Anda di halaman 1dari 3

ABSTRAK

Resin adalah polimer sintetis bersifat termostat yang stabil dan kuat,resin berasal dari
getah yang dikeluarkan oleh banyak tetumbuhan terutama oleh jenis pohon runjung dimana
sebagai pendamping dalam pembuatan awetan spesimen menngunakan katalis yaitu cairan
yang biasanya berwarna bening dan berbau agak sengak. Cairan ini berfungsi untuk
mempercepat proses pengerasan adonan fiber, semakin banyak katalis maka akan semakin
cepat adonan mengeras. Awetan yang digunakan antara lain adalah kupu-kupu, Cranberry
(Vaccinium oxycoccus) Bunga Tapak Dara (Caranthus roseus), Boroco (Celosia argentea),
tonggeret (Cicadidae), bunga Tagetes tenuifolia, nyamuk (Culicidae) serta jangkrik. Tujuan
dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pembuatan resin sebagai media pembelajaran,
mencari perbandingan formula resin katalis yang optimal dalam pembuatan media resin
untuk mengawetkan spesimen dan mengembangkan berbagai alternatif media sederhana yang
kreatif dan berkesinambungan sedemikian rupa sehingga mampu membantu anak-anak didik
tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang kritis, kreatif, mandiri (otonom), dan peduli
terhadap orang lain dan lingkungan. Metode yang digunakan pada percobaan ini adalah
metode kualitatif dan pendekatan secara literatur dengan membaca referensi dari berbagai
sumber. Percobaan mengenai pembuatan media pembelajaran dari bahan resin untuk media
pembelajaran biologi ini dilaksanakan pada hari Minggu, 11 April 2022 pukul 11.30 WIB s.d.
13.30 WIB di Kebun Pendidikan Biologi Kampus 1 Uin Sunan Gunung Djati Bandung.
dengan menggunakan alat dan bahan yang sederhana. Cara yang dilakukan adalah dengan
menyiapkan spesimen, spesimen yang akan diawetkan disiapkan, spesimen tersebut harus
dalam keadaan kering. Kemudian pembuatan blok resin, resin dituangkan secukupnya
kedalam gelas bekas, kemudian katalis ditambahkan sambil diaduk perlahan selama 5 menit.
lalu untuk membuat lapisan dasar,campuran resin dituangkan pada cetakan dengan ketebalan
0,5cm.Lalu spesimen yang sudah disiapkan ditempatkan dan dirapihkan penempatannya
menggunakan jarum pentul. Setalah itu campuran resin dan katalis dibuat kembali dan
dituangkan. Sebagai lapisan penutup,Lalu tahap pembentukan, penghalusan dan finishing.
Hasil yang didapatkan sangatlah bagus dan diharapkan dapat menarik perhatian para peserta
didik nantinya.
PENDAHULUAN
Biologi merupakan cabang IPA yang mempelajari struktur fungsi makhluk hidup dan
interaksinya dengan lingkungan. Pembelajaran biologi idealnya dilakukan melalui tahap-
tahap proses sains baik melalui eksperimen maupun observasi (Prasetyo, 2008). Dengan
melalui proses sains diharapkan peserta didik mampu membangun konsepnya sendiri (self
concept). Fakta di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar guru masih mempelajari
biologi secara teoretis dengan hanya menggunakan media atau alat peraga yang ada dan
itupun jumlahnya terbatas. Kondisi tersebut antara lain disebabkan kurangnya pengetahuan
dan pengalaman pihak terkait dalam penyediaan media atau alat peraga. Media pembelajaran
dalam pembelajaran biologi merupakan hal yang penting. Rustaman ddk. (2003) mengatakan
bahwa penggunaan media dalam pembelajaran meningkatkan proses komunikasi dan
meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran.
Mata pelajaran Biologi erat kaitannya dengan kegiatan praktikum yang dalam hal ini
akan selalu membutuhkan media pembelajaran yaitu dalam bentuk preparat atau spesimen
biologi. Pada prinsipnya, ada dua cara pengawetan objek biologi, yaitu pengawetan basah dan
pengawetan kering. Pengawetan basah dilakukan dengan mengawetkan objek biologi dalam
suatu cairan pengawet. Sedangkan pengawetan kering dilakukan dengan mengeringkan objek
biologi hingga kadar air yang sangat rendah, sehingga organisme perusak/ penghancur tidak
bekerja.
Resin adalah polimer sintetis bersifat termostat yang stabil dan kuat (Collin et al.,
2000). Saat resin mengalami reaksi polimerisasi maka bentuk akhir dapat ditentukan sesuai
cetakan yang digunakan. Karakteristik resin yang bening dan dapat dibentuk sesuai cetakan
cocok untuk diaplikasikan untuk pembuatan berbagai aksesoris seperti bros, gantungan kunci,
liontin, dan magnet kulkas sebagai produk yang bernilai jual. Untuk itu, berbagai pelatihan
ketrampilan teknik resin telah diajarkan untuk meningkatkan motivasi wirausaha (Zaini et al.,
2017; Pradana et al., 2017; Febrianty et al., 2018).
Salah satu metode pengawetan makhluk hidup utamanya tumbuhan adalah bioplastik.
Bioplastik adalah media pembelajaran dalam bentuk awetan tumbuhan maupun hewan di
dalam blok resin jernih (Hailu, 2012). Khasanah (2015) mengungkapkan bahwa media
bioplastik memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan herbarium atau awetan basah yaitu
dapat disimpan untuk jangka waktu yang lama, aman dalam penggunaannya, dan lebih
mudah untuk mengamati struktur spesimen yang diawetkan
Membuat suatu kerajinan dari resin dapat berupa hiasan atau pernak-pernik mini
seperti pajangan meja, gantungan, tempelan atau hiasan kulkas. Pembuatan hiasan dari resin
data dikatakan mudah juga data dikatakan sulit karena jika takaran cairan kimia yang
dicampurkan tidak sesuai dengan ukuran maka tidak akan mengeras atau juga dapat
menghasilkan hiasan yang tidak bagus karena terdaat gelembung-gelembung ada hiasan yang
telah jadi karena cairannya terlalu mendidih. Untuk itu, berbagai pelatihan ketrampilan teknik
resin telah diajarkan untuk meningkatkan motivasi wirausaha (Zaini et al., 2017; Pradana et
al., 2017; Febrianty et al., 2018). Prosesnyaa dimulai dengan cetakan dari desain model
kemudian cetakan tersebut di isi dengan resin, sehingga didapatkan model tiruan yang
diinginkan. Pada media resin ini ditambahkan isi dalam resin tersebut. Benda-benda pengisi
tersebut Ditambahkan dalam proses pembekuan resin (curing) untuk meningkatkan variatif
Ragam aksesoris yang selanjutnya akan berpeluang untuk kegiatan wirausaha yang Prospektif
(Ahmadi et al., 2013)
Untuk bahan suvenir/aksesoris fiberglass, umumnya menggunakan resin bening atau
resin keruh (butek). Resin bening, biasanya digunakan untuk bentuk/suvenir yang
menonjolkan kebeningannya, dan dapat pula sebagai pengganti mika (plakat). Sedangkan
resin jenis keruh lebih banyak digunakan untuk pembuatan suvenir atau aksesoris yang tidak
tembus pandang, disamping harganya murah, resin ini dapat dengan mudah dibeli di toko-
toko kimia. (Ahmadi, 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Prasetyo, Z K. (2008). Kontribusi pendidikan IPA dalam pengembangan moral peserta didik,
Pidato Pengukuhan guru besar. Yogyakarta: UNY
Zaini, I., Sulbi, S., & Aryanto, H. (2017). Pemberdayaan Anggota Karang Taruna Kelurahan
Lidah Wetan melalui Pelatihan Pembuatan Cenderamata. In Seminar Nasional Seni dan
Desain 2017 (pp. 354–359). State University of Surabaya.
Ahmadi, A., Marwati, S., & Purnomo, M. A. J. (2013). Laporan Akhir Program Pengabdian
Kepada Masyarakat Kelompok Teknik Resin Untuk Souvenir Sebagai Upaya Pemberdayaan
Pemuda Selo Boyolali Dalam Membidik Pariwisata. ISI Surakarta.
Rustaman, N., Dirdjosoemarto, S., Yudianto, S.A., Achmad, Y., Subekti, R.,
Rochintaniawati, D. and Nurjhani, M., 2005. Strategi belajar mengajar biologi. Malang: UM
Press

Anda mungkin juga menyukai