Disiapkan Oleh :
Ir.Iwan Pandji Purnama
Ary Jordan
Hadi Sarono
08 Agustus 2022
Excecutive Summary
Laporan ini di buat sebagai hasil survey dan analisa yang terkait dengan masalah “Cracking”
dan “Buckling” yang terjadi pada mother boom merk KATO series SR300XL yang digunakan
di PT.PDSI. Analisa dibuat berdasarkan hasil laporan inspeksi lapangan terhadap unit Mobile
Telescopic Crane, pemeriksaan dilakukan langsung pada unit di PT.PDSI Mundu Cirebon,
berdasarkan beberapa literature literature yang diperlukan, dan diskusi dengan beberapa
pihak yang terkait dan familiar dengan perawatan dan perbaikan unit mobile telescopic crane
tersebut di atas.
Telescopic Boom adalah komponen yang memperoleh tekanan dan tegangan yang relatif
paling besar dibandingkan dengan komponen lain pada struktur kontruksi mobile crane.
Tekanan dan tegangan tersebut memicu terjadinya deformasi pada struktur material yang
digunakan (base material dan filler weld) terutama pada area dimana tekanan dan tegangan
terkonsentrasi, apabila area tersebut harus menanggung beban berlebih di luar batas beban
yang diperbolehkan. JIka tekanan dan tegangan yang terjadi melebihi batas kemampuan
material untuk menahan nya, maka deformasi yang terjadi pada material bisa berlanjut menjadi
retakan (crack) atau bahkan tekukan/patahan (buckling).
Merujuk kepada data dokumentasi yang di sajikan pada laporan inspeksi mobile crane
telescopic crane oleh PT.PDSI, menunjukan bahwa cracking dan buckling pada boom, berada
pada area yang relatif sama, yaitu pada area sambungan antara boom dan cylinder shaft joint.
Analisa Finite Element Method (FEM) dari beberap literature yang kami pelajari, menunjukan
bahwa konsentasi tekanan dan tegangan terbesar pada boom crane terjadi di area yang sama,
hal ini yang menjadi petunjuk awal untuk menjawab masalah yang terjadi.
Pada Tanggal 05 Agustus 2022 kami (PT.Panalloy Metal Engineering) di undang oleh PT.PDSI
untuk survey ke site Mundu Cirebon,untuk melakukan pemeriksaan langsung terhadap unit
mobile crane yang bermasalah. Hasil pemeriksaan menunjukan bahwa cracking yang terjadi,
ada pada garis pengelasan (welding line), sehingga kami menyimpulkan bahwa material
struktur boom crane yang digunakan bukan penyebab dari masalah ini. Hal yang menarik
adalah ketika ditemukan fakta bahwa material yang digunakan untuk membentuk boom bagian
bawah bukan merupakan satu kesatuan material utuh, melainkan dua material dengan
sambungan las tepat berada di sekitar area sambungan antara boom dan shaft joint. Mengapa
menggunakan dua material?, mengapa sambungan las antar plat diletakan pada posisi
dengan konsentrasi tekanan dan tegangan terbesar pada boom?, apakah terkait dengan
safety, dimana bagian ini yang dilemahkan agar jiga terjadi overload, bagian tersebut menjadi
menekuk (buckling) sehingga resiko terjadinya fatality pada operator atau kerusakan
catastrophic pada peralatan lain di sekitar mobile crane bisa di hindari?. Pertanyaan
pertanyaan tersebut dan beberapa alternatif perbaikan (sudah disiapkan) memerlukan
diskusi lebih lanjut terlebih dahulu dengan pihak PT.PDSI sebagai owner unit mobile crane
tersebut.
Metodologi pelaporan dan pelaksanaan pekerjaan dilakukan menggunakan alur seperti berikut :
Merumuskan masalah
1. Report NDT Boom Crane Man. Kato Model Sr-300L, PT Pertamina
Drilling Services Indonesia.
2. Pemeriksaan secara langsung kondisi kerusakan pada Boom Crane di
Pengumpulan
PT Pertamina Driling Services Indonesia Cirebon.
data,informasi yang 3. Pengumpulan data dan referensi terkait dengan masalah yang muncul
diperlukan dan
merumuskan masalah
Menyusun hypothesis 4. Melakukan brainstorming dan analisa 5 W pada masalah dan membuat
berdasarkan data dan dugaan penyebab masalah.
informasi yang diperoleh 5. Membuat kesimpulan sementara
Pengumpulan Data
DOI: https://doi.org/10.53052/9788366249875.04
1. Failure mode yang terjadi adalah sama yaitu retakan atau crack yang terjadi pada plate (16mm
thickness?) di bagian bawah mother boom sekitar area sambungan antara mother boom dan shaft
cylinder joint.
2. Retakan atau kerusakan pada welding line bisa terjadi karena pemilihan material yang tidak tepat,
kesalahan pada proses pengelasan (filler, heat, metode,dll), pemilihan lokasi pengelasan yang tidak
tepat, dan/atau stress yang terlalu tinggi di area tersebut.
3. Pengujian jenis kawat/filler las dan material pembentuk boom menggunakan spectrometer perlu
dilakukan untuk memastikan jenis filler yang digunakan adalah sesuai dengan plat steel (yang tepat)
yang digunakan sebagai pembentuk mother boom.
4. Pengujian retakan perlu dilakukan untuk memastikan luasan penyebaran retakan, untuk hal ini kami
akan menggunakan ultrasonic flaw detection.
5. Berdasarkan literature terkait pengujian stress pada boom crane menggunakan metoda FEA,
memberikan informasi bahwa stress tertinggi pada mother boom berada di di bagian bawah
mother boom yaitu sekitar area sambungan antara mother boom dan shaft cyinder joint.
6. Pada pemeriksaan secara visual di area tersebut (no. 5) kami menemukan dua (2) plat steel yang
disambungkan menggunakan las, sekitar 500 mm dari cylinder joint dan mulai terjadi retakan
mengingat kekuatan sambung las relative lebih rendah dibanding steel plat.
7. Berdasarkan point no. 1, 5, 6 kami menarik hipotesa bahwa terjadinya retakan pada welding line
atau bahkan buckling pada plat pembentuk mother boom adalah lebih disebabkan karena atau
dimulai pada sambungan las sambungan plat bawah boom, karena berada di area dengan
konsentrasi stress tertinggi pada mother boom.
8. Secara visual tidak terjadi robekan atau crack pada plat steel sebagai material pembentuk mother
boom.
9. Profile pada crane KATO sesuai dengan pada section “C” pada gambar di atas, dibentuk oleh dua
(2) profile U yang dilas menjadi satu bagian di bagian ujung
profile U. Profile tersebut memerlukan plate baja jenis Low alloy
and high strength steel plate, yang cocok digunakan untuk
machinery parts, boom, crane, chassis, buildings bridges and
mobile equipment. SM 570 salah satu jenis yang cocok
digunakan untuk keperluan ini.
10. Boom adalah bagian yang mengalami stress tertinggi pada crane,
dan welding line adalah bagian terlemah dari struktur boom.
11. Merujuk kepada failure mode yang muncul pada kasus ini, dengan tidak adanya robekan pada
material; buckling pada bagian welding line seperti yang ditunjukkan pada pada gambar di atas maka
kami menarik kesimpulan awal bahwa tidak ada masalah dengan design profile dan material yang
digunakan untuk membentuk boom.
12. Hal ini perlu pembuktian lebih lanjut dengan melakukan lebih lanjut menggunakan Ultrasonic Flaw
Detection dan Spectrometer, disamping hal tersebut perlu dilakukan untuk menentukan metoda
pengelasan nanti.
1. Plat pada bagian bawah boom menjadi titik terlemah dari struktur, hal ini disebabkan karena adanya
sambungan plat (di las) yang berada pada bagian boom dengan konsentrasi stress tertinggi pada
boom. Sampai saat ini, kami belum menemukan alasan mengapa manufaktur menempatkan
sambungan di area tersebut, atau mengapa menggunakan 2 bagian plat yang berbeda padahal potensi
buckling cenderung lebih tinggi terjadi dibandingkan dengan bentuk (profile) struktur besi lainya.
Rencana Modifikasi dengan penambahan Stiffener di area sambungan antara Boom dan Shaft cylinder
Stiffener
4. Pada dasarnya pada kasus ini, crack atau buckling yang terjadi adalah cenderung diakibatkan oleh
penggunaan crane untuk beban yang berlebihan (overload) untuk frekuensi yang cukup sering
terulang. Manufaktur mungkin membuat design boom dengan factor safety terendah yang masih
diperbolehkan oleh standar, sehingga bagian inilah yang “dikorbankan” dengan pertimbangan
efisiensi biaya produksi.
5. Terlepas dari fakta di atas (no. 4), safety adalah tetap menjadi pertimbangan utama dalam
Membuat design suatu alat. Seharusnya resiko safety bisa diminimalkan tanpa harus
mengorbankan fungsi unit dengan melakukan pembatasan pada beban, KATO sendiri telah
melengkapi unitnya dengan ACS (Automatic Crane Stopper with voice alarm) atau safety overload
lain.
6. Oleh karena itu pemeriksaan fungsi menyeluruh terhadap safety device yang terpasang wajib
dilakukan disamping perbaikan tersebut. Kami juga menawarkan sistem deteksi online melalui
satelit untuk mendeteksi secara real time nilai pembebanan yang diberikan pada unit.
Referensi :
1. KATO, ROUGH TERRAIN CRANE, SR 300L, specification.
2. TODANO, GR 300 XL, 30 Ton Capacity (27.2 Metric Tons), HYDRAULIC ROUGH
TERRAIN CRANE, specification.
3. INFLUENCE OF CHANGES OF MUTUAL POSITION OF CRANE TELESCOPIC BOOM
SECTIONS ON THEIR STRESS STATE, Arkadiusz TRĄBKA1, DOI:
https://doi.org/10.53052/9788366249875.04.
4. Design of Telescopic Beams Based On Parametric Studies Using FEA and Statistical
Optimization, Neha Arieckal Jacob, Philosophi Desertation, United Arab Emirates University
Scholarworks@UAEU
5. Berita Acara inspeksi alat angkat, PT. PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA,
2022
6. BUCKLING ANALYSIS OF TELESCOPIC BOOM: THEORETICAL AND NUMERICAL
VERIFICATION OF SLIDING PADS, Ana Pavlovic, Cristiano Fragassa, Giangiacomo
Minak, ISSN 1330-3651 (Print), ISSN 1848-6339 (Online) DOI: 10.17559/TV-
20160510143822
7. Crane Supporting Steel Structure design Guide, RA Mac Crimmon, Acres international,
Niagara Falls, Ontario, Canadian Institute of Steel Construction, 2004.
8. DESIGN CAPACITY TABLES FOR STRUCTURAL STEEL HOLLOW SECTIONS,
Australian Tube Mills A.B.N. 21 123 666 679. PO Box 246 Sunnybank, Queensland 4109
Australia