Disusun Oleh:
Razzaki Hilal Ramadhan Heryanto
101218056
Disusun Oleh:
Razzaki Hilal Ramadhan Heryanto
101218056
MENGESAHKAN
NIP : 119020
NIP : 119021
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir berjudul “Geologi Dan
Karakteristik Batuan Gunung Api Purba Pada Gunung Ireng Daerah Desa Pengkok Dan
Sekitarnya, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, D. I Yogyakarta” ini adalah benar
– benar merupakan hasil karya saya sendiri dan tidak mengandung materi yang ditulis oleh
orang lain kecuali telah dikutip sebagai referensi yang sumbernya telah dituliskan secara
jelas sesuai dengan kaidah penulisan karya ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dalam karya ini, saya
bersedia menerima sanksi dari Universitas Pertamina sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Materai 10000
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi rahmat-Nya dan mengizinkan
penulis menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Geologi Dan Karakteristik Batuan
Gunung Api Purba Pada Gunung Ireng Daerah Desa Pengkok Dan Sekitarnya, Kecamatan
Patuk, Kabupaten Gunungkidul, D. I Yogyakarta” dengan baik. Tulisan ini diharapkan
dapat memberikan informasi mengenai keadaan geologi pada daerah Pengkok dan
sekitarnya serta dapat memberikan gambaran mengenai karakteristik batuan gunung api
purba.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak mengalami rintangan namun pada
akhirnya dapat dilalui berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada
kesempatan ini penulis bermaksud menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak
terkait sebagai berikut:
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
demi perbaikan laporan ini.
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
(a)
Gambar 1.1. Lokasi Daerah Penelitian (a) Peta Lembar Yogyakarta (Wartono, Sukandarrumidi, dan
Rosidi. 1977) dan (b) Peta Topografi Daerah Penelitian (ArcGIS).
GEOLOGI REGIONAL
Berdasarkan pada letak yang berada di zona Pegunungan Selatan Jawa Timur,
bentang alam yang terdiri atas rangkaian pegunungan yang memanjang relatif barat
- timur dan jenis litologi penyusunnya yang didominasi oleh material – material
volkanikklastik, daerah penelitian termasuk dalam zona “Wonosari Plateau”.
Gambar 2.1. Perkembangan Tektonik Pulau Jawa Pada Jaman Kapur – Kuarter
(Asikin S dan Suyoto, 1994).
Pulonggono dan Martodjojo (1994) yang membagi pola struktur di Pulau Jawa
menjadi tiga pola kelurusan dominan yaitu: Pola Meratus (timurlaut- baratdaya),
Pola Sunda (utara– selatan) dan Pola Jawa (barat–timur).
1. Pola Meratus terbentuk pada Zaman Kapur Akhir – Eosen Awal dan berarah
(timurlaut – baratdaya).
2. Pola Sunda terbentuk pada kala Eosen – Oligosen berupa struktur regangan
yang berarah (utara – selatan).
3. Pola Jawa terbentuk pada kala Oligosen akhir – sekarang dan berarah (barat –
timur).
Gambar 2. 2. Tiga Arah Pola Struktur (Kelurusan) Di Jawa Dan Sekitarnya (Pulunggono Dan
Martodjojo, 1994).
Pada lajur – lajur pegunungan selatan terdiri dari batuan beku dan
volkaniklastik yang berumur Oligosen – Miosen, dan batuan sedimen silisiklastik
laut dangkal dari Formasi Wungkal Gamping yang berumur Eosen juga muncul
setempat di Perbukitan Jiwo dengan kontak struktural terhadap batuan dasar.
Batuan dasar tersebut juga ditutupi secara tidak selaras oleh batuan oleh karbonat
Formasi Oyo berumur Miosen Tengah, dimana sebagian membentuk beberapa
perbukitan terisolasi di sekitar Perbukitan Jiwo, seperti Gunung Jeto, Gunung
Kampak dan Gunung Lanang. Adanya hiatus yang sedemikian panjang tersebut
membawa implikasi bahwa Perbukitan Jiwo telah mengalami pengangkatan ke
permukaan, semenjak akhir Eosen sebelum batuan karbonat Miosen Tengah
diendapkan sebelum batuan karbonat Miosen Tengah diendapkan (Pannekoek,
1949).
Secara stratigrafi, urutan satuan batuan dari tua ke muda menurut penamaan
litostratifrafi menurut (Surono, 2009). Berikut urutan Formasi dari tua ke muda:
1. Batuan Malihan, berumur Kapur Atas yang terdiri dari sekis, marmer, batu
sabak dan batuan meta sedimen yang tersebar di Pegunungan Selatan hanya
pada Perbukitan Jiwo (Surono dkk, 1992), di beberapa tempat diterobos oleh
basal, diabas dan diorit (Sudarno, 1997).
2. Formasi Gamping Wungkal, berumur Eosen Tengah sampai Eosen Atas yang
terdiri dari batupasir, napal pasiran, batulempung dan batugamping melansa
(Sudarno, 1997), terendapkan setempat-setempat di perbukitan Jiwo dan di
sekitar Gunung Gude (Surono dkk, 1992).
10. Endapan Quarter, terdiri dari endapan gunungapi Lawu, endapan gunungapi
Merapi, endapan aluvium tua, endapan Formasi Baturetno, serta endapan
alluvium muda (Surono dkk, 1992).
BAB III
METODE PENELITIAN
Metodologi merupakan suatu cara ilmiah untuk memperoleh dan mengumpulkan
data demi mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini, penulis menggunakan beberapa metode
penelitian berupa studi literatur dan pengambilan data primer yang dilakukan untuk
menghasilkan sebuah data yang valid untuk diolah. Berikut merupakan tahapan penelitian
yang akan dilaksanakan:
3.1 Tahapan Persiapan
3.1.1 Studi Pustaka
Mengenai metode yang akan digunakan dan studi geologi regional
yang bertujuan untuk memberikan gambaran awal tentang kondisi geologi
daerah penelitian. Tahapan ini nantinya akan membantu penulis dalam tahap
penelitian dan pengolahan data.
3.1.2 Analisis Foto Udara Dan DEM
Analisis ini dilakukan untuk menentukan kerapatan kontur, pola
kelurusan, pola aliran sungai, dan struktur geologi. Dari tahapan ini, penulis
dapat menentukan daerah mana yang akan dijadikan sebagai daerah
penelitian dan sesuai dengan tujuan akhir dari penelitian. Pada daerah
penelitian telah dilakukan analisis kelurusan berdasarkan data DEM Jawa
Barat yang diolah menggunakan software ArcGIS. Adapun hasil yang
diperoleh, yaitu regional daerah penelitian memiliki arah tegasan utama
relatif utara – selatan dilihat dari diagram roset. Foto udara diperoleh dari
https://earth.google.com/ dan data DEM dari
https://tanahair.indonesia.go.id/.
3.2 Observasi Dan Pengolahan Data
3.2.1 Pemetaan Geologi
Tahapan pengumpulan data seperti litologi batuan, stratigrafi dan
struktur geologi. Pemetaan ini menggunakan beberapa alat pendukung,
seperti GPS, kamera digital, meteran, peta tematik (peta lintasan), buku
lapangan, dan alat tulis. Data yang diperoleh dari lapangan seperti litologi
batuan akan dikelompokkan berdasar pada kesamaan karakteristik seperti
ciri fisik dan mineralogi batuan. Setelah membagi satuan batuan, kemudian
data tersebut diolah menggunakan software ArcGIS sehingga menghasilkan
peta geologi daerah penelitian.
3.2.2 Pengamatan Kondisi Geomorfologi
b. Analisis kelurusan
Gambar 3.1. Pola Aliran Sungai Yang Dikontrol Oleh Kemiringan Dan Struktur Oleh
Twidale And Campbell (2005, 191) Dan Twidale (2004,173) Dalam Hugget, R.J.
(2011).
Gambar 3.2. (a) Skema Pengukuran Rekahan Dengan Metode Rectangular Window
Sampling Oleh Priest (1993), (B) Jenis Atribut Rekahan (Modifikasi Leubach, 1998)
Gambar 3.4. Klasifikasi Penamaan Batuan Beku (Streckeissen, 1978) Dan A. Klasifikasi
Jenis Tuff (Pettijohn, 1975) B. Batuan Piroklastik (Fisher, 1966)
d. Peta geologi dan profil penampang geologi daerah penelitian dan sekitarnya
i. Analisis petrografi
Tahap Obse
Tahap Peny
4.1 Geomorfologi
4.1.1 Morfologi Kelurusan dan Kemiringan Lereng
4.1.2 Analisis Pola Aliran Sungai
AAPG UGM-SC., (2013), Guidebook Volcanic Petroleum Play AAPG UGM-SC. Tidak
dipublikasikan.
Blessia, S., Mulyaningsih, S., Tania, D. and Heriyadi, N.W.A.A.T., (2019). Vulkano-
Stratigrafi Gunung Ireng, Desa Pengkok, Kecamatan Patuk, Kabupaten
Gunungkidul-DIY. Jurnal Teknomineral, 1(1), pp.24 – 33.
Brahmantyo, Budi, dan Bandono. (2006). Klasifikasi Bentuk Muka Bumi (Landform)
Untuk Pemetaan Geomorfologi pada Skala 1:25.000 dan Aplikasinya Untuk
Penataan Ruang. Geoaplika: Indonesia.
Fisher, R.V. (1966): Mechanism of deposition from pyroclastic flows.- Amer. J. Sci. 264:
350-363.
Novian, M.I., Setiawan, P.K.D., Salahuddin Husein, S. dan Rahardjo, W., (2007).
Stratigrafi Formasi Semilir bagian atas di Dusun Boyo, Desa Ngalang, Kecamatan
Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidul, DIY. Makalah disampaikan pada Seminar
dan Workshop Potensi Pegunungan Selatan dalam Pengembangan Wilayah, Inna
Garuda, 27-29 November 2007.
Raith, M. M., Einhardt, J. Ü. R., Raase, P., & Reinhard, J. (2011). Guide To Thin Section
Microscopy, Second Edition. Book.
Smith, H.R., Hall, R. and Nichols, G.J., (2008). Cenozoic volcanic arc history of East
Java, Indonesia: the stratigraphic record of eruptions on an active continental
margin.Special Papers Geological Society of America, 436, p.199.
Sribudiyani, Muchsin, N., Ryacudu, R., Kunto, T., Astono, P., Prasetya, I., Sapiie, B.,
Asikin, S., Harsolumakso, A.H., dan Yulianto, I., (2003). The collision of the East
Java Microplate and its implication for hydrocarbon th occurrences in the East Java
Basin. Proceedings Indonesian Petroleum Association, 29 Annual Convention and
Exhibition.
Sudarno, Ign., (1997). Kendali tektonik terhadap pembentukan struktur pada batuan
Paleogen dan Neogen di Pegunungan Selatan, Daerah Istimewa Yogyakarta dan
sekitarnya. Tesis Magister pada Institut Teknologi Bandung, 167p.
Surono, (2008). Stratigrafi dan sedimentasi Formasi Kebo dan Formasi Butak, di
Pegunungan Selatan, Jawa Bagian Selatan. Jurnal Geologi Indonesia, 3 (4) : 183 –
193.
Surono, (2009). Litostratigrafi Pegunungan Selatan Bagian Timur Daerah Istimewa
Yogyakarta Dan Jawa Tengah., Pusat Survei Geologi. Hal. 214.
Surono, B.T. and Sudirno, I., (1992). Peta Geologi Lembar Surakarta- Giritontro. Jawa.
(1408-3), Skala1, 100.
Toha, B., Resiwati, P., Srijono, Rahardjo, W. & Pramumidjojo, S., (1994). Geologi daerah
Pegunungan Selatan: Suatu kontribusi. Prosiding Geologi dan Geotektonik
PulauJawa. Jurusan Teknik Geologi FT UGM, pp. 19-28.
Van Bemmelen, R.W., (1970), The Geology of Indonesia, vol. 1A, General Geology of
Indonesia and Adjacent Archipelagoes, 2nd ed., Martinus Nijhoff, The Haque.