Anda di halaman 1dari 14

INSPIRAMATIKA | Jurnal Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran Matematika

Volume 7, Nomor 2, Desember 2021, ISSN 2477-278X, e-ISSN 2579-9061

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN


KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN
BERBASIS MASALAH

Khusnul Khotimaha, Ali Shodikinb, Arezqi Tunggal Asmanac


a
Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Islam Darul ‘Ulum Lamongan,
khotimahkhusnul2018@gmail.com, Jl. Airlangga No. 03 Sukodadi, Lamongan.
b
Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Islam Darul ‘Ulum Lamongan,
alishodikin@unisda.ac.id, Jl. Airlangga No. 03 Sukodadi, Lamongan.
c
Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Islam Darul ‘Ulum Lamongan,
arezqitunggal@unisda.ac.id, Jl. Airlangga No. 03 Sukodadi, Lamongan.

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan berpikir kritis dan kemandirian belajar
siswa di SMP Terpadu Nurul Ummah Sukomalo. Guru lebih banyak menggunakan metode
ceramah saat pembelajaran berlangsung. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan
tersebut adalah dengan menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan di SMP Terpadu Nurul Ummah Sukomalo, penelitian ini menggunakan
bantuan tes untuk mengetahui hasil data dari kemampuan pemahaman konsep siswa. Berdasarkan
analisis data dapat diketahui bahwa nilai sig pada uji normalitas kemampuan berpikir kritis
maka diterima, dimana Sampel dari populasi berdistribusi normal. Pada uji hipotesis
diperoleh pretes diperoleh , dengan derajat kebebasan , kemudian postes
diperoleh , dengan derajat kebebasan 20. Berdasarkan penentuan penarikan kesimpulan
yaitu jika , dimana didapat dari daftar distribusi t dengan
maka diterima dan ditolak, sehingga dari hasil uji-t tersebut terdapat perbedaan
kemampuan berpikir kritis sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan. Selanjutnya pasa uji N Gain
diperoleh Nilai n gain didapat dengan kriteria yang dilihat dari tabel kriteria
menunjukan nilai n gain kemampuan berpikir kritis berkategori Sedang . Nilai sig
pada uji normalitas kemandirian belajar siperoleh maka diterima, dimana Sampel
dari populasi berdistribusi normal. Sedangkan pada uji hipotesis diperoleh pretes diperoleh
, dengan derajat kebebasan , kemudian postes diperoleh , dengan derajat
kebebasan 20. Sehingga dari hasil uji-t tersebut terdapat perbedaan kemandirian belajar siswa
sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan. Hasil uji N Gain pada kemandirian belajar diperoleh
0,360068307 dimana nilai gain kurang dimana dengan kategori sedang.
Kata Kunci: Kemampuan berpikir kritis, kemandirian belajar, pembelajaran berbasis masalah

ABSTRACT
This research was motivated by the low critical thinking skills and learning independence of
students at Nurul Ummah Sukomalot Integrated Middle School. Teachers mostly use the lecture
method when learning takes place. Efforts made to overcome these problems are by applying a
Problem Based Learning Model. Based on research that has been conducted at SMP Terpadu Nurul
Ummah Sukomalo, this study used a test aid to determine the data results from the students'
conceptual understanding ability. Based on data analysis, it can be seen that the sig value in the
normality test of critical thinking skills is sig> α then H_0 is accepted, where H_0: The sample
from the population is normally distributed. In the hypothesis test, the pretest T_Hitung obtained
37.137, with 20 degrees of freedom, then the posttest T_Hitung obtained 134.240, with 20 degrees
of freedom.Based on the determination of the conclusion, that is if T_Tabel <T_Hitung <T_Tabel,
where T_Tabel is obtained from the t distribution list with α = 0.05 then H_0 is accepted and H_1
is rejected, so that from the t-test results there are differences in critical thinking skills before
treatment and after treatment. Furthermore, in the N Gain test phase, the n gain value obtained was

88
INSPIRAMATIKA, Volume 7, Nomor 2, pp 88-101

0.621221424 with the criteria seen from the criteria table 0.3≤g≤0.7 showing the value of n gain for
the critical thinking ability in the moderate category. The sig value on the normality test of learning
independence is siper> α then H_0 is accepted, where H_0: The sample from the population is
normally distributed. Whereas in the hypothesis test, the pretest T_Hitung obtained 20.452, with 20
degrees of freedom, then the posttest T_Hitung obtained 28.407, with 20 degrees of freedom. So
that from the t-test results there are differences in student learning independence before treatment
and after treatment. The results of the N Gain test on learning independence obtained 0.360068307
where the gain value is less ≤ 0.7 where 0.3≤g≤0.7 with the moderate category.

Keywords: Critical thinking ability, independent learning, problem based learning.

PENDAHULUAN pelajaran matematika. Siswono (2008:14)


Matematika merupakan mata menyatakan bahwa orientasi
pelajaran yang diajarkan di Indonesia pembelajaran matematika saat ini
sejak bangku sekolah dasar hingga diupayakan lebih menekankan kepada
perguruan tinggi. Menurut Hidayat dkk, pengajaran ketrampilan berpikir tingkat
(2015:516), sugesti buruk siswa pada tinggi yang salah satunya adalah berpikir
pelajaran matematika membuat kritis. Pentingnya mengembangkan dan
matematika lebih sedikit disukai dari melatih siswa untuk menggunakan
pelajaran lainnya. Hal ini sejalan dengan kemampuan berpikir kritis saat ini saat
Ayubi (2018:356) bahwa tidak sedikit ini sangat dibutuhkan, karena
siswa yang berasumsi matematika kompleksitas dunia yang terus meningkat
merupakan mata pelajaran yang sulit juga menuntun kemampuan yang setara
yang terlihat ketika diawal pembelajaran untuk menganalisis setiap situasi secara
siswa sudah mengeluh karena mereka logis, sehingga mampu memecahkan
langsung berpikir bahwa mereka tidak maslah yang sulit (Hendriana, 2017).
bisa. Saat belajar ada siswa yang Menurut Putri (2017:10), kemampuan
memperhatikan dan ada pula yang tidak, berpikir kritis adalah kemampuan
bahkan ada siswa yang mengganggu memecahkan masalah yang meliputi
siswa yang lainnya yang menyebabkan kemampuan siswa dalam menganalisis
mereka tidak bisa fokus pada saat belajar, pertanyaan, memfokuskan pertanyaan,
sehingga kemampuan dalam berpikir mengidentifikasi menentukan solusi,
siswa akan rendah. menuliskan jawaban serta kesimpulan.
Kemampuan berpikir yang sudah Berdasarkan informasi yang diperoleh
tidak asing lagi dalam dunia pendidikan peneliti, pada kenyataanya siswa di SMP
antara lain berpikir kritis dalam Terpadu Nurul Ummah Sukomalo belum
pembelajaran, terutama pada mata sepenuhnya memiliki kemampuan
89
INSPIRAMATIKA, Volume 7, Nomor 2, pp 88-101

memecahkan masalah, hal ini dilihat dari yang efektif untuk pengajaran proses
siswa yang pada saat proses pembelajaran berpikir tingkat tinggi. Hal ini sejalan
selalu bergantung terhadap orang lain. dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kurangnya kemampuan siswa dalam Jumaisyaroh (2015:102) yang
menganalisis untuk memecahkan masalah menyatakan bahwa dengan menggunakan
menjadi alasan siswa kurang semangat pembelajaran berbasis masalah dapat
dalam pembelajaran matematika. Hal ini meningkatkan kemampuan berpikir kritis
berdampak pada kemandirian belajar serta kemandirian belajar siswa
siswa yang tidak memiliki semangat dibanding dengan pembelajaran
untuk belajar. Suid (2017:72) langsung. Sintak-sintak pembelajaran
menyatakan bahwa kemandirian biasanya yang digunakan dalam pembelajaran
ditandai dengan kemampuan menentukan berbasis masalah ada lima yaitu:
nasib sendiri, kreatif dan inisiatif, mengorientasi siswa pada masalah,
mengatur tingkah laku, bertanggung mengorganisasi siswa untuk belajar,
jawab, mampu menahan diri, membuat membimbing dan mengembangkan, dan
keputusan-keputusan sendiri, serta menyajikan hasil karya. Adapun
mampu mengatasi masalah tanpa ada kelebihan pembelajaran berbasis masalah
pengaruh dari orang lain. Adapun adalah memberi tantangan kepada siswa
indikator-indikator kemandirian belajar untuk menemukan pengetahuan baru,
yang digunakan pada penelitian ini yaitu: membantu siswa bagaimana mentransfer
(1) inisiatif belajar, (2) mendiagnosa pengetahuan mereka untuk memahami
kebutuhan belajar, (3) menetapkan target masalah dalam kehidupan nyata,
atau tujuan belajar, (4) memandang mengembangkan kemampuan siswa
kesulitan sebagai tantangan, (5) untuk berpikir kritis.
memanfaatkan dan mencari sumber yang Latar belakang yang penulis
relevan, (6) memilih dan menetapkan paparkan maka untuk meningkatkan
strategi belajar. (7) mengevaluasi proses kemampuan berpikir kritis serta
dan hasil belajar, (7) konsep diri/self kemandirian belajar siswa dalam mata
efficacy. Berdasarkan penjelasan tersebut pelajaran matematika sangatlah
perlu dilakukan upaya perbaikan dipengaruhi oleh model pembelajaran
pembelajaran yang dapat memungkinkan yang digunakan. Maka, timbulah
siswa berperan aktif dalam pembelajaran. permasalahan mengenai peningkatan
Menurut Trianto (2007:68), pembelajaran kemampuan berpikir kritis serta
berbasis masalah merupakan pendekatan kemandirian belajar siswa melalui
90
INSPIRAMATIKA, Volume 7, Nomor 2, pp 88-101

pembelajaran berbasis masalah. Untuk Adapaun indikator kemampuan berpikir


memperoleh jawaban terhadap masalah kritis menurut Facione (dalam Putri
tersebut, peneliti mengadakan penelitian (2018:797)) ada empat yaitu: (1)
yang berjudul “Meningkatkan interpretasi, (2) evaluasi, (3) analisis, (4)
Kemampuan Berpikir Kritis dan interfensi.
Kemandirian Belajar Siswa melalui Upaya meningkatkan
Pembelajaran Berbasis Masalah di SMP kemampuan berpikir kritis dan
Terpadu Nurul Ummah Sukomalo” kemandirian belajar siswa, hendaknya
Penelitian ini bertujuan untuk guru menggunakan model pembelajaran
mengetahui apakah ada peningkatan yang tepat dalam proses pembelajaran.
kemampuan berpikir kritis melalui Riyanto (2010:291) menyatakan bahwa
pembelajaran berbasis masalah di SMP pembelajaran berbasis masalah dipilih,
Terpadu Nurl Ummah Sukoalo, selain itu karena pembelajaran berbasis masalah ini
untuk mengetahui apakah ada memiliki sifat berpusat pada siswa dan
peningkatan kemandirian belajar siswa menekankan pada kemandirian belajar
melalui pembelajaran berbasis masalah di siswa. Pembelajaran berbasis masalah
SMP Terpadu Nurul Ummah Sukomalo. juga terbukti kemampuan pemahaman
Berdasarkan hasil penelitian konsep dan pemecahan masalah
Nurfalah (2019), menyatakan bahwa matematika siswa (Nurwahid &
terdapat hubungan positif antara Shodikin, 2021). Terlatihnya siswa untuk
kemampuan berpikir kritis matematis menggali berpikir kritis dalam
siswa dan kemandirian belajar siswa yang pembelajaran matematika, diharapkan
mendpatkan hasil yang signifikan. siswa akan dapat mengimplementasikan
Sejalan dengan penelitian Egok (2016) berpikir kritis dalam berbagai bidang
Menyatakan kemampuan berpikir kritis kehidupan baik pada masa sekarang
dan kemandirian belajar bersamasama maupun di masa yang akan datang,
memberikan konstribusi yang cukup sehingga kemandirian belajar siswa juga
signifikan terhadap hasil belajar akan berkembang.
matematika, dimana semakin tinggi Berdasarkan uraian tersebut,
kemampuan berpikir kritis siswa dan peneliti menarik kesimpulan bahwa
kemandirian belajar yang positif dengan memilih model pembelajaran
memberikan gambaran adanya yang cocok, guru dapat mengembangkan
kepercayaan diri yang tinggi maka dapat kemampuan berpikir kritis serta
meningkatkan hasil belajar matematika.
91
INSPIRAMATIKA, Volume 7, Nomor 2, pp 88-101

kemandirian belajar siswa, sehingga hasil VIII SMP Terpadu Nurul Ummah
belajar siswa akan lebih bagus. Sukomalo yang terdiri dari 21 siswa.
Instrumen yang digunakan untuk
METODE PENELITIAN memperoleh data berpikir kritis siswa
Jenis penelitian yang digunakan dalam pembelajaran. Berikut instrumen
dalam penelitian ini adalah kuantitatif kemampuan berpikir kritis dan
dengan metode eksperimen, karena kemandirian belajar siswa yang diamati
metode ini sebagian dari metode adalah sebagai berikut : (1) Lembar Tes
kuantitatif yang mempunyai ciri khas kemampuan berpikir kritis, (2) Lembar
tersendiri. Penelitian ini mengacu pada angket, (3) Lembar Keterlaksanaan
rancangan penelitian dengan Pembelajaran. Teknik pengumpulan data
menggunakan desain one group pretest- yang digunakan dalam penelitian ini
postest design, yaitu eksperimen yang adalah tes, angket, observasi
dilakukan tanpa adanya kelompok keterlaksanaan pembelajaran. Analisis
pembanding. Sebelum diberikan data kemampuan berpikir kritis dan
perlakuan, kelompok eksperimen terlebih kemandirian belajar siswa dengan cara uji
dahulu diberikan pretest, kemudian normalitas untuk mengetahui normal atau
diberikan perlakuan dengan pembelajran tidaknya data, uji hipotesis (uji t) untuk
berbasis masalah. dengan demikian hasil mengetahui perbedaan rata-rata sebelum
perlakuan dapat diketahui lebih akurat perlakuan dan sesudah perlakuan, uji N
serta dapat dibandingkan antara keadaan Gain untuk mengetahui selisih nilai
sebelum diberikan perlakuan dengan sebelum perlakuan dengan sesudah
keadaan setelah diberikan perlakuan. perlakuan.
Populasi adalah keseluruhan HASIL DAN PEMBAHASAN
subjek penelitian. Apabila seseorag ingin Hasil Penelitian
meneliti semua elemen yang ada dalam 1. Kemampuan Berpikir Kritis
wilayah penelitian, maka penelitiannya Hasil pretest kemampuan
merupakan penelitian populasi (Arikunto: berpikir kritis diperoleh nilai rata-
2006:130). Berdasarkan uraian tersebut rata . Sedangkan hasil postest
populasi dalam penelitian ini adalah diperoleh nilai rata .
semua siswa SMP Terpadu Nurul Berdasarkan data nilai pretest dan
Ummah Sukomalo. Sedangkan sampel posttest diketahui bahwa nilai
dalam penelitian ini adalah siswa kelas presentase pretest

92
INSPIRAMATIKA, Volume 7, Nomor 2, pp 88-101

sedangkan nilai presentase posttest bahwa diterima, dimana


diperoleh . Hasil merupakan .
kemampuan berpikir kritis secara Setelah dilakukan uji normalitas,
klasikal diperoleh untuk pretest selanjutnya adalah uji perbedaan rata-rata
dengan kategori kurang dan atau uji t. adapun hasil uji t dapat dilihat
untuk postes dengan kategori cukup. pada Tabel 4.3 sebagai berikut.
Untuk lebih jelas disajikan dalam Tabel 4.3
Hasil Uji-t Kemampuan Berpikir Kritis
Tabel 4.1 berikut: Test Value = 0
95%
Tabel 4.1 Sig. Confidence
Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis (2- Mean Interval of the
Nilai Presentase Kategori taile Differen Difference
Prete Poste Pret Poste Prete Post t df d) ce Lower Upper
s s es s s es PRETE
37,173 20 ,000 44,476 41,98 46,97
Rat ST
a- POSTT
134,240 20 ,000 79,095 77,87 80,32
rata EST
Kemampuan berpikir
kritis secara klasikal Berdasarkan Tabel pada 4.3
tersebut dapat kita ketahui bahwa
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat pretes diperoleh ,
terdapat perbedaan rata-rata sebelum
dengan derajat kebebasan ,
perlakuan dan sesudah perlakuan. Namun
kemudian postes diperoleh
, dengan derajat kebebasan
Tabel 4.2
Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Kritis 20. seperti yang sudah dijelaskan
Kolmogorov-
Smirnova Shapiro-Wilk dibab sebelumnya bahwa penentuan
Statistic df Sig. Statistic df Sig. penarikan kesimpulan yaitu jika
PRETEST
,175 21 ,095 ,953 21 ,387 , dimana
POSTTES
,178 21 ,080 ,941 21 ,224
T didapat dari daftar distribusi t
a. Lilliefors Significance Correction
dengan maka diterima
untuk mendapat hasil lebih akurat,
dan ditolak . yang diperoleh
peneliti menghitung dengan berbantuan
dari daftar distribusi t diperoleh .
SPSS 22 For Windows untuk menguji
Berdasarkan uraian tersebut, hasil uji t
normalitas, uji hipotesis, dan uji N gain.
kemampuan berpikir kritis yaitu
Hasil uji normalitas diperoleh hasil
pretes maupun postes
yang dapat dilihat dari Tabel 4.2.
lebih besar dari , maka
Pada hasil uji normalitas dapat dilihat
ditolak dan diterima, dimana
sehingga sesuai dengan kriteria
nilai pretes sama dengan nilai postes,
penarikan kesimpulan pada uji normalitas
nilai pretes kurang dari nilai
93
INSPIRAMATIKA, Volume 7, Nomor 2, pp 88-101

postes. Sehingga, dari hasil uji-t Berdasarkan tabel tersebut dapat


tersebut terdapat perbedaan kita lihat bahwa rata-rata sebelum
kemampuan berpikir kritis sebelum pembelajaran berbasis masalah
perlakuan dan sesudah perlakuan. diterapkan adalah dengan kategori
Uji N Gain pada kemampuan Kurang, dan rata-rata dari yang diperoleh
berpikir kritis bertujuan untuk setelah diterapkan pembelajaran adalah
mengetahui apakah ada peningkatan dengan kategori Baik.
kemampuan berpikir kritis. dari hasil Melihat dari hasil tersebut, terlihat
uji n gain diperoleh data pada Tabel bahwa rata-rata kemandirian belajar
4.4 sebagai berikut: siswa meningkat sebelum perlakuan
Tabel 4.4 Hasil Uji N-Gain dengan sesudah perlakuan. Namun, agar
Jumlah Rata- Rata-
Siswa rata rata Kriteria
lebih akurat peneliti melakukan uji
pretes Postes
normalitas, uji hipotesis dan uji n gain.
Sedang
Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih
Berdasarkan hasil pada tabel 4.3 dahulu peneliti melakukan uji normalitas.
uji n gain kemampuan berpikir kritis Adapun hasil uji normalitas dengan
tersebut, diperoleh Nilai n gain berbantuan aplikasi SPSS 22 For
dengan kriteria yang Windows diperoleh data sebagai berikut:
dilihat dari tabel kriteria Tabel 4.6
menunjukan nilai n gain kemampuan Uji Normalitas Kemandirian Belajar
Kolmogorov-
berpikir kritis berkategori Sedang.
Smirnova Shapiro-Wilk
2. Respon Kemandirian Belajar Siswa
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Angket respon kemandirian yang
PRETEST ,158 21 ,186 ,935 21 ,176
telah diberikan kepada siswa bertujuan POSTTES
,169 21 ,120 ,935 21 ,174
untuk mengetahui peningkatan respon T

a. Lilliefors Significance Correction


kemandirian belajar sebelum perlakuan
Berdasarkan tabel 4.6 pada uji
pembelajaran dan sesudah perlakuan
normalitas kemandirian belajar tersebut
pembelajaran. Adapun data yang
dapat diketahui bahwa taraf signifikansi
diperoleh adalah sebagaimana pada Tabel
tersebut lebih dari ( ),
4.5 sebagai berikut.
sebagaimana yang sudah dijelaskan pada
Tabel 4.5
Respon Kemandirian Belajar Siswa bab sebelumnya bahwa kriteria pengujian

Nama Prosentase Kategori uji normalitas adalah jika maka


Siswa Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Rata-
diterima, dimana Sampel dari
50,14 67,38 Kurang Baik
rata

94
INSPIRAMATIKA, Volume 7, Nomor 2, pp 88-101

populasi berdistribusi normal. Jika diterima dan ditolak . yang


maka ditolak dan diperoleh dari daftar distribusi t diperoleh
diterima, dimana sampel dari . sesuai kriteria penarikan
populasi yang tidak berdistribusi normal. kesimpulan menunjukan bahwa
Berdasarkan kriteria pengujian tersebut pretes maupun postes lebih besar
hipotesis yang dinyatakan sampel dari , maka ditolak dan
berdasarkan dari populasi yang diterima, dimana nilai pretes sama
berdistribusi normal ( ) diterima. dengan nilai postes, nilai pretes
Selanjutnya, setelah dilakukan uji kurang dari nilai postes. Sehingga, dari
normalitas, peneliti melakukan uji hasil uji-t tersebut terdapat perbedaan
hipotesis untuk mengetahui perbedaan kemandirian belajar siswa sebelum
rata-rata kemandirian belajar siswa perlakuan dan sesudah perlakuan.
sebelum perlakuan dengan sesudah Selanjutnya, peneliti melakukan
perlakuan. Adapun hasil uji hipotesis atau uji n gain untuk mengetahui peningkatan
uji t tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.7. kemandirian belajar siswa, adapaun hasil
Tabel 4.7 uji n gain kemandirian belajar siswa
Hasil Uji-t Kemandirian Belajar
Siswa diperoleh sebagai berikut:
Test Value = 0
Tabel 4.8
95%
Sig. Confidence Hasil Rekapitulasi Uji N Gain
(2- Mean Interval of the Kemandirian Belajar Siswa
taile Differen Difference
t df d) ce Lower Upper Jumlah Rata- Rata-
PRETES Siswa rata rata Kriteria
20,452 20 ,000 50,143 45,03 55,26
T sebelum sesudah
POSTTE 50,14 67,38 0,3600 Sedang
28,407 20 ,000 67,381 62,43 72,33
ST

Hasil rekapitulasi uji n gain yang


Berdasarkan tabel 4.7 dapat
dapat diketahui pada Tabel 4.8, bahwa
diketahui bahwa pretes diperoleh
dari jumlah sampel berdasarkan populasi
, dengan derajat kebebasan ,
didapat rata-rata nilai angket respon
kemudian postes diperoleh
kemandirian belajara siswa sebelum
, dengan derajat kebebasan 20.
adanya perlakuan dan sesudah adanya
seperti yang sudah dijelaskan dibab
perlakuan. Rata-rata nilai sebleum adanya
sebelumnya bahwa penentuan penarikan
perlakuan adalah sedangkan nilai
kesimpulan yaitu jika
rata-rata sesudah adanya perlakuan
, dimana didapat dari daftar
didapat , dari nilai rata-rata tersebut
distribusi t dengan maka
kemudian dianalisis dengan

95
INSPIRAMATIKA, Volume 7, Nomor 2, pp 88-101

menggunakan rumus n gain dan di yang terdiri dari beberapa indikator


kategorikan pada kriteria yang ada pada kemandirian belajar.
uji n gain. Hasil uji n gain tersebut 1. Kemampuan Berpikir Kritis
didapat 0,360068307 dimana nilai gain Hasil dari pretes kemampuan
kurang dimana berpikir kritis diperoleh rata-rata
dengan kategori sedang. , dengan kategori Sangat
Rendah. Hasil postes kemampuan
3. Keterlaksanaan pembelajaran berpikir kritis didapat rata-rata
Keterlaksanaan pembelajaran yang , dengan kategori Sedang.
diamati dalam penelitian ini meliputi Untuk memastikan lebih jelas
fase-fase yang terdapat dalam peneliti melakukan uji-t dan uji n
pembelajaran berbasis masalah. gain untuk mengetahui apakah
Keterlaksanaan pembelajaran diamati peningkatan kemampuan berpikir
oleh dua pengamat. Pengamat tersebut kritis signifikan atau tidak. tidak,
yaitu pengamat 1 merupakan guru mata sebelum melakukan uji perbedaan
pelajaran matematika kelas VIII , rata-rata, peneliti melakukan uji
sedangkan pengamat 2 merupakan guru normalitas terlebih dahulu untuk
mapel matematika kelas IX. Data mengetahui data tersebut
keterlaksanaan kemudian diolah dengan berdistribusi normal atau tidak.
hasil pada lampiran. Hasil uji normalitas diperoleh
Pembahasan , sehingga diterima,
Pada penelitian ini, peneliti dimana : sampel dari populasi
mengambil kelas VIII SMP Terpadu yang berdistribusi normal. Setelah uji
Nurul Ummah Sukomalo sebagai sampel. normalitas yang menyatakan data
Penelitian dilakukan selama tiga kali berdistribusi normal, selanjutnya
pertemuan, setiap pertemuan 2 jam peneliti melakukan uji hipotesis
pelajaran. Kelas tersebut diberi perlakuan untuk mengetahui lebih jelas
yaitu pembelajaran berbasis masalah perbedaan rata-rata kemampuan
untuk meningkatkan kemampuan berpikir berpikir kritis siswa sebelum
kritis dan kemandirian belajar siswa., perlakuan dan sesudah perlakuan.
sedangkan untuk mengukur kemandirian Hasil uji-t yang dilakukan peneliti
belajar sebelum perlakuan, peneliti diperoleh nilai
memberikan angket kemandirian belajar , sedangkan

96
INSPIRAMATIKA, Volume 7, Nomor 2, pp 88-101

. Berdasarkan tabel n Gain jika merupakan


distribusi t diperoleh kategori sedang, sehingga
. sesuai dengan kemampuan berpikir kritis siswa
hipotesis bahwa jika setelah diberikan perlakuan
, maka diterima mendapat kategori sedang. Saat
dan ditolak, dimana tidak ada pretes dilakukan siswa mendapat
perubahan sebelum perlakuan nilai kurang dari nilai postes, hal ini
maupun sesudah perlakuan. disebabkan siswa belum pernah
Berdasarkan hipotesis tersebut, dapat mendapatkan materi tersebut, selain
kita ketahui bahwa hasil uji-t itu siswa juga belum mendapatkan
menyatakan nilai , perlakuan pembelajaran berbasis
maka ditolak, dan diterima, masalah, sehingga jelas kiranya
artinya terdapat perbedaan terdapat selisih antara nilai pretes
kemampuan berpikir kritis sebelum dengan nilai postes.
perlakuan dengan sesudah perlakuan. 2. Kemandirian Belajar Siswa
Perbedaan rata-rata antara pretes dan Hasil kemandirian belajar sisw
postes yang diperoleh disebabkan sebelum dilakukan perlakuan
pada saat pretes dilakukan, sesuai diperoleh rata-rata , dengan
kondisi di kelas VIII SMP Terpadu kategori Kurang. Hal ini disebabkan,
Nurul Ummah, bahwa siswa belum siswa yang belum percaya diri
pernah mendapatkan materi tersebut, dengan kemampuan diri sendiri,
selain itu sebelum adanya perlakuan selain itu dalam belajar siswa masih
dari peneliti, pemilihan metode bergantung pada guru. Berdasarkan
pembelajaran guru yang kurang hasil angket respon sebelum
sesuai sehingga kemampuan berpikir perlakuan tersebut, peneliti ingin
kritis siswa masih sangat rendah. mengetahui peningkatan
Uji N Gain pada nilai hasil pretes kemandirian belajar siswa, sehingga
dan postes dilakuakan untuk setelah dilakukan perlakuan, peneliti
mengetahui selisih nilai dari pretes memberikan angket respon
dan postes tersebut. Hasil uji n gain kemandirian belajar kepada siswa.
diperoleh rata-rata N Gain Rata-rata hasil angket respon
kemampuan berpikir kritis kemandirian setelah perlakuan
, dimana pada kategori uji diperoleh , dengan kategori

97
INSPIRAMATIKA, Volume 7, Nomor 2, pp 88-101

sedang. Namun agar lebih jelas, perbedaan kemampuan berpikir


peneliti melakukan uji normalitas, uji kritis sebelum perlakuan dengan
hipotesis dan uji n gain untuk sesudah perlakuan.
mengetahui apakah ada selisih Hasil dari uji N Gain
peningkatan kemandirian belajar
kemandirian belajar siswa
siswa.
diperoleh rata-rata Gain
Hasil uji normalitas
diperoleh , sehingga berdasarkan
diterima, dimana : sampel dari
kriteria pada uji N Gain, dimana
populasi yang berdistribusi
merupakan
normal. Setelah uji normalitas
yang menyatakan data kategori sedang, maka hasil uji N
berdistribusi normal, selanjutnya
Gain kemandirian belajar
peneliti melakukan uji hipotesis
mendapat kategori Sedang. Hal
untuk mengetahui lebih jelas
perbedaan rata-rata kemandirian ini disebabkan metode
belajar siswa sebelum perlakuan
pembelajaran yang digunakan
dan sesudah perlakuan.
masih berpusat pada siswa
Hasil uji-t yang dilakukan
peneliti diperoleh nilai sehingga siswa lebih berperan
,
aktif dalam proses pembelajaran.
sedangkan
Menurut Butler (dalam Hendriana
. Berdasarkan tabel
distribusi t diperoleh 2017:231), guru hendaknya
. sesuai dengan membantu siswa melaksanakan
hipotesis bahwa jika
siklus belajar kemandirian secara
, maka
diterima dan ditolak. fleksibel dan adaptif , sehingga

Berdasarkan hipotesis tersebut, pemilihan metode pembelajaran


dapat kita ketahui bahwa hasil uji-
juga sangat diperlukan dalam
t menyatakan nilai
membentuk kemandirian belajar
, maka ditolak, dan
diterima, artinya terdapat siswa.

98
INSPIRAMATIKA, Volume 7, Nomor 2, pp 88-101

3. Keterlaksanaan Pembelajaran dibandingkan dengan sebelum


diberlakukan pembelajaran berbasis
Hasil dari pengamatan kedua
masalah. selain itu, pendekatan guru
pengamat diperoleh rata-rata
terhadap siswa agar lebih ramah,
keterlaksanaan pembelajaran
sehingga siswa dapat mengubah pola
pertemuan pertama , kemudian
pikir yang sebelumnya kesan bahwa
presentasenya diperoleh
pembelajaran matematika itu
dengan kategori sangat bagus,
menyeramkan menjadi
artinya peneliti sudah melaksanakan
menyenangkan.
proses pembelajaran sesuai dengan
fase-fase pembelajaran berbasis
PENUTUP
masalah, meskipun masih ada
Simpulan
beberapa yang kurang sempurna.
Berdasarkan data yang sudah
Pertemua kedua diperoleh rata-rata
diperoleh dari hasil penelitian dan
dari kedua pengamat .
pembahasan sehingga dapat diperoleh
Presentase pada pertemuan kedua
simpulan sebagai berikut:
diperoleh , degan kategori
1. Kemampuan berpikir kritis melalui
Sangat bagus. Berdasarkan hasil rata-
pembelajaran berbasis masalah yang
rata dan presentase pertemuan
diterapkan berdampak untuk
pertama dan kedua, dapat kita
peningkatan kemampuan berpikir
ketahuia bahwa terdapat peningkatan
kritis pada siswa kelas VIII SMP
keterlaksanaan pembelajaran,
Terpadu Nurul Ummah Sukomalo.
meskipun masih ada beberapa yang
Hal ini dilihat dari perhitungan
perlu ditingkatkan. Pertemuan ketiga
perbedaan rata-rata uji t yang mana
tidak jauh berbeda dengan hasil
sesuai dengan hipotesis.
pengamatan kedua, pada pertemuan
2. Kemandirian Belajar siswa melalui
ketiga diperoleh rata-rata yag sama
pembelajaran berbasis masalah
dengan pertemuan kedua, yaitu
efektif dilakukan untuk peningkatkan
. Presenase pertemuan kedua
kemandirian belajar siswa, karena
diperoleh , dengan kategori
seperti yang sudah dijelaskan bahwa
sangat bagus.
proses pembelajaran tersebut
Berdasarkan hasil pembelajaran
berpusat pada siswa, sehingga siswa
berbasis masalah tersebut membantu
memiliki tanggung jawab penuh atas
siswa untuk lebih aktif bertanya
belajarnya. Hal ini dilihat dari hasil
99
INSPIRAMATIKA, Volume 7, Nomor 2, pp 88-101

sebelum perlakuan dan setelah berpikir kritis dan kemandirian


perlakuan, kemandirian belajar siswa belajar siswa.
meningkat serta memiliki perbedaan 2. Bagi Peneliti
rata-rata yang dihitung dengan uji t. Adanya kekurangan dalam
Berdasarkan hipotesis dan kriteria penulisan penelitian ini, semoga
penarikan kesimpulan pada uji t. peneliti lebih bias lebih baik dalam
Saran penyusunan penelitian selanjutnya.
Berdasarkan penelitian yang sudah
dilakukan, dapat disampaikan beberapa DAFTAR PUSTAKA
saran : Aqib. (2009). Analisis Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Kelas
1. Bagi Guru
IV dalm Pembelajaran
Guru harus lebih selesktif dalam Matematika.Journal PGSD
memilih model pembelajaran untuk Universitas Pendidikan
Ganesha.Vol.04
meningkatkan kemampuan berpikir
Arikunto. S. (2006).Prosedur Penelitian
kritis dan kemandirian belajar siswa. Suatu Pendekatan Praktik.
Karena, kemampuan berpikir kritis Jakarta: PT Rineka Cipta.
sangat penting dalam kehidupan
Ayubi. (2018). Profil Kemampuan
sehari-hari. Selain itu kemandirian Berpikir Kritis Matematis
belajar sangat diperlukan dalam Siswa SMP Negeri pada
meningkatkan kemampuan berpikir Materi Sistem Persamaan
Linier Dua Variabel.Jurnal
kritis. Oleh sebab itu dengan Pendidikan Tembusai.Vol.02
menerapkan model pembelajaran Egok, A.S. (2016). Kemampuan Berpikir
yang cocok, kemampuan berpikir Kritis dan Kemandirian
Belajar. Jurnal Pendidikan.
kritis dan kemandirian belajar juga
Hendiana, H, dkk. (2017). Hard Skills
akan berkembang, sehingga siswa dan Soft Skills Siswa
mampu menyelesaikan masalah tanpa Matematika. Bandung: Refika
Aditama.
bergantung pada orang lain
Hidayat, F, dkk. (2015). Analisis
2. Bagi Pembaca Kemampuan Berpikir Kritis
Adanya penelitian ini, yang Matematis dan Kemandirian
Belajar Siswa SMP Terhadap
masih jauh dari kesempurnaan, maka
Materi SPLDV. Jurnal On
peneliti beharap semoga penelitian ini Education: Vol.01
dapat digunakan sebagai landasan Jumaisyaroh, T. (2015). Peningkatan
penelitian selanjutnya bagi pembaca Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis dan Kemandirian
dalam meningkatkan kemampuan
100
INSPIRAMATIKA, Volume 7, Nomor 2, pp 88-101

Belajar Siswa SMP Melalui Suid, dkk. (2017). Analisis Kemandirian


Pembelajaran Berbasis Siswa dalam Proses
Masalah. Jurnal Pendidikan Pembelajaran di Kelas III SD
Ad Math Edu. Negeri 1 Banda Aceh. Jurnal
Nurfalah, A, dkk. (2019). Hubungan Pesona Dasar: Vol.01
Antara Kemampuan Berpikir Susilawati, E, dkk. (2020). Analisis
Kritis Matematis dan Tingkat Ketrampilan Berpikir
Kemandirian Belajar Siswa Kritis Siswa SMA. Jurnal
Cimahi. Jurnal On Education: Pendidikan Fisika dan
Vol.02. Teknologi. Vol.06
Nurwahid, M., & Shodikin, A. (2021). Trianto. (2007). Model-model
Komparasi Model Pembelajaran Inovatif.
Pembelajaran Problem Based Jakarta: Prestasi Pustaka.
Learning dan Inquiry Based
Learning Ditinjau dari
Kemampuan Pemahaman
Konsep dan Pemecahan
Masalah Matematika Siswa
dalam Pembelajaran
Segiempat. Jurnal Cendekia:
Jurnal Pendidikan
Matematika, 5(3), 2218-2228.
Putri, A. (2018). Profil Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis
Siswa SMP Kelas VIII
Bangun Ruang Sisi Datar.
Jurnal Pendidikan Tambusai.
Vol:02
Rijal, S. (2015). Hubungan Antara Sikap,
Kemandirian Belajar, dan
Gaya Belajar Dengan Hasil
Belajar Kognitif Siswa. Jurnal
BIOEDUKATIKA.
Siswono. P. (2008). Pembelajaran
Berbasis Masalah Untuk
Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi Matematika
Siswa Menengah
Pertama.Jurnal Pendidikan
Matematika.VOL.03
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.

101

Anda mungkin juga menyukai