Anda di halaman 1dari 3

KEUTAMAAN-KEUTAMAAN BERWUDHU

Di tulis oleh ala ustadz Abu Utsman Kharisman

Berwudhu dengan niat ikhlas karena Allah dan sesuai dengan tuntunan
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam memiliki banyak keutamaan, di antaranya:

1. Keluar dosa (kecil) bersamaan dengan mengalirnya air tetesan bekas wudhu
pada anggota tubuh.
ِ ‫ضَأ الْعب ُد الْمسلِم َأو الْمْؤ ِمن َفغَسل وجهه خرج ِمن وج ِه ِه ُك ُّل خ ِطيَئ ٍة نَظَر ِإلَيه ا بِعيَني ِه م ع الْم ِاء َأو م ع‬
‫آخ ِر‬ َ َ ْ َ َ َ ْ َْ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ُ َ ْ َ َ َ ُ ُ ْ ُ ْ ُ َْ َّ ‫ِإ َذا َت َو‬
‫آخ ِر قَطْ ِر الْ َم ِاء فَِإ َذا َغ َس َل‬
ِ ‫قَطْ ِر الْم ِاء فَِإ َذا َغسل ي َدي ِه خرج ِمن ي َدي ِه ُك ُّل خ ِطيَئ ٍة َكا َن بطَ َش ْتها ي َداه م ع الْم ِاء َأو م ع‬
ََ ْ َ ََُ َ َ َ َ ْ َ ْ َ ََ ْ َ َ َ َ
‫وب‬ ِ ُ‫الذن‬ُّ ‫آخ ِر قَطْ ِر الْ َم ِاء َحىَّت خَي ْر َج نَِقيًّا ِم ْن‬
ِ ‫ِرجلَي ِه خرجت ُك ُّل خ ِطيَئ ٍة م َشْتها ِرجاَل ه مع الْم ِاء َأو مع‬
ََ ْ َ ََ ُ ْ َ َ َ ْ َ ََ ْ ْ
ُ
Jika seorang hamba muslim atau mukmin berwudhu kemudian ia mencuci wajahnya,
keluarlah dari wajahnya seluruh dosa karena penglihatan kedua matanya bersamaan
dengan air atau akhir tetesan air. Jika ia mencuci kedua tangannya, keluarlah dari
kedua tangannya setiap dosa yang dilakukan tangannya bersamaan dengan air atau
tetesan air terakhir. Jika ia mencuci kedua tangannya keluarlah semua dosa yang
dilakukan langkah kakinya bersamaan dengan air atau tetesan air terakhir, hingga ia
keluar (dari berwudhu) dalam keadaan bersih dari dosa (H.R Muslim dari Abu Hurairah)

2. Senantiasa menjaga wudhu salah satu tanda kesempurnaan iman.


ِ ‫ظ علَى الْوض‬
‫وء ِإالَّ ُمْؤ ِم ٌن‬ ِ
ُ ُ َ ُ ‫َوالَ حُيَاف‬
Dan tidaklah menjaga wudhu kecuali seorang mukmin (H.R Ahmad, Ibnu Majah,
dishahihkan Ibnu Hibban dan al-Albany)

3. Menyempurnakan wudhu di saat kondisi menyulitkan bisa menghapus dosa


dan meningkatkan derajat seseorang.
ِ ‫ول اللَّ ِه قَ َال ِإس باغُ الْوض‬
‫وء َعلَى‬ َ ‫ات قَ الُوا َبلَى يَ ا َر ُس‬ ِ ‫َأاَل َأدلُّ ُكم علَى م ا مَيْح و اللَّه بِ ِه اخْل طَاي ا ويرفَ ع بِ ِه ال دَّرج‬
ُ ُ َْ ََ ُ َْ َ َ َ ُ ُ َ َ ْ ُ
ِّ ‫اج ِد َوانْتِظَ ُار الصَّاَل ِة َب ْع َد الصَّاَل ِة فَ َذلِ ُك ْم‬
‫الربَا ُط‬ ِ ‫الْم َكا ِر ِه و َك ْثرةُ اخْل طَا ِإىَل الْمس‬
ََ ُ َ َ َ
Maukah kalian aku tunjukkan pada hal-hal yang dengannya Allah hapus dosa-dosa dan
mengangkat derajat. Para Sahabat berkata: Ya, wahai Rasulullah. Rasul bersabda:
menyempurnakan wudhu pada saat kesulitan, memperbanyak jalan menuju masjid,
menunggu sholat setelah sholat. Itu adalah ar-Ribaath (bagaikan berjaga di perbatasan
dalam perang di jalan Allah)(H.R Muslim dari Abu Hurairah)

4. Bekas air wudhu pada anggota tubuh akan menjadi tanda yang bercahaya pada
hari kiamat sebagai tanda umat Muhammad shollallahu alaihi wasallam.
‫ت لَ ْو َكا َن لَِر ُج ٍل َخْي ٌل غُ ٌّر حُمَ َّجلَ ةٌ يِف َخْي ٍل ُد ْه ٍم‬ َ ِ‫ف َم ْن يَْأيِت َب ْع َد َك ِم ْن َُّأمت‬
َ ْ‫ك قَ َال ََأرَأي‬ ُ ‫ف َت ْع ِر‬ ِ َ ‫َف َقالُوا يا رس‬
َ ‫ول اللَّه َكْي‬ َُ َ
ِ ‫ول اللَّ ِه قَ َال فَِإنَّهم يْأتُو َن يوم الْ ِقيام ِة غًُّرا حُم َّجلِني ِمن الْوض‬
‫وء‬ َ ‫ف َخْيلَهُ قَالُوا َبلَى يَا َر ُس‬ُ ‫بُ ْه ٍم َأاَل َي ْع ِر‬
ُ ُ ْ َ َ َ َ َ َْ َ ْ ُ
Para Sahabat bertanya: Wahai Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bagaimana
engkau mengetahui orang yang datang setelahmu bahwa ia adalah umatmu? Rasul
menyatakan: Bagaimana pendapatmu jika seseorang memiliki kuda yang putih pada
bagian depan kepala dan kaki-kakinya berada di sekumpulan kuda yang hitam legam,
tidakkah ia bisa mengenali kudanya? Para Sahabat berkata: Ya, wahai Rasulullah.
Beliau bersabda: Sesungguhnya mereka (umatku) akan datang pada hari kiamat dalam
keadaan putih (bersinar) pada bagian wajah, tangan dan kakinya karena wudhu’ (H.R
Malik, anNasaai dari Abu Hurairah dishahihkan Ibnu Hibban dan al-Albany)

5. Berwudhu dengan menghirup air dan mengeluarkannya 3 kali setelah bangun


tidur bisa mengusir syaithan yang mendekam dalam rongga hidung
‫وم ِه‬
ِ ‫ضَأ َف ْليسَتْنثِر ثَاَل ثًا فَِإ َّن الشَّيطَا َن يبِيت علَى خي ُش‬
َْ َ ُ َ ْ
ِِ ِ
ْ ْ َ َّ ‫َأح ُد ُك ْم م ْن َمنَامه َفَت َو‬
َ ُ‫ظ َُأراه‬ ْ ‫ِإ َذا‬
َ ‫اسَتْي َق‬
Jika salah seorang dari kalian bangun dari tidurnya kemudian berwudhu, hendaknya
mengeluarkan air dari hidung sebanyak 3 kali karena syaithan bermalam di rongga
hidungnya (H.R al-Bukhari dari Abu Hurairah)

6. Barangsiapa yang berwudhu secara sempurna kemudian sholat dua rokaat


secara khusyu’ maka diampuni dosanya dan baginya surga.
ٍ ‫ث م َّر‬ ِ ٍ ‫َأن عثْم ا َن بن عفَّا َن ر ِض ي اللَّه عْن ه دع ا بِوض‬
َّ‫ات مُث‬ َ َ ‫ض َأ َفغَ َس َل َكفَّْي ه ثَاَل‬ َّ ‫وء َفَت َو‬ ُ َ َ َ ُ َ ُ َ َ َ َ ْ َ ُ َّ ُ‫َأخَب َره‬ ْ ‫َع ْن مُحَْرا َن َم ْوىَل عُثْ َم ا َن‬
ٍ ‫ث م َّر‬ ِ ‫ِإ‬ ٍ
‫ات مُثَّ َغ َس َل يَ َدهُ الْيُ ْس َرى‬ َ َ ‫ث َم َّرات مُثَّ َغ َس َل يَ َدهُ الْيُمْىَن ىَل الْم ْرفَ ِق ثَاَل‬ َ ‫اس َتْنَثَر مُثَّ َغ َس َل َو ْج َه هُ ثَاَل‬
ْ ‫ض َو‬ َ ‫ض َم‬ ْ ‫َم‬
ِ ٍ ‫ث م َّر‬ ِ
‫ت‬ُ ْ‫ك مُثَّ قَ َال َرَأي‬ َ ‫ات مُثَّ َغ َس َل الْيُ ْس َرى ِمثْ َل ذَل‬ ‫ِإ‬
َ َ ‫ك مُثَّ َم َس َح َرْأ َس هُ مُثَّ َغ َس َل ِر ْجلَ هُ الْيُمْىَن ىَل الْ َك ْعَبنْي ِ ثَاَل‬َ ‫ِمثْ َل ذَل‬
َّ ‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َم ْن َت َو‬
‫ض َأ حَنْ َو‬ ِ ُ ‫ض َأ حَنْ و وض وِئي ه َذا مُثَّ قَ َال رس‬
َ ‫ول اللَّه‬ َُ
ِ
َ ُ ُ َ َّ ‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم َت َو‬
ِ َ ‫رس‬
َ ‫ول اللَّه‬ َُ
‫َّم ِم ْن َذنْبِ ِه‬ ِ ِ ُ ‫وضوِئي ه َذا مُثَّ قَام َفر َكع ر ْكعت ِ اَل حُي د‬
َ ‫ِّث في ِه َما َن ْف َسهُ غُفَر لَهُ َما َت َقد‬ َ ‫َ َ َ َ ََ نْي‬ َ ُ ُ
dari Humran maula Utsman bahwasanya Utsman bin Affan radhiyallahu anhu meminta
diambilkan air wudhu kemudian beliau berwudhu mencuci kedua telapak tangannya 3
kali kemudian berkumur-kumur dan (menghirup serta) mengeluarkan air dari hidung
kemudian mencuci wajahnya 3 kali kemudian mencuci tangan kanan hingga siku 3 kali
kemudian mencuci tangan kiri hingga siku 3 kali seperti itu kemudian mengusap kepala
kemudian mencuci (telapak) kaki kanan hingga matakaki 3 kali kemudian mencuci
(telapak) kaki kiri seperti itu 3 kali. Kemudian Utsman berkata: Saya melihat Rasulullah
shollallahu alaihi wasallam berwudhu seperti wudhu saya ini kemudian beliau bersabda:
Barangsiapa yang berwudhu seperti wudhuku ini kemudian bangkit sholat dua rokaat
dengan khusyu maka akan diampuni dosanya yang telah lalu (H.R al-Bukhari dan
Muslim)
ِ ِ
ْ َ‫صلِّي َر ْك َعَتنْي ِ ُم ْقبِ ٌل َعلَْي ِه َما بَِق ْلبِه َو َو ْج ِهه ِإاَّل َو َجب‬
ُ‫ت لَهُ اجْلَنَّة‬ َ ُ‫وم َفي‬
ِ َّ ‫َما ِم ْن ُم ْسلِ ٍم َيَت َو‬
ُ ‫ضُأ َفيُ ْحس ُن ُو‬
ُ ‫ضوءَهُ مُثَّ َي ُق‬
Tidaklah seorang muslim berwudhu kemudian menyempurnakan wudhunya kemudian
bangkit melakukan sholat dua rokaat menghadapkan wajah dan hatinya (kepada Allah)
kecuali wajib baginya surga (H.R Muslim dari Uqbah bin Amir)

7. Berwudhu dan membiasakan sholat sunnah setelahnya adalah amalan


penduduk surga (Bilal bin Rabah)
‫ص اَل ِة الْ َف ْج ِر يَ ا بِاَل ُل َح ِّدثْيِن بِ َْأر َجى‬ ِ ٍ ِ ِ َّ ُ‫َع ْن َأيِب ُهَر ْي َر َة َر ِض ي اللَّهُ َعْن ه‬
َ ‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم قَ َال لبِاَل ل عْن َد‬ َ َّ ‫َأن النَّيِب‬ َ
‫ت َع َماًل َْأر َجى ِعْن ِدي َأيِّن مَلْ َأتَطَ َّه ْر‬ ِ ِ
ُ ‫ي يِف اجْلَنَّة قَ َال َم ا َعم ْل‬ َّ ‫ك َبنْي َ يَ َد‬
َ ‫ف َن ْعلَْي‬َّ ‫ت َد‬ ِ ِ
ُ ‫َع َم ٍل َعم ْلتَ هُ يِف اِإْل ْس اَل ِم فَ ِإيِّن مَس ْع‬
ِ ِ ِ ِ ‫طَهورا يِف س‬
‫ُأصلِّ َي‬
َ ‫ب يِل َأ ْن‬ َ ‫ك الطُّ ُهور َما ُكت‬ َ ‫ت بِ َذل‬ ُ ‫صلَّْي‬َ ‫اعة لَْي ٍل َْأو َن َها ٍر ِإاَّل‬
َ َ ً ُ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Nabi shollallahu alaihi wasallam berkata
kepada Bilal pada saat sholat Subuh: Wahai Bilal sampaikan kepadaku amalan yang
paling kau harapkan dalam Islam yang kau lakukan karena aku mendengar suara
sandalmu di depanku di surga. Bilal berkata: Tidaklah aku melakukan suatu amalan
yang paling aku harapkan, (kecuali) saat aku berwudhu pada siang atau malam kecuali
aku sholat sesuai dengan yang mampu aku lakukan dengan wudhu itu (H.R al-Bukhari
dan Muslim)

8. Berwudhu secara sempurna kemudian berdoa setelahnya: “Asy-hadu an laa


ilaaha illallaah wa anna muhammadan abdullahi wa rosuuluh” menyebabkan akan
dibukakan pintu surga yang delapan (H.R Muslim – telah disebut haditsnya dalam
pembahasan tentang sunnah dalam wudhu)

9. Tidur malam dalam keadaan suci (setelah berwudhu) dan berdzikir sebelumnya
memiliki beberapa keutamaan, di antaranya :
a. Disertai Malaikat dalam tidurnya.
b. Didoakan ampunan oleh para Malaikat.
c. Jika bangun, dan berdoa kepada Allah, doanya mustajabah.
d. Jika sebelumnya diiringi dengan doa khusus dari Nabi, dengan tidur miring pada sisi
kanan, kemudian meninggal dalam keadaan itu, maka ia meninggal dalam keadaan
fitrah.
ِ ِ ِ ِ ‫ك الَ يْن َقلِب س‬ ِ ِ ِ ِ ‫لَي‬
ُ‫اعةً م َن اللَّْي ِل ِإالَّ قَ َال اللَّ ُه َّم ا ْغف ْر ل َعْب د َك فَِإنَّه‬ َ َ‫ت طَ اهًرا ِإالَّ ب‬
َ َ ُ َ ٌ َ‫ات َم َع هُ يِف ش َعا ِر ِه َمل‬ ُ ‫س م ْن َعْب د يَبِْي‬
َ ْ
ِ َ‫بات ط‬
‫اهًرا‬ َ َ
Tidaklah seorang hamba tidur malam dalam keadaan suci kecuali akan bermalam pada
bajunya satu Malaikat, sehingga tidaklah ia membalikkan tubuhnya di waktu malam
kecuali Malaikat itu berdoa: Ya Allah ampunilah hambaMu ini karena sesungguhnya ia
tidur malam dalam keadaan suci (H.R atThobarony dari Ibnu Abbas dinyatakan
sanadnya jayyid oleh al-Mundziri, dinyatakan hasan li ghoirihi oleh al-Albany)
ِ َ‫ما ِمن مسلِ ٍم يبِيت علَى ِذ ْك ٍر ط‬
ْ ‫الد ْنيَا َواآْل ِخَر ِة ِإاَّل‬
ُ‫َأعطَاهُ ِإيَّاه‬ ُّ ‫َأل اللَّهَ َخْيًرا ِم َن‬
ُ ‫اهًرا َفيََت َع ُّار ِم َن اللَّْي ِل َفيَ ْس‬ َ ُ َ ُْ ْ َ
Tidaklah seorang muslim tidur malam dalam keadaan berdzikir dan suci kemudian
bangun di waktu malam kemudian meminta kepada Allah kebaikan di dunia dan akhirat
kecuali Allah berikan kepadanya (H.R Abu Dawud, anNasaai dari Muadz bin Jabal,
dishahihkan al-Albany. Abu Dzhobyah dinyatakan oleh al-Hafidz sebagai maqbuul,
namun hal ini perlu dikaji lagi karena Ibnu Ma’in dan al-Mundziri mentsiqohkannya
sedangkan tidak ada Ulama lain yang men-jarh dirinya, sebagaimana penjelasan
Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad).
ِ ْ َّ‫لص اَل ِة مُث‬ َّ ِ‫ض وءَ َك ل‬
َ ‫ت َو ْج ِهي ِإلَْي‬
‫ك‬ ُ ‫َأس لَ ْم‬ َ ‫اض طَج ْع َعلَى ِش ق‬
ْ ‫ِّك اَأْلمْيَ ِن مُثَّ قُ ْل اللَّ ُه َّم‬ ُ ‫ض ْأ ُو‬
َّ ‫ك َفَت َو‬َ ‫ض َج َع‬ ْ ‫ت َم‬ َ ‫ِإ َذا َأَتْي‬
َ ِ‫ت بِ ِكتَاب‬
‫ك‬ ُ ‫ك اللَّ ُه َّم َآمْن‬ َ ‫ك اَل َم ْل َجَأ َواَل َمْن َجا ِمْن‬
َ ‫ك ِإاَّل ِإلَْي‬ َ ‫ك َر ْغبَةً َو َر ْهبَةً ِإلَْي‬ َ ‫ت ظَ ْه ِري ِإلَْي‬
ُ ‫ك َوَأجْلَْأ‬ َ ‫ت َْأم ِري ِإلَْي‬ ُ‫ض‬ ْ ‫َو َف َّو‬
‫آخَر َما َتتَ َكلَّ ُم بِِه‬ ِ ‫ك فََأنْت علَى الْ ِفطْر ِة واجع ْله َّن‬ ِ ِ َّ ‫ك الَّ ِذي َأرس ْلت فَِإ ْن م‬ َ ِّ‫ت َوبِنَبِي‬
ِ
ُ َْ َ َ َ َ َ ‫ت م ْن لَْيلَت‬ ُ َ َْ َ ْ‫الَّذي َأْنَزل‬
Jika engkau mendatangi tempat tidurmu kemudian berwudhu sebagaimana wudhu
dalam sholat kemudian berbaring pada sisi kanan kemudian berdoa: Allaahumma
aslamtu wajhii ilaik wa fawwadltu amrii ilayk, wa alja’tu dzhohrii ilayk raghbatan wa
rahbatan ilaik laa malja-a wa laa manjaa minka illaa ilayk. Allaahumma aamantu bi
kitaabikalladzii anzalta wa bi nabiyyikalladzii arsalta. Jika engkau meninggal di malam
itu, maka engkau mati dalam keadaan fitrah. Jadikanlah itu sebagai bacaan terakhir
sebelum tidur (H.R al-Bukhari dan Muslim dari al-Bara’ bin Azib)
(dikutip dari buku “Fiqh Bersuci dan Sholat”, Abu Utsman Kharisman, penerbit Cahaya
Sunnah Bandung)

Anda mungkin juga menyukai