Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit berkomunikasi dengan masyarakat untuk memfasilitasi akses
masyarakat ke pelayanan di rumah sakit dan informasi tentang pelayanan yang
disediakan oleh rumah sakit. Rumah sakit mengenali komunitas dan populasi
pasiennya, serta merencanakan komunikasi berkelanjutan dengan kelompok kunci
(keygroup) tersebut. Komunikasi dapat dilakukan kepada individu secara langsung
atau melalui media publik dan agen yang ada di komunitas atau pihak ketiga melalui
komunikasi efektif.
Tujuan komunikasi efektif dengan masyarakat adalah memfasilitasi akses
masyarakat ke pelayanan di rumah sakit. Dalam memenuhi kebutuhan pelayanan di
rumah sakit maka rumah sakit juga harus mengembangkan pendekatan untuk
meningkatkan komunikasi efektif pada pasien dan keluarga. Komunikasi efektif harus
tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dipahami oleh penerima. Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Depok memiliki tugas pokok melaksanakan upaya kesehatan secara
berdaya guna dengan mengutamakan upaya promotif, preventif, penyembuhan dan
pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan dan
pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.
Pelayanan kesehatan di RSUD Kota Depok meliputi berbagai bidang ilmu
yang saling terkait. Pelayanan tersebut dapat bersifat mandiri ataupun kolaboratif.
Komunikasi yang efektif sangat dibutuhkan agar tidak terjadi kesalahan menangkap
informasi antar pemberi pelayanan, yang akan mengakibatkan kemungkinan cedera
bagi pasien. Komunikasi efektif adalah: tepat waktu, akurat, jelas, dan mudah
dipahami oleh penerima, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahpahaman.Dalam
rangka memberikan acuan yang lebih terinci bagi tenaga Kesehatan Rumah Sakit
maka disusunlah panduan komunikasi efektif Rumah Sakit

B. TUJUAN
Komunikasi merupakan proses bicara dalam bahasa Inggris
diakronimkan sebagaiTALK. TALK menrupakan akronim dari T (talk to each
other) yakni berbicara satudengan orang lainnya, A (act together to care for our
RSUD Kota Depok 1
reseidents, patients and families)secara bersama memeberikan pelayanan antar
petugas, residen, pasien dan keluarga, L(listen to each other) yaitu satu dengan yang
lain nya saling mendengarkan dan K (knowand understand each other) yakni tahu dan
mengerti satu dengan yang lain nya

C. DEFINISI
Komunikasi adalah Sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari
seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut
mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau informasi”.
(Komaruddin, 1994;Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz & Weihrich, 1988).
Komunikasi efektif adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi
dari seseorangkepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain
tersebut mengerti betul apayang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau
informasi

RSUD Kota Depok 2


BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan Komunikasi Efektif diterapkan pada setiap unit pelayanan yang ada
di RSUD Kota Depok kepada semua pasien rawat inap, pasien Instalasi Gawat
Darurat (IGD), pasien rawat jalan dan pasien yang akan menjalani suatu prosedur (
sebelum pemberian obat, sebelum pemberian tranfusi darah dan produk darah,
sebelum pengambilan sample untuk pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan
radiologi, sebelum dilakukan pengobatan / tindakan lain). Pelaksana penduan ini
adalah semua tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit ( Tenaga Medis, Perawat,
Bidan, Farmasi dan tenaga ksehatan lain), staf di ruang rawat, staf administrasi dan
staf pendukung yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok.

RSUD Kota Depok 3


BAB III
TATALAKSANA

A. PRINSIP IDENTIFIKASI PASIEN


1. Semua pasien rawat inap, IGD dan yang akan menjalani suatu prosedur harus di
identifikasi dengan benar saat masuk rumah sakit dan selama masa perawatannya.
2. Kapanpun dimungkinkan, pasien rawat inap harus menggunakan gelangdentifikasi
dengan minimal 3 (tiga) data yaitu nama pasien, tanggal lahir dan nomor Rekam Medis
(RM).
3. Tujuan utama tanda identifikasi ini adalah untuk mengidentifikasi pemakainya.
4. Gelang identifikasi ini digunakan pada proses untuk mengidentifikasi pasien ketika
pemberian obat, darah, atau produk darah ( pengambilan darah danspesimen lain untuk
pemeriksaan klinisatau pemberian pengobatan atau tindakan lain

B. KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB


1. Seluruh Staf Rumah Sakit.
a. Memahami dan menerapkan prosedur identifikasi pasien
b. Memastikan identifikasi pasien yang benar ketika pemberian obat, darah, atau
produk darah (pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis) atau
pemberian pengobatan atau tindakan lain.
c. Melaporkan kejadian salah identifikasi pasien termasuk hilangnya gelang pengenal
2. Perawat yang Bertugas ( Perawat Penanggung Jawab Asuhan)
a. Bertanggung jawab memakaikan gelang identifikasi pasien dan memastikan
kebenaran data yang tercatat di gelang pengenal.
b. Memastikan gelang identifikasi terpasang dengan baik. Jika terdapat kesalahan data,
gelang identifikasi harus diganti dan bebas coretan.
3. Kepala Instalasi/Kepala Ruangan
a. Memastikan seluruh staf di instalasi memahami prosedur identifikasi pasiendan
menerapkannya.
b. Menyelidiki semua insiden salah identifikasi pasien dan memastikanterlaksananya
suatu tindakan untuk mencegah terulangnya kembali insidenstersebut.

RSUD Kota Depok 4


4. Kepala Bidang/Kepala Seksi
a. Memantau dan memastikan panduan identifikasi pasien dikelola dengan baik oleh
Kepala Instalasi/Kepala Ruangan
b. Menjaga standarisasi dalam menerapkan panduan identifikasi pasien

C. TATALAKSANA GELANG IDENTIFIKASI PASIEN


1. Semua pasien harus diidentifikasi dengan benar sebelum pemberian obat, darah, atau
produk darah (pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis) atau
pemberian pengobatan atau tindakan lain
2. Identifikasi menggunakan gelang pasien, identifikasi terdiri dari tiga identitas: nama
pasien (e KTP), nomor rekam medik, dan tanggal lahir.
3. Pasien laki-laki memakai gelang warna biru, pasien perempuan memakaigelang warna
pink, sedangkan kancing merah sebagai penanda alergi, dan kancing kuning penanda
risiko jatuh, kancing ungu penanda Do Not Resucitate (DNR).
4. Pada gelang identifikasi pasien: Nama pasien harus ditulis lengkap sesuai e-KTP bila
tak ada gunakan KTP/kartu identitas lainnya, bila tak ada semuanya minta
pasien/keluarganya untuk menulis pada formulir identitas yang disediakan RS dengan
huruf kapital pada kotak kota huruf yang disediakan, nama tidak boleh disingkat, tak
boleh salah ketik walau satu huruf.
5. Identitas pasien pada gelang adalah stiker label pasien yang dicetak mesin printer
label pasien.
6. Pakaikan gelang identifikasi di pergelangan tangan pasien yang tidak menggangu
adanya prosdur tindakan dengan tulisan menghadap petugas dan diberi jarak satu jari
kelingking, jelaskan dan pastikan gelang tepasang dengan baik dan nyaman untuk
pasien
7. Jika tidak dapat dipakaikan di pergelangan tangan, pakaikan di pergelangan kaki.
Pada situasi dimana tidak dapat dipasang di pergelangan kaki# gelangidentifikasi
dapat dipakaikan di baju pasien di area yang jelas terlihat. Hal ini harus dicatat di
rekam medis pasien.
8. Gelang identifikasi harus dipasang ulang jika baju pasien diganti dan harus selalu
menyertai pasien sepanjang waktu

RSUD Kota Depok 5


9. Pada kondisi tidak memakai baju, gelang identifikasi harus menempel pada badan
pasien dengan menggunakan perekat transparan atau tembus pandang. Hal ini harus
dicatat di rekam medis pasien
10. Gelang pengenal dan gelang alergi hanya boleh dilepas saat pasien keluar, pulang dari
rumah sakit. Gelang risiko jatuh hanya boleh dilepas apabila pasien sudah tidak
berisiko jatuh
11. Petugas melakukan identifikasi pasien minimal dua dari tiga identitas pasien diatas
dan dilakukan diawal pertemuan dengan pasien untuk selanjutnya peugas hanya
melihat (Visual) gelang pasien ktika akan melakukan tindakan.
12. Identifikasi dengan cara verbal (menanyakan/mengkonfirmasi nama pasien) dan
visual (melihat gelang pasien)
13. Saat menanyakan identitas pasien, selalu gunakan pertanyaan terbuka, misalnya"
Siapa nama anda?” Dan jangan menggunakan pertanyaan tertutup seperti” Apakah
nama anda ibu Susi?
14. Jika pasien tidak mampu memberitahukan namanya, misalnya pada pasien tidak sada,
bayi, disfasia, gangguan jiwa, verifikasi identitas pasien kepada keluarga atau
pengantarnya. Jika mungkin gelang pengenal jangan dijadikan satu-satunya bentuk
identifikasi sebelum dilakukan suatu intervensi, Tanya ulang nama dan tanggal lahir
pasien, kemudian bandingkan jawaban pasien dengan data yang tertulis di gelang
pengenalnya.
15. Semua pasien harus di identifikasi secara benar sebelum dilakukan pemberian
obat, tranfusi/produk darah, pengobatan, prosedur /tindakan, diambil sample darah,
urin atau cairan tubuh lainnya
16. Pasien rawat jalan tak harus memakai gelang identitas pasienkecuali telah
ditetapkan lain oleh RS,misalnya ruang endoskopi dan sebagainya
17. Bila dalam satu ruang terdapat pasien dengan nama sama, pada cover luar folder
rekam medik dan semua formulir permintaanpenunjang . harus diberi tanda “HATI
HATI PASIEN DENGAN NAMA SAMA
18. Pengecekan gelang identifikasi dilakukan tiap kali pergantian jaga perawat.
19. Sebelum pasien ditransfer ke unit lain, lakukan identifikasi dengan benar dan pastikan
gelang identifikasi terpasang dengan baik.

RSUD Kota Depok 6


20. Unit yang menerima transfer pasien harus menanyakan ulang identitas pasien dan
membandingkan data yang diperoleh dengan yang tercantum digelang identifikasi.
21. Pada kasus pasien yang tidak menggunakan gelang identifikasi, Hal ini dapat
dikarenakan berbagai macam sebab seperti :
- Menolak penggunaan gelang identifikasi
- Gelang identifikasi menyebabkan iritasi kulit
- Gelang identifikasi terlalu besar
- Pasien melepas gelang identifikasi
22. Pasien harus diinformasikan akan risiko yang dapat terjadi jika gelangidentifikasi
tidak dipakai. Alasan pasien harus dicatat pada rekam medis.
23. Jika pasien menolak menggunakan gelang identifikas,# petugas harus lebih waspada
dan mencari cara lain untuk mengidentifikasi pasien dengan benar sebelum dilakukan
prosedur kepada pasien
D. Tindakan yang membutuhkan identifikasi pasien dengan benar
 Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan identifikasi pasien :
1. Pemberian obat-obatan
2. Prosedur pemeriksaan radiologi (Rontgen, MRI dan sebagainya)
3. Intervensi pembedahan dan prosedur invasif lainnya
4. Transfusi darah
5. Pengambilan sampel (misalnya darah, tinja,urin, dan sebagainya)
6. Transfer pasien
7. Konfirmasi kematian
 Para staf RSUD Kota Depok harus mengkonfirmasi identifikasi pasien dengan benar
dengan menanyakan nama dan tanggal lahir pasien, kemudian membandingkannya
dengan yang tercantum di rekam medis dan gelang pengenal.
 Jangan menyebutkan nama, tanggal lahir, dan alamat pasien dan meminta pasien untuk
mengkonfirmasi dengan jawaban ya atau tidak.
 Jangan melakukan prosedur apapun jika pasien tidak memakai gelang pengenal. Gelang
pengenal harus dipakaikan ulang oleh perawat yang bertugas menangani pasien secara
personal sebelum pasien menjalani suatu prosedur

RSUD Kota Depok 7


E. Tatalaksana Identifikasi Pasien Pada Pemberian Obat-Obatan
1. Perawat harus memastikan identitas pasien dengan benar sebelum melakukan prosedur,
dengan cara:
a. Meminta pasien untuk menyebutkan nama lengkap dan tanggal lahirnya.
b. Periksa dan bandingkan data pada gelang pengenal dengan rekam medis. Jika data
yang diperoleh sama, lakukan prosedur/ berikan obat Jika terdapat ≥ 2 pasien di
ruangan rawat inap dangan nama yang sama, periksa ulang identitas dengan melihat
alamat rumahnya.
2. Jika data pasien tidak lengkap, informasi lebih lanjut harus diperoleh sebelum
pemberian obat dilakukan.

F. Tatalaksana Identifikasi Pasien yang Menjalani Pemeriksaan Radiologi


1. Petugas Radiologi harus memastikan identitas pasien dengan benar sebelum melakukan
prosedur, dengan cara:
a. Meminta pasien untuk menyebutkan nama lengkap dan tanggal lahirnya.
b. Periksa dan bandingkan data pada gelang pengenal dengan rekam medis. Jika data
yang diperoleh sama, lakukan prosedur.
c. Jika terdapat ≥ 2 pasien di departemen radiologi dangan nama yang sama, periksa
ulang identitas dengan melihat alamat rumahnya.
2. Jika data pasien tidak lengkap, informasi lebih lanjut harus diperoleh sebelum pajanan
radiasi (exposure) dilakukan.

G. Tatalaksana Identifikasi Pasien yang Menjalani Tindakan Operasi


1. Petugas di kamar operasi harus mengkonfirmasi identitas pasien
2. Jika diperlukan untuk melepas gelang identifikasi selama dilakukan operasi,
tugaskanlah seorang perawat di kamar operasi untuk bertanggungjawab melepas dan
memasang kembali gelang identifikasi pasien.
3. Gelang identifikasi yang dilepas harus ditempelkan di depan rekam medis pasien

H. Tatalaksana Identifikasi Pasien yang akan Dilakukan Pengambilan dan Pemberian


Darah (Transfusi Darah)
1. Identifikasi, pengambilan, pengiriman, penerimaan, dan penyerahan komponen darah
(transfusi) merupakan tanggungjawab petugas yang mengambil darah.

RSUD Kota Depok 8


2. Dua orang staf RS yang kompeten harus memastikan kebenaran: data demografik pada
kantong darah, jenis darah, golongan darah pada pasien dan yang tertera pada kantong
darah, waktu kadaluasanya, dan identitas pasien pada gelang pengenal.
3. Staf RS harus meminta pasien untuk menyebutkan nama lengkap dan tanggal lahirnya
4. Jika staf RS tidak yakin / ragu akan kebenaran identitas pasien, jangan lakukan
transfusi darah sampai diperoleh kepastian identitas pasien dengan benar.

I. Tatalaksana Identifikasi pada Bayi Baru Lahir atau Neonatus


1. Gunakan gelang pengenal di ekstremitas yang berbeda
2. Untuk bayi baru lahir yang masih belum diberi nama, data di gelang pengenal berisikan
jenis kelamin bayi, nama ibu, tanggal dan jam lahir bayi, nomor rekam medis bayi, dan
modus kelahiran.
3. Saat nama bayi sudah didaftarkan, gelang pengenal berisi data ibu dapat dilepas dan
diganti dengan gelang pengenal yang berisikan data bayi.
4. Gunakan gelang pengenal berwarna merah muda (pink) untuk bayi perempuan dan
biru untuk bayi laki-laki.
5. Pada kondisi di mana jenis kelamin bayi sulit ditentukan, gunakan gelang
pengenalberwarna putih.

J. Tatalaksana Identifikasi Pasien Rawat Jalan


1. Tidak perlu menggunakan gelang pengenal
2. Sebelum melakukan suatu prosedur/ terapi, tenaga medis/ perawat harus menanyakan
identitas pasien berupa nama dan tanggal lahir. Data ini harus dikonfirmasi dengan
yang tercantum pada rekam medis.
3. Jika pasien adalah rujukan dari dokter umum / puskesmas / layanan kesehatan lainnya,
surat rujukan harus berisi identitas pasien berupa nama lengkap, tanggal lahir, dan
alamat. Jika data ini tidak ada, prosedur / terapi tidak dapat dilaksanakan. Jika pasien
rawat jalan tidak dapat mengidentifikasi dirinya sendiri, verifikasi data dengan
menanyakan keluarga / pengantar pasien.

K. Tatalaksana Identifikasi Nama Pasien yang Sama di Ruangan Rawat Inap


1. Jika terdapat pasien dengan nama yang sama, harus diinformasikan kepada perawat
yang bertugas setiap kali pergantian jaga.

RSUD Kota Depok 9


2. Berikan label / penanda berupa ‘pasien dengan nama yang sama’ di lembar pencatatan,
lembar obat-obatan, dan lembar tindakan.
3. Kartu bertanda ‘pasien dengan nama yang sama’ harus dipasang di papan nama pasien
agar petugas dapat memverifikasi identitas pasien.

L. Tatalaksana Identifikasi Pasien yang Identitasnya Tidak Diketahui


1. Pasien akan dilabel menurut prosedur RS Royal Progress sampai pasien dapat
diidentifikasi dengan benar. Contoh pelabelan yang diberikan berupa: Tn X/ Ny X,
Pria/Wanita Tidak Dikenal
2. Saat pasien sudah dapat diidentifikasi, berikan gelang pengenal baru dengan identitas
yang benar.

M. Tatalaksana Identifikasi Pasien Dengan Gangguan Jiwa


1. Kapanpun dimungkinkan, pasien gangguan jiwa harus menggunakan gelang pengenal.
2. Akan tetapi terdapat hal-hal seperti kondisi pasien atau penanganan pasien yang
menyebabkan sulitnya mendapat identitas pasien dengan benar sehingga perlu
dipertimbangkan untuk menggunakan metode identifikasi lainnya.
3. Identifikasi pasien dilakukan oleh petugas yang dapat diandalkan untuk
mengidentifikasi pasien, dan lakukan pencatatan di rekam medis.
4. Pada kondisi di mana petugas tidak yakin / tidak pasti dengan identitas pasien
(misalnya saat pemberian obat), petugas dapat menanyakan nama dan tanggal lahir
pasien (jika memungkinkan) dan dapat dicek ulang pada rekam medis.
5. Jika terdapat ≥ 2 pasien dengan nama yang sama di ruang rawat, berikan tanda / label
notifikasi pada rekam medis, papan nama pasien, dan dokumen lainnya

N. Tatalaksana Identifikasi Pasien yang Meninggal


1. Pasien yang meninggal di ruang rawat RS Royal Progress harus dilakukan konfirmasi
terhadap identitasnya dengan gelang pengenal dan rekam medis (sebagai bagian dari
proses verifikasi kematian).
2. Semua pasien yang telah meninggal harus diberi identifikasi dengan menggunakan 2
gelang pengenal, satu di pergelangan tangan dan satu lagi di pergelangan kaki.

RSUD Kota Depok 10


3. Satu salinan surat kematian harus ditempelkan di kain kafan. Jika pasien
menggunakan kantong jenazah, salinan kedua harus ditempelkan di kantong jenazah
(body bag). Salinan ketiga disimpan di rekam medis pasien.

O. Macam-macam Gelang Identifikasi


Gelang identifikasi pasien yang tersedia di RS Royal Progress adalah sebagai berikut :
1. Gelang berwarna merah muda/ pink untuk pasien berjenis kelamin perempuan.
2. Gelang berwarna biru untuk pasien berjenis kelamin laki-laki.
3. Gelang berwarna merah untuk pasien dengan alergi tertentu.
Catatan : Semua pasien harus ditanyakan apakah mereka memiliki alergi tertentu.
Semua jenisalergi harus dicatat pada rekam medis pasien.
4. Gelang berwarna kuning untuk pasien dengan risiko jatuh.
Catatan : Semua pasien harus dikaji apakah mereka berisiko jatuh dan dicatat pada
rekam medisnya.

P. Melepas Gelang Identifikasi


1. Gelang pengenal (Gelang Pink/ Gelang Biru), hanya dilepas saat pasien pulang atau
keluar dari rumah sakit.
2. Kancing untuk alergi (Gelang Merah), hanya dilepas saat pasien pulang atau keluar
dari rumah sakit.
3. Kancing untuk risiko jatuh (Gelang Kuning), hanya dilepas saat pasien sudah tidak
berisiko untuk jatuh
4. Yang bertugas melepas gelang identifikasi adalah perawat yang bertanggungjawab
terhadap pasien selama masa perawatan di rumah sakit (PPJP).
5. Gelang identifikasi dilepas setelah semua proses selesai dilakukan. Proses ini
meliputi: pemberian obat-obatan kepada pasien dan pemberian penjelasan mengenai
rencana perawatan selanjutnya kepada pasien dan keluarga.
6. Gelang identifikasi yang sudah tidak dipakai harus digunting menjadi potongan-
potongan kecil sebelum dibuang ke tempat sampah.
7. Terdapat kondisi-kondisi yang memerlukan pelepasan gelang identifikasi sementara
(saat masih dirawat di rumah sakit), misalnya lokasi pemasangan gelang identifikasi
mengganggu suatu prosedur. Segera setelah prosedur selesai dilakukan, gelang
identifikasi dipasang kembali.

RSUD Kota Depok 11


Q. Pelaporan Insiden/ Kejadian Kesalahan Identifikasi Pasien
1. Setiap petugas yang menemukan adanya kesalahan dalam identifikasi pasien harus
segera melapor kepada petugas yang berwenang di ruang rawat / departemen tersebut,
kemudian melengkapi laporan insidens.
2. Petugas harus berdiskusi dengan Kepala Instalasi atau Manajer mengenai pemilihan
cara terbaik dan siapa yang memberitahukan kepada pasien / keluarga mengenai
kesalahan yang terjadi akibat kesalahan identifikasi.
3. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah:
a. Kesalahan penulisan alamat di rekam medis
b. Kesalahan informasi / data di gelang pengenal
c. Tidak adanya gelang pengenal di pasien
d. Misidentifikasi data / pencatatan di rekam medis
e. Misidentifikasi pemeriksaan radiologi (rontgen)
f. Misidentifikasi laporan investigasi
g. Misidentifikasi perjanjian (appointment)
h. Registrasi ganda saat masuk rumah sakit
i. Salah memberikan obat ke pasien
j. Pasien menjalani prosedur yang salah
k. Salah pelabelan identitas pada sampel darah
4. Kesalahan juga termasuk insiden yang terjadi akibat adanya misidentifikasi, dengan
atau tanpa menimbulkan bahaya, dan juga insidens yang hampir terjadi di mana
misidentifikasi terdeteksi sebelum dilakukan suatu prosedur.
5. Beberapa penyebab umum terjadinya misidentifikasi adalah:
A. Kesalahan pada administrasi / tata usaha
a. Salah memberikan label
b. Kesalahan mengisi formulir
c. Kesalahan memasukkan nomor / angka pada rekam medis
d. Penulisan alamat yang salah
e. Pencatatan yang tidak benar / tidak lengkap / tidak terbaca
B. Kegagalan verifikasi
a. Tidak adekuatnya / tidak adanya protokol verifikasi
b. Tidak mematuhi protokol verifikasi

RSUD Kota Depok 12


c. Kesulitan komunikasi
- Hambatan akibat penyakit pasien, kondisi kejiwaan pasien, atau
keterbatasan bahasa
- Kegalan untuk pembacaan kembali
- Kurangnya kultur / budaya organisasi
6. Jika terjadi insidens akibat kesalahan identifikasi pasien, lakukan hal berikut ini:
a. Pastikan keamanan dan keselamatan pasien
b. Pastikan bahwa tindakan pencegahan cedera telah dilakukan
c. Jika suatu prosedur telah dilakukan pada pasien yang salah atau dilakukan di
tempat yang salah, para klnisi harus memastikan bahwa langkah-langkah yang
penting telah diambil untuk melakukan prosedur yang tepat pada pasien yang tepat.

R. Revisi Dan Audit


1. Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu 2 tahun
2. Rencana audit akan disusun dengan bantuan audit medik dan panitia keselamatan
pasien serta akan dilaksanakan dalam waktu 6 bulan setelah implementasi
kebijakan. Audit klinis ini meliputi:
a. Jumlah persentase pasien yang menggunakan gelang pengenal
b. Akurasi dan reliabilitas informasi yang terdapat di gelang pengenal
c. Alasan mengapa pasien tidak menggunakan gelang pengenal
d. Efikasi cara identifikasi lainnya
e. Insiden yang terjadi dan berhubungan dengan misidentifikasi
3. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan identifikasi pasien akan
dipantau dan ditindaklanjuti saat dilakukan revisi kebijakan.

RSUD Kota Depok 13


Algoritma Identifikasi Pasien

Pasien masuk
Rumah Sakit

Melalui IGD / Klinik Dirawat untuk menjalani


operasi elektif

Apakah terdapat rekam Apakah terdapat rekam


medis sebelumnya medis sebelumnya

Ya Tidak Ya Tidak

• Identitas pasien diperiksa dari rekam • Identitas pasien diperiksa dan


medis.
• Lengkapi
 Lengkapi dibandingkan dengan rekam medis.
identitas
 Buatlah gelang pengenal berisi  Buatlah gelang pengenal berisi nama
identitas pasien
nama depan dan tengah, tanggal depan dan tengah, tanggal lahir,
lahir, nomor rekam medis pasien • Gelang
nomor rekam medis
 Bila pasien Alergi, buatlah gelang  Gelang identifikasi
 Bila pasien Alergi, buatlah gelang
identifikasi alergi berisi nama, pengenal identifikasi alergi berisi nama, umur, dibuat dan
umur, No RM, Jenis Alergi dibuat No RM, Jenis Alergi diperiksa ulang
 Bila pasien berisiko jatuh, buatlah dan  Bila pasien berisiko jatuh, buatlah pada pasien
gelang identifikasi alergi berisi diperiksa gelang identifikasi alergi berisi nama,
nama, • umur,
Lengkapi
No RM, Tingkat ulang umur, No RM, Tingkat Risiko Jatuh
Risiko identitas
Jatuh pasien pada  Data di gelang identifikasi diperiksa
 Data di gelang identifikasi diperiksa ulang pada pasien
• Gelang pasien
ulang pada pasien pengenal
dibuat dan

Gelang pengenal dipakaikan ke pergelangan tangan


pasien yang dominan (misalnya: tangan yang digunakan)

 Gelang pengenal pasien diperiksa, pasien diminta untuk menyebutkan nama lengkap dan tanggal
lahirnya sebelum menjalani prosedur, seperti:
- Pengambilan darah/ sampel cairan tubuh lainnya
- Transfusi darah
- Pemberian obat-obatan
- Intervensi pembedahan dan prosedur invasif lainnya
- Transfer pasien
- Prosedur pemeriksaan radiologi (rontgen, MRI, dan sebagainya)

 Gelang identifikasi harus diperiksa setiap pergantian jaga oleh  Lepas gelang identifikasi saat pasien
perawat berikutnya untuk memastikan gelang terpasang pulang / keluar dari rumah sakit
dengan baik dan terbaca.  Lepas gelang risiko jatuh bila pasien
 Ganti gelang identifikasi jika terdapat kesalahan data sudah tidak berisiko untuk jatuh
 Jangan mencoret atau menimpa tulisan sebelumnya dengan
data baru

RSUD Kota Depok 14


Audit Gelang Pengenal pada Pasien Rawat Inap

Tanggal : Ruang rawat :


Pertanyaan Jawaban 1 2 3 4 5
Apakah pasien menggunakan gelang Ya / tidak
identifikasi?
Warna gelang pengenal Biru Ya / tidak
Merah muda Ya / tidak
Lainnya Sebutkan
Warna gelang alergi Merah Ya / tidak
Warna gelang risiko jatuh Kuning Ya / tidak
Apakah gelang ini benar? Ya / tidak
Posisi gelang pengenal Pergelangan Ya / tidak
tangan
Lainnya Sebutkan
Kesesuaian gelang pengenal Baik Ya / tidak
Cukup Ya / tidak
Buruk Ya / tidak
Tulisan berwarna hitam Ya / tidak
Dapat dibaca Ya / tidak
Nama depan Ya / tidak
Nama akhir Ya / tidak
Tanggal lahir Ya / tidak
Nomor rekam medis Ya / tidak
Jenis alergi
Tingkat risiko jatuh
Informasi tambahan pada gelang pengenal Sebutkan
yang tidak perlu

RSUD Kota Depok 15


BAB IV
DOKUMENTASI

1. SPO Pemasangan gelang identitas pasien Ranap


2. SPO Pemasangan gelang identitas pada bayi baru lahir
3. SPO Identifikasi pasien dalam memberikan obat parenteral
4. SPO Identifikasi pasien dalam memberikan obat oral
5. SPO Identifikasi pasien dalam memberikan transfusi

RSUD Kota Depok 16


DAFTAR PUSTAKA

Departement of Health, Government of Western Australia. (2010). Western Australian


patient
identification policy.

World Health Organization Collaborating Centre for Patient Safety Solutions. (2007). Patient
identification. Dalam: Patient Safety Solutions. Volume 1. Solution 2.
-------. (2009). Critical Management Solutions. Patient identification policy.
http//www.kraskerhc.com. Diperoleh 25 Februari 2012.

Mid Western Regional Hospital. Mid Western Regional Orthopaedic Hospital, Mid Western
Regional Maternity Hospital. (2010). Patient identification policy and procedure.

Tameside Hospital NHS Foundation Trust. (2010). Patient identification policy.

Royal United Hospital Bath. (2010). Policy for the positive identification of patients.
-------. (2009). Primary Care Provision. Patient identification policy. http//
www.bolton.nhs.uk.
Diperoleh 25 Februari 2012.

Bath and North Somerset. (2009). Patient identification policy and procedure.

California Association for Medical Laboratory Technology Distance Learning Program.


(2010).
Patient identification.

Royal Free Hampstead NHS Trust. (2008). Patient identification policy.

RSUD Kota Depok 17

Anda mungkin juga menyukai