Anda di halaman 1dari 26

Bagian 2

Besaran
dan
Pengukuran
Fisika Kelas X
"Jangan lupa
ber Doa"

Satrio Jati
“Tugas kita bukanlah untuk berhasil,
tugas kita adalah untuk mencoba
karena dalam mencoba itulah kita
menemukan kesempatan untuk berhasil.”

- Buya Hamka
Fisika Kelas X
Bab KD 3.2
Besaran dan Menerapkan prinsip prinsip
Pengukuran pengukuran besaran fisis,
ketepatan, ketelitian dan angka
penting, serta notasi ilmiah

Materi Tujuan
Pengukuran :  Siswa dapat melakukan
- Penggunaan alat ukur pengukuran panjang dengan
- Pengukuran tunggal dan berulang menggunakan jangka sorong
- Pengukuran langsung dan tak langsung dan mikrometer sekrup
Peta Konsep
Besaran dan Pengukuran

Langsung
Berdasarkan metodenya
Besaran Pengukuran
Tak
Langsung

Hasilnya
Tunggal

Pokok Turunan
Berulang

Angka
Alat Ukur
Penting
Pengukuran
Mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran sejenis yang
dijadikan acuan.

Contoh :
1. Mengukur panjang pensil dengan sebuah mistar (penggaris).

Pada kasus no. 1 yang dibandingkan adalah panjang pensil dengan mistar
dan mistar yang dijadikan acuan
Pengukuran "Berdasarkan Metodenya"

Pengukuran Langsung Pengukuran Tak Langsung


adalah pengukuran yang hasilnya langsung adalah pengukuran yang hasilnya tidak
terbaca pada alat ukur langsung terbaca pada alat ukur karena harus
Contoh : mencari besaran lain / menggunakan
 Mengukur panjang pensil dengan mistar persamaan “rumus”
 Mengukur suhu air dengan termometer Contoh :
 Mengukur luas tanah dengan meteran,
maka harus mengukur panjang dan lebar
lapangan terlebih dahulu
Pengukuran “Berdasarkan Banyaknya”

Pengukuran Tunggal Pengukuran Berulang


adalah pengukuran yang dilakukan hanya adalah pengukuran yang dilakukan lebih
sekali dari satu kali

“Keunggunlan pengukuran berulang adalah angka hasil pengukuran yang lebih


mendekati nilai yang sebenarnya, karena nilai ketidakpastian-nya semakin kecil”
Alat Ukur Panjang

Mistar Jangka Sorong Mikrometer Skrup


Mistar

Nilai skala terkecil (NST) = 1 mm

𝑵𝑺𝑻
Ketidakpastian =
𝟐
𝟏 𝒎𝒎
=
𝟐
Ketidakpastian = 0,5 mm
Jangka Sorong

“Nilai skala terkecil (NST) dari jangka


sorong bergantung dari jangka sorong
yang digunakan, karena jangka sorong
memiliki NST yang berbeda-beda”
Bagian-Bagian Jangka Sorong
2 Rahang Luar

3 Skala nonius (dalam inchi)

6 Depth probe

5 Skala utama

4 Skala nonius (dalam mm)

1 Rahang Dalam
Bagian-Bagian Jangka Sorong
1 Rahang Dalam : berfungsi untuk mengukur diameter bagian luar
atau ketebalan suatu benda
2 Rahang Luar : berfungsi untuk mengukur diameter bagian dalam suatu benda

3 Skala nonius (dalam inchi) : berfungsi sebagai skala pengukuran fraksi dalam
satuan inchi
4 Skala nonius (dalam mm) : berfungsi sebagai skala pengukuran fraksi dalam
satuan mili meter
5 Skala utama : berfungsi sebagai skala pengukuran utama

6 Depth probe : berfungsi untuk mengukur kedalaman suatu benda


Skala Pada Jangka Sorong

Skala nonius (inchi)

Skala utama (inchi)

Skala utama (mm)


Satuan pada skala utama bisa juga
dalam centi meter (cm)

Skala nonius (mm)


Cara menentukan Nilai Skala Terkecil (NST)

𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒔𝒌𝒂𝒍𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒌𝒆𝒄𝒊𝒍 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒔𝒌𝒂𝒍𝒂 𝒖𝒕𝒂𝒎𝒂


NST =
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒈𝒂𝒓𝒊𝒔 𝒔𝒌𝒂𝒍𝒂 𝒏𝒐𝒏𝒊𝒖𝒔
Contoh :
01 Tentukan nilai skala terkecil (NST) dari jangka sorong berikut !

Skala terkecil pada skala utama jangka sorong adalah 1 mm


Skala utama
(mm)

Skala nonius
(mm)

Pada skala nonius terdapat 20 garis skala “garis skala nol tidak dihitung”

Maka : NST = 𝟏 𝒎𝒎
𝟐𝟎

NST = 0,05 mm INGAT !


Pada jangka sorong lain bisa saja memiliki NST yang berbeda
Cara membaca jangka sorong !
1. Skala utama dibaca mulai dari nol sampai angka pada skala
utama di depan/sebelum angka nol pada skala nonius
2. Skala nonius yang diambil adalah skala nonius yang
sejajar/berhimpit dengan skala utama, kemudian skala nonius
tersebut dikalikan dengan NST
3. Hasil pengukuran didapatkan dengan cara menjumlahkan angka
yang didapat dari skala utama dan skala nonius
Contoh Soal :
01 Tentukan hasil pengukuran dari jangka sorong dengan nst 0,1 mm berikut !

2 3 Skala utama = 2,3 cm

Skala nonius = 2 x nst


= 2 x 0,1 mm
= 0,2 mm
= 0,02 cm
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑳𝑬𝑵𝑮𝑲𝑨𝑷
𝑥 = Hasil pengukuran ± ketidakpastian
Hasil pengukuran = skala utama + skala nonius 𝑛𝑠𝑡
= 2,3 cm + 0,02 cm 𝑥 = 2,32 cm ±
= 2,32 cm 2
𝒙 = (2,32 ± 0,005) cm
Contoh Soal :
02 Tentukan hasil pengukuran dari jangka sorong berikut !
Skala utama = 5 mm

nst

Skala nonius = jumlah garis x nst


= 10 x 0,05 mm
= 0,5 mm 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑳𝑬𝑵𝑮𝑲𝑨𝑷
Hasil pengukuran = skala utama + skala nonius 𝑥 = Hasil pengukuran ± ketidakpastian
= 5 mm + 0,5 mm 𝑛𝑠𝑡
𝑥 = 5,5 mm ±
= 5,5 mm 2
𝒙 = (5,5 ± 0,025) mm
Mikrometer Skrup

Nilai skala terkecil (NST) = 0,01 mm

𝑵𝑺𝑻
Ketidakpastian =
𝟐
𝟎,𝟎𝟏 𝒎𝒎
=
𝟐
Ketidakpastian = 0,005 mm
Bagian-Bagian Mikrometer Skrup
1 Poros tetap

2 Poros geser 5 Skala nonius

7 Ratchet

6 Thimble

4 Skala utama

3 Frame / rangka
Bagian-Bagian Mikrometer Skrup

1 Poros tetap : berfungsi sebagai sensor pada mikrometer dan titik awal
dari pengukuran
2 Poros geser : berfungsi untuk menentukan hasil dan menjepit benda yang
sedang diukur
3 Frame : berfungsi menyatukan komponen-komponen lain mikrometer
skrup
4 Skala utama : berfungsi sebagai skala pengukuran utama dalam satuan
milimeter (mm)
5 Skala nonius : berfungsi sebagai skala pengukuran fraksi dalam satuan
milimeter (mm)
6 Thimble : berfungsi untuk menggeser poros geser

7 Ratchet : berfungsi untuk menggeser poros geser dengan lebih halus


Cara membaca mikrometer skrup !

1. Bacalah skala utama terakhir yang terlihat

2. Bacalah skala nonius yang terletak segaris atau berhimpit


dengan sumbu poros tetap, kemudian dikalikan dengan nilai
skala terkecil (nst = 0,01 mm)

3. Hasil pengukuran didapatkan dengan cara menjumlahkan angka


yang didapat dari skala utama dan skala nonius
Contoh Soal :
01 Tentukan hasil pengukuran dari mikrometer berikut !

Skala nonius = 34 x nst


3,5 4,5 5,5 = 34 x 0,01 mm
= 0,34 mm

Skala utama = 6,5 mm

Hasil pengukuran = skala utama + skala nonius 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑳𝑬𝑵𝑮𝑲𝑨𝑷


= 6,5 mm + 0,34 mm 𝑥 = Hasil pengukuran ± ketidakpastian
= 6,84 mm 𝒙 = (6,84 ± 0,005 ) mm
Contoh Soal :
02 Tentukan hasil pengukuran dari mikrometer berikut !
Skala utama = 5 mm

1 234

Skala nonius = 47 x nst


= 47 x 0,01 mm
= 0,47 mm

Hasil pengukuran = skala utama + skala nonius 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑳𝑬𝑵𝑮𝑲𝑨𝑷


= 5 mm + 0,47 mm 𝑥 = Hasil pengukuran ± ketidakpastian
= 5,47 mm 𝒙 = (5,47 ± 0,005 ) mm
Thanks!

"Silahkan diputar kembali videonya


untuk lebih dapat memahami
materi yang disampaikan"

Anda mungkin juga menyukai