35
11.
Dari gambar tersebut, maka ketinggian matahari ialah: 90˚ - 30˚ = 60˚

Kunci Jawaban Soal Uraian


1. Gerak semu langit adalah gerak yang dapat diamati dari bumi, dimana
benda- benda langit terlihat terbit dan tenggelam di barat. Gerak semu
ini dapat teramati karena bumi yang berotasi dengan arah sebaliknya,
dari barat ke timur. Lintasan gerak benda-benda langit yang terbit di
timur dan terbenam di barat, dinamakan lintasan harian benda langit.

2. Rasi bintang adalah kumpulan beberapa bintang yang membentuk


planet tertentu misalnya pada malam musim dingin yang nampak
menonjol adalah rasi Orion, sedangkan pada musim panas tidak
tampak karena dia ada dilangit pada siang hari. Sebaliknya Scorpio dan
Sagitarius tampak dilangit pada malam musim panas, tetapi tidak
tampak pada malam-malam bulan musim dingin.

3. Lukiskan meridian langit, garis vertikal, horizon, dan seterusnya


Diketahui lintang = +45˚ LU Jadi, KU dapat diukur 45˚ di atas horizon
(diatas titik utara) karena menurut ketentuan tinggi kutub = lintang.
Dari Kutub Utara (KU) dapat ditarik sumbu melalui titik pusat bola
langit dan ujung sebelahnya terletak KS di bawah horizon.
Ekuator langit tegak lurus sumbu langit

36
Tentukan titik timur dan barat pada perpotongan horizon dengan ekuator
langit.
Diketahui waktu bintang pukul 11 berarti titik Aries x 15˚ di sebelah
Barat titik Kulminasi Aries kearah berlawanan dengan pergeseran
Bintang sehari-hari. Sehingga dapat ditentukan letak titik Aries, yaitu 11
x 15˚ = 165˚ dari kulminasi atas (meridian) ke arah barat.
Diketahui Ascensio Recta = 90˚
Maka dapat diketahui titik kaki deklinasi (AR pada gambar), yang
ditarik dari titik Aries kearah yang berlawanan dengan pergeseran
Bintang sehari-hari
Deklinasi bintang Bt = + 45˚
Tarik deklinasi busur dari KU sampai titik kaki deklinasi (AR). Tanda
negatif (+) menyatakan deklinasi bintang itu di sebelah utara. Jadi letak
bintang Bt adalah 50˚ terhitung dari titik AR kearah KU
Tentukan arah pergeseran bintang dengan arah panah (timur-barat)

4. Dengan lokasi di ekuator (lintang 0˚) dan terjadi pada tanggal 23


September, yaitu dimana deklinasi matahari juga 0˚. Karena lintang
lokasi sama dengan deklinasi matahari, artinya hari itu di tengah hari,
matahari pasti berada tepat di zenith pengamat, maka panjang bayangan
tentu akan nol.

37
38

Anda mungkin juga menyukai