Dalam kehidupan sehari-hari pastinya tidak luput dari penggunaan ponsel
pintar mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua bahkan nenek-nenek dan kakek-kakek tidak luput dalam penggunaan ponsel pintar. Nah, apa itu ponsel pintar? Ponsel pintar adalah ponsel genggam yang sistem operasinya digunakan untuk masyarakat luas, fungsinya tidak hanya untuk SMS atau telepon saja tetapi pengguna dapat mengakses internet dengan bebas dan dapat pula dengan bebas menambahkan berbagai macam fitur serta aplikasi sesuai keinginan pengguna. Nah, setelah menjelaskan apa itu ponsel pintar maka, muncullah pertanyaan. Apa perbedaan ponsel pintar dengan telepon genggam ? Meskipun kedua perangkat ini memiliki bentuk dan fungsi yang sama, namun sebenarnya ponsel pintar dan telepon genggam memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Lantas apa yang membedakan kedua perangkat ini? Perbedaan yang utama antara ponsel pintar dan telepon genggam adalah kegunaannya. Telepon genggam hanya dapat digunakan untuk melakukan panggilan dan menerima pesan melalui frekuensi sinyal radio. Sedangkan ponsel pintar tidak hanya digunakan untuk melakukan panggilan dan menerima pesan, tapi juga mengakses internet dan sistem operasi yang lebih canggih dan berbagai macam fitur yang disediakannya. Dengan banyaknya fitur yang disediakan oleh ponsel pintar kepada penggunanya menyebabkan adanya batasan usia dalam penggunaan ponsel pintar tersebut. Apa yang menyebabkan adanya batasan usia dalam penggunaan ponsel pintar? Batasan usia pada pengguna ponsel pintar biasanya disebabkan oleh penggunaan ponsel pintar yang berlebihan. Penggunaan ponsel pintar berlebihan dapat membuat penggunanya kecanduan ponsel pintar (adiksi smartphone). Adiksi smartphone adalah pola perilaku yang tidak sesuai dengan tuntunan masyarakat yang muncul karena penggunaan ponsel pintar yang berlebihan. Salah satu ciri adiksi smartphone yaitu gangguan kehidupan sehari-hari. Individu yang mengalami gangguan ini memiliki ciri, seperti tidak peduli keadaan sekitar, memiliki sifat individualisme yang tinggi, pandangan menjadi buram, sakit di bagian pergelangan tangan dan di belakang leher dan gangguan tidur dan akan menjadi lebih berbahaya jika dialami oleh anak-anak. Memang ada keuntungan jika anak punya ponsel pintar seperti, untuk anak di bawah lima tahun, ponsel pintar dapat membantu sebagai stimuli, game melalui ponsel pintar memberikan pembelajaran kognitif dan keterampilan analisis, dan permainan dengan level atau tingkat kesulitan membantu anak agar termotivasi, bahkan para ilmuwan mengatakan, mengatakan bahwa anak-anak yang terpapar teknologi memiliki koordinasi mata yang baik dan lebih banyak keterampilan yang membuat anak dapat memilih keputusan dengan cepat Namun perlu diingat juga, melalui ponsel pintar yang selalu ada digenggaman tangan, anak-anak dapat juga mengakses media sosial, berbagai macam game kekerasan yang dapat mengembangkan sifat agresif pada anak, anak- anak yang terlalu lama menghabiskan waktu mereka di ponsel pintar dapat membuat mereka kehilangan konsentrasi pada pelajaran mereka, hingga kemungkinan mereka untuk terjerumus dalam pornografi, terorisme, dan radikalisme. Dari berbagai dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh ponsel pintar terhadap anak maka muncullah pertanyaan, kapan waktu yang tepat untuk anak punya ponsel pintar mereka sendiri? Sebenarnya tidak ada patokan waktu khusus kapan anak boleh menggunakan ponsel pintar. Tapi, semakin lama anak tidak diberikan ponsel pintar, semakin baik. Beberapa ahli mengatakan 12 tahun adalah usia yang ideal menggunakan ponsel pintar, sementara yang lain mengatakan 14 tahun anak baru bisa menggunakan ponsel pintar. Mereka setuju semakin lama semakin baik karena ponsel pintar dapat menjadi pengganggu yang adiktif bagi anak. “ Semakin lama anda menahan diri untuk tidak memberikan ponsel pintar pada anak, maka semakin baik,” kata Jesse Weinberger Dalam sebuah studi terpisah yang dilakukan oleh Common Sense Media meneliti 1.240 orang tua dan anak-anak dan menemukan 50 persen anak anak mengaku bahwa mereka kecanduan ponsel pintar. Mereka juga menemukan bahwa 66 orang tua merasa anak-anak mereka menggunakan ponsel pintar terlalu sering, dan 52 persen setuju. Sekitar 36 persen orang tua mengatakan mereka berdebat dengan anak-anak mereka setiap hari tentang penggunaan ponsel pintar Secara biologis, tubuh manusia juga terpengaruh oleh penggunaan ponsel pintar secara berlebihan. Korteks prefrontal, bagian dari otak yang mengontrol impuls berhenti berkembang di usia 20 tahun. Jadi tidak perlu heran jika anak-anak dengan ponsel pintar usia dini kurang memiliki control impuls. Sehingga cenderung impulsif dan lebih sering bertindak berdasarkan emosi. Pada akhirnya, orangtua akan menentukan kapan waktu yang tepat anak punya ponsel pintar, kapan mereka benar benar membutuhkannya. Jadi orang tua harus memiliki tanggung jawab jika memberikan ponsel pintar pada anak. Jadi kesimpulannya yang dapat diambil dari dampak positif dan negatif di atas adalah, perlunya batasan usia bagi orang tua yang ingin memberikannya anak nya kebebasan dalam menggunakan ponsel pintar. Dan jika orang tua ingin memberikan ponsel pintar pada anak, maka orang tua harus bertanggung jawab dengan cara menemani dan mengawasi penggunaan ponsel yang dilakukan oleh anaknya dan mengedukasi anak agar menjadi pintar dan bijak dalam menggunakan ponsel pintar. Daftar Pustaka https://tekno.kompas.com/read/2022/02/28/16450027/telepon-seluler-dan- smartphone-tidak-sama-ini-bedanya http://psikologi.uinjkt.ac.id/adiksi-smartphone-lebih-cenderung-terjadi-pada- remaja-kok-bisa/ https://id.theasianparent.com/umur-berapa-sebaiknya-anak-punya-hp-sendiri