Anda di halaman 1dari 30

PT.

PANCAR BUANA 1

BAB II
RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

Uraian mengenai rona lingkungan hidup awal lokasi kegiatan


penambangan bijih nikel PT. Pancar Buana 1 mencakup Komponen Geo-
Fisik-Kimia, Komponen Biologi, Komponen Sosial Ekonomi Budaya, dan
Komponen Kesehatan Masyarakat. Data yang disajikan merupakan data
hasil survei lapangan dan analisis laboratorium, didukung oleh data
sekunder yang dikumpulkan dari instansi pemerintah maupun lembaga
konsultan yang ditunjuk oleh pihak pemrakarsa.

2.1 Komponen Lingkungan Terkena Dampak

2.1.1 Komponen Geo-Fisik-Kimia

2.1.1.1 Iklim Mikro


Kondisi iklim di daerah Izin Usaha Pertambangan relatif sama dengan
daerah lainnya di Indonesia yaitu iklim tropis, yang memiliki pembagian
dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau, Mengingat belum
tersedianya data iklim mikro secara lengkap di istansi terkait sedangkan
data secara macro berupa peta curah hujan rata-rata tahunan
berdasarkan pada data dari badan meteororogi dan geofisika Kab. Buru
Selatan ( 2009 ) dimana rata-rata curah hujan setahun berkisar antara
2.500 — 3.000 mm. Sedangkan didasarkan atas catatan stasiun curah
hujan antara Tahun 2005 - 2009 rata-rata curah hujan tahunan antara
2.178,4 — 3.846,7 mm dan terendah terjadi pada tahun 2008, sebesar
1,848 mm. Dan data tersebut dapat diketahui bahwa daerah kegiatan
eksploitasi termasuk pada iklim tropis basah yang dicirikan oleh curah
hujan rata-rata perbulan berkisar 66,61 — 387 mm, sedang rata-rata
setahun 1.848 — 3.846 mm. Curah hujan tertinggi pada bulan April dan
terendah pada bulan september. Berdasarkan hasil pengukuran PPLH
2010, suhu udara di daerah kegiatan operasi produksi berkisar antara
20,4°C- 30,1°C dan rata-rata adalah 26,8°C - 30°C Kelembaban nisbi di
daerah ini antara 73 — 90%, kecepatan angin 0,1- 1,92 sedangkan arah
angin berkisar antara 75 - 320°.

ANDAL Penambangan Batu Gamping dan Mineral Ikutannya oleh PT. Pancar Buana 1
Desa Waekatin Kec. Leksula Kab. Buru Selatan II - 1
PT. PANCAR BUANA 1

2.1.1.2 Geologi
Daerah IUP Eksplorasi bahan galian batugamping dan mineral

ikutannya secara stratigrafi menurut N. Ratman dan S. Atmawinata

Berdasarkan hasil survey dan penelitian terdahulu di lapangan daerah

penyelidikan disusun oleh jenis batuan sebagai berikut.

Formasi Wahlua (Pzw), batuan malihan derajat menengah, berfasies dari

sekis hijau sampai amfibolit bawah, filit, batupasir metaarkosa, kuarsit

dan pualam, urat kuarsa bukan hasil magma Di dalam sayatan tipis

batuan ini holokristalin, menunjukkan tekstur granoblastik, struktur

foliasi/skistositi dan liniasi, berbutir halus hingga berukuran 0,5 mm,

bentuk xenoblast, disusun oleh mineral – mineral kuarsa,

muskovit/serisit, tremolit-aktinolit dan sedikit mineral opak serta zirkon.

Kuarsa, tak berwarna, berukuran hingga 0,5 mm, bentuk butir

xenoblast, hubungan antar butirnya saling bertautan, menunjukkan

pemadaman bergelombang, sebagian besar kuarsa mengelompok.

Muskovit/serisit, tak berwarna, berbutir sangat halus hingga berukuran

0,1 mm, terdapat mengelompok membentuk liniasi/foliasi dan

perulangan dengan mineral-meral kuarsa, umumnya berbentuk

tabular/xenoblast.

Formasi Rana (Pzr), filit, batu sabak, metaarkosa, metagrewake dan

pualam, urat kuarsa (Foto 3). Di dalam sayatan tipis batuan ini

menunjukkan tekstur klastik, berbutir halus hingga berukuran 0,3 mm,

kemas terbuka, terpilah buruk, menyudut tanggung-membundar, sedikit

berongga/sarang, terdiri dari fragmen – fragmen fosil didalam massa

dasar mikrokristalin karbonat. Pada beberapa bagian tampak mineral

ANDAL Penambangan Batu Gamping dan Mineral Ikutannya oleh PT. Pancar Buana 1
Desa Waekatin Kec. Leksula Kab. Buru Selatan II - 2
PT. PANCAR BUANA 1

kalsit yang mengisi rekahan – rakahan membentuk urat-urat halus yang

berpotongan, sedangkan mineral opak terdapat menyebar. Fragmen

Fosil, berukuran hingga 0,3 mm, sebagian besar fosil nampak utuh dan

sebagian berupa pecahan – pecahan yang menyudut, jenis fosil

foriminifera, disusun oleh mikrokristalin kalsit yang berwarna terang,

sebagian lagi nampak kusam hingga mendekati opak. Mineral opak,

berwarna hitam kecoklatan, berbutir sangat halus, kedap cahaya,

terdapat menyebar dalam jumlah sangat sedikit (trace). Masa dasar

terdiri dari mikrokristalin karbonat dan fragmen – fragmen fosil berbutir

halus, tak berwarna, agak kusam, selain itu terdapat urat halus kalsit

yang saling berpotongan.

Formasi Ghegan (TRg), batugamping dolomit, kalkareus dan serpih serta

napal, serpih umumnya berbitumen.

Formasi Dalan (TRd), metabatupasir, batuserpih, serpentinit, batulanau,

rijang, napal dan konglomerat

Formasi Mefa (Jm), terdiri dari basal dan tufa yang dicirikan oleh adanya

lava berstruktur bantal dan terobosan diabas

Formasi Kuma (MTk), dicirikan oleh konglomerat aneka bahan yang

komponennya berasal dari batuan Trias tersebut.

Formasi Waeken (Tomw), terdiri dari napal, napal pasiran dan kalsilutit.

Napal merupakan unsur utama satuan, berlapis tebal. Di dalam sayatan

tipis batuan ini telah mengalami deformasi kataklastik, menunjukkan

tekstur porphyroclasts dan foliasi, berbutir halus hingga berukuran 1

mm, bentuk butir menyudut, disusun oleh fragmen – fragmen kuarsa

ANDAL Penambangan Batu Gamping dan Mineral Ikutannya oleh PT. Pancar Buana 1
Desa Waekatin Kec. Leksula Kab. Buru Selatan II - 3
PT. PANCAR BUANA 1

dan urat kuarsa dengan sedikit garnet didalam masa dasar serisit-klorit-

mikrogranular kuarsa, selain itu terdapat mineral opak/oksida besi

mengisi rekahan-rekahan halus dan tersebar. Tampak urat kuarsa

memotong masa batuan. Kuarsa, terdapat sebagai fragmen, sebagian

membentuk urat/mengisi rongga-rongga dan tersebar membentuk masa

dasar berupa mineral mikrogranular/ mikrokristalin, tidak berwarna,

berbutir halus hingga berukuran 1 mm, bentuk butir menyudut,

menunjukkan foliasi/liniasi dan pemadaman bergelombang, setempat

antar butiranya saling bertautan, bagian tepi mineralnya tampak

bergerigi.

Formasi Wakatin (Tmw), terdiri dari batuan sedimen bersusunan andesit

dengan sisipan grewake.

Formasi Hotong(Tmh), batuan klastika turbidit seperti batupasir

serpihan, batulempung, batulanau dan batugamping konglomeratan.

Formasi Ftau (Tmfv), terdiri dari batuan sedimen bersusunan andesit

dengan sisipan grewake .

Formasi Leko (Tpl), terdiri dari batuan klastika laut dangkal seperti,

konglomerat, batupasir dan batugamping.

Batuan Sedimen Ambalau (Tpa), terobosan andesit biotit. Satuan ini

tidak tersingkap di daerah penelitian.

Undak Pantai (Ql), terdiri dari kerikil, kerakal, pasir, lumpur dan

batugamping terumbu.

ANDAL Penambangan Batu Gamping dan Mineral Ikutannya oleh PT. Pancar Buana 1
Desa Waekatin Kec. Leksula Kab. Buru Selatan II - 4
PT. PANCAR BUANA 1

Batugamping Terumbu (Qt), berwarna putih dan kelabu sebahagian

menghablur kembali, koral melimpah juga koral melimpah

Aluvium (Qa), terdiri dari, kerikil, kerakal, pasir lumpur dan lempung.
Umumnya tersebar di sekitar pantai.

2.1.1.3 Kualitas Udara dan Kebisingan


Gambaran umum tingkat kualitas udara di wilayah sekitar lokasi
kegiatan penambangan berdasarkan hasil pengukuran langsung di
sekitar Desa Waekatin. Data kualitas udara di sekitar wilayah studi
disajikan pada Tabel 2-4.

Data Kualitas Udara di Sekitar Wilayah Studi (Pengukuran 1 Jam)

Lokasi Baku
No Parameter Uji Satuan Mutu
U-01 U-02
1 Sulfur Dioksida (SO2) µg/Nm3 8.7 9..2 900
3
2 Nitrogen Dioksida (NO2) µg/Nm 28.6 32.1 400
3
3 Karbon Monoksida (CO) µg/Nm 5.000 6.000 30.000
4 Debu µg/Nm3 48.6 52.1 -
Sumber: Data Primer, 2018
Keterangan: Baku mutu berdasarkan PP No. 41 Tahun 1999

Hal ini dapat pula dipastikan dengan menentukan indeks kualitas udara
di lokasi kegiatan dan sekitarnya, yang dihitung menggunakan metode
yang dikembangkan oleh Anjaneyulu dan Manickam, 2007
(Environmental Impact Assessment Methodologies) berdasarkan
persamaan :

( )
n
1 Ci
API = ∑ .100
n i=1 S i

Dimana Ci adalah konsentrasi parameter udara terukur dan Si standar


kualitas udara. Hasil perhitungan ini disajikan pada Tabel 2-6.

ANDAL Penambangan Batu Gamping dan Mineral Ikutannya oleh PT. Pancar Buana 1
Desa Waekatin Kec. Leksula Kab. Buru Selatan II - 5
PT. PANCAR BUANA 1

Indeks Kualitas Udara di Sekitar Wilayah Studi

Rating Kualitas
Baku
No Parameter Parameter
Mutu
U-01 U-02
1 Sulfur Dioksida (SO2) 365 4,946 1,918
2 Nitrogen Dioksida (NO2) 150 29,773 10,628
3 Karbon Monoksida (CO) 10.000 6,110 3,611
5 Debu (TSP) 230 14,660 11,665
Air Pollution Index (API) 13,872 6,955
Sumber: Olahan Data Primer, 2018

Berdasarkan hasil perhitungan indeks kualitas udara, terlihat bahwa


indeks kualitas udara (Air Pollution Index-API) di sekitar lokasi studi
berkisar antara 6,955-13,872. Terlihat bahwa pada semua titik
pengukuran, kondisi kualitas udara dinilai masih sangat baik (skala 5)

Tingkat kebisingan di sekitar lokasi rencana penambangan PT. Pancar


Buana 1 dapat digambarkan dari hasil pengukuran secara terus
menerus yaitu setiap lima detik dalam waktu 10 menit (mengacu pada
Kepmen-LH No. 48 Tahun 1996). Data kebisingan di sekitar wilayah
studi disajikan pada Tabel 2-7. Tingkat kebisingan siang hari di rencana
lokasi kegiatan berkisar antara 47,6-53,25 dB(A). Berdasarkan skala
kualitas lingkungan untuk parameter tingkat kebisingan menunjukkan
bahwa tingkat kebisingan di lokasi proyek dan sekitarnya dalam kategori
sangat baik (skala 5).

Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan Siang Hari

Hasil
No Parameter Satuan Baku Mutu
ST-01 ST-02
1 Kebisingan dB 50.5 52.9
Industri (70 dB)
Sumber: Data Primer, 2018
Keterangan: Baku mutu berdasarkan Kepmen-LH No. 48 Tahun 1996

2.1.1.4 Hdirologi dan Kualitas Air


1. Hidrologi

Secara Hidrologi, wilayah Kabupaten Buru Selatan terkelompok dalam


wilayah daerah basah dengan curah hujan >2.000 mm/tahun dan
wilayah daerah kering dengan curah hujan kurang <2.000 mm/tahun.

ANDAL Penambangan Batu Gamping dan Mineral Ikutannya oleh PT. Pancar Buana 1
Desa Waekatin Kec. Leksula Kab. Buru Selatan II - 6
PT. PANCAR BUANA 1

Daerah basah berada pada wilayah sebelah utara jalur Buru Selatan
dengan bulan basah sekitar 5 sampai 9 bulan dalam setahun, sedang
daerah kering berada pada wilayah sebelah Selatan dan Timur dengan
bulan basah antara 3 sampai 4 bulan dalam setahun.

2. Kualitas air permukaan

Untuk menganalisa kualitas air di sekitar lokasi kegiatan penambangan


PT. Pancar Buana 1, maka diambil sampel air sungai desa Waekatin.
Hasil analisis laboratorium sampel air sungai desa Waekatin disajikan
pada Tabel 2-8. Dari hasil analisis laboratorium terlihat bahwa
umumnya konsentrasi parameter-parameter penentu kualitas air sungai
desa Waekatin masih berada di bawah baku mutu sesuai PP No. 82
Tahun 2001 untuk baku mutu air kelas I, kecuali Biological Oxygen
Demand yang telah melampaui baku mutu. Untuk menentukan
kualitasnya secara keseluruhan maka digunakan nilai Indeks
Pencemaran (IP) sebagaimana diatur dalam Kepmen-LH No. 115 Tahun
2003. Hasil perhitungan IP diperlihatkan pada Tabel 2-9. Terlihat bahwa
IP air sungai sebesar 2,459, yang berarti bahwa kondisi air sungai desa
Waekatin yang berada di sekitar lokasi kegiatan berada dalam kategori
tercemar ringan (skala 4).

Hasil Analisis Laboratorium Sampel Air Sungai Desa Waekatin di Sekitar


Lokasi Kegiatan

Hasil
N Satua Baku Mutu
Parameter Pemeriksaan
o n
AS-01 I II
Fisika
o
1 Suhu c 28.5
Total Disolved Solid
2 ( TDS ) mg/l 335 1000 1000
Total Suspendid Solid
3 ( TSS )* mg/l 18.86 50 50
Kimia
4 pH ( Derajat Keasaman )* - 7.48 6– 9 6– 9
5 Disolved Oxygen ( DO ) mg/l 5.9 6 4
Chemical Oxygen Demand
6 ( COD ) mg/l 22.1 10 25
7 Amonia ( NH4 ) mg/l 0.088 0.5 -
8 Biologycal Oxygen mg/l 2.8 2 3

ANDAL Penambangan Batu Gamping dan Mineral Ikutannya oleh PT. Pancar Buana 1
Desa Waekatin Kec. Leksula Kab. Buru Selatan II - 7
PT. PANCAR BUANA 1

Hasil
N Satua Baku Mutu
Parameter Pemeriksaan
o n
AS-01 I II
Demand ( BOD )
9 Phosfate ( PO4 ) mg/l 0.072 0.2 0.2
10 Nitrit ( Sebagai NO2 ) mg/l 2.3 0.06 0.06
11 Nitrat ( Sebagai NO3 ) mg/l 0.019 10 10
12 Khlorida mg/l 0.0045 600 -
13 Flourida mg/l 0.0138 0.5 1.5
14 Senyawa Fenol ug/l 0.019 1 1
15 Cadmium ( Cd ) mg/l 0.0045 0.01 0.01
16 Krom val. 6 ( Cr+6 ) mg/l 0.0138 0.05 0.05
17 Tembaga ( Cu ) mg/l 0.0049 0.02 0.02
18 Timbal ( Pb ) mg/l 0.0028 0.03 0.03
19 Seng ( Zn ) mg/l 0.0312 0.05 0.05
20 Raksa ( Hg ) mg/l 0.0001 0.001 0.002
21 Besi ( Fe ) mg/l 0.0761 0.3 -
22 Mangan ( Mn ) mg/l 0.0657 0.1 -
23 Selenium ( Se ) mg/l 0.0028 0.01 0.05
24 Arsen ( As ) mg/l 0.0211 0.05 1
25 Cobalt ( Co ) mg/l 0.0869 0.2 0.2
26 Sianida ( CN ) mg/l 0.001 0.02 0.02
27 Detergen Sebagai MBAS mg/l 46.9 0.2 0.2
28 Minyak Lemak ug/l 1 1 1

Sumber : Data sekunder, 2018 (Baku mutu air Kls. I sesuai PP No. 82
Tahun 2001)

Analisis Indeks Pencemaran Air Sungai Desa Waekatin

Baku Mutu (Li)


N Konsentrasi Ci/Li)
Parameter Satuan
o (Ci)
I II I II

Fisika

o
1 Suhu c 28.5 Suhu udara ±3 Suhu udara ±3

2 Total Disolved Solid ( TDS ) mg/l 335 1000 1000 0.335 0.335

3 Total Suspendid Solid ( TSS )* mg/l 18.86 50 50 0.3772 0.3772

Kimia

4 pH ( Derajat Keasaman )* - 7.48 6– 9 6– 9 0.997333333 0.997333333

5 Disolved Oxygen ( DO ) mg/l 5.9 6 4 0.983333333 1.475

6 Chemical Oxygen Demand ( COD ) mg/l 22.1 10 25 2.21 0.884

7 Amonia ( NH4 ) mg/l 0.088 0.5 - 0.176 -

8 Biologycal Oxygen Demand ( BOD ) mg/l 2.8 2 3 1.4 0.933333333

4
9 Phosfate ( PO ) mg/l 0.072 0.2 0.2 0.36 0.36

10 Nitrit ( Sebagai NO2 ) mg/l 2.3 0.06 0.06 38.33333333 38.33333333

ANDAL Penambangan Batu Gamping dan Mineral Ikutannya oleh PT. Pancar Buana 1
Desa Waekatin Kec. Leksula Kab. Buru Selatan II - 8
PT. PANCAR BUANA 1

Baku Mutu (Li)


N Konsentrasi Ci/Li)
Parameter Satuan
o (Ci)
I II I II

11 Nitrat ( Sebagai NO3 ) mg/l 0.019 10 10 0.0019 0.0019

12 Khlorida mg/l 0.0045 600 - 0.0000075 -

13 Flourida mg/l 0.0138 0.5 1.5 0.0276 0.0092

14 Senyawa Fenol ug/l 0.019 1 1 0.019 0.019

15 Cadmium ( Cd ) mg/l 0.0045 0.01 0.01 0.45 0.45

16 Krom val. 6 ( Cr+6 ) mg/l 0.0138 0.05 0.05 0.276 0.276

17 Tembaga ( Cu ) mg/l 0.0049 0.02 0.02 0.245 0.245

18 Timbal ( Pb ) mg/l 0.0028 0.03 0.03 0.093333333 0.093333333

19 Seng ( Zn ) mg/l 0.0312 0.05 0.05 0.624 0.624

20 Raksa ( Hg ) mg/l 0.0001 0.001 0.002 0.1 0.05

21 Besi ( Fe ) mg/l 0.0761 0.3 - 0.253666667 -

22 Mangan ( Mn ) mg/l 0.0657 0.1 - 0.657 -

23 Selenium ( Se ) mg/l 0.0028 0.01 0.05 0.28 0.056

24 Arsen ( As ) mg/l 0.0211 0.05 1 0.422 0.0211

25 Cobalt ( Co ) mg/l 0.0869 0.2 0.2 0.4345 0.4345

26 Sianida ( CN ) mg/l 0.001 0.02 0.02 0.05 0.05

27 Detergen Sebagai MBAS mg/l 46.9 0.2 0.2 234.5 234.5

28 Minyak Lemak ug/l 1 1 1 1 1

Sumber : Data Olahan, 2018

Hasil Analisis Laboratorium Sampel Air Sungai Desa Waekatin di Sekitar


Lokasi Kegiatan

Hasil
N Baku Mutu
Parameter Satuan Pemeriksaan
o
AS-02 I II
Fisika
o
1 Suhu c 28.9
2 Total Disolved Solid ( TDS ) mg/l 292 1000 1000
3 Total Suspendid Solid ( TSS )* mg/l 20.8 50 50
Kimia
4 pH ( Derajat Keasaman )* - 7.7 6– 9 6– 9
5 Disolved Oxygen ( DO ) mg/l 5.6 6 4
Chemical Oxygen Demand ( COD
6 ) mg/l 23.8 10 25
7 Amonia ( NH4 ) mg/l 0.117 0.5 -
Biologycal Oxygen Demand
8 ( BOD ) mg/l 2.9 2 3
9 Phosfate ( PO4 ) mg/l 0.084 0.2 0.2
10 Nitrit ( Sebagai NO2 ) mg/l 2.3 0.06 0.06
11 Nitrat ( Sebagai NO3 ) mg/l 2.7 10 10
12 Khlorida mg/l 0.0045 600 -

ANDAL Penambangan Batu Gamping dan Mineral Ikutannya oleh PT. Pancar Buana 1
Desa Waekatin Kec. Leksula Kab. Buru Selatan II - 9
PT. PANCAR BUANA 1

Hasil
N Baku Mutu
Parameter Satuan Pemeriksaan
o
AS-02 I II
13 Flourida mg/l 0.0138 0.5 1.5
14 Senyawa Fenol ug/l 0.012 1 1
15 Cadmium ( Cd ) mg/l 0.0079 0.01 0.01
16 Krom val. 6 ( Cr+6 ) mg/l 0.0158 0.05 0.05
17 Tembaga ( Cu ) mg/l 0.0029 0.02 0.02
18 Timbal ( Pb ) mg/l 0.0016 0.03 0.03
19 Seng ( Zn ) mg/l 0.0327 0.05 0.05
20 Raksa ( Hg ) mg/l 0.0001 0.001 0.002
21 Besi ( Fe ) mg/l 0.0916 0.3 -
22 Mangan ( Mn ) mg/l 0.0637 0.1 -
23 Selenium ( Se ) mg/l 0.0023 0.01 0.05
24 Arsen ( As ) mg/l 0.0358 0.05 1
25 Cobalt ( Co ) mg/l 0.0896 0.2 0.2
26 Sianida ( CN ) mg/l 0.001 0.02 0.02
27 Detergen Sebagai MBAS mg/l 37.9 0.2 0.2
28 Minyak Lemak ug/l 0.177 1 1

Analisis Indeks Pencemaran Air Sungai Desa Waekatin

N Satua Konsentras Baku Mutu (Li) Ci/Li)


Parameter
o n i (Ci) I II I II

Fisika
Suhu udara Suhu udara
o
1 Suhu c 28.9 ±3 ±3
2 Total Disolved Solid ( TDS ) mg/l 292 1000 1000 0.292 0.292
3 Total Suspendid Solid ( TSS )* mg/l 20.8 50 50 0.416 0.416
Kimia
4 pH ( Derajat Keasaman )* - 7.7 6– 9 6– 9 1.026666667 1.026666667
5 Disolved Oxygen ( DO ) mg/l 5.6 6 4 0.933333333 1.4
6 Chemical Oxygen Demand ( COD ) mg/l 23.8 10 25 2.38 0.952
7 Amonia ( NH4 ) mg/l 0.117 0.5 - 0.234 -
Biologycal Oxygen Demand ( BOD
8 ) mg/l 2.9 2 3 1.45 0.966666667
4
9 Phosfate ( PO ) mg/l 0.084 0.2 0.2 0.42 0.42
10 Nitrit ( Sebagai NO2 ) mg/l 2.3 0.06 0.06 38.33333333 38.33333333
11 Nitrat ( Sebagai NO3 ) mg/l 2.7 10 10 0.27 0.27
12 Khlorida mg/l 0.0045 600 - 0.0000075 -
13 Flourida mg/l 0.0138 0.5 1.5 0.0276 0.0092
14 Senyawa Fenol ug/l 0.012 1 1 0.012 0.012
15 Cadmium ( Cd ) mg/l 0.0079 0.01 0.01 0.79 0.79
+6
16 Krom val. 6 ( Cr ) mg/l 0.0158 0.05 0.05 0.316 0.316
17 Tembaga ( Cu ) mg/l 0.0029 0.02 0.02 0.145 0.145

ANDAL Penambangan Batu Gamping dan Mineral Ikutannya oleh PT. Pancar Buana 1
Desa Waekatin Kec. Leksula Kab. Buru Selatan II - 10
PT. PANCAR BUANA 1

N Satua Konsentras Baku Mutu (Li) Ci/Li)


Parameter
o n i (Ci) I II I II

18 Timbal ( Pb ) mg/l 0.0016 0.03 0.03 0.053333333 0.053333333


19 Seng ( Zn ) mg/l 0.0327 0.05 0.05 0.654 0.654
20 Raksa ( Hg ) mg/l 0.0001 0.001 0.002 0.1 0.05
21 Besi ( Fe ) mg/l 0.0916 0.3 - 0.305333333 -
22 Mangan ( Mn ) mg/l 0.0637 0.1 - 0.637 -
23 Selenium ( Se ) mg/l 0.0023 0.01 0.05 0.23 0.046
24 Arsen ( As ) mg/l 0.0358 0.05 1 0.716 0.0358
25 Cobalt ( Co ) mg/l 0.0896 0.2 0.2 0.448 0.448
26 Sianida ( CN ) mg/l 0.001 0.02 0.02 0.05 0.05
27 Detergen Sebagai MBAS mg/l 37.9 0.2 0.2 189.5 189.5
28 Minyak Lemak ug/l 0.177 1 1 0.177 0.177

Hasil Analisis Laboratorium Sampel Air Sumur Desa Waekatin di Sekitar


Lokasi Kegiatan

N Hasil Pemeriksaan Ci/Li


Parameter Satuan Baku Mutu
o I II I II

Fisika
tidak tidak tidak
1 Bau berbau berbau berbau tidak berbau tidak berbau tidak berbau
tidak tidak tidak
2 Rasa berasa berasa berasa tidak berasa tidak berasa tidak berasa

3 Warna Skala TCU 10 10 50 0.2 0.2


Total Padatan Terlarut
4 (TDS) mg/l 89 69 1000 0.089 0.069

5 Kekeruhan NTU 1.12 6.6 25 0.0448 0.264


suhu udara suhu udara suhu udara
6 Suhu 0C 27.5 27.8 +30C +30C +30C

Kimia

7 pH (Derajat Keasaman) mg/l 7.6 7.34 6.5-8.5 1.013333333 0.978666667

8 Nitrat mg/l 0.88 0.91 10 0.088 0.091

9 Nitrit mg/l 0.011 0.006 1 0.011 0.006

10 Kesadahan mg/l 19.6 51.9 500 0.0392 0.1038

11 Flourida mg/l 0.4127 0.5682 1.5 0.275133333 0.3788

12 Peptisida total mg/l 0.008 0.002 0.1 0.08 0.02

13 Sulfat mg/l 12.7 22.6 400 0.03175 0.0565

14 Besi mg/l 0.0372 0.1044 1 0.0372 0.1044

15 Mangan mg/l 0.0588 0.2522 0.5 0.1176 0.5044

16 Cadmium mg/l 0.0027 0.0019 0.005 0.54 0.38

17 Krom vol.6 mg/l 0.004 0.0175 0.05 0.08 0.35

18 Timbal mg/l 0.0008 0.0015 0.05 0.016 0.03

19 Seng mg/l 0.6267 0.8226 15 0.04178 0.05484

20 Raksa mg/l 0.0001 0.0001 0.001 0.1 0.1

21 Selenium - 0.002 0.002 0.01 0.2 0.2

22 Arsen mg/l 0.0139 0.0177 0.05 0.278 0.354

ANDAL Penambangan Batu Gamping dan Mineral Ikutannya oleh PT. Pancar Buana 1
Desa Waekatin Kec. Leksula Kab. Buru Selatan II - 11
PT. PANCAR BUANA 1

N Hasil Pemeriksaan Ci/Li


Parameter Satuan Baku Mutu
o I II I II

23 Sianida mg/l 0.001 0.001 0.1 0.01 0.01

24 Detergen sebagai MBAS mg/l 0.158 0.086 0.5 0.316 0.172


MPN/100
25 Zat Organik ml 2.8 1.9 10 0.28 0.19

2.1.1.5 Kualitas Tanah


Dalam studi ini dilakukan pengukuran kualitas tanah, khususnya
kualitas fisis tanah. Hal ini diperlukan untuk memprediksi laju
sedimentasi akibat pengikisan tanah yang diakibatkan oleh aliran
permukaan pada saat hujan. Pengukuran kualitas dilakukan oleh Tim
Studi di 3 (tiga). Data hasil pengukuran disajikan pada Tabel 2-15.
Untuk memprakirakan laju erosi akibat aliran permukaan pada lokasi
studi, terlebih dahulu dilakukan analisa prediksi erosi dengan
menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss Equation) dengan
menggunakan persamaan Wischmeier dan Smith (1960):

A=R . K . L . S . C . P

dimana A adalah besarnya kehilangan tanah persatuan luas


lahan(ton.ha-1.thn-1), R adalah erosivitas curah hujan dan aliran
permukaan untuk daerah tertentu (MJ.mm.ha -1hr-1yr-1), K adalah
erodibilitas tanah untuk horison tanah tertentu (ton.ha.hr.MJ -1.nn-1.ha-
1
), L adalah panjang lereng (m), S adalah kemiringan lereng (%), C
adalah pengelolaan tanaman (dimensionless), dan P adalah tindakan
konservasi tanah (dimensionless).

Parameter Kualitas Tanah di Sekitar Lokasi Kegiatan

N
Parameter Satuan TR-1 TR-2 TR-3
o
1 pH (H2O) - 6,51 7,25 7,98
2 Bahan Organik % 2,00 1,67 0,06
3 P-tersedia ppm 12,83 13,77 11,89
4 K-tersedia 0,56 0,65 0,66
5 N-total % 0,26 0,19 0,17
me/
6 KTK 53,95 41,03 30,39
100gr
7 Ca me/ 0,62 0,53 0,46

ANDAL Penambangan Batu Gamping dan Mineral Ikutannya oleh PT. Pancar Buana 1
Desa Waekatin Kec. Leksula Kab. Buru Selatan II - 12
PT. PANCAR BUANA 1

N
Parameter Satuan TR-1 TR-2 TR-3
o
100gr
me/
8 Mg 0,10 0,09 0,08
100gr
9 Berat Volume g/cm3 1,51 1,42 1,33
10 Permeabilitas cm/jam 4,81 192,02 231,91
11 Kadar Air %
Liat % 4.78 7,63 2,24
Pasir % 21,08 18,58 67,98
Debu % 74,14 73,79 29,78
12
Lempun
Lempung Lempung
Tipe Substrat - g
Berdebu Berpasir
Berdebu
Sumber: Data Primer, 2018

Erosivitas hujan merupakan kemampuan butir-butir hujan dalam


menghancurkan tanah sehingga terjadi erosi. Semakin tinggi erosivitas
hujan maka potensi erosi tanah semakin tinggi. Erosivitas hujan dapat
dihitung menggunakan persamaan Lenvain (1975):

Rb =2 , 21. ( Pb )1 ,36

dimana Rb adalah erosivitas hujan dan Pb adalah curah hujan bulanan


(cm).

Erosivitas hujan di sekitar tapak proyek

Curah Hujan
No. Bulan Rb
(cm)
1 Januari 21,59 144,20
2 Februari 23,08 157,90
3 Maret 24,95 175,55
4 April 21,29 141,49
5 Mei 23,27 159,67
6 Juni 19,91 129,16
7 Juli 21,83 146,39
8 Agustus 10,55 54,45
9 September 13,03 72,56
10 Oktober 13,53 76,38
11 November 22,32 150,87
12 Desember 22,43 151,89
Total 1.560,52
Sumber: Data sekunder, 2017

ANDAL Penambangan Batu Gamping dan Mineral Ikutannya oleh PT. Pancar Buana 1
Desa Waekatin Kec. Leksula Kab. Buru Selatan II - 13
PT. PANCAR BUANA 1

Tabel 2-12 memperlihatkan hasil perhitungan erosivitas hujan


berdasarkan catatan data curah hujan di sekitar lokasi proyek.
Erodibilias tanah atau kepekaan erosi tanah didefinisikan sebagai
mudah tidaknya tanah untuk tererosi. Kepekaan erosi tanah merupakan
fungsi dari sifat-sifat fisik tanah dan pengelolaanya, yang merupakan
fungsi beberapa interaksi sifat-sifat fisik dan kimia tanah. Beberapa
peneliti telah mendapatkan beberapa metode untuk menghitung
besarnya nilai kepekaan erosi tanah baik secara kuantitatif maupun
secara kualitatif berdasarkan sifat fisik tanah seperti tekstur,
permeabilitas, stabilitas agregat, dan kandungan bahan organik tanah.
Dari data tersebut selanjutnya dihitung erodibilitas tanah pada masing-
masing titik sebagaimana disajikan pada Tabel 2-14. Hasil analisis
erodibilitas selanjutnya digunakan untuk menentukan erosi aktual,
yakni besarnya erosi yang terjadi pada saat ini. Erosi aktual dipengaruhi
oleh faktor erosivitas hujan, erodibilitas, panjang dan kelas lereng, jenis
vegetasi di lokasi studi dan jenis konservasi yang ada. Terlihat bahwa
erosi aktual yang terjadi di kedua lokasi dinilai cukup rendah karena
lahan masih dalam kondisi yang tertutup oleh vegetasi.

Erodibilitas tanah (K) dan erosi aktual di sekitar tapak proyek

Erosi
Permeab
Tekstu Strukt aktual
No Loka Porosit i-litas
r ur K (ton/
. si as (%) (cm/jam
Tanah tanah ha/
)
thn)
Lempu Granul
ng er 0,778
1 TR-1 22 4,81 0,467
Berdeb Halus 9
u (kode 2)
Lempu Granul
ng er 0,783
2 TR-2 32 192,02 0,578
Berdeb Halus 0
u (kode 2)
Lempu Granul
ng er 0,499
3 TR-3 33 321,91 0,527
Berpasi Halus 2
r (kode 2)
Sumber: Data Primer, 2018

ANDAL Penambangan Batu Gamping dan Mineral Ikutannya oleh PT. Pancar Buana 1
Desa Waekatin Kec. Leksula Kab. Buru Selatan II - 14
PT. PANCAR BUANA 1

Sedimen yang akan memasuki badan air selanjutnya dihitung


menggunakan persamaan (Asdak, 2007):

Y =E .( SDR). A p

Dimana Y adalah hasil sedimen per satuan luas, E adalah jumlah erosi
(66,642 ton/tahun), dan Ap adalah luas penampang aliran (47 Ha). SDR
adalah Sediment Delivery Ratio (Nisbah Pelepasan Sedimen) yang
ditentukan menggunakan persamaan:

−0,2
SDR =−0 , 02+0 , 385. A
Sehingga diperoleh nilai SDR 0,158 untuk luas lahan 47 Ha. Dengan
demikian maka sedimen yang akan memasuki badan air per tahun
adalah:

YTR-1 = 0,467 x 0,2 x 47 = 3,4679 ton/tahun

YTR-2 = 0,578 x 0,2 x 47 = 4,2922 ton/tahun

YTR-3 = 0,527 x 0,2 x 47 = 3,9135 ton/tahun

Terlihat bahwa sedimen yang akan memasuki badan air cukup besar
jika tidak dilakukan pengelolaan dengan baik. Hal ini tentu berdampak
besar atas penurunan kualitas air.

2.1.1.6 Transportasi (Arus lalulintas)


Dalam teknik rekayasa lalulintas, volume lalulintas merupakan salah
satu peubah (variabel) yang paling penting, pada dasarnya merupakan
perhitungan yang berhubungan dengan jumlah gerakan per satuan
waktu pada lokasi tertentu. Studi volume lalulintas bertujuan untuk
menetapkan nilai kepentingan relatif suatu rute, fluktuasi dalam arus,
distribusi lalulintas pada sebuah sistem jalan, dan kecenderungan
pemakai jalan. Survei volume lalulintas akan menjadi kriteria awal
untuk melihat kinerja transportasi dan rencana pengembangan
transportasi ke depan. Jumlah kendaraan yang melewati suatu titik
pada jalan per satuan waktu disebut arus lalulintas yang dinyatakan
dalam smp/jam (Qsmp) atau arus harian dalam bentuk LHRT (Lalu lintas
Harian Rata-rata Tahunan) (Dirjen Bina Marga, 1997). Dalam studi ini

ANDAL Penambangan Batu Gamping dan Mineral Ikutannya oleh PT. Pancar Buana 1
Desa Waekatin Kec. Leksula Kab. Buru Selatan II - 15
PT. PANCAR BUANA 1

telah dilakukan pengamatan kondisi arus lalulintas di sekitar lokasi


rencana kegiatan. Dari titik pantau tersebut, kondisi lalulintas masih
lengang dengan kepadatan rata-rata 4 kendaraan per jam. Sesuai
dengan Manual Kinerja Jalan Indonesia (Dirjen Bina Marga, 1997)
selanjutnya dapat ditentukan kapasitas ruas jalan menggunakan
persamaan:

C=C0 . FC W . FC SP . FC SF . FC CS

Dimana C adalah kapasitas ruas jalan (smp/jam), C0 adalah kapasitas


dasar (smp/jam), FCW adalah faktor penyesuaian lebar jalur lalulintas,
FCSP adalah faktor penyesuaian pemisahan arah, FCSF adalah faktor
penyesuaian akibat hambatan samping, dan FCCS adalah faktor
penyesuaian ukuran kota. Dengan lebar jalan 8 m dan jalur dua arah
tanpa pemisah, maka diperoleh kapasitas jalan sekitar lokasi kegiatan C
= 2,8 smp/jam. Dari data tersebut selanjutnya dapat ditentukan kinerja
ruas jalan berdasarkan derajat kejenuhannya menggunakan persamaan:

V
DS =
C

Dimana DS adalah derajat saturasi, V adalah volume total kendaraan,


dan C adalah kapasitas jalan, sehingga diperoleh derajat kejenuhan
jalan sekitar lokasi studi sebesar DS = 0,0019. Oleh karena itu, kinerja
ruas jalan sekitar lokasi studi dikategorikan dengan layanan sangat baik
(skala 5).

2.1.2 Komponen Biologi

2.1.2.1 Flora
Kegiatan survey flora dilakukan dengan menggunakan pendekatan
analisis vegetasi dengan melakukan penilaian kualitas flora atau
vegetasi dengan menggunakan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif
dilakukan dengan menggunakan beberapa parameter diantaranya
kerapatan, kerapatan relatif, frekuensi, frekuensi relatif, dominansi,
dominansi relatif, Indeks Nilai Penting dan Indeks Keanekaragaman.
Beberapa parameter tersebut memberikan gambaran mengenai kondisi

ANDAL Penambangan Batu Gamping dan Mineral Ikutannya oleh PT. Pancar Buana 1
Desa Waekatin Kec. Leksula Kab. Buru Selatan II - 16
PT. PANCAR BUANA 1

lingkungan suatu wilayah yang berkaitan erat dengan kemampuan


fungsi vegetasi dalam menjaga kestabilan ekosistem. Kerapatan suatu
jenis menggambarkan tentang jumlah individu jenis yang bersangkutan
pada satuan luasan tertentu, frekuensi jenis menggambarkan
kemampuan jenis tersebut untuk beradaptasi terhadap kondisi
lingkungannya, dominansi suatu jenis menggambarkan tentang
penguasaan suatu jenis terhadap jenis lainnya pada kondisi tempat
tumbuh, sedang keanekaragaman jenis menggambarkan stabilitas suatu
ekosistem yang mendukung kehidupan satwa liar baik sebagai habitat,
tempat berlindung dan berbiak, serta sebagai sumber makanannya.
Indeks Nilai Penting mengambarkan tentang peranan suatu jenis dalam
mendukung kestabilan ekosistem.

Peningkatan kualitas lingkungan yang diperankan oleh tumbuhan dalam


melakukan proses fotosintesis, dimana pada proses tersebut tumbuhan
dapat menyerap gas karbondioksida (CO 2) dan menghasilkan oksigen
(O2) yang bermanfaat bagi manusia dan hewan untuk proses respirasi.
Selain itu, vegetasi juga berperan dalam meredam kebisingan dan
sebagai pelindung tanah berdasarkan kondisi pertumbuhannya,
habitusnya, serta lapisan ketebalan tajuk yang dimiliki oleh suatu jenis
tumbuhan. Keanekaragaman jenis tumbuhan yang tinggi pada suatu
lokasi akan mendukung keanekaragaman jenis satwa liar. Hal ini karena
masing-masing jenis satwa liar memiliki relung ekologi dan kesesesuaian
pakan alami yang berbeda pada suatu habitat.

Berdasarkan hasil pengamatan lang sung di lapangan, secara umum


lokasi studi berada pada Areal Penggunaan Lain (APL), dengan
penggunaan lahan yang didominasi oleh areal pertambangan yang telah
mengalami bukaan, meskipun terdapat beberap spot hutan yang mulai
didominasi oleh tutupan semak belukar serta disekililingnya terdapat
sawah dan tambak. Oleh karena itu, untuk melakukan penilaian
terhadap kondisi vegetasi di lokasi studi maka penempatan plot
pengamatan dilakukan pada lokasi atau spot yang masih bervegetasi.
Berdasarkan hasil pantauan yang dilakukan pada saat survey lapangan,
untuk memberikan gambaran tentang kondisi vegetasi di lokasi studi,

ANDAL Penambangan Batu Gamping dan Mineral Ikutannya oleh PT. Pancar Buana 1
Desa Waekatin Kec. Leksula Kab. Buru Selatan II - 17
PT. PANCAR BUANA 1

dibuat plot pengamatan sebanyak 5 petak ukur. Metode yang digunakan


dalam kegiatan analisis vegetasi dilakukan sesuai dengan kondisi
eksisting vegetasi dan sebaran spasial serta distribusi vegetasi yang ada
di lokasi studi. Plot pengamatan diletakan secara purposive sampling
dengan ukuran masing-masing plot berbeda-beda pada tingkatan
pertumbuhan. Pengamatan analisis vegetasi dibuat dengan ukuran
20 m x 20 m untuk tingkat pohon, 10 m x 10 m tingkat tiang, 5 m x 5 m
untuk tingkat pancang dan 2 x 2 m untuk tingkat anakan, seluruh jenis
tumbuhan yang ada dalam plot tersebut dicatat dan diidentifikasi.
Identifikasi dilakukan dengan beberapa teknik salah satunya dengan
cara mencocokkan gambar hasil yang pernah diidentifikasi dengan jenis
yang dijumpai di lokasi studi. Hasil pengamatan analisisi vegetasi di
lokasi studi dapat dilihat pada uraian berikut.

1. Rekapitulasi Jenis

Berdasarkan hasil survey, jenis tumbuhan yang dijumpai di lokasi studi


sebanyak 11 jenis dari 10 family. Hasil identifikasi menunjukan bahwa
jenis family yang banyak dijumpai di lokasi studi ditemukan pada family
Sapotaceae yang ditemukan pada 2 jenis tumbuhan, sebagaimana
diperlihatkan pada Tabel 2-15.

Rekapitulasi Jenis Tumbuhan Penyusun Vegetasi di Lokasi Studi

No
Nama Lokal Nama Ilmah Family
.
1 Mangga Hutan Bucanannia sp Anacardiaceae
2 Betau Calophyllum inophyllum Calophylaceae
3 Trema orientalis blume Cannabaceae
4 Kayu Angin Casuarina sumatrana Casuarinaceae
5 Cycas rumphii Cycadaceae
6 Lithocarpus sp Fagaceae
7 Sisio Cratoxylum formosum Hypericaceae
Melastoma
8 Rodu Melastomaceae
malabatrichum
9 Jambu-Jambu Syzgium sp Myrtaceae
10 palaquium Sapotaceae

ANDAL Penambangan Batu Gamping dan Mineral Ikutannya oleh PT. Pancar Buana 1
Desa Waekatin Kec. Leksula Kab. Buru Selatan II - 18
PT. PANCAR BUANA 1

No
Nama Lokal Nama Ilmah Family
.
cochleariifolium
11 Planchonela obuvata Sapotaceae
Sumber: Data Primer, 2018

Secara umum jenis vegetasi yang dijumpai di lokasi studi masih


didominasi oleh vegetasi alami. Vegetasi alami secara karakteristik
memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap lokasi studi,
sehingga jika suatu saat lahan yang ditumbuhi oleh vegetasi tersebut
dibuka maka jenis-jenis yang ada di dalamnya perlu diselamatkan.
Beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan jenis-jenis
tumbuhan alami seperti teknik cabutan anakan, putaran, dan teknik
stump. Vegetasi-vegetasi alami tersebut kemudian disimpan dan
dipelihara di-nursery.

2. Komposisi Floristik Tingkat Pohon

Hasil analisis floristik pada tingkat pohon dapat disajikan pada Tabel 2-
16. Terlihat bahwa jumlah vegetasi yang ditemukan di lokasi studi
sebanyak 5 jenis dengan tingkat kerapatan tertinggi ditemukan pada
jenis Calophyllum inophyllum dan Cratoxylum formosum masing-masing
sebanyak 15 individu/ha, sedangkan kerapatan terendah ditemukan
pada jenis Lithocarpus sp dan Bucanannia sp masing-masing sebesar 5
individu/ha. Jika ditinjau pada penguasaan terhadap ruang, maka jenis
yang memiliki nilai dominansi tertinggi ditemukan pada jenis
Calophyllum inophyllum dengan nilai 0,65 m2/ha, sedangkan jika
ditinjau dari tingkat penyebaran jenis tersebut juga memiliki tingkat
penyebaran yang lebih luas dibandingkan dengan jenis yang lainnya,
dimana nilai yang diperoleh pada jenis tersebut sebesar 0,40 (F=40%).
Tingginya kerapatan, dominansi dan frekuensi berimplikasi pada
tingginya nilai kerapatan relatif, dominansi relatif, frekuensi relatif,
sehingga Indeks Nilai Penting juga berpengaruh. Hasil analisis
menunjukan bahwa INP tertinggi pada tingkat pohon tertinggi
ditemukan pada jenis Calophyllum inophyllum sebesar 95,89%. Tingginya
nilai INP pada jenis Calophyllum inophyllum menunjukan bahwa jenis

ANDAL Penambangan Batu Gamping dan Mineral Ikutannya oleh PT. Pancar Buana 1
Desa Waekatin Kec. Leksula Kab. Buru Selatan II - 19
PT. PANCAR BUANA 1

tersebut memiliki kemampuan dalam menjaga kestabilan ekosistem


dalam hal ini jika jenis tersebut terganggu maka, kestabilan ekosistem di
wilayah tersebut akan terganggu, sebaliknya jenis dengan INP terendah
jika ekosistemnya terganggu maka, akan berimplikasi pada hilangnya
vegetasi tersebut atau bahkan vegetasi tersebut akan punah dari
habitatnya. Jika ditnjau dari tingkat keanekaragaman jenis, maka nilai
keanekaragaman jenis pada tingkat pohon sebesar 1,50 atau termasuk
kategori sedang.

Komposisi Floristik pada Tingkat Pohon di Lokasi Studi

Nam
a
Nama Ilmiah K KR D DR F FR INP H'
Loka
l
Beta Calophyllum 15, 30, 0,6 32, 0,4 33, 95, 0,3
u inophyllum 00 00 5 56 0 33 89 6
Cratoxylum 15, 30, 0,6 31, 0,2 16, 78, 0,3
Sisio
formosum 00 00 3 68 0 67 35 6
Kayu
Casuarina 10, 20, 0,3 18, 0,2 16, 54, 0,3
Angi
sumatrana 00 00 6 22 0 67 89 2
n
5,0 10, 0,1 9,1 0,2 16, 35, 0,2
Lithocarpus sp
0 00 8 0 0 67 76 3
Mang
ga 5,0 10, 0,1 8,4 0,2 16, 35, 0,2
Bucanannia sp
Huta 0 00 7 4 0 67 10 3
n
1, 1, 1,5
Total 50 100 100 100 300
99 20 0
Sumber: Data Primer, 2018
Keterangan:
K = Kerapatan (individu/ha); KR = Kerapatan Relatif (%); D = Dominansi
(m2/ha); DR = Dominansi Relatif (%); F = Frekuensi (%); FR = Frekuensi
Relatif (%); INP = Indeks Nilai Penting (%); H’ = Indeks Keanekaragaman
Shannon-Wienner

3. Komposisi Floristik Tingkat Tiang

Hasil analisis vegetasi pada tingkat tiang disajikan pada Tabel 2-17.
Terlihat bahwa jenis vegetasi yang ditemukan sebanyak 6 jenis dengan
nilai kerapatan tertinggi ditemukan pada jenis Calophyllum inophyllum
sebesar 760 individu/ha, dengan nilai dominansi dan frekuensi juga

ANDAL Penambangan Batu Gamping dan Mineral Ikutannya oleh PT. Pancar Buana 1
Desa Waekatin Kec. Leksula Kab. Buru Selatan II - 20
PT. PANCAR BUANA 1

ditemukan pada jenis Calophyllum inophyllum masing-masing secara


berturut-berturut sebesar 10,36 m2/ha dan 1,0 (F=100%). Tingginya
nilai kerapatan, dominansi dan frekuensi berhubungan erat dengan
kemampuan suatu jenis dalam beradaptasi dengan kondisi lingkungan
dan kemampuan suatu jenis dalam menguasai ruang tempat tumbuh,
sedangkan INP berhubungan dengan kemampuan vegetasi dalam
menjaga kestabilan ekosistem. Menurut Sutisno (1981) dalam
Hendriyanto (2004) mengemukakan bahwa ukuran pada pohon dan
tiang, suatu spesies dikatakan berperan penting dalam ekosistem
apabila memiliki nilai INP ≥ 15%. Hasil analisisi menunjukan bahwa dari
keseluruhan jenis yang ditemukan dilokasi studi sebagian besar
memiliki peranan yang tinggi dalam menjaga kestabilan ekosistem yang
ditandai dengan nilai INP > 15%. Untuk nilai keanekaragaman pada
tingkat tiang tidak menunjukan perbedaan dengan tingkat pohon,
dimana nilai keanekaragaman pada tingkat tiang sebesar 1,24 atau
termasuk dalam kategori sedang.

Komposisi Floristik pada Tingkat Tiang di Lokasi Studi

Nam
a
Nama Ilmiah K KR D DR F FR INP H'
Loka
l
Beta Calophyllum 76 59, 10, 56, 1,0 31, 146, 0,3
u inophyllum 0 38 36 29 0 25 91 1
Cratoxylum 24 18, 3,8 21, 0,8 25, 64,9 0,3
Sisio
formosum 0 75 9 17 0 00 2 1
12 9,3 1,6 8,7 0,4 12, 30,6 0,2
Lithocarpus sp
0 8 1 7 0 50 5 2
6,2 0,9 5,3 0,4 12, 24,1 0,1
Cycas rumphii 80
5 9 6 0 50 1 7
Kayu
Casuarina 3,1 0,8 4,6 0,4 12, 20,3 0,1
Angi 40
sumatrana 3 6 9 0 50 1 1
n
Man
gga 3,1 0,6 3,7 0,2 6,2 13,1 0,1
Bucanannia sp 40
Huta 3 9 3 0 5 0 1
n
12 10 18, 10 3, 10 1,
Total 300
80 0 40 0 20 0 24
Sumber: Data Primer, 2018
Keterangan:

ANDAL Penambangan Batu Gamping dan Mineral Ikutannya oleh PT. Pancar Buana 1
Desa Waekatin Kec. Leksula Kab. Buru Selatan II - 21
PT. PANCAR BUANA 1

K = Kerapatan (individu/ha); KR = Kerapatan Relatif (%); D = Dominansi


(m2/ha); DR = Dominansi Relatif (%); F = Frekuensi (%); FR = Frekuensi
Relatif (%); INP = Indeks Nilai Penting (%); H’ = Indeks Keanekaragaman
Shannon-Wienner

4. Komposisi Floristik Tingkat Pancang

Hasil analisis vegetasi pada tingkat pancang disajikan pada Tabel 2-18.
Terlihat bahwa jumlah vegetasi yang berhasil dicatat di lokasi studi
sebanyak 5 jenis dengan nilai kerapatan berkisar antara 5 – 15
individu/ha, dengan nilai kerapatan tertinggi ditemukan pada jenis
Calophyllum inophyllum, Cratoxylum formosum masing-masing 15
individu/ha. Jika ditinjau pada nilai dominansi, frekuensi dan INP nilai
tertinggi ditemukan pada jenis Calophyllum inophyllum masing-masing
secara berturut-turut sebesar 0,65 m 2/ha, 0,4 (F = 40 %) dan 95,89 %.
Hasil INP menunjukan bahwa keseluruhan jenis memiliki peranan
penting terhadap kestabilan ekosistem, sehingga terganggunya jenis-
jenis tersebut akan berdampak pada kestabilan ekosistem. Olehnya itu,
jika lokasi-lokasi akan dieksploitasi perlu disediakan beberapa spot
vegetasi karena, salah satu vegetasi hutan juga berfungsi sebagai buffer
zone dengan kehidupan manusia, vegetasi hutan berfungsi sebagai
penyerap karbon dan juga sebagai penyaring debu. Hasil analisis pada
tingkat keanekaragaman menunjukan bahwa pada tingkat pancang
memiliki tingkat keanekaragaman yang sedang dengan nilai
keanekaragaman 1,5 dengan kriteria sedang.

Komposisi Floristik Tingkat Pancang di Lokasi Studi

Nama
Nama Ilmiah K KR D DR F FR INP H'
Lokal
Calophyllum 15, 30, 0, 32, 0, 33, 95, 0,
Betau
inophyllum 00 00 65 56 40 33 89 36
Cratoxylum 15, 30, 0, 31, 0, 16, 78, 0,
Sisio
formosum 00 00 63 68 20 67 35 36
Kayu Casuarina 10, 20, 0, 18, 0, 16, 54, 0,
Angin sumatrana 00 00 36 22 20 67 89 32
5,0 10, 0, 9,1 0, 16, 35, 0,
Lithocarpus sp
0 00 18 0 20 67 76 23
Mangga 5,0 10, 0, 8,4 0, 16, 35, 0,
Bucanannia sp
Hutan 0 00 17 4 20 67 10 23
10 1, 10 1, 10 30 1,
Total 50
0 99 0 20 0 0 50

ANDAL Penambangan Batu Gamping dan Mineral Ikutannya oleh PT. Pancar Buana 1
Desa Waekatin Kec. Leksula Kab. Buru Selatan II - 22
PT. PANCAR BUANA 1

Sumber: Data Primer, 2018


Keterangan:
K = Kerapatan (individu/ha); KR = Kerapatan Relatif (%); D = Dominansi
(m2/ha); DR = Dominansi Relatif (%); F = Frekuensi (%); FR = Frekuensi
Relatif (%); INP = Indeks Nilai Penting (%); H’ = Indeks Keanekaragaman
Shannon-Wienner

5. Komposisi Floristik Tingkat Semai

Hasil analisis vegetasi pada tingkat semai disajikan pada Tabel 2-19.

Komposisi Floristik Tingkat Semai di Lokasi Studi

Nama
Nama Ilmiah K KR F FR INP H'
Lokal
Calophyllum 1000 32, 31, 64, 0,3
Betau 1
inophyllum 0 79 25 04 7
Planchonela 21, 0, 18, 40, 0,3
6500
obuvata 31 6 75 06 3
Mangga 18, 0, 12, 30, 0,3
Bucanannia sp 5500
Hutan 03 4 5 53 1
Trema orientalis 9,8 0, 12, 22, 0,2
3000
blume 4 4 5 34 3
palaquium 6,5 0, 6,2 12, 0,1
2000
cochleariifolium 6 2 5 81 8
Jambu- 4,9 0, 6,2 11, 0,1
Syzgium sp 1500
Jambu 2 2 5 17 5
Cratoxylum 3,2 0, 6,2 9,5 0,1
Sisio 1000
formosum 8 2 5 3 1
Melastoma 3,2 0, 6,2 9,5 0,1
Rodu 1000
malabatrichum 8 2 5 3 1
30.5 3, 1,7
Total 100 100 200
00 2 8
Keterangan:
K = Kerapatan (individu/ha); KR = Kerapatan Relatif (%); D = Dominansi
(m2/ha); DR = Dominansi Relatif (%); F = Frekuensi (%); FR = Frekuensi
Relatif (%); INP = Indeks Nilai Penting (%); H’ = Indeks Keanekaragaman
Shannon-Wienner

Terlihat bahwa jumlah spesies yang ditemukan di lokasi studi sebanyak


8 jenis, dengan nilai kerapatan bervariasi antara 1.000 – 10.000
individu/ha, dengan kerapatan tertinggi ditemukan pada jenis
Calophyllum inophyllum sebesar 10.000 individu/ha dengan nilai
kerapatan relatif 32,79 %. Jenis ini juga memiliki nilai frekuensi dan INP
tertinggi. Jenis Calophyllum inophyllum memiliki kemampuan regenerasi

ANDAL Penambangan Batu Gamping dan Mineral Ikutannya oleh PT. Pancar Buana 1
Desa Waekatin Kec. Leksula Kab. Buru Selatan II - 23
PT. PANCAR BUANA 1

yang kuat, karena dari hasil pengamatan menunjukan bahwa jenis


tersebut ditemukan pada semuaa tingkatan pertumbuhan mulai dari
pohon, tiang, pancang dan semai. Tingginya nilai kerapatan, pada
tingkat semai dapat menjadi gambaran bahwa lokasi studi telah
mengalami bukaan, karena sifat dari tumbuhan pada stratum bawah
akan memiliki kemampuan tumbuh yang baik jika mendapatkan cahaya
matahari yang cukup. Adapun nilai Indeks Keanekaragaman pada
tingkat semai termasuk dalam kategori sedang dengan nilai 1,78.

2.1.2.2 Fauna
Berdasarkan temuan di lapangan dan informasi dari masyarakat sekitar
lokasi penambangan PT. Pancar Buana 1, terdapat sejumlah satwa liar
seperti disajikan pada Tabel 2-20. Terlihat bahwa tidak banyak spesies
satwa liar yang berhasil diiventarisasi berdasarkan informasi
masyarakat setempat dan temuan di lapangan. Hal ini karena
kurangnya pengetahuan dan perhatian masyarakat terhadap spesies
satwa liar yang ada.

Jenis Satwa Liar di sekitar kawasan Penambangan PT. Pancar Buana 1.

No Jenis Status
A. Aves
1. Kakatua (Cacatua Sulphurea)
2. Burung Elang (Cercus aerogiresa)
3. Nuri (Tanygnathus sumatranus) Dilindungi
4. Bubut (Centropus celebensis) Dilindungi
5. Burung hantu (Strigiformes)
6. Tekukur (Streptopelia chinensis)
7. Tihi (Amaurornis phoenicurus)
8. Burung Pelatuk (Mulleripicus fulvus)
B. Mamalia
1. Babi (Sus verrucosus)
2. Tikus (Rattus sp.)
3. Kelelawar (Chiroptera)
4. Kuskus (Ailurops ursinus)
5. Tikus (Ratus sp)
C. Reptilia
1. Biawak (Varanus salvator) Dilindungi
2. Ular phiton (Phyton spp),
3. Ular sanca hijau (Chonndropython viridis)
4. Kadal (Tiliqua spp.)
Sumber : Data sekunder, 2018

ANDAL Penambangan Batu Gamping dan Mineral Ikutannya oleh PT. Pancar Buana 1
Desa Waekatin Kec. Leksula Kab. Buru Selatan II - 24
PT. PANCAR BUANA 1

Meskipun demikian, daya dukung habitat satwa liar merupakan bagian


yang sangat penting sebagai dasar pertimbangan untuk menyusun
pengelolaan satwa liar beserta pelestarian habitatnya. Komponen dasar
yang perlu diperhatikan untuk kelestarian satwa liar antara lain adalah
keadaan vegetasi, keanekaragaman jenis, dan pertumbuhan biomassa
sebagai sumber pakan satwa. Keanekaragaman jenis tumbuhan pada
habitat akan menentukan potensi dan jenis pakan, termasuk perilaku
makan yang pada akhirnya menentukan populasi satwa itu di alam.
Indikator yang digunakan adalah Indeks Keanekaragaman Shannon-
Wienners (Bismark et al., 2003). Secara umum, indeks keanekaragaman
vegetasi dalam kategori melimpah sedang sampai tinggi, sehingga cukup
mendukung kehidupan berbagai satwa liar yang ada. Sifat satwa yang
sangat tergantung pada vegetasi hutan terhadap sebaran dan
populasinya dapat dijadikan bagi indikator kualitas tegakan.
Pengalihfungsian hutan sebagai kawasan penambangan menyebabkan
perubahan habitat atau ekologi yang sangat mendasar bagi satwa liar.
Perubahan ini akan berdampak pada perubahan status satwa liar yaitu
penurunan jumlah populasi, keanekaragaman, dan daerah sebaran atau
“homerange” serta migrasi ke daerah yang jauh. Apabila habitat baru
tersebut kurang mendukung kehidupan satwa liar tersebut maka akan
memungkinkan punahnya satwa tersebut. Upaya yang dapat dilakukan
untuk mempertahankan kelestarian satwa liar yang ada adalah
mempertahankan daerah-daerah penyangga kehidupan di dalam
kawasan seperti vegetasi pada daerah aliran sungai atau kawasan
dengan kemiringan >40% sebagai tempat migrasi satwa liar.

2.1.3 Komponen Sosial, Ekonomi, dan Budaya

2.1.3.1 Sosial Ekonomi


1. Kependudukan

Demografi Kabupaten Buru Selatan ditandai dengan penyebaran


penduduk antar wilayah yang tidak merata, kepadatan penduduk yang
masih relatif rendah, dan tingkat pertumbuhan penduduk yang lambat
(belum melampaui target nasional).

ANDAL Penambangan Batu Gamping dan Mineral Ikutannya oleh PT. Pancar Buana 1
Desa Waekatin Kec. Leksula Kab. Buru Selatan II - 25
PT. PANCAR BUANA 1

Berdasarkan data penduduk dari Dinas Kependudukan dan


Pencatatan Sipil Kabupaten Buru Selatan, jumlah penduduk Kecamatan
Leksula tahun 2017 adalah sebanyak 4.007 jiwa yang terdiri atas 2.087
jiwa penduduk laki-laki dan 1.920 jiwa penduduk perempuan. Tabel
2.1.6 berikut memperlihatkan sebaran penduduk Kec. Leksula menurut
data dari BPS tahun 2017.

Tabel 2-16. Sebaran penduduk Kec. Leksula tahun 2017


Luas Jumlah Kepadatan
No. Nama Desa Wilayah Penduduk Penduduk
(km2) (jiwa) (jiwa/km2)
1 Mngeswaen 66 859 13
2 Waeraman 320 467 1,5
3 Waelo 392,23 447 1,1
4 Fakal 207 393 1,9
5 Nusarua 44,6 408 9,1
6 Uneth 60 486 8,1
7 Waekatin 64 596 9,3
8 Trukat 6,77 125 18,5
9 Waeeken 5,4 77 14,3
10 Siwatlahin 6 140 23,2
11 Batu Karang - - -
Jumlah 1.178 4.007 3,4
Sumber: BPS, 2018

Total angka tersebut merupakan total angka penduduk terkecil dari lima
kecamatan lainnya yang ada di kabupaten Buru Selatan. Sementara itu
besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2017 penduduk laki-laki
terhadap penduduk perempuan sebesar 108,7. Dengan luas wilayah
1.178 Km2 dan total penduduk sejumlah 4.007 jiwa maka Kecamatan
Leksula memiliki tingkat kepadatan penduduk 3 jiwa/Km 2.

2. Perekonomian daerah dan masyarakat

Berdasarkan survey yang ada, bahwa pendapatan masyarakat


rata-rata menunjukkan masih kurang memadai. Tingkat pendapatan
masyarakat tertinggi rata rata Rp. 1.000.000 per bulan dan terendah Rp.
100.000 per bulan. Proporsi penduduk berpenghasilan Rp. 100000 - Rp.

ANDAL Penambangan Batu Gamping dan Mineral Ikutannya oleh PT. Pancar Buana 1
Desa Waekatin Kec. Leksula Kab. Buru Selatan II - 26
PT. PANCAR BUANA 1

500.000 sebesar 65%,penduduk berpenghasilan Rp. 500.000 — Rp.


750.000 sebesar 20%, penduduk berpenghasilan Rp. 750,000-
Rp.1.000.000 sebesar 10% dan penduduk dengan tingkat pendapatan di
atas Rp. 1.000.000 sebanyak 5%.
Sedangkan rata pencaharian penduduk di lokasi kegiatan
umumnya petani, pencari rotan dan sabagian kecil menjadi Pegawai
Negeri Sipil (PNS). Pendidikan masyarakat umumnya hanya rnencapai
pendidikan tingkat dasar dan tingkat Menengati (SD - SMP) hanya
sebagian kecil yang tingkat pendidikannya sampai sekolah menengah
atas. Adapun sarana pendidikan yang sudah ada di daerah ini hanya
sampai tingkat pendidikan sekolah dasar (SD), sedangkan sekolah
menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) hanya ada
di kota kecamatan dan kota Kabupaten.

2.1.3.2 Sosial Budaya


Walaupun etniss asli sebagai etnis mayoritas yang mendiami
wilayah IUP, namun dalam kesehariannya terlihat bahwa setiap etnis
masih erat memegang teguh adat istiadat mereka. Penganut agama
masih terlihat dominan dalarn kehidupan budaya masing-masing suku
bangsa. Demikian kuatnya masing-masing etnis memegang teguh adat
istiadat yang dibawa dan daerah asalnya masing-masing, sehingga
dengan mudah dapat diidentifikasi dengan hanya melihat kebiasaan
mereka sehari-hari. Majemuknya penduduk yang mendiami wlayah IUP
akan berkonsekuensi pada proses sosial. Kehidupan antar etnik
maupun antar pemeluk agama di sekitar wilayah proyek terjalin
harmonis tidak dijumpai konflik-konflik horisontal ataupun hubungan
yang dissosiatif diantara penduduk.

1. Tingkat pendidikan
Sumber Daya Manusia (SDM) suatu daerah sangat ditentukan oleh
keberadaan penyelenggaraan pendidikan di daerah tersebut. Dengan
baiknya mutu pendidikan maka akan menciptakan generasigenerasi
yang berkualitas pula. Mutu pendidikan tersebut sangat dipengaruhi
oleh tenaga pengajar yang profesional dan fasilitas pendidikan yang
menunjang. Jumlah gedung sekolah di Kecamatan Leksula untuk
sekolah tingkat SD berjumlah 12 buah, gedung SMP 4 buah dan 1
gedung SMA.

ANDAL Penambangan Batu Gamping dan Mineral Ikutannya oleh PT. Pancar Buana 1
Desa Waekatin Kec. Leksula Kab. Buru Selatan II - 27
PT. PANCAR BUANA 1

Tabel 2-5. Kondisi pelaksanaan pendidikan di Kec. Leksula

Nama Desa 2015 2016 2017


Sekolah
o SD 12 12 12
o SMP 2 4 4
o SMA 1 1 -
Murid 949 914 841
o SD 12 12 12
o SMP 108 145 175
o SMA 41 40 -
Guru 45 42 43
o SD 12 12 12
o SMP 2 4 4
o SMA 2 2 -
Sumber: BPS, 2018

2. Agama
Kerukunan umat antar beragama di kecamatan Leksula berjalan
harmonis. Secara keseluruhan, mayoritas penduduk di kecamatan
Leksula beragama Kristen protestan.

3. Persepsi masyarakat
Gambaran tentang respon masyarakat atas suatu rencana kegiatan pada
dasarnya dapat dilihat dari sikap dan persepsi masyarakat. Kajian
bagaimana menggali presepsi dari masyarakat pada umumnya
dilakukan melalui sosialisasi, dengan mengundang tokoh-tokoh
masyarakat serta lembaga-lembaga terkait untuk membahas secara
lebih rinci rencana kegiatan yang akan dilakukan. Dalam kegiatan
sosialisasi, isi-isu pokok yang penting untuk dibahas adalah mengenai
mekanisme penerimaan tenaga kerja, mekanisme pengelolaan
lingkungan, serta dampak-dampak sosial lainnya yang dapat
ditimbulkan oleh kegiatan tersebut. Berdasarkan hasil konsultasi publik
yang dilakukan, terlihat bahwa masyarakat secara umum memiliki
persepsi positif atas kegiatan penambangan yang dilakukan oleh PT.
Pancar Buana 1.

ANDAL Penambangan Batu Gamping dan Mineral Ikutannya oleh PT. Pancar Buana 1
Desa Waekatin Kec. Leksula Kab. Buru Selatan II - 28
PT. PANCAR BUANA 1

2.1.4 Komponen Kesehatan Masyarakat

Seperti digariskan dalam Undang-Undang Dasar, salah satu perwujudan


dari pada usaha mencapai keadilan sosial adalah dengan mengusahakan
kesempatan yang lebih luas bagi setiap warganya untuk mendapatkan
derajat kesehatan yang sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan yang
ada. Perbaikan pemeliharaan kesehatan rakyat dilaksanakan dalam
rangka peningkatan kemampuan tenaga kerja bagi keperluan
pembangunan, serta untuk meningkatkan terwujudnya kesejahteraan
masyarakat. Untuk mencapai sasaran pembangunan bidang kesehatan
di Kecamatan Leksula, tetap digiatkan pelaksanaan pembangunan
sarana dan prasarana pelayanan kesehatan.

Pelayanan kesehatan yang baik di suatu daerah sangat erat


hubungannya dengan memadainya fasilitas dan tenaga kesehatan
didaerah tersebut. Dengan terjaminnya mutu pelayanan kesehatan yang
baik maka tentunya akan menunjang kesejahteraan masyarakat.
Sehingga selalu perlu dilakukan peningkatan di bidang kesehatan
melalui peningkatan pelayanan kesehatan yang meliputi keberadaaan
rumah sakit, puskesmas, pustu, tenaga kesehatan, dan ketersediaan
obat-obatan yang memadai.

Kondisi kesehatan masyarakat secara umum dari pengamatan lapangan


menunjukkan cukup baik. Jenis penyakit yang diderita warga di
Kecamatan Leksula secara umum sangat bervariasi sesuai dengan
musim dan usia penduduk. Berasarkan sumber dari Petugas Kesehatan,
bahwa 10 penyakit terbesar diwilayah proyek adalah ISPA 19,64%,
Dermatitic 14,15%, Malaria 11,31%, Hipertensi 10,14%, Diare 9,50%,
Reumatic 7,54%, Thrypoid 6,90%, Hypotensi 5,78%, serta penyakit
lainnya 4,60%.

A. Kegiatan di Sekitar Lokasi Rencana

Salah satu informasi penting yang diperlukan dalam studi ini adalah
gambaran tentang kegiatan-kegiatan lain yang sudah ada di sekitar
lokasi kegiatan. Hal ini terkait dengan pemanfaatan sumberdaya alam
secara bersama ataupun Pengaruhnya terhadap lingkungan setempat.

ANDAL Penambangan Batu Gamping dan Mineral Ikutannya oleh PT. Pancar Buana 1
Desa Waekatin Kec. Leksula Kab. Buru Selatan II - 29
PT. PANCAR BUANA 1

Adapun kegiatan-kegiatan yang ada di sekitar lokasi penambangan PT.


Pancar Buana 1 antara lain:

 Kegiatan domestik (perkebunan), dimana aktivitas masyarakat ikut


berkontribusi pada penurunan kualitas lingkungan seperti
pencemaran air dan polusi udara. Selain itu, kegiatan domestik juga
menggunakan sumber daya yang sama dengan kegiatan ini,
khususnya pada pemanfaatan air tanah.
 Kegiatan pertambangan lainnya, seperti kegiatan penambangan
batuan. Kegiatan-kegiatan tersebut berkontribusi pada kondisi
lingkungan yang ada di sekitarnya.

ANDAL Penambangan Batu Gamping dan Mineral Ikutannya oleh PT. Pancar Buana 1
Desa Waekatin Kec. Leksula Kab. Buru Selatan II - 30

Anda mungkin juga menyukai