Anda di halaman 1dari 3

Demokrasi Pancasila

1. Penjelasan Demokrasi Pancasila

Gagasan demokrasi berasal dari negara-negara Barat. Ideologi demokrasi Barat berakar pada liberalism,
pemahaman terhadap demokrasi Barat ini,Bung Hatta mengkritik bahwa kebebasan individu semacam ini
pada akhirnya akan menimbulkan ketidakadilan sosial, karena kedaulatan hanya dipusatkan pada pemilik
modal. Sebaliknya, demokrasi modern yang berbasis pada nasionalisme religius adalah bentuk demokrasi
yang dicita-citakan bangsa Indonesia yang Kemudian merupakan cikal bakal lahirnya Demokrasi
Pancasila.

Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong yang
ditujukan kepada kesejahteraan rakyat, yang mengandung unsur-unsur berkesadaran religius, berdasarkan
kebenaran, kecintaan dan budi pekerti luhur, berkepribadian Indonesia dan berkesinambungan.

Dalam demokrasi Pancasila, sistem pengorganisasian negara dilakukan oleh rakyat sendiri atau dengan
persetujuan rakyat. Kebebasan individu tidak bersifat mutlak, tetapi harus diselaraskan dengan tanggung
jawab social. Dalam Demokrasi Pancasila keuniversalan cita-cita demokrasi dipadukan dengan cita-cita
hidup bangsa Indonesia yang Berbudi luhur.

Dalam Rancangan TAP MPR RI tentang Demokrasi Pancasila disebutkan bahwa Demokrasi Pancasila
adalah norma yang mengatur penyelenggaraan kedaulatan rakyat dan penyelenggaraan pemerintahan
negara, dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan, bagi setiap warga
negara Republik Indonesia, organisasi kekuatan sosial politik, organisasi kemasyarakatan, dan lembaga
kemasyarakatan lainnya serta lembagalembaga negara baik di pusat maupun di daerah.

2. Prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila

1). Kebebasan atau persamaan (Freedom/Equality)

Kebebasan / persamaan adalah dasar demokrasi. Kebebasan dianggap sebagai sarana mencapai kemajuan
dan memberikan hasil maksimal dari usaha orang tanpa pembatasan dari penguasa. Dengan prinsip
persamaan semua orang dianggap sama,tanpa dibeda-bedakan dan memperoleh akses dan kesempatan
bersama untuk mengembangkan diri sesuai dengan potensinya.

2). Kedaulatan Rakyat (People’s Sovereighty)

Dalam konsep kedaulatan rakyat. Hakikat kebijakan yang dibuat adalah kehendak rakyat dan untuk
kepentingan rakyat.

3). Pemerintahan yang terbuka dan bertanggung jawab

a) Dewan Perwakilan Rakyat yang representatip.

b) Badan kehakiman / peradilan yang bebas dan merdeka

c) Pers yang bebas


d) Prinsip Negara hukum

e) Sistem dwi partai atau multi partai.

f) Pemilihan umum yang demokratis

g) Prinsip mayoritas.

h) Jaminan akan hak-hak dasar dan hak-hak minoritas

3. Unsur-Unsur Demokrasi.

Menurut Sargen,Lyman Tower(1987),yaitu keterlibatan rakyat dalam mengambil keputusan


politik,tingkat persamaan hak antarmanusia,tingkat kebebasan dan kemerdekaan yang di miliki oleh
warga Negara,system perwakilan dan system pemilihan ketentuan manyoritas.

4. Pelaksanaan Demokrasi Pancasila di Indonesia

Pelaksanaan demokrasi di Indonesia dapat dibagi ke dalam lima priode :

1. Pelaksanaan demokrasi masa revolusi 1945-1950 ( Pemerintah Parlementer)


2. Pelaksanaan demokrasi masa orde lama.
a. Masa demokrasi liberal 1950-1959.
b. Masa demokrasi terpimpim tahun 1959-1965.
3. Pealaksanaan demokrasi masa orde baru tahun 1966-1998.
4. Pelaksanaan demokrasi masa transisi tahun 1998-1999.
5. Pelaksanaan demokrasi masa reformasi tahun 1999 sampai
sekarang.

5. Kesimpulan

Demokrasi Pancasila tidak bersumber pada paham individualisme, namun merupakan demokrasi yang
tumbuh dari paham kebersamaan dan kekeluargaan. Demokrasi ini mengambil konsep sikap kritis
terhadap kebijakan penguasa, musyawarah untuk mufakat dalam pengambilan keputusan politik, dan
juga budaya gotong royong.

Praktek demokrasi pancasila di Indonesia itu bercorak pada nasionalisme religius bukan pada
nasionalisme sekuler. Hal ini dapat kita lihat pada sila pertama Pancasila yang mengkomandani nilai-
nilai ketuhanan dalam ideologi Negara sebagai landasan dasar berbangsa dan bernegara.

Yang dimaksud Nasionalisme sekuler adalah paham bahwa agama dan institusi negara harus
dipisahkan, yang berarti tidak adanya prinsip prinsip agama dalam mengatur suatu negara dan
kehidupan pribadi warga negaranya.
Nama Kelompok :

1. Anna Khairunnisa

2. Ari Pangestu

3. Kiftia Ayu Pramesti

4. Nurtina Siagian

5. Nurwida Siti Sarah

Anda mungkin juga menyukai