TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
dan plat fosfor, CR reader dan teknolog quality control workstation yang
10
11
lain dari akuisisi citra pada CR. Proses akuisisi citra dibagi menjadi
Keterangan Gambar:
1. Eksposi Sinar-X (X-ray exposure)
2. Pembacaan dan Penghapusan PSP
3. Pre-Processing Citra
4. Image Contrast dan Frequency Enhancement
5. Image Display
12
static dan pola noise tetap sehingga citra objek dihasilkan dan
dilakukan skala asli disebut “raw” data citra. Citra dimanipulasi untuk
plate terdiri dari beberapa lapisan antara lain (Carter dan Veale,
2010):
lapisan fosfor.
cahaya emisi.
e) Color layer (lapisan warna) ini terdapat pada plat terbaru yang
h) Bar code label (label bar code) Kaset CR juga terdapat sebuah
pemeriksaan.
Keterangan Gambar:
1. Protective Layer 5. Conductive Layer
2. Phosphor Layer 6. Support Layer
3. Kristal BaFx: 7. Backing Layer
Eu2+ 8. Bar code Label
4. Reflective Layer
15
2) Kaset (Cassette)
(a) (b)
Gambar 2.3 Penampang dari Kaset Computed Radiography (a) Tube Side (b)
Back Side (Ballinger dan Frank, 2003).
4) Printer
video disc (DVD) atau optical disk, jumlah unit dan rasio kompresi
pada kisi-kisi yang kosong disebut dengan “F-centers”. Saat cahaya laser
emisi cahaya tampak (dalam warna biru), lalu dideteksi oleh photocensors
sinar-X, gambar laten dapat ditampilkan dan tetap berada pada IP sampai
waktu. Secara khusus IP akan kehilangan kira-kira 25% dari energi yang
panjang gelombang sekitar 633 nanometer) atau solid state laser (670 nm),
cahaya merah dengan panjang gelombang sekitar 600 nm. Poligon atau
cermin berotasi dan berisolasi membelokkan sinar laser kembali dan maju
melintasi IP yang juga berpindah. Proses ini disebut mode “fast scan”.
(dikenal dengan slow scan) sepanjang sumbu panjang dari IP. Fluktuasi
dari IRD di mana sodium discharge lamp menghapus segala sinyal sisa
memproses sekitar 200 IP setiap satu jam dan membutuhkan kira-kira 30-
Keterangan Gambar:
1. Kaset IP
2. Sinar Laser: Arah Scanning
3. Sumber Sinar Laser
4. Reference Detector
5. Cermin
6. Lensa f-θ
7. Cermin Cylindrical
8. Translasi Plat: Arah Sub-Scan
9. Light Channeling Guide
10. PMT
11. Sinyal Output
12. ADC
13. Menuju Image Processor
14. Erasure Stage Transport
15. Light Erasure
hambur dikarenakan memiliki nilai K-edge yang lebih rendah. Hal ini
menunjukkan bahwa efek dari radiasi hambur (atau radiasi latar) dapat
yang cukup sensitif akan terjadi fog karena radiasi latar (background)
(Bushong, 2013).
20
berkisar beberapa menit pada hari-hari sibuk sampai beberapa hari selama
CR yaitu radiasi background seperti sinar cosmic dan radon pada tembok
paparan radiasi pada akuisisi citra dan diperkirakan dengan mengukur nilai
rata-rata piksel pada citra IP tanpa adanya eksposi radiasi (Khalifah dan
(Papp, 2011). Jika sisa citra laten muncul, ghosting dapat timbul pada
sangat tinggi dari dosis neutron atau sinar-X menghasilkan citra radiografi
yang jenuh. Dalam keadaan seperti ini, plat tidak terhapus sepenuhnya
a. Brightness
b. Contrast Resolution
perbedaan kecerahan antara daerah yang cerah dan gelap pada citra.
skala keabuan dari hitam sampai putih (Bushong, 2013). Setiap piksel
dalam matriks gambar pada monitor adalah satu buah skala abu yang
c. Spatial Resolution
yang tercatat atau detail dari struktur pada citra. Semakin kecil ukuran
22
d. Distortion
alignment.
e. Exposure Indicator
mAs, kV dan total area yang terpapar serta objek yang dieksposi.
f. Noise
sebagai grainy atau mottle yang muncul pada citra. Satu cara untuk
Gambar 2.5 Dark Noise pada Citra Digital (Desai dan Valentino, 2011).
24
produsen pada setiap citra yang dihasilkan sangat penting untuk dipahami.
sesuai range penerimaan dan akan memberikan kualitas citra yang baik.
Tidak ada sistem yang universal saat ini dan tiap perusahaan menerapkan
sebuah nilai yang secara langsung proporsional terhadap rata-rata dari log
tiga kategori utama tes QC yang digunakan dengan berbagai variasi waktu
radiasi atau petugas layanan yang diperkerjakan oleh rumah sakit. Uji
laser jitter, akurasi faktor eksposi dan uji penerimaan yang lainnya
dapat dilakukan oleh teknolog yang ditunjuk, ahli fisika radiasi atau
yang buruk atau hasil kualitas yang buruk. Koreksi ini umumnya
CR antara lain:
(pastikan bahwa dalam keadaan bersih dan bebas dari debu pada
c. Uji Mingguan
d. Uji Bulanan
hard-copies.
layak.
29
pelayanan pabrikan.
dilakukan sebagai uji harian jika tidak diekspos lebih dari 24 jam.
cahaya saat katoda foto diselubungi oleh radiasi optik eksternal dan
Hasil citra soft atau hard-copy pada setiap IP harus menampilkan keadaan
pengaturan window width dan window level sesuai klinis. Indikator eksposi
Jika lebih dari dua IP yang diuji terdapat masalah maka seluruh IP pada
80% gambar yang dihasilkan dari detektor tanpa eksposi. Uji ini mengukur
efisiensi dari IP dan sistem CR. Tes ini dilakukan dengan memilih IP dari
inventaris dan IP yang gagal dalam uji ini perlu diamankan dahulu dari
penggunaan. Kriteria uji dan penerimaan dari evaluasi dark noise untuk
Tabel 2.1 Kriteria Uji dan Penerimaan Dark Noise Evaluation (AAPM,
2006).
Merek CARESTREAM (dahulu KODAK)
Tidak ada eksposi pada IP. IP yang digunakan
Eksposi
adalah IP yang baru saja dihapus.
Pemrosesan Pattern
Raw data, tidak mengatur edge enhancement,
Post-Processing Citra
window = 512, level = Exposure Index
Exposure Index (EI), Pixel Value (PV) dan Pixel
Pengukuran
Value Standard Deviation (PVSD)
Keseragaman citra, tidak ada artefak ghost image,
kecuali profil bands pada direksi IP.
Kriteria Kualitatif
Kriteria Kuantitatif
EIGP < 80
ROI pada 80% Area
PVGP < 80
Citra
PVSD < 4
(General Purpose)
32
B. Kerangka Teori
Hand PA (phantom)
Cranium AP (phantom)
Pemeriksaan
Chest PA (phantom)
Abdomen AP (phantom)
Processing IP
Menggunakan Jeda Waktu Penghapusan IP
Computed Radiography
Noise
Kriteria Kriteria
Kualitatif: Kuantitatif:
*EI (Exposure Index), PV (Pixel Value), PVSD (Pixel Value Standard Deviation)
Gambar 2.7 Kerangka Teori Penelitian (AAPM, 2006; Prastanti dan Kurniawati,
2017).
33
C. Hipotesis Penelitian
Carestram
Penghapusan Terakhir
H0 = Tidak ada dark noise yang muncul mulai dari penerapan jeda
Ha = Ada dark noise yang muncul mulai dari penerapan jeda waktu