Anda di halaman 1dari 2

Tertusuk

Hubungan seksual Transfusi darah yang jarum/Penggunaan Ibu hamil penderita


beresiko (berganti terinfeksi HIV jarum suntik HIV
pasangan/berhubungan
bergantian
dengan yang terinfeksi
HIV)

Patofisiologi dan Asuhan


Penularan melalui Keperawatan HIV (Human
Virus masuk melalui
Sperma terinfeksi luka dan darah
plasenta selama Imunodeficiency Virus)
masuk dikandungan
Tri Handayani, 1706978414, Keperawatan
Medikal Bedah II Kelas C

Mukosa vagina atau


daerah genital yang
terluka

Etiologi

Virus bersirkulasi di peredaran darah dan menginvasi sel target


Patofisiologi

Manifestasi Klinis

T-helper/ sel CD 4 Makrofag Sel Limfosit B

Asuhan Keperawatan HIV

Terjadi transkripsi
RNA dan DNA tuggal
virus Daftar Pustaka
Black, J., & Hawks, J. (2014). Medical-Surgical Nursing: Clinical
Management for Positive Outcomes. Singapore: Elsevier Pte Ltd.
Framasari, D., Flora, R., & Sitorus, R. (2020). Infeksi oportunistik pada
ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) terhadap kepatuhan minum ARV
(Antiretroviral) di kota Palembang. Journal JMJ, 67-74.
Sel target (CD4, Hinkle, J., & Cheever, K. (2017). Brunner & Suddarth's Textbook of Medical-
Sehingga terjadi Surgical Nursing (14th ed.). Philadelphia: Lippincott Willams & Wilkins.
limfosit B, dan
Terbentuk provirus perubahan struktural Ignatavicius, D. D., & Workman, M. L. (2013). Medical surgical nursing:
makrofag) gagal
sel target Patient-centered collaborative care. In Journal of Chemical Information and
berfungsi
Modeling. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Sistem kekebalan
tubuh menurun

NIC
Monitoring
1. Kaji dan observasi pola BAB (frekuensi, warna, jumlah feses, konsistensi) serta turgor Meningkatkan potensi
kulit infeksi oportunistik
2. Monitor bising usus
Independent
1. Anjurkan pasien untuk menghindari susu, kopi, makanan pedas, dan makanan yang
mengiritasi saluran cerna NIC
2. Anjurkan pasien untuk makan dalam porsi kecil, tetapi sering dan tingkatkan Tindakan Mandiri:
kepadatannya secara bertahap Sistem
Collaboration gastrointestinal Integumen Sistem respirasi Manajemen lingkungan: Kenyamanan (Penggunaan bantalan duduk, Sistem neurologi
1. Konsultasikan dengan ahli gizi untuk memberikan diet cair bertujuan mengistirahatkan hidroterapi, masase, edukasi teknik relaksasi, berikan posisi nyaman
usus seperti
2. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi dan konsultasikan jika tanda dan gejala diare tinggikan bagian kepala tempat tidur (semi fowler), fowler)
menetap Dorong pasien untuk melaporkan rasa
Agen infeksi: HIV, sakit saat berkembang daripada menunggu sampai tingkatnya
NOC
Salmonella, semakin parah
Status kenyamanan
Clostridum, dan Agen infeksi: Herpes Dorong verbalisasi perasaan pasien
Mycobacterium pasien meningkat
Candida zooster dan Herpes Pneumonia Kriptococus
Tuberculosis
simpleks Tindakan kolaborasi:
Advokasikan kebutuhan pemberian analgesik dan opioid pada pasien dengan

Invasi ke seluruh Nyeri ringan sampai sedang, seperti hidrokodon atau kodein
mukosa saluran Nyeri ringan sampai sedang dapat diberikan kmbinasi opioid golongan
NOC Gg. Rasa nyaman lemah dan
gastrointestinal Demam, batuk, Meningitis
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan diare pada pasien teratasi. b.d penurunan kuat bersama dengan obat nonopioid kriptokokus
Kriteria Hasil: Dermatitis serebroika penumpukan skret,
nafas pendek
sistem imun tubuh Nyeri
1. Pola eliminasi tidak terganggu (HIV) d.d batuk hebat berikan oxycodone, morphine,
2. TTV dalam batas normal hydromorphone (Dilaudid), atau fentanyl transdermal (Duragesic)
3. Mengenali keinginan untuk defekasi secara konsisten
persisten
Terapi komplementer dan integratif seperti akupunktur, guided
4. Tidak mengalami diare Peningkatan imagery,
5. Menjaga daerah sekitar rektal dari iritasi Kandidiasis oral Perubahan status
peristaltik
Bersihan jalan mental, kejang, kaku
Hambatan kuduk, dan inflamasi
Psoriasis nafas tidak
Pertukaran Gas
efektif

Gangguan
Diare integritas
mukosa oral Resiko
kerusakan
integritas kulit

NIC
Ketidakseimbangan NOC
nutrisi: kurang dari
Resiko kekurangan NOC Pemantauan pernapasan
volume cairan
kebutuhan tubuh Status Pernapasan: Jalan napas paten Status pernapasan
Indikator:
(Mandiri):
Kerusakan integritas Frekuensi pernapasan dalam batas Monitor TTV klien (TD, suhu, nadi, dan status pernapasan).
Mempertahankan kepatenan jalan napas
membran mukosa normal, Saturasi oksigen dalam Kaji adanya dispnea, takipnea,
Mengeluarkan sekresi tanpa bantuan dan dapat efektif
oral b.d. infeksi normal, Tidak terdapat sianosis, Tidak suara napas abnormal, peningkatan usaha pernapasan, dan ekspansi dinding
Klien dapat menerapakan perilaku untuk meningkatkan atau
oportunistik oral ada atau terjadi penurunan dispnea dada yang terbatas, serta adanya kelelahan.
NOC mempertahankan jalan napas
ditandai dengan lesi Perhatikan sianosis atau perubahan warna kulit, termasuk membrane mukosa
Klien akan terbebas oral
dari lesi oral dan kuku klien.
Peragakan dan dorong pernapasan bibir yang dikerutkan selama pernapasan.
Posisikan pasien dalam keadaan semi fowler dan bantu perawatan aktivitas diri
seperlunya
(Kolaborasi):
NIC NOC
Tindakan mandiri: Tindakan mandiri Pantau AGD dan nadi oksimetri (pulse oximetry) klien.
Klien akan bebas dari lesi oral Memberikan tambahan oksigen yang sesuai kebutuhan klien.
Pertahankan volume peredaran darah yang memadai sebagaimana dibuktikan dengan tanda-tanda vital (Moorhead et al., 2013)
dalam kisaran normal klien, denyut nadi perifer yang teraba dengan kualitas yang baik, dan keluaran urin
yang sesuai secara individual.
Pantau TD dan detak jantung. Ukur tekanan vena sentral (CVP) jika digunakan.
Palpasi denyut perifer
NIC
Kaji selaput lendir kering, turgor kulit yang buruk, dan rasa haus
Amati adanya edema dependen atau perifer di sakrum, skrotum, punggung,dan tungkai Manajemen jalan napas
mandiri:
Tindakan kolaborasi: mengkaji fungsi pernapasan, seperti bunyi, frekuensi, ritma, dan kedalaman napas dengan otot
aksesori
Berikan cairan IV, seperti kristaloid isotonik (D5W, saline normal NIC Mencatat kemampuan klien dalam mengeluarkan mukosa/ batuk yang (Catat karakteristik,
[NS], Ringer laktat [LR]), dan koloid (albumin, fresh frozen plasma), sesuai jumlah sputum)
indikasi. Berikan obat sesuai yang dianjurkan dokter Posisikan klien semi atau high Fowler.
Berikan cairan IV, seperti kristaloid isotonik (D5W, saline normal Nilai rongga mulut sesering mungkin Bantu klien latihan batuk efektif dan latihan tarik napas dalam.
[NS], Ringer laktat [LR]), dan koloid (albumin, fresh frozen plasma), sesuai Berikan oral hygiene dengan sikat gigi lembut dan kecil sebelum dan Bersihkan sekresi dari mulut atau trakea,
indikasi. sesudah makan lakukan suction jika dibutuhkan.
Pantau Instruksikan klien untuk menghindari penggunaan mouthwash yang Berikan cairan setidaknya 2500 mL/hari
nilai mengandungalkohol dan gliserin
laboratorium, seperti berikut ini: Hct / RBC count BUN / Cr. Kolaborasi:
pantau curah jantung sesuai indikasi Melembabkan oksigen yang masuk
Memberikan medikasi yang dibutuhkan seperti mukolitis atau bronkodilator.
Pemicu: Lingkungan, hormon
Susceptibility Genes
seks (estrogen), rokok

Patofisiologi dan Asuhan


Keperawatan SLE (Systemic
Lupus Erythematosus)
Apopotosis Sel
Tri Handayani, 1706978414, Keperawatan
Medikal Bedah II Kelas C

terbentuk

Pecahan nukleus
Badan Apopototik mengaktifkan B cells menganggap Etiologi
(berisi DNA, dsb)

Nukleus sebagai Patofisiologi


terjadi benda asing

Manifestasi Klinis
terbentuk
Ineffective Clearance lebih banyak

Antinuclear Antibody Antibodi Spesifik Asuhan Keperawatan SLE


terbentuk Antigen berikatan
(ANA)

Daftar Pustaka
Kompleks Di banyak sistem Black, J., & Hawks, J. (2014). Medical-Surgical Nursing: Clinical
beredar Aliran Darah terdeposit
Antigen-antibody organ Management for Positive Outcomes. Singapore: Elsevier Pte Ltd.
Framasari, D., Flora, R., & Sitorus, R. (2020). Infeksi oportunistik pada
ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) terhadap kepatuhan minum ARV
(Antiretroviral) di kota Palembang. Journal JMJ, 67-74.
Hinkle, J., & Cheever, K. (2017). Brunner & Suddarth's Textbook of Medical-
menyebabkan Surgical Nursing (14th ed.). Philadelphia: Lippincott Willams & Wilkins.
Ignatavicius, D. D., & Workman, M. L. (2013). Medical surgical nursing:
Patient-centered collaborative care. In Journal of Chemical Information and
Modeling. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Inflamasi Lokal menimbulkan

aktivasi Air dan molekul


Membran sel bebas keluar
Cascade Enzyme membuat ,mengakibatkan
berlubang masuk sel

Complement System

aktivasi
Hipersensitivitas Tipe III disebut sebagai Kematian Sel menyebabkan

Systemic Lupus Erythematosus

Integumentary/Masalah
Dermatologi: Gangguan pada
- Butterfly Rush Gangguan pada sistem
kardiovaskular: Gangguan pada Ginjal: Gangguan pada Gangguan pada hematologi:
- Fotosensitivitas saraf:
- Perikarditis - Lupus Nephritis (LN) gastrointestinal: - Anemia
- Ulkus pada membrane Gangguan Pada - Kejang
- Miokarditis - Gagal ginjal - Sakit/nyeir perut - Leukopenia ringan
mulut atau nasofaring muskuloskeletal: - Proses pikir tidak teratur
- Infark miokard - Infeksi saluran kemih - Diare - Peningkatan laju sedimentasi
- Alopecia - Arthralgia dan Arthritis - Neuropati perifer
- Vasculitis - Ketidakseimbangan cairan -Disfagia eritrosit (ESR)
- Rasa nyeri dan memar - Depresi berat dan
- Pleuritis dan elektrolit -Mual dan muntah - Trombositopenia
- Pruritus psikosis
- Penyakit katup jantung

Diagnosa Keperawatan

Gangguan Integritas Ketidakefektifan Pola


Napas Nyeri akut
Kulit/Jaringan

NOC:
NOC: Menunjukan pola pernapasan efektif
Setelah dilakukan tindakan yang dibuktikan oleh status
NOC
keperawatan 3x24 jam pernapasan yang tidak terganggu:
ventilasi dan status pernapasan: Pain Control
diharapkan integritas kulit dan - Mengenali onset nyeri
jaringan meningkat kepatenan jalan napas; dan tidak ada
penyimpangan tanda-tanda vital dari - Melaporkan perubahan nyeri
- Menggunakan sumber daya yang
rentang normal
tersedia untuk mengurangi nyeri

NIC: NIC:
Observasi: Monitoring pernapasan
1. Mengevaluasi fungsi pernapasan, mencatat pernapasan NIC
Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
cepat dan/atau gangguan pernapasan serta perubahan TTV Pain Management
Terapeutik
yang terjadi karena stress dan rasa sakit fisiologis - Mengkaji nyeri (lokasi, karakteristik, onset,
Gunakan tabir surya dengan SPF 15 atau lebih
2. Mengkaji taktil fremitus frekuensi, kualitas, dan faktor pencetus
Gunakan produk berbahan petroleum/minyak pada kulit
3. Memantau suara napas dengan auskultasi - Observasi tanda non verbal dari
kering
ketidaknyamanan pasien
Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering
Bantuan ventilasi - Kontrol faktor lingkungan yang dapat
1. Bantu klien mengatasi nyeri saat batuk atau napas dalam menimbulkan ketidaknyamanan pasien
Edukasi:
2. Pertahankan posisi nyaman, biasanya dengan posisi - Ajarkan pasien manajemen nyeri non
Anjurkan minum air yang cukup
kepala tempat tidur terangkat (semi fowler). Dorong klien farmakologi (teknik napas dalam)
Anjurkan menggunakan pelembab (lotion, serum)
untuk duduk sebanyak mungkin
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
3. Pertahankan sikap tenang, membantu klien untuk
Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya
megendalikan nafas dengan lebih lambat dan lebih dalam.

Anda mungkin juga menyukai